Anda di halaman 1dari 10

10 TOKOH AHLI FISIKA YANG BERAGAMA ISLAM

1. AL BATTANI (Ilmuan Islam ahli Astronom dan Penemu Hitung Jarak Keliling
Bumi Jauh Sebelum Galileo)

Al Battani (sekitar 850– 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan
dari Arab. nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani
as-Sabi’ al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal
adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-


persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.
2. Al-Khawarizmi, Penemu Algoritma

Istilah algoritma, mungkin bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ditinjau dari asal-usul
katanya, kata ‘Algoritma’ mempunyai sejarah yang agak aneh. Orang hanya menemukan kata
Algorism yang berarti proses menghitung dengan angka Arab. Seseorang dikatakan
‘Algorist’ jika menghitung menggunakan angka Arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan
asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika
menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu
Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism.

3. Al-Khazini

Abdurrahman al-Khazini hidup pada abad ke-12 M di Bizantium. Beliau adalah


ilmuwan yang menemukan berbagai teori penting dalam sains, seperti metode ilmiah
eksperimental dalam mekanik, perbedaan daya, masa dan berat, jarak gravitasi, dan energi
potensial gravitasi. Sumbangan penting Al-Khazini dalam bidang fisika terangkum dalam
kitab Mizan al-Hikmah yang ditulisnya pada tahun 1121.
4. Al-Haitham

Fisikawan ternama ini bernama lengkap Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Hasan (atau al-
Husain) Ibn Al-Haitham. Ia lahir tahun 965 di Basrah (Irak). Namun namanya mulai masyhur
di Mesir, saat pemerintahan Islam dipimpin oleh Khalifah Al-Hakim (996-1020). Beliau
merupakan Fisikawan Muslim terbesar dan salah satu pakar optik terbesar sepanjang masa.
Sepanjang hidupnya, Al-Haitham telah menulis sekitar 70 kitab. Salah satu kitabnya, Al-
Manazir, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan tajuk Opticae Thesaurus.
Dalam kitabnya Al-Haitham mengatakan, proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata.
Bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles. Dalam kitab
itu ia juga menjelaskan berbagai cara untuk membuat teropong dan kamera sederhana
(kamera obscura).
5. Al-Biruni (Penemu Gaya Gravitasi)

Bu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni, ilmuwan besar ini dilahirkan pada
362 H atau bulan September 973 M, di desa Khath yang merupakan ibukota kerajaan
Khawarizm, Turkmenistan (kini kota Kiva, wilayah Uzbekistan). Ia lebih dikenal dengan
nama Al Biruni. Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al Biruni tumbuh dan
besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan. Prestasi paling menonjol di
bidang fisika ilmuwan Muslim yang pertama kali memperkenalkan permainan catur ke
negeri-negeri Islam ini adalah tentang penghitungan akurat mengenai timbangan 18 batu.
Selain itu, ia juga menemukan konsep bahwa cahaya lebih cepat dari suara. Dalam kaitan ini,
Al-Biruni membantah beberapa prinsip fisika Aristotelian seperti tentang gerak gravitasi
langit, gerak edar langit, tempat alamiah benda serta masalah kontinuitas dan diskontinuitas
materi dan ruang.
Dalam membantah dalil kontinuitas materi yang menyatakan, benda dapat terus-
menerus dibagi secara tak terhingga, Al-Biruni menjelaskan bahwa jika dalil itu benar tentu
benda yang bergerak cepat tidak akan pernah menyusul benda yang mendahuluinya, namun
bergerak lambat. Kenyataannya, urai Al-Biruni, dalam pengamatan kita, benda yang bergerak
cepat dapat menyusul benda yang mendahuluinya seperti bulan yang mendahului matahari
karena gerak bulan jauh lebih cepat daripada matahari. Lalu Al-Biruni menjelaskan bahwa
alangkah hinanya jika kita menafikan pengamatan atas kenyataan itu. Sebagai seorang
fisikawan, A1-Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis berat (specific
gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan akurat. Konsep ini sesuai
dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh benda tertarik oleh gaya gravitasi bumi.
Teori ini merupakan pintu gerbang menuju hukum-hukum Newton 500 tahun kemudian. Al
Biruni juga mengajukan hipotesa tentang rotasi bumi di sekeliling sumbunya. Konsep ini lalu
dimatangkan dan diformulasikan oleh Galileo Galilei 600 tahun setelah wafatnya Al Biruni.
6. JA’FAR MUHAMMAD IBNU MUSA AL-KHUWARIZMI

Al-Khwarizmi dikenal dengan nama Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.
Gelaran yang terkenal di dunia Barat adalah al-Khawarizmi. Selain itu beberapa gelaran
lainnya adalah Abu Abdullah atau Abdul Ja’far, al-gorism dan al-Cowarizmi. Beliau lahir di
Provinsi Khurasan, Khiva, Uzbekistan 194 H/780 M pada masa Bani Abbasiyah dan wafat
pada tahun 266 H/ 850 M di Baghdad. Al Khwarizmi beragama islam yang telah diketahui di
dalam bukunya, Al-Jabar dan dikenal sebagai Bapak Al-Jabar, Bapak Algoritma dan penemu
angka 0.

FATHER OF ALJABAR
Bapak Al-Jabar; adalah sebutan untuk Al-Khwarizmi karena beliau adalah orang pertama
yang membahas definisi aljabar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penemuannya dibahas dalam karyanya yang berjudul Al Mukthtasar fi Hisab Al Jabr wal
Muqabalah (Rangkuman Perhitungan Kalkulasi dengan Melengkapkan dan
Menyeimbangkan). Karyanya ditulis pada 830 M. Ia menjelaskan berbagai penyelesaian
segitiga, lingkaran, angka nol dan lain-lain yang membuat penemuan aljabar ini memiliki
dampak yang sangat luar biasa dalam segala bidang, karena konsep-konsep perhitungan
matematikanya yang fenomenal hingga sekarang. Terdapat berbagai terjemahannya yang
telah diedit ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarrafa dan
Muhammad Mursi Ahmad pada tahun 1939, dan bahasa Inggris oleh Rosen pada 1831.
FATHER OF ALGORITHM
Algoritma adalah prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-
langkah terbatas; urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Sejarah
mencatat bahwa Al-Khwarizmi adalah orang yang mengenalkan konsep Al-Goritma dalam
matematika. Kata algoritma sendiri berasal dari nama Al-Khuwarizmi. Algoritma
diindikasikan sebagai nama Al-Khuwarizmi yang dikenal oleh dunia Barat.
7. Jafar Muhammad bin Musa bin Shakir Banu Musa

Jafar Muhammad bin Musa bin Shakir Banu Musa, (800 - 873), adalah seorang astronom
dan matematikawan dari Baghdad. Ia bersama kedua saudaranya (Ahmad Banu Musa dan
Hasan Banu Musa) sangat aktif menerjemahkan berbagai buku sains dari manuskrip Yunani
dan Pahlavi ke dalam bahasa Arab pada masa kekhalifahan Al-Ma'mun.

Karya-karya Banu Musa Bersaudara


Buah pemikiran Banu Musa bersaudara tak sebatas pada rancangan air mancur. Mereka
menorehkan sejumlah rancangan dalam Kitab al-Hiyal. Mereka juga menemukan sejumlah
mesin otomatis dan alat mekanik lainnya.
Beberapa penemuan lainnya yang berhasil diwariskan kepada generasi-generasi
berikutnya adalah:
Katup, mesin yang bisa diprogram, seruling otomatis, perangkat trik mekanik, lampu badai,
lampu otomatis, tekanan diferensial, dan masker gas.

 Banu Musa bersaudara juga menemukan sebuah alat yang dikenal sebagai alat musik
mekanik paling awal. Alat musik ini disebut sebagai hydropowered organ, kemudian
sering digunakan dan diproduksi hingga pertengahan abad ke-19.
 Alat musik penemuan mereka lainnya disebut seruling otomatis yang merupakan
salah satu mesin yang bisa diprogram untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, Banu
Musa bersaudara juga meninggalkan karya-karya mereka dalam bidang matematika.
 Kitab Pengukuran Pesawat dan Figur Berbentuk Bola merupakan salah satu risalah
matematika paling terkenal dari karya Banu Musa bersaudara. Dalam kitab ini,
mereka membahas masalah yang dipikirkan Archimedes, ahli matematika, fisika, dan
astronomi dari Yunani.
8. AL-KINDI

Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Bin Ishaq Bin Ash-Shabah Bin Imran Bin Al-Asy’ats
Bin Qais. Ia lahir di Kufah pada tahun 188 H (804 M) dan wafat pada tahun 260 H (874
M). Sedangkan menurut sumber lain, ia lahir pada tahun 186 H (802 M) dan wafat pada
tahun 260 H (874 M). Ada pula yang mengatakan, bahwa Al-Kindi lahir pada tahun 185 H
(801 M) dan wafat pada tahun 252 H (866 M).
Al-Kindi adalah seorang filsuf pertama dalam Islam dan salah satu seorang pembesar
filsafat. Dia juga seorang ilmuwan besar muslim dalam bidang kedokteran dan pemilik salah
satu pemikiran terbesar yang dikenal sepanjang peradaban manusia. Al-Kindi adalah seorang
ensiklopedis, memberikan sumbangan yang tidak ternilai terhadap perkembangan
matematika, astrologi, astronomi, fisika, optic, musik, pengobatan, farmasi, filsafat, dan
logika.
PENEMUAN-PENEMUAN AL-KINDI

1. Di Bidang Ilmiah
Ia adalah ilmuwan terbesar setara dengan Ibnul Haitsam dan Al-Biruni. Kumpulan buku-buku
yang dikarangnya dalam bidang filsafat, logika, dan berbagai macam ilmu lainnya mencapai
230 buku.

2. Di Bidang Astronomi
Al-Kindi sangat berjasa dalam bidang pengamatan posisi bintang, planet, letak dan
dampaknya terhadap bumi. Salah satu penemuannya yang sangat menakjubkan adalah
hipotesanya tentang pasang dan surut air.

3 Di Bidang Fisika
Al-Kindi adalah orang yang pertama kali membuat tesis tentang biru langit. Ia menjelaskan
bahwa biru langit bukanlah warna langit itu sendiri, melainkan warna dari pantulan cahaya
9. Ibnu Bajjah

Namanya Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Tapi ia biasa dipanggil Ibnu
Bajjah yang berarti “anak emas”. Ibnu Bajjah lahir di Saragoza, Spanyol, pada tahun 1082
dan wafat pada 1138 M. Ia mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan di zaman kekuasaan
Dinasti Murabbitun. ”Avempace” –sebutan Barat untuk Ibnu Bajjah. Sebagaimana Al-
Haitham, karya Ibnu Bajjah dalam bidang fisika banyak mempengaruhi fisikawan Barat abad
pertengahan seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah menjelaskan tentang hukum gerakan.
Menurutnya, kecepatan sama dengan gaya gerak dikurangi resistensi materi. Prinsip-prinsip
yang dikemukakannya ini menjadi dasar bagi pengembangan ilmu mekanika modern. Karena
itu tidak mengherankan jika hukum kecepatan yang dikemukakan Galileo sangat mirip
dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah. Karya-karya Ibnu Bajjah mengenai analisis gerakan
juga sangat mempengaruhi pemikiran Thomas Aquinas. Dalam bidang optik, ia berhasil
merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Al-Farisi
membedah dan merevisi teori pembiasan cahaya yang telah ditulis oleh Al-Haitham. Hasil
revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik).

Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang dikemukakan Al-Haitham benar. Karena
itulah ia berusaha memperbaiki kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham. Tak
cuma itu, teori Al-Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu
menggabungkan teori Al-Haitham ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina.
10. Alfarisi

Alfarisi dikenal sebagai kader terbaik dari murid paling brilian Quth Al-Din Al-
Syirazi (634/1236 – 710/1311) sekaligus pewaris terhandal Nasisruddin Al-Thusi (597/1201
– 672/1274). Al-Farisi tercatat sebagai alumnus utama “School of Maraghi” ( sebuah
lembaga iptek yang didirikan oleh Al-Thusi) dan bahkan sebagai asisten dan pengganti Al-
Thusi di Tabriz.
Brockelman dan sejumlah pakar lain banyak menelaah dan melacak jejak-jejak karya Al-
Farisi termasuk misalnya karya leegendaris “Tankih” yang diterbitkan di Haydarabat Deccan
dalam dua volume pada 1347-1348 / 1928-1929.
“Tankih” merupakan karya Al-Farisi paling impersif yang membahas secra terinci dan tuntas
soal-soal “optics”nya Ibnu Al-Haysam. Dalam karyanyan tersebut Al-Farisi mengulangi dan
mnegembangkan ketelitian eksperimen Ibnu Al-Haysam (ilmuan muslim dalam bidang
fisika) pada kamera obscura dan mengemukakan penjelasan tentang timbunya pelangi.
Diilhami oleh analogi Ibnu Sina Antara tetes air hujan dan sebuah permukaan gelas, Al-
Farisi meneliti jalan sinar lampu didalam permukaan gelas dengan harapan bisa menetukan
pembiasan sinar matahari melalui titik hujan, Dia juga mampu memberikan penjelasan yang
valid tentang tata warna pelangi primer dan sekunder. Sesuatu yang paling mengesankan dari
karyanya dan juga karya Ibnu Al-Haysam (ilmuan muslim dalam bidang fisika) adalah
pendekatan lewat eksperimen ilmiah dengan penjabaran yang menggunakan teori
Matematika.
Teori-teorinya yang berkaitan dengan pelangi dianggap mustahak sebab mampu
mendemonstrasikan beragam rupa kombinasi refraksi-refraksi dan refleksi-refleksi cahaya
matahari dalam setetes air yang dikaitkan dalam pelangi primer dan sekunder. Penelitiannya
mengenai fenomena meteorologi dan selestial dengan kamera obscuar benar-benar ia kuasai
secara luar biasa dan dilakukan secara luar biasa cemerlang.
Berikut Karya-karya lai Al-Farisi:
Tadhkirat al-Ahyab tentang bilangan bersahabat
Asas al-Qawa’id fi usul al-Fa’waid
Kitab al Basa’ir ‘al-‘ilm Manazir tentang optik
11. Taqi al-Din

Selain dikenal sebagai pakar fisika, Taqi al-Din Muhammad ibnu Ma’ruf al-Shami al-Asadi
(1526-1585 M) adalah pakar matematika, pakar botani, astronom, astrolog, dan ahli teknik.
Taqi al-Din juga teolog, filsuf, ahli hewan, ahli obat-obatan, hakim, guru, dan imam masjid.
Sebagai ahli teknik, ia misalnya membuat jam dinding dan jam tangan. Taqi al-Din menulis
sekitar 90 kitab. Salah satunya bertajuk Al-Turuq al-Samiyya fi al-Alat al-Ruhaniyya. Kitab
yang ditulis pada 1551 ini menjelaskan kerja mesin dan turbin uap air. Karya ini mendahului
penemuan Giovanni Branca (1629) tentang mesin uap air. Kitab-kitab lainnya antara lain
menerangkan tentang optik, matematika, mekanika, astronomi, dan astrologi.

Anda mungkin juga menyukai