Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

segala rahmat dan hidayahnya serta kesehatan sehingga tugas Rencana Tinda

Lanjut (RTL) ini dapat terselesaikan. Shalawat dan Salam tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan tabi’ tabi’in, serta

para pengikutnya sampai akhir zaman.

Ada kebanggaan tersendiri mengikuti diklat ini. Dengan keterbatasan

penulis dalam membuat tugas RTL, maka cukup banyak hambatan yang penulis

temui di lapangan. Dan jika RTL ini pada akhirnya bisa diselesaikan dengan baik

tentulah karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak terkait.

Untuk itu, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu. Diantaranya :

1. Balai Diklat Keagamaan Makassar yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menimpa ilmu dalam diklat jarak jauh ini.

2. Dr. Muh. Zaenal,S.Ag. M.Pd selaku widyaswara dan pembimbing rencana

tindak lanjut ini.

3. Dra. Hj. Sitti Hadzirah selaku kepala madrasah yang telah berkenan

mengizinkan untuk mengikuti diklat ini.

RTL ini penulis susun sebagai syarat kelulusan Diklat Jarak Jauh Publikasi

Ilmiah. Penulis memilih tulisan ilmiah populer sebagai tugas dengan Kurikulum

Darurat Dimasa Pandemi.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada tugas kami ini dapat ditemukan

banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami

tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak

ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Semoga tugas RTL ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri

dan tentunya kepada rekan – rekan tenaga pendidik lainnya

Latappareng, 19 Juli 2020

Guntur Bratama
KURIKULUM DARURAT DIMASA PANDEMI

Guntur Bratama,S.Pd
Guru Bahasa Inggris MAN 2 Soppeng

Pasca covid-19 menyerang tanah air, semua Kementerian dan Lembaga


negara terus berupaya melakukan terobosan dan adaptasi baru. Salah satu adaptasi
nyata yang dilakukan oleh Kementerian Agama melalui Dirjen Pendidikan Islam
yaitu dengan mengeluarkan Kurikulum Darurat bagi semua jenjang pendidikan di
Kementerian Agama. Kurikulum darurat yang diterbitkan Kementerian Agama
Republik Indonesia disambut baik oleh pihak madrasah. Kurikulum darurat ini
memberi asa bagi para guru dan siswa serta orang tua menghadapi masa pandemi
ini. Kurikulum ini menjadi panduan bagi madrasah dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan karakter,
akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa. Meskipun demikian, pemenuhan
aspek kompetensi, baik dasar maupun inti, tetap menjadi perhatian. Dalam
penerapannya madrasah diharapkan memenuhi semua kebutuhan pendidikan anak
bangsa baik secara daring maupun luring.

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam


menerbitkan Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah. Panduan yang
tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
2791 Tahun 2020, tertanggal 18 Mei 2020 ini, berlaku bagi jenjang pendidikan
madrasah mulai dari Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA).

Latar belakang diterbitkannya panduan kurikulum tersebut ialah


ditemukannya beberapa madrasah yang belum bisa melaksanakan pembelajaran
jarak jauh secara online / daring (dalam jaringan) secara penuh dan sebagian
besar melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan).
Beberapa kendala yang dalam pembelajaran jarak jauh antara lain , keterbatasan
SDM, keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki siswa, kesulitan
akses internet dan keterbatasan kuota internet siswa yang disediakan orang
tuanya, dan sebagainya.
Selama masa pandemi ini, banyak kita saksikan keluhan – keluhan orang
tua, pelajar, bahkan guru juga tak luput dari persoalan belajar dari rumah. Mereka
meluapkan rasa ketidaknyamanannya di media sosial. Hampir setiap group
whatsapp memiliki video meme tentang belajar dari rumah. Orang tua mengeluh
dengan tugas yang diberikan dari guru kepada anaknya. Tidak jarang orang tua
yang sibuk mengerjakan tugas anaknya. Bagaimana dengan mereka yang buta
huruf atau yang memiliki keterbatasan dalam teknologi. Dan tidak banyak lokasi
yang tidak terjangkau jaringan internet. Tentunya ini menjadi momok dalam
pendidikan kita sekarang ini. Dengan adanya panduan ini, semua pihak yang
terkait dengan madrasah merasa nyaman.

Menyikapi problema yang ada, maka salah satu Madrasah yang ada di
Kabupaten Soppeng, dalam hal ini Madrasah Aliyah Negeri 2 Soppeng mencoba
melakukan pertemuan antara pihak guru dan pengawas di madrasah terkait
dengan kurikulum darurat. Dalam sosialisai kurikulum darurat yang berlangsung
di MAN 2 Soppeng, tanggal 11 Juli 2020, Dra. Hj. Harnis, M.Pd selaku pengawas
madrasah kantor kemenag kabupaten Soppeng, memberikan penjalasan bahwa
dalam pelaksanaan proses pembelajaran dimana durasi jam pelajaran selama
waktu normal ialah 45 menit diturunkan menjadi minimal 15 menit dan maksimal
30 menit selama masa darurat Covid-19 berlangsung. Madrasah diberikan
keluasan untuk menyusun kurikulum dalam masa pandemi ini. Ia menambahkan,
tanggung jawab guru ialah memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa
dalam proses pembelajaran. Jika ada siswa yang tidak bisa terjangkau jaringan
internet, maka wajib bagi guru untuk membawakan tugas minimal 1 kali dalam
sebulan. Pengurangan durasi jam pelajaran tersebut sangat di sambut baik oleh
para guru dan siswa utamanya. Kebijakan tersebut dilakukan agar siswa tidak
merasa jenuh seharian dihadapan laptop atau smartphone-nya.

Menurut Sukardi Mustafa selaku wakil kepala MAN 2 Soppeng dalam


pelaksanaan proses pembelajaran di madrasahnya, durasi jam pelajaran itu selama
20 menit sesuai dengan keputusan rapat dewan guru. Penerapan kerikulum darurat
tersebut membawa angin segar bagi siswa dan orang tua.

Berbagai langkah dan upaya solutif yang dilakukan oleh segenap


stakeholder pendidikan, diharapkan proses dan layanan pendidikan di masa
pandemic ini tetap berjalan. Sinergitas dan saling menghargai antara pihak
madrasah dengan siswa dan orang tua dirumah diharapkan mampu menghadirkan
semangat dan daya dorong dalam mengahdapi segenap problem yang ada. Dari
sinilah makna dan hakekat pendidikan akan tercapai sebagaimana ungkapan
Aristoteles “ Pendidikan yang memanusiakan manusia”.

Anda mungkin juga menyukai