“TEORI KEPRIBADIAN”
“SOROTAN GAGALNYA KEBIJAKAN PJJ PADA MASA PANDEMI”
Dosen Pengampu :
Rizky Ildiyanita, M.Psi, Psikolog
Kelas : A
Disusun Oleh :
Siti Khairunnisa (2010123320009)
Menilai banyaknya program BDR atau PJJ ini tidak efektif karena terlalu
bertumpu kepada internet sehingga kebijakan yang dibuat berorientasi pada pemberian
bantuan kuota pada pendidik dan peserta didik. Namun, pemberian bantuan kuota tidak
disertai dengan pemetaan kebutuhan kuota yang beragam.
Ditambah, banyak peserta didik dari keluarga miskin yang tidak memiliki gawai
dan juga wilayah blank spot tidak dapat menikmati bantuan kuota internet dan tidak
terlayani PJJ. Ia melanjutkan, di tengah kebuntuan dari kebijakan PJJ tersebut, pemerintah
justru melakukan relaksasi SKB 4 Menteri yang akan membuka sekolah tatap muka
serentak pada Juli 2021 di tengah pandemi Covid 19 yang belum mampu dikendalikan oleh
pemerintah.
Sebab, dalam pantauan FSGI ada sekolah yang menjalankan BDR apa adanya.
Bahkan ada yang PTM namun siswa merasa tidak nyaman dan tidak bisa belajar.
Selain itu, Kemendikbud juga tidak boleh memaksakan program yang tidak tepat
guna untuk masa pandemi, semisal pendidikan Calon Guru Penggerak, Sekolah Penggerak,
Organisasi penggerak yang justru membebani penanganan pendidikan di masa pendemi.
B. ANALISIS
Kendala yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran daring, yakni jaringan
internet tidak stabil, tugas terlalu banyak, sulit fokus, pulsa kuota terbatas, aplikasi yang
rumit, dan lebih senang dengan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring tidak bisa
lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang
dihadapi siswa yang tempat tinggalnya di pinggiran kota. Perlu disadari bahwa
ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah.
Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat dihadapan kita, tidak satu atau
dua sekolah saja melainkan menyeluruh di beberapa daerah di Indonesia. Solusi atas
permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis
layanan aplikasi daring bekerjasama dengan penyedia internet dan aplikasi untuk
membantu proses pembelajaran daring ini. Bagi sekolah perlu untuk melakukan bimbingan
teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi
Adapun penguatan Positif yang harus dilakukan guru saat siswa berperilaku
dengan cara tertentu yang menghasilkan hadiah, dan sebagai hasilnya, anda cenderung
mengulangi perilaku itu sebagai contoh mengerjakan tugas tepat waktu maka akan
mendapatkan pujian dan nilai yang baik. Selain itu penguatan negatif saat anda berperilaku
dengan cara tertentu untuk menghilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan, dan
akibatnya anda cenderung mengulangi perilaku itu (mis: mengerjakan tugas lebih
awal). Supaya kita dapat menghibur siswa dengan cara itu sehingga siswa tidak terlalu
tegang saat pembelajaran jarak jauh seperti ini.
Kedua hal tersebut cenderung membuat kita akan melakukannya kembali karena
akan mendapatkan hadiah ataupun pujian,dan ada juga jika ada kendala jaringan saat
pengumpulan tugas maka akan diberikan waktu pengengumpulan lagi. Karena masa
pandemi inbi jaringan yang tidak memungkinkan. Maka dengan adanya hal ini berbeda
saat proses pembelajaran jarak jauh, dimana guru sangat sulit untuk menjangkau setiap
siswa karena tidak bertatap muka/kontak secara langsung. Namun kita bisa bekerja sama
dengan orang tua/pendamping siswa saat proses belajar mengajar di mulai.
Misalnya sebagai contoh saat proses pembelajaran hendak dimulai aba aba guru
seperti mengucapkan "Selamat pagi semuanya" maka setiap siswa sudah harus menyalakan
kamera dan menyapa kembali. Siswa yang mengikuti instuksi maka diberikan pujian oleh
gurunya, apabila tidak maka akan diberikan teguran/dianggap absen saat lebih dari 15
menit. Metode ini akan secara otomatis mengalami perubahan perilaku, hingga akhirnya
siswa tidak sengaja akan langsung menyalakan kamera dan menunggu guru untuk menyapa
dan memulai pembelajaran.
Contoh lain saat guru akan memberikan tugas yang harus dikerjakan dan
dikumpulkan dengan waktu yang sudah diatur. Maka siswa tersebut akan mengerjakan
tugas dengan baik dan tepat waktu untuk mendapatkan nilai yang baik dan terhindar dari
konsekuensi. Kebiasaan ini akan menciptakan perubahan tingkah laku sang anak dan
mempertahankannya, sebaliknya siswa yang tidak mengerjakan maka akan diberikan
hukuman dengan mengerjakan tugas tambahan dan pengurangan nilai. Guru pun akan
berkolaborasi dengan orang tua/pendamping siswa agar diberikan perhatian. Orang
tua/pendamping dalam hal ini akan memberikan hukuman kepada anaknya apabila tidak
mengerjakan tugasnya kembali dan memberikan pujian apabila anaknya mengerjakan tugas
dengan baik dan tepat waktu.
Peran guru dalam proses pembelajaran menggunakan teori ini yaitu mengamati
dan melakukan proses evaluasi dimana setiap siswa saat diberikan stimulus (tugas, kuis,
kerja kelompok dll) akan mengeluarkan respon yang berbeda. Sehingga guru harus dapat
menyesuaikan dengan situasi maupun kondisi setiap siswa.
Lampiran
Penulis,
Fauziah Mursid
Friska Yolandha
Sumber :