Anda di halaman 1dari 3

KURIKULUM DARURAT DIMASA PANDEMI

Guntur Bratama,S.Pd
Guru Bahasa Inggris MAN 2 Soppeng

Pasca covid-19 menyerang tanah air, semua Kementerian dan Lembaga


negara terus berupaya melakukan terobosan dan adaptasi baru. Salah satu adaptasi
nyata yang dilakukan oleh Kementerian Agama melalui Dirjen Pendidikan Islam
yaitu dengan mengeluarkan Kurikulum Darurat bagi semua jenjang pendidikan di
Kementerian Agama. Kurikulum darurat yang diterbitkan Kementerian Agama
Republik Indonesia disambut baik oleh pihak madrasah. Kurikulum darurat ini
memberi asa bagi para guru dan siswa serta orang tua menghadapi masa pandemi
ini. Kurikulum ini menjadi panduan bagi madrasah dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan karakter,
akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa. Meskipun demikian, pemenuhan
aspek kompetensi, baik dasar maupun inti, tetap menjadi perhatian. Dalam
penerapannya madrasah diharapkan memenuhi semua kebutuhan pendidikan anak
bangsa baik secara daring maupun luring.

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam


menerbitkan Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah. Panduan yang
tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
2791 Tahun 2020, tertanggal 18 Mei 2020 ini, berlaku bagi jenjang pendidikan
madrasah mulai dari Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA).

Latar belakang diterbitkannya panduan kurikulum tersebut ialah ditemukannya


beberapa madrasah yang belum bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh
secara online / daring (dalam jaringan) secara penuh dan sebagian besar
melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan). Beberapa
kendala yang dalam pembelajaran jarak jauh antara lain , keterbatasan SDM,
keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki siswa, kesulitan akses
internet dan keterbatasan kuota internet siswa yang disediakan orang tuanya,
dan sebagainya.
Selama masa pandemi ini, banyak kita saksikan keluhan – keluhan orang
tua, pelajar, bahkan guru juga tak luput dari persoalan belajar dari rumah. Mereka
meluapkan rasa ketidaknyamanannya di media sosial. Hampir setiap group
whatsapp memiliki video meme tentang belajar dari rumah. Orang tua mengeluh
dengan tugas yang diberikan dari guru kepada anaknya. Tidak jarang orang tua
yang sibuk mengerjakan tugas anaknya. Bagaimana dengan mereka yang buta
huruf atau yang memiliki keterbatasan dalam teknologi. Dan tidak banyak lokasi
yang tidak terjangkau jaringan internet. Tentunya ini menjadi momok dalam
pendidikan kita sekarang ini. Dengan adanya panduan ini, semua pihak yang
terkait dengan madrasah merasa nyaman.

Menyikapi problema yang ada, maka salah satu Madrasah yang ada di
Kabupaten Soppeng, dalam hal ini Madrasah Aliyah Negeri 2 Soppeng mencoba
melakukan pertemuan antara pihak guru dan pengawas di madrasah terkait
dengan kurikulum darurat. Dalam sosialisai kurikulum darurat yang berlangsung
di MAN 2 Soppeng, tanggal 11 Juli 2020, Dra. Hj. Harnis, M.Pd selaku pengawas
madrasah kantor kemenag kabupaten Soppeng, memberikan penjalasan bahwa
dalam pelaksanaan proses pembelajaran dimana durasi jam pelajaran selama
waktu normal ialah 45 menit diturunkan menjadi minimal 15 menit dan maksimal
30 menit selama masa darurat Covid-19 berlangsung. Madrasah diberikan
keluasan untuk menyusun kurikulum dalam masa pandemi ini. Ia menambahkan,
tanggung jawab guru ialah memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa
dalam proses pembelajaran. Jika ada siswa yang tidak bisa terjangkau jaringan
internet, maka wajib bagi guru untuk membawakan tugas minimal 1 kali dalam
sebulan. Pengurangan durasi jam pelajaran tersebut sangat di sambut baik oleh
para guru dan siswa utamanya. Kebijakan tersebut dilakukan agar siswa tidak
merasa jenuh seharian dihadapan laptop atau smartphone-nya.

Menurut Sukardi Mustafa selaku wakil kepala MAN 2 Soppeng dalam


pelaksanaan proses pembelajaran di madrasahnya, durasi jam pelajaran itu selama
20 menit sesuai dengan keputusan rapat dewan guru. Penerapan kerikulum darurat
tersebut membawa angin segar bagi siswa dan orang tua.

Berbagai langkah dan upaya solutif yang dilakukan oleh segenap


stakeholder pendidikan, diharapkan proses dan layanan pendidikan di masa
pandemic ini tetap berjalan. Sinergitas dan saling menghargai antara pihak
madrasah dengan siswa dan orang tua dirumah diharapkan mampu menghadirkan
semangat dan daya dorong dalam mengahdapi segenap problem yang ada. Dari
sinilah makna dan hakekat pendidikan akan tercapai sebagaimana ungkapan
Aristoteles “ Pendidikan yang memanusiakan manusia”.

Anda mungkin juga menyukai