Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN TATAP

MUKA (LURING) PASCA


PANDEMIK
SMA NEGERI 9 JAKARTA
MUHAMMAD INDRA PUTRA PRATAMA
1807160
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kebutuhan hidup manusia. Pendidikan pun berperan
penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Salah satu faktor dari perkembangan
suatu negara dilihat dari bagaimana perkembangan pendidikan dari bangsa tersebut. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.”
Selain keluarga, pendidikan sangat berhubungan dengan lembaga formal, yaitu sekolah. Dalam proses
pendidikan di sekolah, terjadi suatu kegiatan interaksi antara guru dan siswa yang bersifat mempengaruhi dan
dipengaruhi. Kegiatan tersebut disebut dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Salah satu indikator dari
keefektifan dan keberhasilan suatu KBM dapat dilihat dari besar kecilnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
akan terlihat berdasarkan perubahan perilaku sebelum dan sesudah belajar peserta didik.
Rozi dan Hanum (2019) mengatakan bahwa, memasuki abad
ke-21, peserta didik dituntut untuk menguasai 4C yang
meliputi: Communication, Collaboration, Critical thinking and
problem solving, and Creative and Innovative. Maka dari itu,
perlu adanya kegiatan belajar yang melibatkan siswa secara
aktif yang mampu memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan dan bermakna, serta mencapai tujuan belajar
yang telah ditentukan.
Awal tahun 2020, seluruh negara termasuk Indonesia mendapat musibah berupa wabah pandemi Covid-19.
Peristiwa ini tentunya berdampak terhadap pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran, baik pendidikan formal atau
nonformal. Pemerintah telah melakukan berbagai cara agar mencegah penyebaran Covid-19 ini, seperti menjauhi
kerumunan, menerapkan social distancing dan physical distancing, selalu menggunakan masker, dan rajin mencuci
tangan. Dampak lain dari larangan berkerumunan adalah diberhentikannya pembelajaran tatap muka. Melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah telah melarang lembaga pendidikan untuk melakukan
pembelajaran secara tatap muka dan memerintahkan untuk melangsungkan pembelajaran secara daring atau online
(Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020).
Pada pembelajaran secara daring, guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif
dengan memanfaatkan media internet. Salah satu tantangan menghadapi situasi seperti ini adalah ketidaksiapan guru
dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran daring. Terutama dalam hal transfer ilmu dari guru kepada siswa yang
dilakukan secara tatap muka dan daring sangat berbeda. Peneliti memilih SMA Negeri 9 Jakarta sebagai observasi
suatu instansi terkait penerapan pembelajaran secara tatap muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang
sudah diterapkan oleh SMA Negeri 9 Jakarta selama masa pandemi Covid-19.
Kajian Konseptual
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) merupakan serangkaian kegiatan belajar yang dilaksanakan secara langsung antara guru dan siswa
di dalam ruang kelas. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi
pembelajaran, guru, dan lingkungan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006). Pada pembelajaran tatap muka,
kemampuan mengajar seorang pengajar sangat menentukan, misalnya penguasaan materi pelajaran dan lingkungan tempat belajar.
Dalam pembelajaran secara tatap muka, diharapkan guru dapat menerapkan empat metode pembelajaran, yaitu:

a. Praktik
Guru dapat memaparkan pemahaman dengan tindakan nyata kepada peserta didik.
b. Diskusi
Diskusi sebagai upaya memecahkan masalah atau mencari solusi terhadap suatu pertanyaan yang diberikan yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.
c. Refleksi
Mengenali, menandai, dan menilai hasil belajar siswa untuk menentukan langkah berikutnya.
d. Umpan balik
Umpan balik peserta didik adalah tanggapan peserta didik mengenai pengalaman belajarnya.
Gambaran Sekolah
SMA Negeri 9 adalah SMA negeri yang berlokasi di Jakarta Timur,
yang beralamat di 13, Jl. Halim Perdana Kusuma Jl. SMU 9 No.4,
RT.13/RW.4, Kb. Pala, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13650. Jumlah pelajar yang ada di SMA Negeri 9 berjumlah
765 siswa, terdiri dari 339 siswa laki-laki dan 385 siswi perempuan. Pendidik
dan Tenaga Pengajar yang ada di SMA Negeri 9 berjumlah 60 guru. Tahun
1995 berdiiri dengan megah bangunan sekolah yang terdiri dari dua lantai
yang dibiayai dana proyek P dan P DKI Jakarta. Bangunan tersebut terletak
di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar , Kota Administrasi Jakarta
Timur. Lokasinya berbatasan dengan Kompleks Halim Perdana Kusuma.
Setelah diserah terimakan dari Pemda DKI Jakarta kepada Kanwil Dikbud
DKI Jakarta (masa itu) pada bulan Juli 1995 sekolah yang mula-mula diberi
nama SMA Negeri Baru Kebon Pala, satu tahun kemudian yakni tahun 1996
diberikan nama SMA Negeri 116 Jakarta. Berdasarkan perubahan
nomenklatur SMA menjadi SMU, yakni Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.035/O/1997, tanggal 7 Maret 1997, maka SMA Negeri 116
Jakarta berubah menjadi SMU Negeri 9 Jakarta ( sekarang kembali istilahnya
menjadi SMA yakni : SMA Negeri 9 Jakarta).
Setelah pandemi Covid-19 mereda, SMA Negeri 9 sempat melaksanakan program pembelajaran hybrid atau
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sesuai dengan Surat Edaran (SE) Mendikbud Ristek No. 2 tahun 2022 tentang
panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Program tersebut dapat dilakukan oleh sekolah atau
instansi pendidikan yang berada di daerah PPKM level 2. Pada awalnya, sekolah memberikan surat izin kepada orang tua
terkait persetujuan pembelajaran secara hybrid. Jika orang tua tidak menyetujui, maka siswa tersebut mengikuti kegiatan
pembelajaran dari rumah. Pada program pembelajaran ini, siswa dibagi menjadi dua kloter, yaitu kloter pagi pukul 07.00
sampai 09.00 dan kloter siang pukul 09.30 sampai 11.30. Jumlah siswa saat pembelajaran hybrid adalah setengah dari
total keseluruhan siswa dalam satu kelas. Jika terdapat 28 murid dalam satu kelas, maka tiap kloter hanya diisi dengan 14
orang siswa. Sistem pembelajaran saat hybrid adalah guru menerangkan materi kepada siswa, jika waktu di ruang kelas
tidak mencukupi, maka siswa akan diberikan tugas oleh guru dan dikumpulkan pada hari selanjutnya.
Saat ini, SMA Negeri 9 dan beberapa sekolah yang berada di daerah PPKM level 1 dan 2 sedang melaksanakan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tahun 2022,
dengan syarat capaian vaksinasi dosis kedua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen dan pembelajaran
dilakukan setiap hari dengan lama belajar paling banyak enam jam perhari. Tetapi, karena saat ini bertepatan dengan
bulan suci Ramadhan, maka jam belajar di sekolah pun dipersingkat mulai pukul 07.00 sampai 10.30.
Protokol Kesehatan (Prokes) yang diterapkan SMA Negeri 9 dalam
menjalankan persiapan sebelum PTM adalah mensterilkan lingkungan
sekolah dengan cara menyemprot disinfektan ke seluruh lingkungan
sekolah, para murid pun wajib menggunakan masker. Ketika para murid
hendak memasuki lingkungan sekolah, wajib periksa suhu tubuh terlebih
dahulu oleh satpam. Tamu yang memasuki lingkungan sekolah pun
wajib diperiksa suhu tubuhnya, lalu scan QR Code melalui aplikasi
Peduli Lindungi. Ketika para murid ingin memasuki ruang kelas, wajib
mencuci tangan terlebih dahulu di tempat yang sudah disediakan tiap
masing-masing kelas. Jika terdapat murid yang tidak menggunakan atau
lupa membawa masker, pihak sekolah menyediakan masker secara gratis
yang diletakkan di ruang satpam. Selain itu, murid dengan suhu tubuh
lebih dari 37° akan diperintahkan kembali ke rumah dan melaksanakan
pembelajaran dari rumah.
KESIM PULAN
Sebelum kondisi akibat pandemi membaik, satuan pendidikan di Indonesia melaksanakan pembelajaran secara
daring sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Metode pembelajaran secara daring yang diterapkan
SMA Negeri 9 adalah guru mengirimkan video yang berisi penjelasan materi kepada siswa, sebagai petunjuk untuk
mengerjakan tugas. Setelah kondisi semakin membaik, SMA Negeri 9 pernah melaksanakan pembelajaran tatap muka
terbatas atau hybrid. Pengaturan dalam pembelajaran hybrid, yaitu setiap kelas dibagi menjadi dua kloter agar tidak
terlalu ramai. Sistem pembelajarannya adalah dengan cara guru menjelaskan materi, lalu jika waktunya tidak mencukupi
siswa akan diberikan pekerjaan rumah.

Setelah kurang lebih dua tahun melaksanakan pembelajaran dari rumah, pemerintah mengeluarkan kebijakan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk wilayah PPKM level 1 dan 2, dengan syarat capaian vaksinasi dosis
kedua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen dan pembelajaran dilakukan setiap hari dengan lama
belajar paling banyak enam jam perhari. Saat ini, SMA Negeri 9 sedang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
100 persen, tetapi dengan catatan jam belajarnya dipersingkat karena bertepatan dengan bulan Ramadhan.
SARAN
Saran penulis dalam menanggapi hal ini adalah setiap individu harus tegas dan disiplin dalam
mematuhi protokol kesehatan dan senantiasa mengajak orang terdekat untuk melakukan vaksinasi Covid-
19. Upaya tersebut merupakan bagian dari penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM). Ketika level PPKM di seluruh wilayah di Indonesia sudah menurun, maka sekolah-
sekolah 11 akan dibuka kembali dan seluruh siswa dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran secara tatap
muka.

Anda mungkin juga menyukai