Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN STUDI LAPANGAN

PEMBELAJARAN TATAP MUKA (luring) PASCA PANDEMIK


SMA NEGERI 9 JAKARTA

Disusun oleh :
Muhammad Indra Putra Pratama

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................4
1.2 Tujuan ............................................................................................... 4
1.3 Metode Studi...................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................. 5
2.1 Konsep Pembelajaran Tatap Muka ................................................ 5
2.2 Manajemen Pembelajaran................................................................ 5
BAB III.................................................................................................................. 6
3.1 Gambaran Umum Sekolah................................................................ 6
3.2 Hasil..................................................................................................... 6
BAB IV................................................................................................................. 7
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 7
4.2 Saran................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kebutuhan hidup manusia.
Pendidikan pun berperan penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
handal. Salah satu faktor dari perkembangan suatu negara dilihat dari bagaimana
perkembangan pendidikan dari bangsa tersebut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Selain keluarga, pendidikan sangat berhubungan dengan lembaga formal, yaitu sekolah.
Dalam proses pendidikan di sekolah, terjadi suatu kegiatan interaksi antara guru dan siswa
yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi. Kegiatan tersebut disebut dengan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Salah satu indikator dari keefektifan dan keberhasilan suatu KBM
dapat dilihat dari besar kecilnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan terlihat
berdasarkan perubahan perilaku sebelum dan sesudah belajar peserta didik.

Rozi dan Hanum (2019) mengatakan bahwa, memasuki abad ke-21, peserta didik dituntut
untuk menguasai 4C yang meliputi: Communication, Collaboration, Critical thinking and
problem solving, and Creative and Innovative. Maka dari itu, perlu adanya kegiatan belajar
yang melibatkan siswa secara aktif yang mampu memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan dan bermakna, serta mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

Awal tahun 2020, seluruh negara termasuk Indonesia mendapat musibah berupa wabah
pandemi Covid-19. Peristiwa ini tentunya berdampak terhadap pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran, baik pendidikan formal atau nonformal. Pemerintah telah melakukan berbagai
cara agar mencegah penyebaran Covid-19 ini, seperti menjauhi kerumunan, menerapkan
social distancing dan physical distancing, selalu menggunakan masker, dan rajin mencuci
tangan. Dampak lain dari larangan berkerumunan adalah diberhentikannya pembelajaran
tatap muka. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah telah melarang
lembaga pendidikan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka dan memerintahkan
untuk melangsungkan pembelajaran secara daring atau online (Surat Edaran Kemendikbud
Dikti No. 1 tahun 2020).

Pada pembelajaran secara daring, guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran
yang efektif dan inovatif dengan memanfaatkan media internet. Salah satu tantangan
menghadapi situasi seperti ini adalah ketidaksiapan guru dan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran daring. Terutama dalam hal transfer ilmu dari guru kepada siswa yang
dilakukan secara tatap muka dan daring sangat berbeda. Peneliti memilih SMA Negeri 9
Jakarta sebagai observasi suatu instansi terkait penerapan pembelajaran secara tatap muka
(PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah diterapkan oleh SDN Setia Darma 01
selama masa pandemi Covid-19.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan dapat membantu mengetahui lebih dalam terkait situasi terkini dari
penerapan sistem pembelajaran pasca pandemi yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 9
Jakarta
2. Mengetahui hambatan dalam melaksanakan pembelajaran saat dan pasca pandemi.
3. Kebijakan pemerintah dalam menyikapi tantangan pendidikan di Indonesia di masa
pandemi Covid-19.

1.3 Metode Studi

Metode studi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah pendekatan kualitatif.
Dimulai dari membuat janji dengan pihak yang bersangkutan untuk membuat janji kegiatan
wawancara, lalu observasi ke sekolah yang ingin dituju secara langsung, memotret beberapa hal
yang diperlukan sebagai data pendukung, dan wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 9
Jakarta.
BAB II

KAJIAN KONSEPTUAL

2.1 Konsep Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) merupakan serangkaian kegiatan belajar yang


dilaksanakan secara langsung antara guru dan siswa di dalam ruang kelas. Kegiatan tatap muka
adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi
pembelajaran, guru, dan lingkungan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006). Pada pembelajaran tatap muka, kemampuan mengajar seorang pengajar sangat
menentukan, misalnya penguasaan materi pelajaran dan lingkungan tempat belajar.

2.2 Manajemen Pembelajaran

Dalam pembelajaran secara tatap muka, diharapkan guru dapat menerapkan empat
metode pembelajaran, yaitu:

a. Praktik
Guru dapat memaparkan pemahaman dengan tindakan nyata kepada peserta didik.
b. Diskusi
Diskusi sebagai upaya memecahkan masalah atau mencari solusi terhadap suatu
pertanyaan yang diberikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik.
c. Refleksi
Mengenali, menandai, dan menilai hasil belajar siswa untuk menentukan langkah
berikutnya.
d. Umpan balik
Umpan balik peserta didik adalah tanggapan peserta didik mengenai pengalaman
belajarnya.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Sekolah

SMA Negeri 9 adalah SMA negeri yang berlokasi di Jakarta Timur, yang beralamat di
13, Jl. Halim Perdana Kusuma Jl. SMU 9 No.4, RT.13/RW.4, Kb. Pala, Kec. Makasar, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13650. Jumlah pelajar yang ada di SMA Negeri 9
berjumlah 765 siswa, terdiri dari 339 siswa laki-laki dan 385 siswi perempuan. Pendidik dan
Tenaga Pengajar yang ada di SMA Negeri 9 berjumlah 60 guru. Tahun 1995 berdiiri dengan
megah bangunan sekolah yang terdiri dari dua lantai yang dibiayai dana proyek P dan P DKI
Jakarta. Bangunan tersebut terletak di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar , Kota
Administrasi Jakarta Timur. Lokasinya berbatasan dengan Kompleks Halim Perdana Kusuma.
Setelah diserah terimakan dari Pemda DKI Jakarta kepada Kanwil Dikbud DKI Jakarta (masa
itu) pada bulan Juli 1995 sekolah yang mula-mula diberi nama SMA Negeri Baru Kebon Pala,
satu tahun kemudian yakni tahun 1996 diberikan nama SMA Negeri 116 Jakarta. Berdasarkan
perubahan nomenklatur SMA menjadi SMU, yakni Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.035/O/1997, tanggal 7 Maret 1997, maka SMA Negeri 116 Jakarta berubah
menjadi SMU Negeri 9 Jakarta ( sekarang kembali istilahnya menjadi SMA yakni : SMA Negeri
9 Jakarta).

3.2 Hasil

Seluruh pendidikan di berbagai tingkatan, baik SD, SMP, SMA, bahkan kuliah,
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat angka Covid-19 di Indonesia masih tergolong
tinggi. Metode pembelajaran saat diberlakukannya belajar dari rumah adalah guru memberikan
video yang berisi penjelasan materi, lalu murid diberikan tugas oleh guru. Salah satu hambatan
yang dirasakan SMA Negeri 9 dalam menghadapi pembelajaran dari rumah adalah
meningkatnya rasa malas siswa. Sama seperti sekolah lainnya, setelah pandemi Covid-19
mereda, SMA Negeri 9 sempat melaksanakan program pembelajaran hybrid atau Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) terbatas sesuai dengan Surat Edaran (SE) Mendikbud Ristek No. 2 tahun
2022 tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Program
tersebut dapat dilakukan oleh sekolah atau instansi pendidikan yang berada di daerah PPKM
level 2. Pada awalnya, sekolah memberikan surat izin kepada orang tua terkait persetujuan
pembelajaran secara hybrid. Jika orang tua tidak menyetujui, maka siswa tersebut mengikuti
kegiatan pembelajaran dari rumah. Pada program pembelajaran ini, siswa dibagi menjadi dua
kloter, yaitu kloter pagi pukul 07.00 sampai 09.00 dan kloter siang pukul 09.30 sampai 11.30.
Jumlah siswa saat pembelajaran hybrid adalah setengah dari total keseluruhan siswa dalam satu
kelas. Jika terdapat 28 murid dalam satu kelas, maka tiap kloter hanya diisi dengan 14 orang
siswa. Sistem pembelajaran saat hybrid adalah guru menerangkan materi kepada siswa, jika
waktu di ruang kelas tidak mencukupi, maka siswa akan diberikan tugas oleh guru dan
dikumpulkan pada hari selanjutnya.

Saat ini, SMA Negeri 9 dan beberapa sekolah yang berada di daerah PPKM level 1 dan 2
sedang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen sesuai dengan Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tahun 2022, dengan syarat capaian vaksinasi dosis kedua
pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen dan pembelajaran dilakukan setiap hari
dengan lama belajar paling banyak enam jam perhari. Tetapi, karena saat ini bertepatan dengan
bulan suci Ramadhan, maka jam belajar di sekolah pun dipersingkat mulai pukul 07.00 sampai
10.30.

Protokol Kesehatan (Prokes) yang diterapkan SMA Negeri 9 dalam menjalankan


persiapan sebelum PTM adalah mensterilkan lingkungan sekolah dengan cara menyemprot
disinfektan ke seluruh lingkungan sekolah, para murid pun wajib menggunakan masker. Ketika
para murid hendak memasuki lingkungan sekolah, wajib periksa suhu tubuh terlebih dahulu oleh
satpam. Tamu yang memasuki lingkungan sekolah pun wajib diperiksa suhu tubuhnya, lalu scan
QR Code melalui aplikasi Peduli Lindungi. Ketika para murid ingin memasuki ruang kelas,
wajib mencuci tangan terlebih dahulu di tempat yang sudah disediakan tiap masing-masing
kelas. Jika terdapat murid yang tidak menggunakan atau lupa membawa masker, pihak sekolah
menyediakan masker secara gratis yang diletakkan di ruang satpam. Selain itu, murid dengan
suhu tubuh lebih dari 37° akan diperintahkan kembali ke rumah dan melaksanakan pembelajaran
dari rumah.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sebelum kondisi akibat pandemi membaik, satuan pendidikan di Indonesia melaksanakan


pembelajaran secara daring sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Metode
pembelajaran secara daring yang diterapkan SMA Negeri 9 adalah guru mengirimkan video yang
berisi penjelasan materi kepada siswa, sebagai petunjuk untuk mengerjakan tugas. Setelah
kondisi semakin membaik, SMA Negeri 9 pernah melaksanakan pembelajaran tatap muka
terbatas atau hybrid. Pengaturan dalam pembelajaran hybrid, yaitu setiap kelas dibagi menjadi
dua kloter agar tidak terlalu ramai. Sistem pembelajarannya adalah dengan cara guru
menjelaskan materi, lalu jika waktunya tidak mencukupi siswa akan diberikan pekerjaan rumah.

Setelah kurang lebih dua tahun melaksanakan pembelajaran dari rumah, pemerintah
mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk wilayah PPKM
level 1 dan 2, dengan syarat capaian vaksinasi dosis kedua pada pendidik dan tenaga
kependidikan di atas 80 persen dan pembelajaran dilakukan setiap hari dengan lama belajar
paling banyak enam jam perhari. Saat ini, SMA Negeri 9 sedang melaksanakan Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) 100 persen, tetapi dengan catatan jam belajarnya dipersingkat karena
bertepatan dengan bulan Ramadhan.

4.5 Saran

Saran penulis dalam menanggapi hal ini adalah setiap individu harus tegas dan disiplin
dalam mematuhi protokol kesehatan dan senantiasa mengajak orang terdekat untuk melakukan
vaksinasi Covid-19. Upaya tersebut merupakan bagian dari penurunan level Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ketika level PPKM di seluruh wilayah di Indonesia
sudah menurun, maka sekolah-sekolah 11 akan dibuka kembali dan seluruh siswa dapat
melaksanakan aktivitas pembelajaran secara tatap muka.

Anda mungkin juga menyukai