SDN 1 Cingebul
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
MARDIANA SAPUTRI
1801100051
Peneliti,
Mardiana Saputri
ii
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan……………………………………………………i
Kata Pengantar………………………………………………………….ii
Daftar isi……………………………………………………………….. iv
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….8
A. Kajian Teori…………………………………………………….8
1. Pengertian Mentorship/Pendampingan…………………8
2. Tujuan dan Model Mentorship…………………………11
3. Pengertian Belajar…………………...…………………15
4. Kesulitan Belajar……………………………………….16
B. Penelitian yang Relevan………………….…………………….23
C. Alur Pikir……………………………………………………….26
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………..27
BAB III
METODE PENELITIAN……………………………………………28
A. Desain Penelitian………………………………………………28
iii
B. Tempat dan Waktu Penelitian………...………………………29
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……………………30
D. Keabsahan Data……………………………………………….31
E. Analisa Data…………………………………………………..33
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan secara online selama
beberapa tahun telah terlaksana. Pemerintah memberikan surat edaran
kembali terkait Pembelajaran Tatap Muka dengan ketentuan yang telah
diatur dalam Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Banyumas Nomor
420/10122/2021 tentang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di masa
pandemi Covid-19 yang didalamnya berisi bahwa mulai Januari 2022
semua satuan pendidikan wajib melaksanakan PTM Terbatas dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat. Turunnya Surat Edaran yang berlaku tersebut,
kegiatan pembelajaran tingkat Sekolah Dasar kembali menjadi
Pembelajaran Tatap Muka. Tentu dalam pra pelaksanaan Pembelajaran
Tatap Muka, perlu menyiapkan berbagai hal. Siswa yang telah sekian lama
melakukan pembelajaran dengan cara online atau daring dalam kurun
waktu yang dapat dikatakan lama, perlu melakukan adaptasi kembali
mengenal lingkungan sekolah.
Pelaksananaan Pembelajaran Tatap Muka saat ini, akan lebih
memudahkan guru untuk memantau serta melakukan pendampingan atau
mentorship dengan mudah kepada peserta didik baik dari segi afektif,
kognitif dan psikomotor. Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti di
SDN 1 Cingebul, Bapak Sudin, S.Pd menyatakan bahwa penyesuaian
siswa kembali ke sekolah akan berjalan cukup lama, dikarenakan
pembelajaran daring sebelumnya yang sangat lama menjadikan siswa
terlalu nyaman di rumah dan bermain, untuk saat ini siswa dibiasakan dan
melakukan penyesuaian kembali untuk belajar agar menjadi karakter yang
lebih baik dari karakter sebelum pandemi melanda, yaitu karakter
semangat untuk menuntut ilmu dan belajar di sekolah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti saat di sekolah, peneliti
menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan penyesuaian siswa
kembali ke sekolah, bahwa siswa belum terbiasa membaca dan memahami
sebuah soal yang guru berikan sehingga hal tersebut akan menjadikan
siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Ketidaksanggupan siswa dalam
2
memahami soal ini merupakan hal kecil namun sangat penting dalam
perkembangan kognitif siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pertama kali
dilaksanakan oleh SDN 1 Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten
Banyumas untuk wilayah Lumbir, Desa Cingebul, tentunya dalam
pelaksanaan pembelajaran pasca online ini, guru perlu memahamkan
peserta didik yang sekian lama telah melakukan pembelajaran online
menjadi pembelajaran tatap muka agar lebih antusias dan lebih mudah
paham dari pembelajaran online sebelumnya, mengingat selama
pembelajaran jarak jauh, peserta didik kurang menjumpai benda-benda
konkret yang sesuai dengan materi dari guru berikan. Berdasarkan
observasi oleh peneliti, guru sangat berperan penting untuk memantik
siswa-siswi agar lebih paham terkait materi-materi dasar, karena materi
dasar telah diberikan saat pembelajaran online dan kemudian diulas
kembali saat pembelajaran tatap muka, maka guru perlu melakukan
pendampingan atau mentorship dengan metode yang sesuai dengan
kebutuhan siswa, karena banyak siswa yang belum paham ataupun lupa
mengenai materi dasar yang telah diberikan.
Berdasarkan teori dari Jean Piaget seorang anak berjalan melalui 4
tahap perkembangan kognitif, diantaranya sensorimotor, pra operasional,
operasi konkret, dan operasi formal. Pada tahap operasi konkret umur 7 –
11 tahun, siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan dari pengalaman
yang didapat dari proses interaksi dengan lingkungannya. Pada tahap
operasi konkret ini, siswa berpikir dengan ditandai dengan gerak-gerakan,
berpikir melalui benda konkret, sampai berpikir abstrak, sehingga dalam
pembelajaran Sekolah Dasar, siswa perlu banyak melakukan pembelajaran
dengan pendampingan atau mentorship yang tepat serta menggunakan
metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Berbeda ketika pembelajaran
online berlangsung, siswa belajar tanpa adanya benda konkret, sehingga
tugas utama guru pada saat pembelajaran pasca online akan sangat terasa
untuk memahamkan kembali peserta didik. Pelaksanaan belajar siswa
3
pasca pembelajaran online, tentu tidak hanya mengandalkan peran guru di
dalam kelas, namun motivasi orangtua dan lingkungan keluarga juga
penting.
Sehingga berdasarkan kegiatan pembelajaran pada saat ini yang
dilakukan secara tatap muka dan merupakan pembelajaran pasca online,
serta mengakibatkan dampak bagi siswa untuk dapat menyesuaikan
kembali kegiatan sekolah beserta kesulitan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar, maka peneliti ingin mendeskripsikan pelaksanaan
mentorship untuk mengatasi kesulitan belajar mandiri siswa di SDN 1
Cingebul. Dalam penelitian, peneliti dapat memaparkan bagaimana guru
dan siswa dapat melakukan penyesuaian dan kebiasaan baru di sekolah,
serta upaya guru dalam pendampingan atau mentoringship kepada siswa
agar siswa tidak lagi mengalami kesulitan belajar. Selain itu, latar
belakang siswa dalam kesulitan belajar tentunya akan menjadikan guru
atau pendidik memutar otak atau berpikir kreatif menerapkan
pembelajaran tatap muka yang menyenangkan agar peserta didik mudah
memahami materi, sehingga peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana
pelaksanaan mentorship untuk mengatasi kesulitan belajar mandiri di SDN
1 Cingebul.
B. Identifikasi Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran saat ini, di setiap sekolah tengah
melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka, diantaranya oleh SDN 1
CingebuL. Proses pembelajaran yang pada waktu lalu telah memakan
kurang lebih dua tahun melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau online,
kali ini peserta didik dihadapkan pembelajaran tatap muka yang
mengharuskan peserta didik beradaptasi kembali dengan lingkungan
sekolah. Proses pembelajaran selama dalam kurun waktu kurang lebih 2
tahun sejak 2020 juga menjadikan peserta didik mengalami kesulitan
belajar karena selama pembelajaran online tidak menggunakan benda-
benda konkret serta pemberian materi yang hanya material oriented tidak
4
terpaku pada target oriented. Selain itu terdapat penurunan kemampuan
kognitif karena tidak terbiasa belajar, penurunan semangat belajar karena
sudah terlalu nyaman melakukan pembelajaran dari rumah. Hal-hal
tersebut berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di SDN 1
Cingebul.
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka mengharuskan siswa untuk
beradaptasi kembali ke sekolah, maka guru memiliki tugas utama untuk
melakukan mentorship dengan intens kepada peserta didik, karena
berdasarkan observasi peneliti, banyak peserta didik yang belum bisa
memahami soal dengan seksama, terlebih lagi soal cerita yang pendek,
peserta didik juga masih memiliki rasa malas untuk belajar, dan datang
hanya untuk bermain, perilaku-perilaku tersebut tentunya akan menjadi
sebuah hambatan yang bermuara pada kesulitan belajar peserta didik. Guru
atau pendidik disini bertugas mengelola kelas atau suatu pembelajaran
dengan mentorship yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, agar
penyesuaian peserta didik di sekolah kembali lagi serta dapat mengurangi
kesulitan belajar yang terjadi.
Penyesuaian siswa kembali seperti sedia kala sebelum pandemi,
diharapkan siswa menjadi semangat belajar kembali, tidak berada di
tempat nyaman terlalu lama yaitu rumah. Selain itu, siswa juga akan
belajar sedikit demi sedikit mengenai lingkungan sekolah serta benda-
benda konkret lainnya. Adanya benda konkret dalam pembelajaran tatap
muka kali ini akan memudahkan siswa untuk paham mengenai materi
yang sedang diterangkan. Kegiatan mentorship oleh guru sangat
diperlukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar, sehingga
peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari ketidak
konsistenan sebuah topik yang akan dibahas oleh peneliti, sehingga
penelitian akan konsisten dengan topik yang diteliti dan tetap fokus pada
5
masalah serta solusi yang akan diberikan. Oleh sebab itu, pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Pelaksanaan mentorship untuk mengatasi kesulitan belajar mandiri di
SDN 1 Cingebul.
2. Penerapan mentorship ;
a. Capaian dan pengaruhnya pada pemahaman peserta didik.
b. Bentuk dan model pelaksanaan mentorship pada peserta didik.
c. Faktor pendukung dan hambatan dalam suksesnya kegiatan
mentorship.
3. Kesulitan belajar mandiri peserta didik.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan mentorship untuk mengatasi kesulitan belajar
mandiri SDN 1 Cingebul?
2. Bagaimana pengaruh mentorship dalam mengatasi kesulitan belajar
mandiri peserta didik di SDN 1 Cingebul?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan mentorship dalam mengatasi kesulitan
belajar mandiri SDN 1 Cingebul.
2. Untuk mengetahui pengaruh mentorship dalam mengatasi kesulitan
belajar mandiri peserta didik di SDN 1 Cingebul.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik manfaat yang bersifat
teoritis maupun praktis. Adapun manfaatnya yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi penelitian yang dapat
meningkatkan kegiatan mentoring atau mentorship pada peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar, serta dapat menjadi rujukan untuk
penelitian selanjutnya.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Menerima layanan mentorship oleh guru dengan baik dan kreatif.
b. Bagi Guru
Membantu guru memberi pengalaman untuk meningkatkan
mentorship dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik agar
lebih inovatif dan efektif.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan peningkatan pengajaran dan pembinaan kompetensi
guru mengenai pendampingan atau mentorship untuk mengatasi
keuslitan belajar peserta didik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Mentorship/pendampingan
kurang baik, lebih lamban, atau bahkan sama sekali tidak akan terjadi.
membantu orang lain untuk belajar tidak lain adalah seorang guru yang
mengajari peserta didik, dan jika proses belajar mengajar tidak terjadi
maka hasilnya akan kurang baik serta lebih lamban, maksdunya adalah
8
oleh pemerintah dan lembaga non profit dalam upaya meningkatkan
9
perkembangan anak usia dini secara optimal. Perawatan disini
memiliki arti bahwa pendidik atau guru merawat aspek fisik motorik
diketahui aspek fisik motorik serta apsek kognitif, bahasa dan sosial
yang lebih terampil atau berpengalaman dengan orang kurang ahli atau
10
kegiatan belajar mengajar dan bertansfer ilmu demi mencapai tujuan
a. Meningkatkan minat
peserta didik SD merupakan salah satu strategi seorang guru yang harus
11
sehingga anak menjadi lebih banyak bertanya, rajin mengerjakan tugas,
guru aktif dalam mengelola kelas maka anak akan saling mengenal
dengan temannya satu sama lain. Terlebih lagi ketika guru melakukan
peserta didik yang stau dengan peserta didik lainnya karena tentunya
merupakan salah satu tujuan dari mentoring itu sendiri. Membantu agar
didik. Oleh karena itu, karena guru atau mentor disini sifatnya adalah
membantu yang belum paham atau membantu orang yang perlu dibantu
12
Point kelima yaitu mengembangkan sikap yang beradab. Dalam
transfer ilmu saja pada mentee nya, akan tetapi perlu memperhatikan
Jenis-jenis Mentorship
13
Mentoring ini biasanya diprakrasai oleh seorang mentor yang
dipimpin oleh guru atau pendidik atau mentor serta jumlah anggotanya
berbeda-beda.
jalannya pembelajaran.
14
Dari penjelasan diatas, maka kegiatan mentorship atau mentoring
3. Pengertian Belajar
tujuan. Belajar juga bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari
15
Sehingga, pengertian belajar menurut peneliti bahwa belajar
4. Kesulitan Belajar
merupakan kondisi peserta didik tidak dapat atau tidak bisa belajar
16
dalam belajar akhirnya menjadi kurang, hasil belajar juga menjadi
menurun.
belajar sebagai suatu gejala yang Nampak pada peserta didik dengan
ditandai oleh adanya hasil belajar yang rendah atau di bawah norma
17
Ketidakmaksimalan dalam belajar akan berpengaruh terhadap motivasi
g. Masalah kesehatan.
l. Gangguan sensoris.
Sedangkan menurut reid & Ortiz yang dikutip oleh Marlina (2019)
18
a. Abnormalitas sistem saraf pusat, terdapat pada belahan otak yaitu
e. Abnormalitas biokemikal.
yaitu ;
a. Metode pembelajaran
b. Kurikulum
19
Kurikulum yang dipakai, tentunya perlu disesuaikan dengan
c. Lingkungan kelas
d. Gaya belajar
20
c. Disgrafia, kesulitan menulis.
a) Lamban membaca.
h) Menolak membaca.
b) Sulit mengeja.
papan tulis.
21
e) Lamban menulis.
c) Kata-kata terbalik.
b) Angka terbalik.
h) Miskin penalaran.
22
karakteristik lain seperti keterampilan belajar dan organisasional
kasus, simulasi dan praktek mandiri. Hasil dari penelitian ini, bahwa
guru sebagai pihak yang sangat dekat dan potensial untuk membantu
kesulitan siswa. Dalam kegiatan kelas, peran dan fungsi guru adalah
23
sebagai pembimbing dan motivator di kelas, sehingga siswa maupun
belajar, dan jika terdapat cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi
peran yang paling besar adalah dalam hal supporting serta kegiatan
24
Universitas Airlangga, Surabaya. Kegiatan penelitian oleh Ika
25
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menjelaskan kesulitan
C. Alur Pikir
dengan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu tujuan
jarak jauh ini, baik dampak negatif maupun dampak positif. Salah satu
dampak negatif dari sebuah pembelajaran jarak jauh yaitu peserta didik
didik belum sepenuhnya dapat memahami berbagai macam soal baik soal
cerita maupun bukan soal cerita. Selain itu, peserta didik juga belum
menurun. Semua dampak baik pemahaman soal dan minat belajar yang
26
diatasi dalam pendampingan atau mentorship pada peserta didik.
Dampak
D. Pertanyaan Penelitian
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
data, peneliti menggunakan data yang diperoleh dari wali murid, data
28
yang digunakan meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti
hasil penelitian mulai dari bulan Februari 2022 – Juni 2022. Penelitian
observasi selama 5 bulan dari peneliti serta hasil wawancara awal yang
C. Sumber Data
Menurut Salim (2019) sumber data primer merupakan data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data
primer disebut juga data yang up to date atau terbaru, sehingga peneliti
29
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
memperoleh informasi dan data kepada wali kelas yang diperlukan, kepala
sekolah, wali murid dan pihak lainnya yang paham mengenai kegiatan
diantaranya adalah berupa rekaman suara, foto, dan cuplikan video saat
arsip penelitian. Instrument penelitian itu sendiri dalam penelitian kali ini
30
terdapat instrument wawancara kepada guru wali kelas yang dibutuhkan,
kepala sekolah, wali murid, serta pihak yang terlibat dalam berbagai
dokumen-dokumen dari sekolah atau dari guru serta hasil observasi oleh
sudah diwawancara oleh peneliti yang akan menjadi arsip dan bukti bagi
peneliti sendiri.
sangat rumit karena perlu memperhatikan sikap pada waktu datang, sikap
E. Keabsahan Data
1. Triangulasi Sumber
31
kelas, wali murid, pihak luar sekolah yang bersangkutan. Data yang
Kepala Sekolah
Sumber
Wali Kelas
Wali Murid
2. Triangulasi Teknik
cara mencari tahu dan mencari kebenaran data terhadap sumber yang
32
Observasi
Wawancara
Sumber
Dokumen
F. Analisa Data
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, data
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana
33
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
Data Data
collection display
Data
Reduction
Data
Conclusion
berikut :
34
memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta
HASIL
CATATAN
REDUKSI
LAPANGAN
2!1D2#3$4Ab AABECDE
reduksi
%5cA%
Dbcae
212345
yang peneliti dapatkan masih berupa data yang tidak jelas dan harus
Setelah dilakukan reduksi, dapat kita lihat bahwa data yang sudah
Penyajian data atau data display diarahkan agar data hasil reduksi
berikut :
35
HASIL
REDUKSI
DISPLAY
DATA
AABECDE
AABECDE
Dbcae
abcde
212345 display
212345
36
Menurut Salim & Haidar untuk mengetahui kualitas data, seorang
dipercaya
negatif
37
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Hadi. (2019). Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa MIN Jati. Jurnal
Hadi, Fida Rahmantika. (2015). Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Dalam
Universitas Siliwangi.
Jakarta : Kencana.
38
Keperawatan Medikal Bedah RSUD Sidoarjo. Fakultas Keperawatan : Universitas
Airlangga.
Rineka Cipta.
39
lampiran
Hari/tanggal :
Tempat :
Nama :
Jabatan :
mentorship/penda melakukan
kelas?
guru lakukan?
3. Menurut bapak/ibu
bagaimana pelaksanaan
dalam kegiatan
mentorship/pendamping
40
di kelas?
4. Apakah kegitan
mentorship/pendamping
telah menjelaskan
pelaksanaan
mentorship/pendamping
pada kegiatan
mentorship/pendamping
an ini selalu
menggunakan metode
berbeda?
6. Menurut bapak/ibu
guru,
mentorship/pendamping
melibatkan peserta
41
sering menggunakan
mentoringship yang
melibatkan banyak
siswa aktif?
selama melakukan
mentorship atau
pendampingan pada
faktor pendukung
berjalannya mentorship
atau pendampingan
dan baik?
kelebihan dan
dalam pelaksanaan
mentorship atau
pendampingan belajar
42
siswa di kelas?
disorder.
belajar tersebut?
bapak/ibu mengenai
kesulitan belajar?
pernah mengalami
kendala dalam
menyelesaikan atau
memiliki kesulitan
belajar?
43
yang mendapatkan
mentorship/pendamping
an dari bapak/ibu
mengalami perubahan?
mengalami kesulitan
bapak/ibu guru?
44
lampiran
Hari/tanggal :
Tempat :
Nama :
Jabatan :
1. Pelaksanaan Berdasarkan
mentorship pengamatan
Cingebul sudah
menjalankan
kegiatan
mentorship atau
pendampingan
untuk mengatasi
kesulitan belajar
siswa di kelas?
45
2. Berdasarkan
pengamatan
bapak/ibu kepala
sekolah, apakah
kelas di SDN 1
Cingebul sudah
menjalankan
kegiatan
mentorship/penda
mpingan untuk
mengatasi
kesulitan belajar
siswa dengan
baik?
3. Menurut
bapak/ibu kepala
sekolah, salah
satu contoh
kegiatan
mentorship atau
pendampingan
46
lakukan
merupakan
mentorship atau
pendampingan
4. Menurut
bapak/ibu kepala
sekolah kendala
yang mungkin
sering dihadapi
dalam
pelaksanaan
mentorship atau
pendampingan
didik?
5. Menurut
bapak/ibu kepala
sekolah kendala
yang mungkin
sering dihadapi
dalam
pelaksanaan
47
mentorship atau
pendampingan
6. Menurut
bapak/ibu kepala
saja yang
mengakibatkan
terjadinya kendala
dalam mentorship
atau
pendampingan di
kelas?
sekolah dalam
memfasilitasi
kegiatan
mentorship atau
pendampingan di
kelas?
48
mengenai ketika mendapati
sekolah berikan
terhadap adanya
mengalami
kesulitan belajar?
10. Adakah
perubahan yang
diperoleh dari
peserta didik
setelah sekolah
memfasilitasi
siswa yang
kesulitan belajar?
49
lampiran
Kelas/semester : ………….……………
Hari/tanggal : ……………………….
II. Kegiatan
pembelajaran
(Pendahuluan,
Inti, Penutup)
50
51