Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2 :

1. AJI BAIHAQI (2202090102)


2. M. ARI KURNIAWAN (2202090117)
3. NABILA ANDRINA (2202090133)
4. IKA DELLA AYU PUSPITA (2202090121)
5. ARTIKA DWI RAHMAH (2202090113)

Kebijakan Pemerintah Terhadap Sekolah Full Day


di Sekolah Dasar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy


mengatakan, pihaknya sedang meraba-raba Permendikbud sebagai dasar
kebijakan sekolah lima hari dalam sepekan. Namun, Muhadjir belum bersedia
menjelaskan secara rinci isi draft Permendikbud tersebut. ”Sabar, dalam waktu
dekat akan dikeluarkan,” tuturnya. Dalam beberapa kesempatan, Muhadjir sudah
menyampaikan rencana sekolah lima hariitu. Sebagai konsekuensi dari
pengeprasan jumlah hari, lama tinggal di sekolah lebih panjang. Dari rata-rata
pulang jam 14.00 siang, bisa menjadi pukul 16.00 sore. Muhadjir juga
menyebutkan bahwa sekolah selama lima hari dalam sepekan itu diberlakukan
secara nasional. Meski begitu penerapannya bertahap.
Pengurus Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Wakil Kepala
SMAN 1 Gunungsari, Lombok Barat, Mansur sangat menunggu kejelasan
kebijakan sekolah lima hari itu. “Sampai sekarang kami belum menyusun jadwal
pelajaran. Menunggu keputusan Kemendikbud,” katanya kemarin. Mansur
mengatakan, penghapusan belajar di hari Sabtu itu sejatinya tidak perlu diisi
banyak kegiatan. Aturan yang berlaku saat ini adalah, lama belajar 40 jam dalam
sepekan. Jadi jika Sabtu dihapus, maka 40 jam itu dibagi lima hari (Senin-Jumat).
“Hasilnya sama saja, siswa pulang jam 15.30 sampai 16.00,” jelasnya. Sehingga
lamanya siswa di sekolah tidak perlu diisi aneka kurikulum, sudah habis untuk
jam pelajaran. Kecuali jika nanti Kemendikbud mengurangi beban belajar 40 jam
dalam sepekan menjadi 38 jam atau bahkan lebih sedikit lagi.
Hal ini mengundang prokontra, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) terus melanjutkan rencana tersebut. Bahkan, Kemendikbud telah
memilih 500 sekolah di Jakarta sebagai bagian dari program percontohan full day
school. Full day school tidak sepenuhnya diisi pelajaran, melainkan dengan
kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan membentuk dan mengembangkan
karakter, kepribadian, serta potensi anak. Untuk mengetahui respons orangtua
siswa terhadap full day school, Koran SINDO melakukan jejak pendapat terhadap
400 orang responden. Hasilnya, mayoritas menolak rencana penerapan sistem
tersebut. Ini alasan responden menolak full day school:
1. Membebani anak secara fisik dan psikologis (88%) Sebanyak 68%
responden menyatakan penambahan jam masuk sekolah hingga sore hari dapat
berpengaruh terhadap dua hal. Pertama dari aspek fisik dan yang kedua aspek
psikologis. Secara fisik, siswa dihadapi pada tantangan ketahanan fisik. Perubahan
jam sekolah menjadi lebih panjang bisa membuat siswa lelah, terlebih bagi yang
berusia dini. Sementara anak-anak membutuhkan istirahat yang cukup agar bisa
berkonsentrasi secara maksimal. Secara psikologis, penambahan jam belajar juga
akan berpengaruh terhadap tingkat stres anak. Banyaknya beban bisa
mempengaruh aspek ini. Pun, siswa sekolah dasar cenderung mudah bosan.
Mereka membutuhkan sarana lain untuk melepas kebosanan yang mungkin bisa
didapat melalui lingkungan di luar sekolah, seperti teman di rumah ataupun
keluarga, Dengan adanya "paksaan"ini kehidupan sosialisasi anak dengan teman
dan keluarga di rumah pun turut terancam.
2. Belum diperlukan, segerakan yang lebih penting (7%) Program full day
school juga dinilai belum mendesak. Masih banyak persoalan krusial yang
dihadapi dunia pendidikan saat ini dan butuh penanganan segera. Semisal kualitas
tenaga pengajar atau fasilitas pendidikan yang belum memadai. Masih adanya
pungutan di sekolah dan ketimpangan mutu pendidikan di berbagai tempat di
daerah turut menjadi persoalan yang seharusnya diprioritaskan dan bisa segera
mendapat solusi.
3. Prasarana dan sarana antardaerah tidak sama (3%) Penerapan full day
school di Indonesia tidak bisa disamaratakan karena bergantung pada sarana dan
prasarana yang mendukung. Seperti fasilitas sekolah serta regulasi lain yang
menjadi pengokoh kebijakan ini
4. Perbedaan latar belakang ekonomi (2%) Untuk daerah pelosok,
penerapan kebijakan dinilai belum layak, terutama dilihat dari kacamata ekonomi
yang dikaitkan dengan pola kebiasaan. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat di
daerah bermata pencarian nelayan dan petani yang membutuhkan bantuan
anaknya dalam mencari nafkah. Dengan adanya kebijakan ini, otomatis ada
konsekuensi yang harus mereka tanggung, yakni kehilangan dukungan tenaga
yang berpotensi mempengaruhi pendapatan.

Adapun menurut kami kebijakan pemerintahan terhadap sekolah full day


ini sangat tidak efektif, karena: Pertama, beban belajar yang akan makin
memberatkan siswa. Jika kegiatan belajar mengajar ditambah sampai jam 16.00,
maka keterserapan pendidikan pada anak usia dini tidak akan maksimal. Kedua,
terkait aspek mental spiritual, keberadaan lembaga pendidikan pesantren dan
Madin ini telah banyak memberikan kontribusi pada pembentukan kepribadian
dan watak mental spiritual anak. Di banyak tempat Madin biasanya dilaksanakan
sore hari. Jika sekolah diberlakukan sampai sore hari, maka praktis mereka tak
bisa mengikutinya. Ketiga, terkait aspek akademik. Aturan belajar mengajar lima
hari tentu harus diikuti oleh pembenahan kurikulum sekolah. Sementara
mengubah kurikulum lama yang sudah secara sistematik diterapkan di sekolah
tentu bukan hal yang mudah.
Keempat, terkait aspek kompetensi non akademik. Konsep lima hari
sekolah, akan memutus kreatifitas anak dalam penguatan ilmu non akademik.
Kelima, terkait hak atas dunia sosial anak. Penambahan jam belajar mengajar
selain mengambil jam belajar di luar sekolah, pada saat yang sama juga merampas
jam bermain anak. Keenam, terkait aspek ekonomi. Penambahan jam belajar
sekolah praktiknya juga berhubungan dengan penambahan uang saku anak di
sekolah. Dan ini tentu saja menambah beban finansial orang tua. Ketujuh, terkait
aspek keamananan mengenai waktu dan jarak pulang siswa.Dari sisi keamanan
akan sangat rawan kalau anak setiap hari harus pulang sekolah kelewat petang.
Kedelapan, dari aspek sarana prasarana penunjang. Seperti diketahui untuk
sekolah di daerah-daerah tertentu masih sulit terakses sarana transportasi umum.
Ini menjadi masalah lanjutan kalau jam pulang sekolah berubah. Masalah lain
terkait keterbatasan ruang kelas juga. Kesembilan, aspek ketahanan keluarga.
Siswa yang berasal dari keluarga tak mampu, biasanya usai pulang sekolah selalu
membantu orangtua. Jika anak-anak ini harus bersekolah hingga sore hari maka
dua hal sekaligus membebani orang tua. Pertama, bertambahnya kebutuhan uang
saku sekolah, kedua berkurangnya penghasilan lantaran berkurangnya tenaga
dalam mencari nafkah.
Namun banyak juga warga negara Indonesia yang menerima kebijakan ini
dengan alasan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan
terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua
mereka masih belum pulang dari kerja. Karena kalau anak-anak tetap berada di
sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput
orangtuanya seusai jam kerja.Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama
orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam
pengawasan, khususnya oleh orangtua. Untuk aktivitas lain misalnya mengaji bagi
yang beragama Islam, menurut Mendikbud, pihak sekolah bisa memanggil guru
mengaji atau ustaz dengan latar belakang dan rekam jejak yang sudah diketahui.
Jika mengaji di luar, mereka dikhawatirkan akan diajari hal-hal yang
menyimpang.

Di SMP Al Masoem Bandung, sistem sekolah formalnya memakai sistem


fullday school. Jadi, dari pagi hingga sore siswa dan siswi berada di sekolah, lalu
dari magrib hingga malam belajar agama Islam di asrama. Lalu, apa dampak
positif fullday school untuk siswa dan siswi SMP Al Masoem? pada awal
penerapannya, sistem fullday school memang banyak menuai kontroversi.
Padahal, sistem fullday school memang mempunyai berbagai dampak positif yang
tidak kalah banyak dari dampak negatifnya. Oleh karena itu, selain anjuran
pemerintah, dampak positif dari fullday school membuat SMP Al Masoem
menerapkan sistem ini.
1. Waktu Belajar yang Lebih Lama
Fullday school memiliki waktu belajar yang lebih panjang sehingga para
siswa dan siswi mempunyai waktu belajar yang lebih lama. Waktu belajar
yang lebih lama ini akan membuat penyampaian materi dan program
sekolah lainnya bisa diberikan kepada murid lebih maksimal.
2. Pembahasan materi dapat dilakukan secara detail, baik melalui ajaran guru
secara langsung maupun melalui diskusi dengan teman-teman kelas.
Sistem fullday school juga didukung oleh kurikulum 2013 di mana proses
pembelajaran tidak hanya didapatkan dari guru saja, tetapi juga usaha
sendiri membuat proses belajar tidak monoton.
3. Para siswa dan siswi pun tidak boleh diberikan PR karena sudah belajar
lebih lama di sekolah. Guru-guru yang paham dan patuh terhadap aturan
ini tidak akan memberikan PR kepada siswa. Mereka akan melakukan
metode pembelajaran yang bisa membuat materi selesai di sekolah beserta
tugasnya tanpa harus memberikan PR.
4. Kepadatan Penyampaian Materi Merata. Dengan durasi yang lebih lama,
dampak positif fullday school membuat siswa mendapatkan pemaparan
materi sesuai dengan target semester. Selain itu, jika ada siswa yang masih
kurang paham setelah penyampaian materi, masih banyak waktu untuk
guru menjelaskan kembali.
5. Bahkan, di hari yang sama, bisa diberikan tugas untuk latihan dan melihat
sampai mana pemahaman setiap murid. Keterampilan guru memang cukup
mempengaruhi dalam proses pembelajaran sistem fullday school agar
murid tidak bosan, sehingga mereka merasa seru dan asik mengikuti
pembelajaran hingga akhir.
6. Dapat Mempererat Hubungan Baik dengan Teman dan Guru. Dampak
positif fullday school dapat mempererat hubungan baik sesama teman dan
guru. Dengan menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah otomatis
waktu bersama teman pun lebih lama. Di SMP Al Masoem, para murid
mendapatkan bimbingan tentang akhlak dan berperilaku baik sesama
teman.
7. Dengan sering berinteraksi dan mendapatkan bimbingan akhlak, mereka
akan menjalin hubungan yang semakin baik, termasuk di luar teman
sekamar di asramanya. Begitu pun dengan guru, fullday school membuat
murid lebih sering bertemu dan berinteraksi dengan guru sehingga
hubungan yang terjalin lebih akrab.
8. Menjauhkan Siswa dari Pengaruh Buruk. Dengan sistem fullday school
dan boarding school membuat siswa dan siswi SMP Al Masoem memiliki
jadwal yang padat dan teratur. Dampak positif fullday school ini akan
menjauhkan siswa dari pengaruh buruk karena sedikitnya waktu luang
pada hari-hari sekolah.
9. SMP Al Masoem menerapkan kedisiplinan yang tegas dan pemberian poin
sebagai sanksi pelanggaran. Sehingga, dengan sistem fullday school,
kegiatan mereka di siang hari saat di sekolah lebih mudah dipantau oleh
guru dan tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal yang dilarang atau
kegiatan membuang-buang waktu lainnya.
10. Kegiatan Ekstrakulikuler Lebih Efektif. Kegiatan ekstrakulikuler lebih
efektif karena siswa dan siswi lebih mudah meluangkan waktu lebih lama
untuk kegiatan tersebut karena pengaruh fullday school yang membuat
mereka banyak menghabiskan waktu di sekolah. Ekstrakulikuler ini cukup
penting untuk para murid karena berbagai jenis kegiatan yang bisa
mengembangkan potensi mereka.Potensi, bakat, dan minat para murid bisa
dikembangkan melalui kegiatan ekstrakulikuler yang mereka ikuti.
Apalagi di SMP Al Masoem banyak sekali jenis ekstrakulikuler yang
tersedia, mulai dari bidang agama, olahraga, seni, sain, teknologi, dan
sebagainya.
11. Waktu dengan Keluarga Lebih Efisien
Bagi siswa dan siswi SMP Al Masoem yang tidak berasrama, dampak
positif fullday school yaitu membuat waktu dengan keluarga lebih efisien.
Tidak adanya PR akan membuat murid bisa memanfaatkan waktu luang
mereka pada malam hari untuk berkumpul dengan keluarga.
12. Fullday school pun hanya 5 hari kerja, yaitu dari hari Senin sampai Jum’at.
Sehingga para murid mempunyai waktu libur dua hari yang bisa
digunakan untuk bersantai di rumah, bermain bersama teman, ataupun
liburan bersama keluarga. Dua hari libur setiap minggunya dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk quality time dengan keluarga.
13. Orang Tua lebih Tenang
Banyak orang tua yang sibuk bekerja di siang hari sehingga tidak bisa
menjaga atau memantau kegiatan anaknya. Dengan sistem fullday school
di SMP Al Masoem, orang tua bisa lebih tenang karena hampir seharian
kegiatan anak dipantau oleh guru.

Terutama SMP Al Masoem juga mengajarkan dan membentuk kepribadian


para murid untuk lebih baik melalui pembelajaran karakter dan agama Islam yang
diberikan. Sehingga mereka akan terhindar dari berbagai perilaku buruk, seperti
merokok, membolos, tawuran, dan kenakalan remaja lainnya.Orang tua bisa lebih
tenang karena guru-guru dan lingkungan di SMP Al Masoem memiliki citra yang
baik sehingga tidak khawatir meskipun tidak bisa mengawasi anaknya selama di
sekolah. Dampak positif fullday school pada perkembangan siswa dan siswi di
SMP Al Masoem lebih terasa karena dukungan kualitas guru dan faktor
pendukung lainnya untuk mewujudkan tujuan dari sistem fullday school itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai