Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH FULL-DAY SCHOOL TERHADAP SISWA

Disusun oleh :

1. Ananda Eka Agusta (03)


2. Anita Putri K. (04)
3. Endah Triana (08)
4. Ernita Arum P. (09)
5. Indira Budiapsari (12)
6. Risang Panggalih (26)

SMA N 11 YOGYAKARTA

2017/2018

 
 

 
 

 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini, sekolah di seluruh Indonesia mulai menerapkan sistem full-day school atau 5
hari sekolah. Sistem tersebut merupakan sistem kegiatan belajar mengajar selama 12 jam dan
dilaksanakan 5 kali dalam seminggu (Senin-Jumat). Sistem ini diterapkan agar dapat
membangun karakter siswa yang tidak menyimpang karena pergaulan di luar sekolah dan
memudahkan para orang tua yang sibuk bekerja dalam mengawasi anaknya.

Namun, sistem full-day school tidak sepenuhnya menguntungkan. Sistem tersebut cukup
menguntungkan bagi para orang tua tetapi tidak dengan para siswa. Siswa dipaksa belajar
secara terus menerus dengan jeda yang sebentar, terlebih setelah kegiatan belajar mengajar
siswa masih diberi PR atau tugas rumah. Dengan diterapkannya sistem ini, akan
menyebabkan banyak pengaruh bagi siswa. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan
membahas lebih dalam mengenai sistem full-day school serta pengaruhnya terhadap siswa.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pemerintah menerapkan sistem full-day school?

2. Apa saja alasan dalam penerapan sistem full-day school?


3. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai sistem full-day school?
4. Apa saja pengaruh sistem full-day school bagi siswa?

C. Rumusan Masalah

1. Apa saja alasan penerapan sistem full-day school?

2. Apa saja pengaruh sistem full-day school bagi siswa?

D. Tujuan

1. Bagi penulis

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan guru dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.

2. Bagi pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas sistem full-day school serta
pengaruhnya bagi siswa.

E. Manfaat

1. Mengetahui lebih dalam mengenai sistem full-day school

2. Mengetahui dampak positif maupun negatif mengenai sistem full-day school

PEMBAHASAN

A. Definisi dan tujuan sistem full-day school


B. Dampak positif dan negative sistem full-day school

 Dampak positif full day school

Sebuah studi dilakukan tahun 2015 oleh Inter-American Development Bank untuk
mengetahui apa dampak positif full day school di negara-negara Amerika Selatan.

Fokus penelitian adalah full day school di Kolombia yang, sama juga seperti Indonesia,
masih menjadi perdebatan. Secara singkat, studi itu meyimpulkan kelebihan/ manfaat
full day school adalah:

1. Pemahaman siswa tentang materi pelajaran akan lebih mendalam, sehingga


mengurangi risiko siswa tidak naik kelas atau tertinggal dalam memahami materi.

2. Kemampuan siswa untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa menjadi lebih baik
dan stabil.

3.Mengurangi jumlah pernikahan dini dan jumlah siswa putus sekolah.

4.Mengurangi kecemasan orang tua yang (karena berbagai hal) tidak bisa mengawasi
aktivitas anak-anak saat mereka pulang sekolah.

5.Anak/siswa bisa lebih dekat dan akrab dengan teman-teman sekolahnya, baik yang satu
kelas atau tidak.

6.Jalinan emosional antara guru dan siswa akan lebih dekat dan personal, karena mereka
akan lebih sering menghabiskan waktu bersama-sama.
7. Menjelang akhir semester para guru tidak perlu terburu-buru menyampaikan materi
sesuai tuntutan silabus, karena waktu belajar di sekolah yang lebih lama memungkinkan
materi bisa diajarkan dengan lebih tuntas.

 Dampak negatif full day school

Agar berimbang, kita juga sebaiknya tidak menutup mata pada dampak negatif full day
school berikut ini:

1. Sekolah akan mengeluarkan lebih banyak biaya. Ada biaya kompensasi untuk tenaga
pengajar karena penambahan jam belajar mengajar, biaya pengadaan perlengkapan
tambahan untuk praktek siswa, juga bertambahnya biaya untuk membayar tagihan listrik.

2. Orang tua akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk pendidikan anak. Misalnya
untuk biaya kompensasi guru dan uang saku anak.

3. Anak bisa merasa lelah, sehingga sulit konsentrasi atau bahkan tertidur saat jam
belajar mengajar. Akibatnya mereka tidak bisa memahami materi pelajaran.

4. Jam belajar lebih lama tidak selalu membuahkan pencapaian akademik lebih baik.
Kemampuan individu siswa tetap berperan menentukan nilai mereka di akhir semester.

5. Guru juga akan lelah karena mereka harus tinggal lebih lama di sekolah untuk
mengajar. Mereka tiba di sekolah lebih awal untuk menyiapkan materi, mencatat nilai,
dan menghadiri rapat guru sepulang sekolah.

Beberapa orang tua dan pihak lain yang kontra dengan full day school mengungkapkan
alasan keberatan mereka sebagai berikut:

6. Tidak semua sekolah di semua daerah di Tanah Air layak memberlakukan sekolah
penuh hari. Penyebab utamanya adalah tidak seragamnya kualitas bangunan fisik sekolah
dan fasilitas pendukungnya.

7. Besar kemungkinan anak tidak punya waktu untuk mengenal lingkungan sekitarnya
dan tidak punya waktu untuk berinteraksi dengan golongan selain keluarga dan teman-
teman sekolah.
 

8. Anak-anak tidak punya waktu untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah, misalnya:
Karang Taruna, klub olah raga (renang, bulu tangkis, dll), sanggar seni untuk anak, dan
mengaji.

9. Para orang tua (terutama para ibu) harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan
makanan untuk bekal makan siang anak, karena sekolah tidak menanggung makan siang
siswa.

10. Berkurangnya komunikasi antara anak dan orang tua. Di sore hari anak sudah lelah
dan mereka cenderung ingin tidur. Libur dua hari di akhir pekan cenderung digunakan
anak untuk diri mereka sendiri, sehingga tidak ada waktu untuk berbicara dengan orang
tua.

 
PENUTUP

A. Kesimpulan

Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang
dilakukan mulai pukul 07.00-15.30. sehingga sekolah dapat mengatur jadwal
pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah
dengan pendalaman materi. Dari makna dan pelaksanaannya, full day school
sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal,
tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari
guru.

Sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah lama
diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun
dalam bentuknya yang sangat sederhana. Bahkan jika ditarik kebelakang, sistem
asrama telah dipraktikkan sejak masa pengaruh Hindu-Budha pra-Islam.

Dengan sistem ini diharapkan anak didik memiliki produktifitas yang tinggi
sehingga mampu meminimalisir hal-hal negatif yang dimungkinkan dilakukan oleh
anak sebagai dampak dari pergaulannya dengan lingkungannya.

B. Saran

1. Masyarakat (?)

2. Pemerintah

 
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai