XI MIPA 2
Disusun Oleh :
Annisa Rahmanda
Aulya Safiyna
Dhanu Satrio
Hanifah Dwi
Siti Mardiyatuz
Tyas Naufal
Bab 1
Pembahasan
Sekolah berperan sebagai agens untuk mentransmisikan nilai-nilai masyarakat pada setiap generasi
selanjutnya dan mengatur berbagai hubungan dengan teman sebaya. Sebagai agens sosialisasi
kedua setelah keluarga, sekolah memberikan pengaruh besar pada perkembangan personal sosial
anak.Masuk sekolah menyebabkan terputusnya struktur dunia anak.
Ketua Badan Pertimbangan Pendidikan Naisonal (BPPN) Awaloedin Djamin menerangkan bahwa
ranking Human Development Index (HDI) negara Indonesia pada tahun 1999 berada di posisi 121
dari 187 negara (Human Development Report, 2013). Indikator yang digunakan dalam penilaian
Human Development Index salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia dalam suatu
negara. Hal yang sama pada Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden
Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New
York, pada 2 hari Senin 1 Maret 2011, indeks pembangunan pendidikan atau Education Developent
Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008, nilai EFA untuk Indonesia yaitu 0.934. Nilai tersebut
menjadikan Indonesia berada di urutan ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikategorikan tinggi
dengan nilai 0.95-1, sedangkan kategori medium di atas 0.80 dan kategori rendah di bawah 0.80
(Kompas,2011).
Kemerosotan inilah yang melatarbelakangi ide untuk diadakannya sekolah sehari penuh (full day).
Pelaksanaan sekolah full day di Indonesia pada hakekatnya hanya menambah waktu dan
memperbanyak materi pembelajaran di sekolah, agar terciptanya kualitas sumber daya manusia
yang baik tetapi juga untuk mengkondisikan anak agar memiliki pembiasaan hidup yang baik, untuk
pengayaaan atau pendalaman konsep-konsep materi pembelajaran (Buharudin, 2008). Anak dalam
usia sekolah masih dalam tahap tumbuh dan berkembang sehingga tidak hanya belajar, anak
memerlukan bermain dan berinteraksi dengan lingkungan di luar sekolah. Dengan bermain tidak
hanya menimbulkan rasa senang, dan mengurangi energi negatif sehingga mengurangi stress tetapi
kegiatan bermain dan berinteraksi dengan lingkungan luas menjadi sarana anak untuk
mengembangkan diri secara optimal dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Djaali, 2008).
Dari hasil wawancara pendahuluan dari anak usia sekolah di SMA dari sebagian anak usia sekolah
yang diwawancarai diantaranya mengatakan bahwa sekolah full day itu menyenangkan karena bisa
bertemu dengan teman sekolah lebih lama, namun anak lainnya mengatakan mereka cenderung
bosan di sekolah karena terlalu lama waktu yang dihabiskan untuk sekolah dan belajar dan a jarang
bertemu orang tua di rumah, dan satu anak mengatakan habis pulang sekolah langsung belajar
mengerjakan tugas dari guru sehingga jarang bermain dengan teman sebaya yang ada di lingkungan
rumah.
Pelaksanaan Penelitian
Sedangkan Sulistyaningsih (2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah bertipe full day ini
berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore”.
Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen-komponen yang disusun dengan
teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya
pengajaran dan pelatihan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan
dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan full day school adalah
sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh dari pagi hingga sore dengan
sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal serta
menyenangkan bagi siswa. Sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan bebas sesuai dengan
bobot mata pelajaran.
2.3 Tujuan Pembelajaran Full Day School
Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu pendidikan yang
paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan akidah
dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan
dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik,
sosial dan emosional. Karena dalam sistem full day school, sekolah memiliki waktu yang
lebih panjang dibandingkan dengan sekolah dasar konvensional pada umumnya.
Sebagaimana Seli (2009: 62-63) mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam
sistem full day school lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek
mendapatkan proporsi waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed
tetapi aplikasi ilmu”. Oleh karena itu, agar semua terakomodir, maka kurikulum program
full day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan
siswa.
2.4 Dampak yang ditimbulkan akibat Full day School
a. Dampak positif
1. Waktu setelah Jam Belajar dapat Digunakan untuk Kegiatan Positif
Biasanya, setelah pulang sekolah anak akan bermain atau melakukan hal yang dirasa
kurang bermanfaat. Tapi dengan adanya full day school, setelah jam belajar akan diisi
kegiatan yang bermanfaat, seperti mengaji, olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler
lainnya.
2.5.1 Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian dari siswa/siswi SMAN 3 Bekasi.
2.5.2 Tempat
SMAN 3 Bekasi
2.5.3 Waktu
Penelitian dilakukan pada tanggal 28 oktober 2018
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif . Metode deskriptif
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat
perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.
Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual
dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.
Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada
hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada
observasi dan suasana alamiah.
2.7 Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data kualitatif yaitu dapat diperoleh dari kuesioner, wawancara. Proses ini
berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar
terkumpul agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat
digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Full day school merupakan kebijakan yang dibuat sekolah untuk pelajar agar pelajar dapat
sekolah seharian penuh yang bertujuan untuk membangun karakter siswa. Namun, kebijakan ini
menimbulkan beberapa dampak negatif bagi para pelajar. Jadi sebaiknya pemerintah membuat
kebijakan yang baik bagi pelajar agar terciptanya pelajar yang kompeten.
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=en&ei=0V3MW7yQGI
rVvgTIkLPQBA&q=dampak+positif+full+day+school&oq=dampak+fu
ll+day+school&gs_l=psy-
ab.1.1.0i7i30k1l2j0j0i7i30k1l7.5289.6702.0.8416.7.7.0.0.0.0.203.1073.0j5j
1.6.0....0...1c.1.64.psy-
ab..1.6.1065...35i304i39k1j0i13i30k1.0.Y8e0v6CeH3A
https://silabus.org/full-day-school/
https://nusantaranews.co/apa-itu-full-day-school/
https://www.blogsederhana.web.id/bagaimana-dampak-positif-dan-
negatifnya-program-full-day-school/