Anda di halaman 1dari 14

Keterangan Contoh Makalah:

Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Full Day School Tentang Pengaruh Perubahan Jam
Belajar di Sekolah Terhadap Siswa. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word. Contoh Makalah Full
Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Full Day School ini mudah-mudahan bisa menjawab pencarian anda
terkait dengan makalah full day school pdf, rumusan masalah full day school, karya ilmiah fullday school, latar
belakang masalah full day school, skripsi full day school, kesimpulan dari full day school, kesimpulan dan saran
full day school, makalah tentang boarding school dan lain-lain. Berikut ini kutipan teks dari isi Contoh Makalah Full
Day School:

Sistem Pendidikan Full Day School

Defenisi Full Day School


Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris, terdiri dari kata full mengandung arti penuh,
dan day artinya hari, dan school artinya sekolah. Jadi, arti dari full day school adalah sekolah sepanjang hari.

Dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran
yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari
guru. Dalam hal ini, Salim (2009: 227) berpendapat bahwa berdasarkan hasil penelitian bahwa belajar efektif bagi
anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).

Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa diberi kebebasan untuk
memilih tempat belajar. Artinya siswa bisa belajar dimana saja seperti halaman, perpustakaan, laboratorium dan
lain-lain.

Tujuan Pembelajaran Full Day School


Sebagaimana yang diketahui, diberbagai media massa yang seringkali memuat pemberitaan tentang berbagai
penyimpangan yang banyak dilakukan remaja sekarang. Hal inilah yang memotivasi para orangtua untuk mencari
sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-kegiatan positif pada anak mereka. Dengan mengikuti full
day school, orangtua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjurus
pada kegiatan yang negatif.

Banyak alasan full day school menjadi pilihan, antara lain :


1. Meningkatnya jumlah orangtua tunggal dan banyaknya aktifitas orangtua yang kurang
memberikan perhatian pada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktifitas anak setelah pulang
sekolah.
2. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke
masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang
masyarakat.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati, maka kita
akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi.
Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru
dalam dunia pendidikan. Untuk memaksimalkan waktu luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkan
sistem full day school dengan tujuan membentuk akhlak dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai positif serta
memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek.

Beberapa nilai plus diterapkan sistem full day school bagi sekolah yang berbasis formal dan informal antara lain.
Pertama, anak mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kedua, anak
memperoleh pendidikan keagamaan secara layak dan proporsional. Ketiga, anak mendapatkan pendidikan
kepribadian yang bersifat antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus
informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring. Keempat, potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-
kegiatan ekstrakulikuler dan kelima perkembangan bakat, minat dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini
melalui pantauan program bimbingan dan konseling.

Selain beberapa keunggulan tersebut, full day school juga memiliki kelebihan yang membuat para orangtua tidak
khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya, antara lain: pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat
dikurangi seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah, suami-
istri yang keduanya harus bekerja tidak akan khawatir tentang kualitas pendidikan dan kepribadian putra-putrinya
karena anak-anaknya dididik oleh tenaga pendidik yang terlatih dan profesional, adanya perpustakaan di sekolah
yang representatif dengan suasana nyaman dan enjoy sangat membantu peningkatan prestasi belajar anak, siswa
mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis.

Latar Belakang Munculnya Full Day School


Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan
sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang
berlabel keagamaan. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas
proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada sistem
pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, fasilitas yang
lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional”
walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-sekolah menjadi bentuk yang
lebih beragam dan menjadi trade mark, diantaranya adalah full day school. Program full day school yang biasanya
diterapkan mulai pukul 06.45-15.00 WIB membuat anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan sekolah
bersama teman-temannya. Selain waktu yang lebih banyak, biasanya sekolah dengan sistem ini tidak terlepas dari
biaya yang dikeluarkan perbulannya bagi setiap orang tua yang memasukkan anaknya di sekolah full day, karena
biasanya sekolah yang menerapkan full day school biayanya jauh lebih mahal dari sekolah yang masuk biasa. Hal
tersebut disebabkan karena kualitas dan kuantitas yang dimiliki sekolah dengan sistem full day school jauh lebih
lengkap dan lebih baik.

Meskipun memiliki rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari pagi sampai sore, sistem ini masih bisa diterapkan
di Indonesia dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Sebagaimana dijelaskan
dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan
alokasi jam pelajarannya. Dalam full day school ini waktu yang ada tidaklah melulu dipakai untuk menerima materi
pelajaran namun sebagaian waktunya dipakai untuk pengayaan dan kegiatan ekstrakurikuler.

Faktor Penunjang Full day school


Setiap sistem pembelajaran tentu memiliki kelebihan (faktor penunjang) dan kelemahan (faktor penghambat)
dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school. Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini
adalah setiap sekolah memiliki tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk menuju
kearah tersebut, diperlukan berbagai kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah
sistem yang akan digunakan didalam sebuah lembaga tersebut.

Diantara faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu
alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan
oleh sekolah. Faktor pendukung berikutnya adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting dalam
suatu organisasi. Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah tercapau
dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, jika dikelola dengan baik.

Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang
secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar setiap hari tetapi mempengaruhi kondisi belajar.
Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full
day school, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan siswa.

Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan dalam SDM. Dalm penerapan full day
school, guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri
dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan karena full day school adalah
sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh berada di sekolah.

Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana memainkan peran dalam
pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah karena dana secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang
lain.

Faktor Penghambat Full Day School


Faktor penghambat merupakan hal yang selalu ada dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada penerapan full
day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full day school diantaranya :

Pertama, keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari pendidikan yang vital
untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang
baik untuk dapat dapat mewujudkan keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam
meningkatkan mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan prasarana dapat
menghambat kemajuan sekolah.

Kedua, guru yang tidak profesional. Guru merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar.
Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh profesionalitas guru. Akan tetapi pada
kenyataannya guru mengahadapi dua hal yang dapat menurunkan profesionalitas guru. Pertama, berkaitan
dengan faktor dari dalam diri guru, meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan kerukunan
kerja. Kedua berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan dengan pekerjaan, meliputi manajemen dan cara
kerja yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan sekolah.
Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full Day School
Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full
day school. Diantara keunggulan sistem ini adalah :
1. Anak-anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah
dengan program reguler.
2. Orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke sekolah
tersebut biasanya dilakukan tes untuk menyaring anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai,
kepribadian yang baik dan motivasi belajar yang tinggi)
3. Sistem full day school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah biasa.
4. Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak cepat bosan.
5. Meningkatkan gengsi orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius.
6. Orang tua akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat ia berangkat ke kantor hingga
ia pulang dari kantor.
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah:
1. Siswa akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah
2. Siswa lebih cepat stress
3. Mengurangi kegiatan siswa dalam bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga
4. Kurangnya waktu bermain
5. Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama
keluarganya.

Pengembangan Institusional Pendidikan full day school


Penerapan full day school adalah salah satu inovasi baru dalam sistem pembelajaran. Konsep dan pengembangan
inovasi ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan karena mutu pendidikan di Indonesia sekarang ini
dipertanyakan. Maka berbagai cara dan metode dikembangkan. Penerapan full day school ini juga untuk
mengembangkan kreatifitas yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan
diberlakukannya sistem full day school, guru bisa langsung mengawasi siswa dan menilai kemampuan dibidang
edukatifnya. Selain itu sistem ini juga dapat mengakrabkan guru dengan murid-muridnya.

Pembelajaran yang dilakukan pada full day school diharapkan membuat waktu anak banyak terlibat dalam kelas
yang bermuara pada produktifitas yang tinggi dan siswa juga menunjukkan sikap yang lebih positif dan terhindar
dari penyimpangan-penyimpangan karena keseharian berada di dalam sekolah dan dalam pengawasan guru.
Selain itu anak jelas akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan
program reguler, orang tua tidak akan merasa khawatir, karena anak-anak akan berada seharian di sekolah yang
artinya sebagian besar waktu anak adalah untuk belajar, orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh
negatif.

Dalam penerapannya, sistem full day school harus memperhatikan juga jenjang dan jenis pendidikan selain
kesiapan fasilitas, kesiapan seluruh komponen sekolah dan kesiapan program-program pendidikan agar tujuan
dari diadakannya sistem ini dapat tercapai.

Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia jenjang formal bagi SD/MI diperuntukkan bagi usia 7-12 tahun,
SMP/MTs diperuntukkan bagi anak usia 13-15 tahun dan SMA/MA diperuntukkan bagi anak usia 15-18 tahun. Jika
dilihat dari life skill maka setiap jenjang memiliki orientasi yang berbeda sehingga sudah seharusnya sekolah yang
menerapkan sistem full day school memerhatikan perbedaan tersebut, dimana anak-anak usia SD tentu porsi
bermainnya lebih banyak daripada anak usia SMA. Jangan sampai sistem ini merusak masa bermain mereka,
masa dimana mereka harus berinteraksi dengan sesama, orang tua dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Pada dasarnya sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah lama diterapkan
dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam bentuknya yang sangat sederhana.
Bahkan jika ditarik kebelakang, sistem asrama telah dipraktikkan sejak masa pengaruh Hindu-Budha pra-Islam.
Sistem asrama dalam tradisi pesantren sangat kaya dengan pendidikan utuh dan integral yang tidak dimiliki oleh
lembaga pendidikan formal lainnya.

Terkait dengan itu Azizy (2000: 43) menilai: “Dalam lembaga pendidikan pada umumnya sering dikecewakan
lantaran hanya mampu mewujudkan segi kognitif, sementara sangat lemah dan terkadang nihil segi afektif dan
psikomotoriknya. Di pesantren ketiga bidang tersebut akan selalu dapat dipraktikkan dengan modal sistem 24 jam
tadi. Justru sangat mengutamakan pengamalan, oleh karena suatu ilmu tanpa ada pengamalan dicap sebagai
yang tak bermanfaat”.

Dengan diilhami oleh kelebihan sistem pondok dalam tradisi pesantren, sejumlah sekolah mulai melakukan inovasi
persekolahan melalui perintisan full day school yang dalam hal-hal tertentu sangat mirip dengan pesantren dengan
sejumlah modifikasi. Dengan demikian, konsep full day school merupakan modernisasi, bahkan modifikasi dari
tradisi pesantren, yang dalam batas tertentu pesantren kurang menyadari substansi pola kependidikan yang
diaplikasikannya karena sudah menjadi sebuah tradisi yang melekat secara inhern dalam proses transformasi
keilmuanya.

Kesimpulan
Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-
15.00. sehingga sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata
pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian
waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa
dan membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru.

Sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah lama diterapkan dalam tradisi
pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam bentuknya yang sangat sederhana. Bahkan jika
ditarik kebelakang, sistem asrama telah dipraktikkan sejak masa pengaruh Hindu-Budha pra-Islam.

Dengan sistem ini diharapkan anak didik memiliki produktifitas yang tinggi sehingga mampu meminimalisir hal-hal
negatif yang dimungkinkan dilakukan oleh anak sebagai dampak dari pergaulannya dengan lingkungannya.

Selengkapnya mengenai isi dan susunan Contoh Makalah Full Day School dan Contoh Karya Ilmiah Tentang Full
Day School ini, silahkan lihat preview salah satu contoh makalah dan unduh file lainnya pada link di bawah ini.

MAKALAH
PENGARUH FULLDAY SCHOOL TERHADAP
PRESTASI SISWA

DISUSUN OLEH :
WILDANNIA BRILIAN PERMATASARI
KELAS VIII G SMP N 1 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
MAKALAH "FULL DAY SCHOOL"

MAKALAH "FULL DAY SCHOOL"

A.PENDAHULUAN
1.PENGERTIAN FULLDAY SCHOOL
Menurut etimologi ,kata fullday school berasal dari bahasa inggris.Terdiri dari kata
full yang berarti penuh ,dan day artinya hari .Maka fullday mengandung arti sehari
penuh.sedangkan school artinya sekolah.jadi arti fullday schol adalah sekolah sepanjang
hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00.
Sedangkan menurut terminologi atau arti secara luas,fullday school mengandung
arti sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegitan belajar mengajar
sehari penuh dengan memadukan sistem pengajaran yang intensif yakni dengan
menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri
dan kretivitas.pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan disekolah mulai pagi hingga
sore hari,secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya.Dalam
fullday school lembaga bebas mengatur jadwal mata pelajaran sendiri dengan tetap
mengacu pada standar nasional alokasi waktu sebagai standar minimal sesuainbobot
mata pelajaran ,ditambah dengan model pendalamannya. Jadi yang terpenting dalam
fullday school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran.

Menurut saya dari berbagai pengertian fullday school yang tertera diatas dapat
diartikan bahwa fullday school merupakan suatu sistem atau proses pembelajaran dari
kedua orang tuanya.yang dilakukan seharian penuh supaya peserta didik menjadi lebih
aktif baik itu dalam bidang akademik dan non akademik serta peserta didik lebih banyak
menghabiskan waktu disekolah, sehingga peserta didik tersebut tidak salah pergaulan
dan terhindar dari berbagai pengaruh buruk.Dengan diterapkannya program fullday
school ini, orang tua peserta didik terutama orang tua mereka yang sangat sibuk dengan
pekerjaannya menjadi lebih tenang karena seharian anak-anaknya berada disekolah dan
tidak perlu khawatir lagi akan pengaruh buruk yang menimpa anaknya ,akan tetapi
sesibuk apapun orang tua hendaklah menyempatkan waktunya untuk berinteraksi
dengan anak-anaknya supaya anak tersebut tidak merasa kurang perhatian[1].
Jadi dapat disimpulkan bahwa fullday school itu merupakan salah satu program
yang diterapkan oleh pelajar SD dan SMP dengan diterapkannya fullday school ini
semoga generasi muda indonesia akan dijauhi dari dampak negatifnya alat-alat teknologi
yang semakin hari semakin canggih dan dijauhi dari bahaya narkotika yang semakin
merajalela.

B. PEMBAHASAN
1. ALASAN FULLDAY SCHOOL DIBUTUHKAN
Menurut saya alasan fullday school dibutuhkan yaitu;
a. Dengan adanya sistem pembelajaran fullday school semua pelajar akan lebih banyak
waktunya hanya untuk belajar, serta tidak melakukan aktivitas yang buruk karena
seharian mereka berada disekolah .belajar yang dimaksud dalam fullday ini bukan hanya
sekedar belajar tentang akademik saja akan tetapi, belajar juga tentang non akademik
atau ekstrakulikuler sehingga pelajar tidak merasa bosan dan jenuh ketika seharian
berada disekolah
b. Karena pada saat sekarang ini kita hidup pada zaman teknologi yang sangat canggih
maka dari itu kita harus mengontrol anak-anak kita supaya tidak terpengaruh dengan
dampak negatif alat-alat teknologi tersebut.dan salah satu cara mengantisifasi masalah
tersebut yaitu dengan menerapkan sistem pembelajaran fullday school atau belajar
seharian penuh disekolah.
c. Dengan adanya sistem pembelajaran fullday school otomatis mutu pendidikan akan
menjadi lebih berkualitas.
d. Dengan adanya penerapan fullday school ,pelajar diajarkan tentang keagamaan sehingga
terciptalah pelajar yang berbudi pekerti luhur dan taat untuk beribadah.
e. Dengan adanya penerapan fullday school anak-anak menjadi tidak kesepian karena
saling berinteraksi dengan teman sebayanya,apabila sudah pulang kerumah, otomatis
orang tuanya pasti sudah pulang dari bekerja.Dengan demikian anak tersebut tidak akan
merasa kesepian.
f. Dan alasan mengapa fullday school dibutuhkan yaitu supaya anak-anak terhindar dari
pergaulan bebas serta narkoba yang sedang merajalela.

2. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN FULLDAY SCHOOL


Keunggulan penerapan fullday school:
a. pelajar yang menerapkan fullday scholl akan memperoleh Lebih banyak metode
pembelajaran dari pada pelajar yang Menerapkan sistem reguler pada umumnya.
b. Orang tua pelajar tidak perlu mengkhawatirkan akan pengaruh buruk atau negatif yang
menimpa anak-anak mereka karena seharian penuh anak-anak tersebut akan dibimbing
dan di didik oleh gurunya.
c. Dengan adanya fullday school ini waktu belajar anak menjadi lebih panjang.
d. Pelajar yang menerapkan fullday school ini mempunyai banyak waktu untuk
berinteraksi dengan teman sebayanya.
Kekurangan penerapan fullday school:
a. Siswa akan cepat merasa bosan karena seharian berada disekolah
b. Dengan waktu belajar yang cukup lama membuat pelajar menjadi
c. Stress dan merasa tertekan serta anak-anak akan merasa Kelelahan
d. .Anak-anak kurang bersosialisasi dengan tetangga serta orang tuanya sendiri karena
terlalu lama berada disekolah dan mempunyai sedikit waktu dirumah,terkadang
sepulang dari sekolah anak-anak yang menerapkan sistem fullday ini biasanya langsung
istirahat karena kelelahan setelah seharian penuh berada disekolah.
Adapun tujuan dari fullday school yaitu,untuk meninggkatkan kualitas sumber daya
manusia yang ada diindonesia,kemudian untuk menghindari pengaruh buruk peralatan
teknologi bagi generasi muda diindonesia, dan yang terakhir yaitu supaya pelajar
mempunyai watu belajar yang cukup lama.

C. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem fullday
school diindosia sangat diperlukan untuk menambah jam belajar serta supaya generasi
muda indonesia terhindar dari berbagai pengaruh buruk alat-alat teknologi yang
semakin canggih.selain itu dengan diterapkannya sistem fullday school ini berfungsi
untuk membentuk kepribadian siswa serta dapat menciptakan pelajar yang aktif serta
berbudi pekerti luhur .Namun demikian ada beberapa warga atau orang tua pelajar
banyak yang tidak setuju dengan diterapkannya sistem fullday school ini karena diangap
waktu belajar yang tidak efektif serta anak-anak mereka tidak mempunyai waktu yang
banyak berkumpul dengan keluarga karena seharian berada disekolah,Tetapi banyak
juga orang tua dari pelajar yang sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka
sangat mendukung dengan diterapkannya sistem fullday school ini supaya anak-anaknya
terkontrol selama ia masih bekerja dan setidaknya ia tidak perlu terlalu khawatir akan
pengaruh buruk yang akan menimpa anak-anaknya.Karena seharian anak-anaknya
berada disekolah dan dibimbing oleh bapak/ibu guru.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Hospice pada Anak" dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan penyusun.
Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Surakarta, 08 Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakangter
Hospice adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan
pendekatan multi disiplin yang terintregasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderita
pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya dan juga memberikan
suport kepada keluarganya. Dari definisi tersebut didapatkan bahwasana salah satu tujuan dari
Hospice adalah mengurangi penderita pasien yang termasuk didalamnya adalah mengilangkan
nyeri yang diderita oleh pasien.
Terdapat alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan
perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar pada konsep terapi
eksklusif dalam menyembuhkan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi
penderitaan. Seiring dengan perkembangannya dibidang ilmu ini yang dulunya hanya berfokus
pada memberikan kenyamanan bagi penderita sekarang telah meluas menjadi perawatan
holistik yang mencakup aspek fisik, sosial,psikologis dan spiritual. Perubahan perspektif ini
dikarenakan semakin hari semakin banyak pasien yang menderita penyakit kronis sehingga
tuntutan untuk suatu perkembangan adalah mutlak adanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hospice secara umum?
2. Bagaimana Latar belakang hospice ?
3. Bagaimana Perkembangan Hospice di Indonesia disangkutkan undang-undang yang
menyangkut Hospice?
4. Bagaimana Perkembangan Hospice di Dunia?
5. Apa saja Contoh Hospice di Dunia dan bersertakan gambar Hospice?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hospice secara umum
2. Untuk mengetahui perkembangan Hospice di Indonesia disangkutkan undang-undang
yang menyangkut Hospice
3. Untuk mengetahui perkembangan Hospice di Dunia
4. Untuk mengetahui contoh Hospice di Dunia dan gambar Hospice

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hospice
Hospice adalah tempat berteduh atau tempat peristirahatan bagi para pendatang,
pengungsi dan bagi yang membutuhkan. Tapi ada arti lainnya yaitu: Suatu program yang
melaksanakan fungsi penyediaan sarana tempat inap dengan pelayanan super khusus, termasuk
pemberian motivasi, kebutuhan spiritual bagi mereka yang sudah sekarat. Pelayanan yang
diberikan bukan di rumah sakit tapi di tempat khusus yang sangat berbeda. Tempat yang tidak
mencerminkan “rasa sakit” tapi “rasa nyaman”.

Kematian memang masih menjadi momok yang menakutkan. Siapa diantara kita yang merasa
nyaman duduk berjam-jam lamanya di tengah kuburan? Apalagi kalau hari sudah gelap. Lalu
mana ada orang sengaja pasang iklan: “Dicari rumah yang terletak di sebelah atau di depan
kuburan?” Perusahaan real estate atau housing developer menawarkan perumahan dengan
lokasi pemandangan menghadap ini dan itu dengan sebutan Lake View, Mountain View, Park
View, Ocean View, River View atau lainnya. Mana ada perumahan yang berlabel Cemetery
View ( Pemandangan Pekuburan).

Kita juga tidak senang berlama-lama di kamar jenazah dan mau berlama-lama memandangi
wajah jenazah yang pucat dan kaku, biasanya kita cepat-cepat buang muka dan berlalu.

Siapa pula yang merasa senang jika seandainya tetangga kita menitipkan sebuah peti jenazah,
meski peti itu kosong dan baru sekalipun? Lihat saja kasus barusan, orang-orang geger
mendapat kiriman peti mati. Karyawan Kompas pun dikiriman, apa ada yang senang? Mereka
semua protes bahkan ada yang menuntut balik sang pengirim. Kita membeli furniture ini dan
itu untuk jadi pajangan di rumah. Tetapi apakah kita akan meletakkan sebuah peti jenazah
sebagai furniture hiasan di kamar makan atau kamar tidur?

Pernah ada kawan ibu saya yang sudah menderita penyakit parah selama 7 tahun. Dokter sudah
angkat tangan. Menyerah. Rupa-rupanya ibu ini sudah punya firasat bahwa usianya tak bakalan
lama lagi. Ada berbagai pesan yang hendak ia ucapkan. Tapi setiap kali ia berbicara soal
kematiannya, suaminya tidak mau mendengar, “Jangan bicara yang aneh-aneh deh ma.”
Anaknya juga bersikap sama, “Mama nggak akan meninggal.” Bahkan dokternya pun tidak
mau jujur dan berusaha menenangkan, “Ini hanya kelainan biasa kok bu.” Lalu apa akibatnya?
Ibu kawan saya tidak bisa bicara tentang kematiannya. Ia tidak diberi kesempatan untuk
menyiapkan kematiannya. Setiap orang akan meninggal dunia, tapi sering kita kurang sreg
dengan namanya kematian, makanya tidak ada yang pernah menyiapkan kematian, bahkan
menolak kematian. Ibu ini justru sudah siap, tapi keluarganya tidak siap dan tidak mau
membicarakannya. Rasa-rasanya harus ada waktu bahwa tiap orang belajar menyiapkan
kematian, baik kematian bagi dirinya maupun kematian seseorang yang dikasihinya.

Tiga minggu kemudian ibu kawan saya jatuh pingsan. Ia betul-betul hampir mati. Tapi ia sadar
lagi, dokter menyarankan untuk membawa ibu ini ke hospice. Menyiapkan kematiannya.
Mendapatkan apa yang ia inginkan.

Memang budaya kebanyakan kita adalah budaya menolak kematian. Akibatnya, orang yang
mendekati ajal dan juga keluarganya tidak tahu cara menyiapkan kematian. Padahal mungkin
kekasih kita yang akan meninggal itu ingin sekali untuk menyiapkan dirinya sendiri dan
keluarganya. Seperti ibu kawan saya tadi. Ia hendak mempersiapkan kematiannya bagi dirinya
dan supaya keluarganya siap menerima kemungkinan itu.

Orang-orang yang “siap mati” di hospice itu terlihat lebih tenang. Mereka merasa nyaman dan
dipuaskan. Banyak yang tidak membicarakan kematian mereka, bahkan mereka enjoy dengan
suasana nyaman kamar mereka. Nonton tv, dengar musik, baca buku. Mereka masih sadar, tapi
hidup mereka tinggal hitungan jari. Ada juga yang mempersiapkan secara matang seperti
dengan mendamaikan diri dengan orang-orang di sekitarnya dan juga keluarganya, memberi
petuntuk kepada rekan kerja tentang bagaimana meneruskan pekerjaannya, bagaimana
menjalankan usaha-usaha tanpa dirinya lagi, merampungkan pekerjaannya, membagi miliknya,
menyampaikan pesan-pesan dan masih banyak lagi.

Persiapan seperti itu hanya bisa dicapai kalau ada kejujuran dalam diri orang-orang yang
bersangkutan. Kejujuran dalam melihat dan memahami kematian. Bukan penolakan dan
penghindaran diri. Ada satu buku yang dapat menolong kita mempersiapkan diri menghadapi
kematian. Buku itu berjudul Ketika Kekasih Mendekati Ajal---Pedoman Bagi Para Keluarga,
memang sih sepertinya terlihat aneh. Untuk apa buku tentang kematian? Tapi buku ini
menolong kita untuk jujur terhadap kenyataan.

B. Latar Belakang Perlunya Hospice Care


Hospice adalah suatu tempat perawatan yang ditujukan untuk pasien yang
menderita penyakit-penyakit kronis seperti kanker, jantung, AIDS, Stroke dll dimana
harapan hidup penderita sangat tipis, sehingga kemudian fasilitas kesehatan ini lebih
ditujukan pada perawatan daripada pengobatan

C. Perkembangan Hospice di Indonesia disangkutkan undang-undang yang menyangkut Hospice


Sejarah dan perkembangan palliative care di Indonesia bermula dari adanya perubahan
yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk membahas system penanggulangan penyakit
kanker pada tahun 1989. Penanggulangan penyakit kanker ini harus dilaksanakan secara
paripurna dengan mengerjakan berbagai intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi,
dan perawatan paliatif.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan surat Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor: 812/Menkes/SK/VIII/2007 pada tanggal 19 Juli 2007 yang berisi keputusan Menkes
tentang kebijakan palliative care. Dengan terbitnya surat keputusan tersebut diharapkan bisa
menjadi pedoman-pedoman pelaksanaan palliative care di seluruh Indonesia serta mendorong
lajunya pengembangan palliative care secara kualitas maupun kuantitas.

D. Perkembangan Hospice di Dunia


Munculnya palliative care di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah sakit pada awal
abad ke-19, kaum beragama menciptakan hospice yang memberikan perawatan untuk orang
sakit dan sekarat di London dan Irlandia. Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan paliatif
telah menjadi suatu pergerakan yang besar, yang mempengaruhi banyak penduduk. Pergerakan
ini dimulai sebagai sebuah gerakan yang dipimpin relawan di Negara-negara Amerika dan telah
berkembang menjadi bagian penting dari system perawatan di kesehatan.
Palliative care dan hospice telah berkembang pesat sejak tahun 1960-an. Cicely Saunders
seorang pekerja yang merintis perawatan ini dimana sangat memiliki peran penting dalam
menerik perhatian pasien pada akhir kehidupannya saat mengidap penyakit ganas stadium
lanjut. Palliative care mulai didefinisikan sebagai subyek kegiatan ditahun 1970 dan dating
untuk menjadi sinonim dengan dukungan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual pasien dengan
penyakit yang membatasi hidup, disampaikan oleh tim multidisipliner.
Standar perawatan pertama kali diperkenalkan pada 1997 di Jepang. Pendidikan palliative care
masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah kedokteran dan semua sekolah keperawatan. Dua
puluh layanan yang terkait dengan palliative care tersedia di seluruh negeri
Saat ini Term Hospice mengacu kpd sebuah konsep yang terus berkembang tentang
penanganan yg penuh keramahan dan penuh dengan kasih sayang, yg dpt dilakukan
pada berbagai seting, spt di rmh pasien, rumah sakit atau fasilitas-fasilitas lain yg
berhubungan dg kondisi yg sama Hospice Care memfokuskan pada pemeliharaan
kualitas kehidupan pasien dan bukan berfokukus pada penanganan secara agresif
terhadap penyakit yg dimiliki psn. Dalam penanganan ini dukungan psikologis ,
emosional dan spiritual diberikan utk membantu pasien dan kel mereka dlm
menghadapi proses menjelang kematian pasien
Konsep rumah sakit sebagai pendekatan, holistik interdisipliner untuk akhir hidup
perawatan dimulai di inggris sekitar tahun Hospice medicare disahkan di Amerika
Serikat pada tahun 1982 dan telah menjadi dasar dari model rumah sakit perawatan di
Amerika Serikat

E. Contoh gambar hospice anak


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hospice adalah tempat berteduh atau tempat peristirahatan bagi para pendatang,
pengungsi dan bagi yang membutuhkan. Bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan
gejala tidak nyaman, meningkatkan kualitas hidup dan memberikan pengaruh positif
selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat meninggalnya dan
memberikan dukungan disaat sedih dan kehilangan dan membantu keluarga tabah
selama pasien sakit dan sedih.Hospice yang bersifat kontemporer saat ini menawarkan
sebuah program penanganan yang komprehensif bagi pasien dan keluarga mereka
dalam menghadapi penyakit yang mengancam hidup pasien tersebut
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tehnologi medis di era globalisasi ini
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia
kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin
meningkat dan berubah menjadi kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien
/ keluarga dengan penyakit terminal. Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi
klien dan keluarganya, bila mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien
dan keluarganya lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada dirumah sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Menkes RI. (2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia :


812/Menkes/Sk/Vii/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Palliatif Menteri
Kesehatan
Anonim (2010). Proyek CPP-Indonesian Aged Care Project : Memahami
PerawatanPaliatif.http://indonesianwelfare.org.au/dmdocuments/CPP/
Articles/Perawatan_Paliatif_June_2010.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.

Campbell, M. L. (2013). Nurse to Nurse Perawatan Paliatif Jakarta: Salemba

Anda mungkin juga menyukai