Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KETETAPAN DALAM MENJELASKAN FULLDAY VS HALFDAY


SCHOOL

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
1. Tiara Yupita Sari (1811250009)
2. Nia Julita (1811250032)

Dosen Pembimbing:
Fatrida Anugerah Syafri, M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.


Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu
Fatrida Anugerah Syafri, M.Pd.I yang telah memberikan pembelajaran dan ilmu
pengetahuan kepada kami. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua rekan-rekan yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga apa yang telah disampaikan dalam makalah ini dapat
menjadi referensi serta bermanfaat bagi khalayak pembaca.
Wassalamu’alaikum, wr, wb

Bengkulu, 15 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Full Day School .................................................................4
B. Penerapan Sistem Pembelajaran Full Day School................................5
C. Dampak Positif dan Negatif Full Day School......................................8
D. Pengertian Half Day School.................................................................12
E. Sistem Pembelajaran Halfday School...................................................12
F. Perbedaan Full Day Shool dan Half Day School .................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam
tujuan pendidikan nasional dan pendidikan di sekolah yaitu, untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan
agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat,
dalam berbangsa dan bernegara.
Tujuan pendidikan nasional adalah mengarahkan berkembangnya
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta memiliki tanggung
jawab.
Adapun dalam pelaksaannya, pendidikan di sekolah mempunyai dua
model pembelajaran, yaitu Full Day School (FDS) dan Half Day School
(HDS) atau lebih dikenal dengan sekolah regular. Ditinjau dari tujuan
pendidikannya, kedua sekolah tersebut mempunyai tujuan yang sama, hanya
penyelenggaraannya saja yang berbeda dari segi porsi waktu yang digunakan,
serta ada inovasi-inovasi yang dilakukan agar peserta didik sebagi subyek
pendidikan menjadi output yang berhasil, yang diharapkan sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Menurut Mulyasa, sistem pembelajaran dianggap penting karena
membantu mencapai tujuan pembelajaran. Sistem pembelajaran yang baik
ialah yang sesuai dengan kondisi siswa. Salah satu sistem pembelajaran yang
dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran ialah full day school.
Dalam full day school, lembaga pendidikan bebas mengatur jadwal mata
pelajaran sendiri dengan tetap mengacu pada standar nasional untuk alokasi
waktu sebagai standar minimal dan sesuai bobot mata pelajaran, ditambah
dengan model-model pendalamannya. Menurut Mulyasa, yang terpenting
dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran. Program ini
banyak ditemukan pada sekolah swasta yang berstatus unggulan.1
Full day school diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi
perkembangan anak didik. Seperti pembahasan di atas full day memberi
kesempatan lebih banyak bagi guru untuk memperinci penjelasan materi. 2
Namun tak terlepas dari dampak positif, full day juga memiliki dampak
negatif. Dampak negatif dari full day school salah satunya adalah anak didik
merasa kelelahan dalam belajar karena waktu dalam dinamika sekolah lebih
panjang.3 Oleh karena itu untuk meminimalisir dampak negatif full day
school harus disusun sesuai kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan siswa.
Penerapan sistem pemebelajaran full day school haruslah didesain
seefektif mungkin. Desain sistem pembelajaran full day school haruslah
mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi fasilitas sekolah, siswa,
guru dan komponen sekolah lainnya setara. Jangan sampai penerapan fullday
school yang tidak disesuaikan situasi dan kondisi yang akan berdampak pada
gagalnya pelaksanaan sistem pembelajaran full day school itu sendiri.
Penerapan full day school tentunya memiliki cara dalam penerapannya
supaya sistem pembelajaran full day school dapat berjalan lancar bukan
sebaliknya. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat judul ini untuk
memarkan perancangan sistem yang tepat bagi sekolah yang menerapkan full
day school.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Full Day School?
2. Bagaimana Penerapan Sistem Pembelajaran Full Day School?
3. Sebutkan Dampak Positif dan Negatif Full Day School?
4. Jelaskan Pengertian Half Day School?
5. Bagaimana Sistem Pembelajaran Halfday School??

1
Ibid, h.125.
2
Asmani Jamal, Full Day Scchool Konsep manajemen dan Quality Control, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2017), h.31.
3
Ibid, h.49.
6. Sebutkan Perbedaan Full Day Shool dan Half Day School?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Full Day School .
2. Untuk Mengetahui Penerapan Sistem Pembelajaran Full Day School.
3. Untuk Mengetahui Dampak Positif dan Negatif Full Day School.
4. Untuk Mengetahui Pengertian Half Day School.
5. Untuk Mengetahui Sistem Pembelajaran Halfday School.
6. Untuk Mengetahui Perbedaan Full Day Shool dan Half Day School
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Full Day School


Menurut etimologi kata full day school berasal dari bahasa inggris.
Full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Sedangkan school
mempunyai arti sekolah. Jika digabung, akan mengandung arti sekolah sehari
penuh.4
Sedangkan menurut terminologi, ada beberapa pendapat yang
menjelaskan tentang pengertian full day school diantaranya, menurut Lidus
Yardi, penerapan full day school adalah proses pembelajaran sehari penuh di
sekolah yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.5
Full day school adalah sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sehari penuh dengan
memadukan sistem pembelajaran secara intensif yaitu dengan memberikan
tambahan waktu khusus untuk pendalaman selama lima hari dan sabtu di isi
dengan relaksasi atau kreativitas.6
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian full day school adalah sekolah yang pelaksanaanya sehari penuh
dengan proses pembelajarannya mulai pagi hingga sore yang mana sekolah
tersebut memberikan waktu tambahan untuk memperdalam materi pelajaran
tertentu.
Ada tiga alasan yang melandasi lahirnya sisitem pembelajaran fullday
school, yaitu:

4
Peter Salim, Advanced English-Indonesia Dictonary, (Jakarta: Modern English
Press,1988), hal. 340.
5
Siti Nur Hidayatus Sholikhah, Penerapan Sistem Full Day School dalam Menunjang
Kualitas Akhlak Siswa di TK Islam Al-Munawwar Tulung Agung, (Tulungagung: Skripsi Tidak
Diterbitkan, 2012), h.5.
6
Imam Sururi, Penerepan Sistem Full Day School Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
di SD Islam Al-Munawwar Tulungagung, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012), h.14.
1. Mengurangi pengaruh negatif dari luar pada anak usia sekolah. Banyak
masalah serius pada anak-anak karena terpengaruh dari lingkugan diluar
sekolah dan rumah.
2. Rentan waktu belajar disekolah relative lebih lama sehingga memaksa
siswa belajar mulai pagi hingga sore hari, sehiinga waktu belajar
disekolah lebih efektif dan efesien.
3. Membantu orang tua siswa terutama yang sibuk bekerja. Karena dengan
sistem pembelajaran fullday school ini, maka anak-anak belajar mulai
pagi hingga sore sehingga orang tua tidak lagi direpotkan dengan
urusan mengasuh anak, mengawasi, dan lain sebagainya.
Penerapan fullday school merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam
hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti fullday school, orang tua dapat
mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang
menjurus pada kegiatan negatif. Salah satu alasan para orang tua memilih dan
memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa.
Fullday school selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan
yang paling utama adalah sebagai salah satu upaya pembinaan akidah, akhlak
dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar
yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual,
fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem pembelajaran full day
school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
sekolah dasar konvensional pada umumnya.
B. Penerapan Sistem Pembelajaran Full Day School
Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity”
dan “Integrated-Curriculum”. Penerapan sistem pembelajaran Full Day
School berbeda dengan sistem pembelajaran sekolah pada umumnya. Dalam
full day school semua program dan kegiatan siswa di sekolah seperti; belajar,
bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan.7 Titik tekan

7
A N Azizah, Program Full Day School dalam Pengembangan Kemandirian Siswa Kelas IV
di SDIT Insan Utama Bantul Tahun Ajaran 2013/2014, (Yogyakarta: UNY, 2014), h.11.
pada full day school adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses
pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan
positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam
belajar.
Penerapan fullday school mengembangkan kreativitas yang mencakup
tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.8
1. Ranah kognitif mencakup:
a. Knowledge (pengetahuan, ingatan)
b. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh)
c. Application (menerapkan)
d. Analisis (menguraikan, menentukan hubungan)
e. Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,membentuk bangunan
baru)
f. Evaluating (menilai).
2. Ranah afektif mencakup:
a. Receiving (sikap menerima)
b. Responding (memberikan respon)
c. Valuing (nilai)
d. Organization (organisasi)
e. characterization (karakterisasi).
3. Ranah psikomotorik mencakup:
a. Initiatory, pre-routine
b. Routinized
c. Ketrampilan produktif
d. Teknik
e. Fisik
f. Sosial
g. Manajerial
h. Intelektual.

8
M. Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), Cet. I, h. 23.
Dalam sistem penerapan full day school diterapkan juga dengan
format game (bermain), walaupun berlangsung selama sehari penuh, hal ini
sesuai dengan teori Bloom dan Yacom, yang menyatakan bahwa metode
game (bermain) dalam pembelajaran salah satunya adalah dengan
menggunakan kegembiraan dalam mengajarkan dan mendorong tercapainya
tujuan-tujuan instruksional.
Dari uraian di atas, konsep pengembangan dan inovasi dalam full day
school adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan karena mutu pendidikan
di Indonesia sekarang ini dipertanyakan. Maka berbagai cara dan metode
dikembangkan.
Dalam sistem penerapan full day school ini, diterapkan juga format
game (bermain), dengan tujuan agar proses belajar mengajar penuh dengan
kegembiraan, penuh dengan permainan-permainan yang menarik bagi siswa
untuk belajar. Walaupun berlangsung selama sehari penuh, hal ini sesuai
dengan teori Bloom dan Yacom, yang menyatakan bahwa metode game
(bermain) dalam pembelajaran salah satunya adalah dengan menggunakan
kegembiraan dalam mengajarkan dan mendorong tercapainya tujuan-tujuan
instruksional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
mengeluarkan kebijakan sekolah lima hari dalam seminggu dan 8 jam belajar
dalam satu hari mulai tahun pelajaran 2017/2018. Hal itu tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23
Tahun 2017 tentang hari sekolah yang ditetapkan pada tanggal 12 Juni 2017.
Permendikbud pasal 2 menyatakan bahwa hari sekolah dilaksanakan 8
jam dalam satu hari atau 40 jam selama lima hari dalam satu minggu.
Ketentuan itu termasuk waktu istirahat selama 0,5 (nol koma lima) jam dalam
satu hari atau 2,5 jam selama lima hari dalam satu minggu. Dalam hal
diperlukan penambahan waktu istirahat, sekolah dapat menambah waktu
istirahat melebihi dari 0,5 jam dalam satu. Penambahan waktu istirahat itu
tidak termasuk dalam perhitungan jam sebagaimana dimaksud 8 jam dalam
satu hari tersebut.
C. Dampak Positif dan Negatif Full Day School
Full day school memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif
dan negatif tersebut diungkapkan oleh Jamal, yaitu merujuk pada sebuah studi
yang dilakukan pada Pesanteren al-karimah untuk mengetahui apa dampak
positif dan kelemahan sistem pembelajaran full day school. Sama seperti
Indonesia, dimana full day school masih menjadi perdebatan. Ada pun
dampak positif dan negatif menurut Jamal yaitu:9
1. Dampak Positif full day school
Dampak positif Full Day school adalah:10
a. Optimalisasi Pemanfaatan Waktu
Pengembangan bakat anak didik masih belum menjadi
perhatian utama di sekolah-sekolah formal. Bakat anak didik
terkadang hanya dapat terlihat dipelajaran yang sifatnya praktek.
Melalui full day school pembelajaran praktek dapat diintensifkan
dan dampaknya dapat menjurus ke perkembangan bakat anak didik
karena bakatnya dapat tergali.
b. Intensif Menggali dan Mengembangkan Bakat
Dengan alokasi waktu yang sangat luas, waktu untuk
menggali dan mengembangkan anak terbuka lebar. Kegiatan sore
hari bisa dimaksimalkan untuk melihat keahliah dan kecakapan anak
dalam semau bidang. Dengan memaksimalkan waktu latihan,
diharapkan bakat anak cepat terdeteksi. Dari sanalah bakat dipupuk
dan dikembangkan secara maksimal. Selanjutnya, sarana prasarana
perlu dilengkapi untuk menyukseskan program ini. Dengan saran
yang lengkap, daya tarik dan semangat anak untuk berlatih lebih giat
sehingga tutor/tenaga pengajarnya juga bersemangat mengajar dan
memberikan tip-tip efektif dalam mengembangkang bakat secara
intensif dan ekstensif. Progam terencana, terukur, dan sistematis
sangat dibutuhkan untuk menyukseskan pengembangan bakat.
9
Asmani Jamal, Full Day Scchool Konsep manajemen…”, h.49.
10
Baharuddin,Pendidikan dan Psikologi perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruuz Media,
2009),h.227
c. Menanamkan Pentingnya Proses
Menurut Jamal, full day school yang memakan waktu
panjang dari pagi hari hingga sore hari menjarkan kepada anak
bahwa keunggulan, prestasi, dan kehebatan harus dilalui dengan
kerja keras, waktu lama, proses yang melelahkan, dan konsistensi
pada jalan yang benar.11
Anak akan melihat bahwa dengan waktu belajar yang lebih
lama dan lebih keras, dirinya menjadi semakin terasah
kemampuannya, matang kepribadiannya, teruji mentalnya, dan
mendalam serta detail pengetahuannya menjadi seorang profesional
sejati yang dikagumi dan menjadi insprasi banyak orang.
d. Fokus dalam Belajar
Waktu belajar yang lebih lama dari sistem sekolah biasa
sebagaimana dalam full daya school menjadi kesempatan bagi
sekolah untuk membuat jadwal pelajaran secara leluasa, mana yang
diajarkan pada waktu sore. Misalnya, pada waktu pagi khusus
pelajaran umum, sedangkan sore hari khusus pelajaran agama, khusu
hari senin sore hari pelajaran keterampilan/bakat, khusus selasa sore
hari kompetisi, khusus hari rabu sore praktik ibadah, dan lain
sebagainya.
e. Memaksimalkan Potensi
Bakat siswa yang hanya sering terlihat di pelajaran
ekstrakulikuler dengan waktu yang minim dapat disalurkan melalui
pemanfaatan waktu di system pembelajaran full day school. Di akhir
dinamika full day school dapat dimasukan program ekstrakulikuler
sekaligus menjadi ajang refreshing para siswa, sehingga dapat
memicu perkembangan bakat anak didik pula.

11
Ibid, h.38.
f. Mengembangkan Kreativitas.
Pembelajaran yang menyenangkan dan variatif
nmetodologinya akan membuat kreativitas anak didik berkembang
secara cepat. Waktu yang luas pada sitem full day school
membangkitkan kreativitas dengan kegiatan- kegiatan life skills yang
memadai. Praktik yang diperbanyak akan memunculkan kreativitas
anak didik dalam memahami dan menguasai materi yang
disampaikan.
g. Anak Terkontrol dengan Baik.
Full day school membuat anak setelah pulang sekolah merasa
lelah. Hal tersebut dikarenakan anak menghabiskan waktu dari pagi
sampai sore disekolah, sehingga hal ini membuat anak cendrung
mengarahkan pikiran mereka untuk beristirahat daripada melakukan
aktivitas lain.
2. Kelemahan Full day school.
Sedangkan kelemahan full day school adalah:
a. Sekolah akan mengeluarkan lebih banyak biaya.
Sistem pembelajaran full day school memunculkan biaya
kompensasi untuk tenaga pengajar karena penambahan jam belajar
mengajar, biaya pengadaan perlengkapan tambahan untuk praktek
siswa, juga bertambahnya biaya untuk membayarta gihan listrik.
b. Orang tua akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk pendidikan
anak
Misalnya untuk biaya kompensasi guru dan uang saku anak.
c. Kesehatan fisik anak didik dapat terganggu
Full day school membuat anak didik bisa merasa lelah.
Kondisi fisik tiap anak didik berbeda-beda. Ada anak didik yang
kuat beraktifitas seharian da nada juga yang tidak. Bagi anak-anak
didik yang fisiknya tidak kuat, system pembelajaran full day school
dapat menyebabkan mereka sakit.
d. Efektivitas pembelajaran di sekolah masih dipertanyakan.
Prestasi anak tidak selalu ditentukan oleh lama atau tidaknya
jam belajar anak dikelas. Kemampuan individu siswa tetap berperan
menentukan nilai mereka di akhir semester. Segala bentuk sistem
dan strategi pembelajaran yang digunakan hanyalah sarana mencapai
tujuan belajar. Pencapaian tujuan belajar ujung-ujungnya kembali
kepada siswa/anak didik.
e. Guru juga akan lelah karena mereka harus tinggal lebih lama di
sekolah untuk mengajar.
Tidak semua guru mempunyai fisik yang kuat. Full day
school sangat menuntut guru untuk mempunyai fisik yang prima
karena stamina dan energy guru akan sangat terkuras. Hal ini
dikarenakan guru harus tiba di sekolah lebih awal untuk menyiapkan
materi, mencatat nilai, dan menghadiri rapat guru sepulang sekolah.
f. Minimnya Kebebasan
Dalam masalah kebebasan anak, dunia anak tak bisa lepas
dari permainan. Anak perlu bersosialisasi dengan teman-teman
sebayanya yang ada di kampung atau di lingkungan rumah. Anak
juga perlu sering bertatap muka, berinteraksi, dan bercanda tawa
dengan kedua orangtua. Suasana siang hari di alam rumah adalah
lingkungan yang dibutuhkan oleh anak untuk segera berinteraksi dan
berasimilasi dengan para tetangga dan teman bermain yang dekat
dengan tempat tinggalnya.
Hasan, berpendapat bahwa sistem pembelajaran full day school
memiliki kekurangan, di antaranya adalah:12
a. Sistem full day school acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa.
Sistem pembelajaran dengan pola full day school
membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual
yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan

12
Nor Hasan, Full day School (Model Alternatif Pembelajaran bahasa Asing), Jurnal
Pendidikan. Tadris. Vol 1. No 1. 2006, h.116.
sanksi yang konsisten, dalam batas tertentu akan menyebabkan siswa
menjadi jenuh. Namun demikian, bagi mereka yang telah siap, hal
tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan mendatangkan
keasyikan tersendiri.
b. Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan
manajemen bagi pengelola.
Agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikan yang
berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan
perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolanya, bahkan
pengorbanan baik fisik, psikologis, material, dan lainnya.
D. Pengertian Half Day School
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi
dansegala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut
kurikulum.Sekolah atau lembaga pendidikan formal merupakan sebuah ikatan
yang berlangsung lama dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan secara
berencana dan sistematik. Ikatan ini juga di kalangan individu-individuyang
menghadapi masalah dalam mendewasakan anak-anak agar mampu bersendiri
di masyarakat.13
 Pendidikan half day  school  atau biasa dikenal dengan pendidikan
regular adalah proses pembelajaran yang umumnya terjadi di sekolah-sekolah
formal, dimana proses pembelajarannya tidak memakan waktu seperti  full 
day school  sehingga waktu kehadiran fisik peserta didik disekolah hanya
berlangsung 5-6 jam saja.
E. Sistem Pembelajaran Half Day School
Proses belajar mengajar halfday school pada dasarnya sama dengan
sekolah-sekolah yang lainnya, sebab pendidikan menjadi tanggung jawab
besar antara guru dan murid. Proses ceramah dan diskusi ini tidak boleh
menjadi proses yang hegemonis dan dominatif yang berpihak pada guru,
namun haruslah menjadi sebuah motivasi munculnya kesadaran-kesadaran
kritis baik dari guru ataupun murid khususnya. Sehingga proses ini akan

13
Ahmadi, dkk, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta: 2001), h.68.
senantiasa merefleksikan antara pengalaman murid dan guru. Di sini guru
menyajikan pelajarannya kepada murid sebagai bahan pemikiran mereka dan
menguji kembali pemikirannya terdahulu ketika murid mengemukakan hasil
pemikirannya sendiri.
Kebanyakan praktek belajar mengajar yang ada pada sekolah halfday
school masih bersifat monologis (satu arah), sehingga yang terjadi adalah
guru mengajar dan murid diajar, guru mengetahui segala sesuatu dan murid
tidak tahu apa-apa, guru berfikir dan murid dipikirkan, guru bercerita dan
murid patuh mendengarkan, guru menentukan peraturan dan murid diatur,
dan sebagainya. Sehingga dalam praktik belajar mengajar tersebut, seorang
siswa akan mudah tertekan dan takut berbicara.
F. Perbedaan antara Full Day Shool dan Half Day School
Sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang paling penting.
Banyak hal yang dapat dipelajari dalam pendidikan formal ini, mulai
pendidikan, pembentukan karakter dan lainnya. Namun yang dijadikan
perdebatan, seberapa banyak porsi sekolah yang pas? Apakah full day school
dan Half day school mulai pagi hingga sore (hampir sama seperti jam kerja)
Ataukah separuh hari pulang saat siang sudah cukup.
Untuk mengetahui lebih jelasnya Perbedaan Full day school dan Half
day school antara lain :
1. Waktu
Full day school memakan waktu sekitar 9 jam sehari hampir sama
seperti jam kerja pegawai pada umumnya. Memanjangkan waktu belajar
sekolah akan memberikan guru waktu lebih banyak dengan murid –
muridnya. Sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih kepada
murid yang tertinggal ataupun pelajaran yang sulit. Sehingga anak tidak
perlu mengambil les pelajaran lagi setelah pulang sekolah. Saat ini
banyak guru yang mengeluh waktunya terlalu sedikit, sedangkan materi
yang diajarkan belum benar – benar dikuasai.14

14
Jamal Ma’murasmani, Full Day School Konsep Manajemen & Quality Control,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2017), h.31.
Sedangkan Half day school menganut waktu cukup 6.5 – 7 jam
saja. Karena murid akan kelelahan. Jam mengajar yang panjang belum
tentu membuat murid lebih memahami pelajaran. Lebih baik berfokus ke
teknik mengajar daripada menambah jam pelajaran.
2. Pelajaran Lain
Full day school dengan waktu pelajaran yang lebih banyak dapat
membuat sekolah memberikan porsi yang lebih banyak ke kesenian,
musik, pembelajaran sosial, praktikum ataupun olahraga. Pelajaran ini
biasanya tidak mendapatkan porsi sebanyak matematika, dan cenderung
dikesampingkan.
Sedangkan Half day school dengan waktu sekolah yang pendek
nya, membuat anak dapat memiliki kegiatan lain diluar sekolah sesuai
minat masing-masing, mulai bulu tangkis, taekwondo, musik ataupun
lainnya. Sebagian besar murid sudah menggunakan waktunya untuk
menaati peraturan di sekolah, sekarang saatnya mereka bebas memilih
kegiatan seperti yang diinginnya, belajar memilih juga sebuah
kemampuan yang perlu dilatih.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut etimologi kata full day school berasal dari bahasa inggris.
Full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Sedangkan school
mempunyai arti sekolah. Jika digabung, akan mengandung arti sekolah sehari
penuh. Sedangkan menurut terminology, full day school adalah sekolah yang
pelaksanaanya sehari penuh dengan proses pembelajarannya mulai pagi
hingga sore yang mana sekolah tersebut memberikan waktu tambahan untuk
memperdalam materi pelajaran tertentu. Ada tiga alasan yang melandasi
lahirnya sisitem pembelajaran fullday school, yaitu mengurangi pengaruh
negatif dari luar pada anak usia sekolah, rentan waktu belajar disekolah
relative lebih lama, dan membantu orang tua siswa terutama yang sibuk
bekerja.
Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity”
dan “Integrated-Curriculum”. Penerapan sistem pembelajaran Full Day
School berbeda dengan sistem pembelajaran sekolah pada umumnya. Dalam
full day school semua program dan kegiatan siswa di sekolah seperti; belajar,
bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Penerapan full
day school mengembangkan kreativitas yang mencakup tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kuswandi, Iwan mengungkapkan bahwa proses inti sistem
pembelajaran full day school antara lain adalah Proses pembelajaran yang
berlangsung secara aktif, kreatif, transformatif sekaligus intensif, Proses
pembelajaran yang dilakukan aktif sehari penuh, namun tidak memforsir
siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan.
Dampak positif Full Day school adalah optimalisasi pemanfaatan
waktu, intensif menggali dan mengembangkan bakat, menanamkan
pentingnya proses, fokus dalam belajar, memaksimalkan potensi,
mengembangkan kreativitas, dan anak terkontrol dengan baik.
Sedangkan kelemahan full day school adalah sekolah akan
mengeluarkan lebih banyak biaya, orang tua akan mengeluarkan biaya lebih
besar untuk pendidikan anak,kesehatan fisik anak didik dapat terganggu,
efektivitas pembelajaran di sekolah masih dipertanyakan, guru juga akan
lelah karena mereka harus tinggal lebih lama di sekolah untuk mengajar, dan
minimnya kebebasan
 Pendidikan half day  school  atau biasa dikenal dengan pendidikan
regular adalah proses pembelajaran yang umumnya terjadi di sekolah-sekolah
formal, dimana proses pembelajarannya tidak memakan waktu seperti  full 
day school  sehingga waktu kehadiran fisik peserta didik disekolah hanya
berlangsung 5-6 jam saja.
Tujuan penerapan full day school yang berlatar belakangkan
banyaknya aktivitas orang tua yang berakibat pada kurangnya perhatian untuk
anak terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak-anak sepulang
sekolah, kemajuan iptek yang begitu cepat, sehingga apabila tidak dicermati
akan membawa dampak negatif, terutama dari teknologi komunikasi, upaya
untuk meningkatkan efisiensi waktu belajar anak didik, karena anak sebagian
besar waktu anak didik dalam sehari dihabiskan di sekolah, dan perubahan
sosial-budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke
masyarakat industri. perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir
masyarakat.
Proses belajar mengajar halfday school pada dasarnya sama dengan
sekolah-sekolah yang lainnya, sebab pendidikan menjadi tanggung jawab
besar antara guru dan murid. Proses ceramah dan diskusi ini tidak boleh
menjadi proses yang hegemonis dan dominatif yang berpihak pada guru,
namun haruslah menjadi sebuah motivasi munculnya kesadaran-kesadaran
kritis baik dari guru ataupun murid khususnya. Kebanyakan praktek belajar
mengajar yang ada pada sekolah halfday school masih bersifat monologis
(satu arah), sehingga yang terjadi adalah guru mengajar dan murid diajar,
guru mengetahui segala sesuatu dan murid tidak tahu apa-apa, guru berfikir
dan murid dipikirkan, guru bercerita dan murid patuh mendengarkan, guru
menentukan peraturan dan murid diatur, dan sebagainya. Sehingga dalam
praktik belajar mengajar tersebut, seorang siswa akan mudah tertekan dan
takut berbicara.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Azizah, A N. (2014). Program Full Day School dalam Pengembangan
Kemandirian Siswa Kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul Tahun Ajaran
2013/2014. Yogyakarta: UNY.
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010), h.230.
Hasan, Nor. (2006). Full day School (Model Alternatif Pembelajaran bahasa
Asing), Jurnal Pendidikan. Tadris 1(2): .116.
Jamal, Asmani. (2003). Full Day Scchool Konsep manajemen dan Quality
Control. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ma’murasmani. Jamal. (2017). Full Day School Konsep Manajemen & Quality
Control. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sholikhah, Siti Nur Hidayatus. (2012). Penerapan Sistem Full Day School dalam
Menunjang Kualitas Akhlak Siswa di TK Islam Al-Munawwar Tulung
Agung. Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan.
Soapatty, L dan Suyanto, T. (2014). Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full
Day School) terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo,
Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan 2(2): 273.
Sururi, Imam. (2012). Penerepan Sistem Full Day School Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan di SD Islam Al-Munawwar Tulungagung. Tulungagung:
Skripsi Tidak Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai