Anda di halaman 1dari 14

Makalah Sejarah Manajemen Penyelenggaraan Anak Usia Dini di Singapura

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Penyelenggaraan Anak Usia Dini

Dosen Pengampu:

Eka Septi Cahyaningrum, M.Pd

Disusun Oleh:

Jehezkiel Augie N. C. 18101241056


Kintani Putri Arifin 19111251010
Audrey Kemala A. 19111241036
Selsabila Nuzula 19111244005
Anitta Nur Khasanah 19111244009
Hasna Auliya Labib 19111244011

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sejarah Manajemen Penyelenggaraan
Anak Usia Dini di Singapura" dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang ikut berkontribusi dalam menyukseskan tersusunya makalah ini

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Penyelenggaran Anak
Usia Dini. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sejarah manajemen
penyelenggaraan sistem pendidikan anak usia dini di negara Singapura bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin, namun
tentunya kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dari segi isi ataupun sistematika penulisan. Oleh sebab itu, kami mengharap kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi perkembangan dunia keilmuan khususnya bidang kependidikan anak usia dini, dan
memberikan wawasan ilmu baik bagi penyusun maupun pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 12 September 2021

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II Pembahasan........................................................................................................................6
A. Sejarah pendidikan anak usia dini di Singapura...................................................................6
B. Tujuan pendidikan anak usia dini di Singapura....................................................................8
C. Manfaat pembelajaran anak usia dini di Singapura............................................................10
D. Fungsi pembelajaran anak usia dini yang diterapkan di Singapura....................................11
E. Prinsip pembelajaran anak usia dini yang diterapkan di Singapura...................................11
BAB III Penutup............................................................................................................................13
Kesimpulan................................................................................................................................13
Daftar Pustaka............................................................................................................................14
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah (pre-school) adalah anak yang mempunyai usia di bawah tujuh
tahun, pada usia ini anak bisa diarahkan ke arah yang positif atau ke arah yang bisa membantu
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
tersebut. Pemerintah berperan aktif dalam memfasilitasi kegiatan pendidikan anak usia
prasekolah ini, dibuktikan dengan Peraturan Pemerintah No. 27/1990 tentang Pendidikan
Prasekolah, yaitu:

a) Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan


perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum
memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan luar sekolah.
Pendidikan prasekolah bertujuan untuk membantu meletakan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh
anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya.
b) Untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang baik tentu kebijakan yang di ambil oleh
pemerintah harus berkualitas juga. Kebijakan pendidikan yang tentunya diperoleh dengan
cara memperoleh data dari berbagai riset, sehingga nantinya kebijakan yang diambil tidak
hanya mementingkan pribadi dan golongannya sendiri.

Salah satu negara yang pendidikannya maju pesat adalah Singapura, Singapura
merupakan barometer penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di
kawasan Asia Pasific. Berbagai lembaga PAUD dari berbagai negara sering menjadikan
Singapura sebagai rujukan penyelenggaraan pembelajaran. Dalam penyelenggaraannya, program
PAUD di Singapura dikordinasikan oleh dua departemen/kementerian yang berbeda. Ministry of
Community Youth and Sport (MCYS) menaungi program childcare dan infant/toddler care.
Sedangkan Ministry of Education (MOE) menaungi program nursery, kindergarten one (K1),
dan kindergarten two (K2).
Untuk mengetahui sistem pendidikan di Singapura yang mampu menjadikan Negaranya
sebagai negara maju dalam bidang pendidikan dibutuhkan suatu kajian khusus terkait kebijakan
pendidikan Singapura. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui sejarah pendidikan
khusunya anak usia dini di Singapura

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan anak usia dini di Singapura?
2. Apa tujuan pendidikan anak usia dini di Singapura?
3. Apa manfaat pembelajaran anak usia dini yang dikembangkan di Singapura?
4. Apa fungsi pembelajaran anak usia dini yang ditetapkan di Singapura?
5. Bagaimana prisnsip pembelajaran anak usia dini di Singapura?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan anak usia dini di Singapura.


2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan anak usia dini di Singapura.
3. Untuk mengetahui manfaat pembelajaran anak usia dini yang di tetapkan di Singapura.
4. Untuk mengetahui fungsi pembelajaran anak usia dini yang di tetapkan di Singapura.
5. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran anak usia dini di Singapura.
BAB II
Pembahasan
A. Sejarah pendidikan anak usia dini di Singapura
Sejarah juga merupakan terjemahan dari kata history (Inggris) yang berarti sejarah.
Secara harfiah terdapat empat pengertian dari kata itu. Pertama, kata yang menunjuk pada suatu
yang telah berlalu, suatu peristiwa atau suatu kejadian. Kedua, kata history bermakna riwayat
dari pengertian pertama, ketiga, semua pengetahuan tentang masa lalu, dalam hal ini berkaitan
erat dengan duduk persoalan tertentu pada umumnya dan khususnya tentang masyarakat tertentu.
Keempat, history ialah ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan (Gazalba,
1966, p. 2)

Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung tiga makna, yaitu: (1)
kesusastraan lama (silsilah, asal usul), (2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lalu, dan (3), ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau, atau juga disebut riwayat(Hugiono & Poerwantana, 1987)
di kenal dengan istilah histoie (Prancis), Geschite (Jerman), geschiedenis (Belanda), Historia
(Yunani) dan histoire (Latin).

Sejarah dalam pandangan Mohammad Ali adalah (1) jumlah perubahanperubahan,


kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita, (2), cerita tentang
perubahan- perubahan itu dan sebagainya, dan (3) ilmu yang bertugas menyelidiki tentang
perubahan dan sebagainya. Edward Hellet Carr (1987) mendefinisikan sejarah sebagai suatu
dialog yang tak berkesudahan antara sejarawan dengan masa lalunya dan sejarawan dengan
sumber- sumbernyaa (Ali, 2005, p. 12).

Sejarah dalam pandangan bapak sejarawan Indonesia, Kartodirdjo memiliki dua aspek
penting yaitu (1) sejarah dalam arti subjektif sebagai suatu kontruksi atau bangunan yang disusun
oleh sejarawan sebagai suatu uraian atau cerita. Dikatakan subjektif karena sejarah memuat
unsur-unsur dan isi subjek (penulis) dan (2) sejarah dalam arti objektif yang menunjuk kepada
kejadian atau peristiwa itu sendiri, sebagai proses dalam aktualitasnya (Kartodirjo, Pendekatan
Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, 1993, pp. 14-15).
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan
suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.

Awal tahun 1950-an, pendidikan di Singapura dimulai oleh gereja sebagai bentuk
pelayanan bagi jemaat dan masyarakat luas. Lalu pada tahun 1960-an, pendidikan prasekolah
sudah lebih berkembang dibawahi oleh People's Association (PA). Badan tersebut juga
menyelenggarakan program pendidikan bagi para guru.

Dengan berjalannya waktu, lebih banyak badan atau institusi privat yang ambil bagian
dalam perkembangan pendidikan Taman Kanak-kanak, seperti kelompok Mesjid dan YWCA.
Sampai beberapa tahun lalu kelompok pendidikan anak usia dini yang terbesar adalah People's
Action Party Community Foundation (PCF). Sekolah-sekolah yang dinaungi PCF dioperasikan
oleh setiap anggota dari "Parliament's Constituency",

Dalam Singapura Publication "In vesting in Our Future: The Early Years" (2000), Dr.
Pamela Sharpe menyatakan bahwa setidaknya ada 104.000 anak, yang berusia antara 4-6 tahun,
bergabung di 389 sekolah yang mempunyai program 2-4 jam setiap harinya, Sekolah-sekolah ini
dibawahi oleh Departemen Pendidikan dimana sekolah-sekolah ini harus terdaftar dan
mempunyai ijin yang dikeluarkan oleh departemen tersebut.

Sedangkan bagi sekolah-sekolah atau pusat/tempat penitipan anak bagi anak berusia 2-6
tahun yang membutuhkan perawatan dan pendidikan lebih dari 6 (enam) jam sehari, dinaungi
oleh Departemen Pembangunan Kemasyarakatan, Pemuda dan Olahraga (Ministry of
Community Development, Youth and Sport). Menurut Sharpe, 2000: pusat-pusat tersebut
menangani 34.637 anak. Era 1980-an, sejak perekonomian di Singapura menanjak dan
diperbolehkannya kaum perempuan berkecipung dalam bidang pertahanan dan keamanan,
pertumbuhan tempat penitipan anak berkembang pesat. Tahun 1987, setidaknya satu tempat
penitipan anak dibuka untuk setiap minggunya.

Pendidikan anak usia dini tersebar luas di seluruh Singapura kecuali wilayah Changi
Airport pada bagian timur, Jurong Industrial Area di bagian barat dan daerah sekitar
penampungan air. Di Singapura sendiri, Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman
kanak-kanak dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga
6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, Taman kanak-kanak di Singapura dilaksanakan oleh
yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan
anak mendapat ijin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan olahraga.

Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi
pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk
program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem luar negeri
yaitu pada sekolah Internasional yang menawarkan program Taman kanak-kanak bagi anak-anak
ekspatriat. Periode pendaftaran bagi setiap Taman kanak-kanak dan pusat perawatan berbeda-
beda. Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara manapun sepanjang
tahun selama masih ada ketersediaan tempat.

B. Tujuan pendidikan anak usia dini di Singapura


Pemerintah Singapura merasa terganggu dengan adanya anak usia dini yang drop out
(DO) dari kelas awal di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data
kependudukan yang ada, setiap tahun ada sekitar 400- 500 anak yang DO dari SD pada kelas 1-3
(jumlah penduduk Singapura sekitar 4.5 juta jiwa).

Faktor utama terjadinya DO tersebut karena mereka tidak memperoleh layanan PAUD,
sehingga tidak mempunyai kesiapan dan kemampuan seperti siswa-siswi lainnya. Untuk
mengatasinya, MOE menyelenggarakan The Bridging Program to Help Young Children For
School Readiness. Tujuan utama program ini antara lain:

1) Anak dapat memahami orang lain dan mengekspresikan dirinya sendiri,


2) Anak dapat mengikuti arahan sederhana,
3) Pengembangan kemampuan terhadap huruf dan kesadaran terhadap fonologi,
4) Memiliki konsep tentang angka, dan
5) Memperkenalkan anak tentang rutinitas sehari-hari dalam berinteraksi di kelas.

The bridging program dilaksanakan melalui pemberian pembelajaran singkat selama 4


minggu (20 kali tatap muka), setiap hari senin sampai jumat jam 8-11 pagi. Proses pembelajaran
biasanya dilaksanakan pada masa liburan semester. Anak-anak usia 5-6 tahun yang sama sekali
belum pernah memperoleh layanan PAUD direkrut sebagai peserta didik.
Pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan gedung SD dan tenaga pendidik
PAUD terdekat untuk memudahkan anak datang mengikuti proses pembelajaran. Umumnya
anak-anak tersebut berasal dari keluarga yang tingkat pendapatannya kurang dari $ Sing 2000
(Rp.13.750.000)/bulan, sebuah ukuran jumlah yang besar jika dibandingkan pendapatan di
Indonesia tetapi bagi warga negara Singapura termasuk kategori miskin.

Materi pembelajaran mengacu pada kurikulum di Taman Kanak-Kanak yang


disederhanakan. Pembelajaran singkat semacam shortcourse tersebut dilaksanakan dengan
menerapkan metode pembelajaran Reggio Emilia, dengan memberikan stimulasi pembelajaran
pada anak usia dini, pengetahuan pada orang tua, dan peningkatan peran serta masyarakat
sekitar.

Anak perlu diberi bekal kesiapan kemampuan untuk menyesuaikan dengan


kehidupannya. Karena itu materi yang disampaikan pada selama mengikuti pembelajaran singkat
tersebut lebih ditekankan pada aspek perkembangan physic, intelligence, language, emotional,
and social (PILES). Dengan adanya stimulasi aspek PILES tersebut, diharapkan anak
mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di SD.

Keterlibatan orang tua dalam dalam aktivitas belajar anak di rumah merupakan keharusan
agar suasana anak belajar di sekolah di dukung dan diperkuat oleh suasana belajar di rumah.
Untuk itu parenting education merupakan hal yang penting dilakukan dalam pendidikan anak
usia dini sehingga orang tua terlibat secara aktif dalam perkembangan anak. Untuk bisa
memerankannya, orang tua juga diberi pengetahuan dan kemampuan melalui proses
pembelajaran yang bersamaan dengan pembelajaran yang diberikan kepada anak-anaknya.

Selain mengikuti pembelajaran yang terjadwal, kegiatan home visit merupakan salah satu
metode yang diterapkan untuk memberikan pengetahuan pada orang tua. Selanjutnya orang tua
dituntut untuk mendampingi dan membimbing pendidikan anak-anaknya, sehingga anak
mempunyai kemampuan yang hampir sama dengan teman-temannya ketika masuk SD.

Proses penyelenggara program diserahkan kepada lembaga pendidikan swasta yang telah
terakreditasi. Peran pemerintah (MOE) adalah memberikan regulasi dan standar komponen
penyelenggaraan program, seperti: standar kelulusan (output) sarana dan prasarana pembelajaran
yang harus tersedia, kompetensi tenaga pendidik (kemampuan maupun pendidikan), serta materi
pembelajaran. Di Singapura program tersebut berjalan efektif karena adanya kesadaran
masyarakat yang tinggi tentang pentingnya pendidikan. Di samping itu, adanya denda bagi
keluarga/orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya mulai dari jenjang PAUD sampai sekolah
menengah. Denda dan peraturan betul-betul diterapkan sehingga orang tua dan masyarakat di
Singapura sadar akan pentingnya pendidikan bagi semua.

C. Manfaat pembelajaran anak usia dini di Singapura


Manfaat adanya pendidikan anak usia dini di Singapura:

1. Mempersiapkan pendidikan anak.


Sebagai pondasi dasar pendidikan formal anak singapura menekankan PAUD sebagai
pendidikan awal demi memaksimalkan kemampuan akademik anak pada saat memasuki
pendidikan dasar.
2. Sebagai tambahan aktivitas harian anak yang lebih terstruktur.
Anak biasany hanya bermain sendiri atau dengan orang tua dengan permainan seadanya,
namun dengan PAUD anak bisa memainkan banyak permainan di sekolah,penggunaan
kurikulum pada pembelajaran di PAUD juga bisa menambah aktivitas pada anak seperti
olahraga dan keterampilan lainya.
3. Mendorong perkembangan emosi-sosial anak.
Memahami aturan dan berinteraksi dengan orang lain akan membantu anak dalam
menghadapi dunia yang lebih luas kedepan,ini merupakan manfaat dalam jangka panjang.
4. Belajar disiplin dan mengikuti aturan yang ada.
Di dalam kelas anak akan dipaksa mengikuti peraturan yang dibuat oleh guru, konsep itu
mungkin tidak didapatkan anak di lingkungan rumah dan keluarga.
5. Mendorong minat baca anak.
Bersekolah di PAUD membantu anak untuk memulai ketrampilan membaca dan
menumbuhkan minatnya dengan cara yang menyenangkan.
6. Mendorong rasa percaya diri anak.
Anak usia pra-sekolah sangat membutuhkan bimbingan untuk membangun konsep diri
yang kuat. Guru-guru PAUD umumnya menghargai apapun hasil pekerjaan anak atau
mampu memberikan saran dengan cara yang lebih positif. Penghargaan dalam bentuk
verbal serta sering dilakukan akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
7. Mendorong anak untuk mendapat nilai lebih bai di jenjang selanjutnya.
Hal ini sangat berkaitan dengan kesiapan anak untuk bersekolah,misal mampu untuk
menjadi mandiri, tingkt keterbacaan lebih baik, dan pemahaman dasar matematika.

D. Fungsi pembelajaran anak usia dini yang diterapkan di Singapura


Fungsi diadakannya pembelajaran anak usia dini yang diterapkan oleh kementrian
Singapura di negaranya adalah sebagai berikut:

 Sebagai sekolah atau pusat atau tempat penitipan dan perawatan anak
Bagi sekolah-sekolah atau pusat atau tempat penitipan anak bagi anak berusia 2-6 tahun
yang membutuhkan perawatan dan pendidikan lebih dari 6 (enam) jam sehari, dinaungi
oleh Departemen Pembangunan Kemasyarakatan, Pemuda dan Olahraga (Ministry of
Community Development, Youth and Sport). Menurut Sharpe, 2000: pusat-pusat tersebut
menangani 34.637 anak. Era 1980-an, semenjak perekonomian di Singapura
menanjakdan diperbolehkannya kaum perempuan berkecipung dalam bidang pertahanan
dan keamanan, pertumbuhan tempat penitipan anak berkembang pesat. Tahun 1987,
setidaknya satu tempat penitipan anak dibuka untuk setiap minggunya.
 Sebagai tempat menyelenggarakan pelatihan kurikulum dan bahasa
Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi
pelatihan dari 2, 5 hingga 4 jam, 5 hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum
termasuk jadwal berbahasa Inggris dan bahasa absurd dengan pengecualian terhadap
sistem luar negeri yaitu pada sekolah Internasional yang menunjukkan jadwal Taman
kanak-kanak bagi bawah umur ekspatriat. Periode pendaftaran bagi setiap Taman kanak-
kanak dan sentra perawatan berbeda-beda.
 Sebagai tempat pertama untuk bersekolah agar mempunyai kesiapan dan kemampuan
awal
Sebagai salah satu barometer program PAUD, Pemerintah Singapura merasa terganggu
dengan adanya anak usia dini yang drop out (DO) dari kelas awal di jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data kependudukan yang ada, setiap tahun ada sekitar
400- 500 anak yang DO dari SD pada kelas 1-3 (jumlah penduduk Singapura sekitar 4.5
juta jiwa). Faktor utama terjadinya DO tersebut karena mereka tidak memperoleh layanan
PAUD sehingga tidak mempunyai kesiapan dan kemampuan seperti siswa-siswi lainnya.
E. Prinsip pembelajaran anak usia dini yang diterapkan di Singapura
Materi pembelajaran mengacu pada kurikulum di Taman Kanak-Kanak yang
disederhanakan. Pembelajaran singkat semacam shortcourse tersebut dilaksanakan dengan
menerapkan metode pembelajaran Reggio Emilia, dengan memberikan stimulasi pembelajaran
pada anak usia dini, pengetahuan pada orang tua, dan peningkatan peran serta masyarakat
sekitar.

Anak perlu diberi bekal kesiapan kemampuan untuk menyesuaikan dengan


kehidupannya. Karena itu materi yang disampaikan pada selama mengikuti pembelajaran singkat
tersebut lebih ditekankan pada aspek perkembangan Psikis, Intelligency, Language, Emosional,
and Social (PILES). Dengan adanya stimulasi aspek PILES tersebut, diharapkan anak
mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di SD.

Keterlibatan orang tua dalam dalam aktivitas belajar anak di rumah merupakan keharusan
agar suasana anak belajar di sekolah di dukung dan diperkuat oleh suasana belajar di rumah.
Untuk itu parenting education merupakan hal yang penting dilakukan dalam pendidikan anak
usia dini sehingga orang tua terlibat secara aktif dalam perkembangan anak.

Selain mengikuti pembelajaran yang terjadual, kegiatan home visit merupakan salah satu
metode yang diterapkan untuk memberikan pengetahuan pada orang tua. Selanjutnya orang tua
dituntut untuk mendampingi dan membimbing pendidikan anak-anaknya, sehingga anak
mempunyai kemampuan yang hampir sama dengan teman-temannya ketika masuk SD.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Pada awal tahun 1950, berkembangnya lembaga penyelenggaraan PAUD di SIngapura
dimulai dari beberapa gereja sebagai pelayanan bagi jemaat dan masyarakat luas. Namun seiring
berjalannya waktu. lembaga atau intitusi PAUD muncul dan berkembang. Program-program
yang dibuat pun lebih beragam, disesuaikan dengan kebutuhan anak usia dini. Terdaftar pada
menteri pendidikan, Taman kanak-kanak di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat,
perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat ijin dari
Menteri Pengembangan Masyarakat dan olahraga. Dalam pelaksanaannya, sistem pembelajaran
PAUD yang dilaksanakan di Singapura berlandaskan pada aspek PILES yaitu physics,
intelligence, language, emotional, and social. Dengan adanya stimulasi aspek PILES tersebut,
diharapkan anak mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di SD.
Manfaat dari diadakannya sistem pendidikan yang berdasarkan dengan PILES tidak lain dan
tidak bukan adalh untuk mempersiapkan pendidikan anak dan mendorong segala aspek
perkembangan anak agar mereka menjadi anak yang cerdas dan memiliki life skill yang kelak
akan berguna di masa depan. Terdapat beberapa fungsi PAUD yang diterapkan di Singapura
yaitu sebagao sekolah atau pusat penitipan anak dan perawatan, sebagai tempat
menyelenggarakan pelatihan kurikulum dan bahasa, dan sebagai tempat pertama untuk
bersekolah agar anak mempunyai kesiapan dan kemampuan awal. Prinsip yang digunakan pada
PAUD di Singapura adalah memenuhi kebutuhan dan membantu perkembangan anak usia dini
sesuai dengan tahapan dan masanya, dengan memberikan pengetahuan pada orang tua, dan
peningkatan peran masyarakat sekitar.
Daftar Pustaka
Heryati. 2017. Pengantar Ilmu Sejarah. Universitas Muhammadiyah Palembang. Palembang

Susanto, Dwi. Tanpa Tahun. Pengantar Ilmu Sejarah. UIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya.

PAUD Pendidikan Anak Usia Dini di Singapura vs Indonesia https://www.paud.id/paud-


pendidikan-anak-usia-dini-di-singapura/ (diakses pada tanggal 12 September 2021)

Sekilas Sejarah Singkat Awal Mula PAUD di Singapura | Pendidikan Anak


http://sikharen.blogspot.com/2017/11/sekilas-sejarah-singkat-awal-mula-paud.html (diakses pada
11 September 2021)

Akhmad Solihin. 2017. Sekilas Sejarah Singkat Awal Mula PAUD di Singapura. Diakses pada
tanggal 12 September 2021 dari https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2017/07/sekilas-
sejarah-singkat-awal-mula-paud.html

Rhirin Liestyawati. 2013. Menilik Pendidikan AUD Singapura. Diakses pada tanggal 12
September 2021 dari http://rhirinliestyawati.blogspot.com/2013/07/menilik-pendidikan-aud-
singapura.html

Solihin, Akhmad. 2017. Sekilas Sejarah Singkat Awal Mula Paud Di Singapura. https://paud-
anakbermainbelajar.blogspot.com/2017/07/sekilas-sejarah-singkat-awal-mula-paud.html.
Diakses pada 12 September 2021 pukul 22.55

Anda mungkin juga menyukai