Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DALAM AL-QUR’AN DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

Abstrak
Salah satu perbaikan kualitas pendidikan yaitu dengan adanya sistem pendidikan full day school.
Full day school adalah sekolah yang pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama sehari penuh
dari pagi hingga sore dengan sebagian waktunya digunakan untuk pelajaran yang suasananya
informal, tidak kaku, menyenangkan siswa, membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru.
Karakteristik dari full day school ini adalah mengedepankan akhlak dan prestasi akademik. Full
day school bertujuan memberikan dasar yang kuat terhadap siswa, mengembangkan minat dan
bakat serta meningkatkan kecerdasan siswa dalam segala aspeknya. Tujuan penelitian ini adalah
mengkaji konsep full day school berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. Hasil kajian dari penelitian
ini adalah bahwa full day school yang dijelaskan dalam al-Qur’an merupakan pembelajaran yang
dilakukan sepanjang waktu. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses belajar untuk
mendapatkan pengetahuan dari manapun, baik dalam setting pendidikan formal bersama
guru/ulama maupun pendidikan informal yang diberikan oleh orang tua di rumah dan juga
masyarakat disekitarnya. tidak hanya dapat dipahami sebagai proses belajar panjang dalam
keseharian, tapi lebih jauh dapat dipahami bahwa full day juga dapat dipahami bahwa proses
belajar terjadi terus menerus sepanjang hidup manusia.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu unsur mendasar dan memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Melalui pendidikan individu berharap agar semua potensi dan kemampuan
yang dimiliki bisa dikembangkan dengan optimal sehingga dapat menjadi sarana pemecahan
masalah hidup dan kehidupan. Lebih jauh lagi, melalui pendidikan diharapkan individu dapat
menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam al-Qur’an pendidikan juga dijelaskan sebagai sarana
untuk membentuk pribadi seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik jasmaniah
maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, dengan
sesama manusia dan dengan alam semesta. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, berbagai
upaya dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan dan juga orang tua agar setiap anak
mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, baik melalui lembaga formal, informal
maupun non formal.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan memiliki kualitas yang baik
sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.1 Seiring dengan dinamika kehidupan yang
kian menuntut kecepatan, ketepatan, kewaspadaan, perkembangan intelektual, emosional,
spiritual dan kreativitas siswa, metode konvensional dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan
pendidikan di masa sekarang dan mendatang. Salah satu perbaikan kualitas pendidikan yang
kemudian dilakukan yaitu dengan adanya sistem pendidikan full day school 2. full day school
menganut kurikulum dengan penambahan jumlah jam kegiatan belajar mengajar. Sistem full day
school adalah komponen komponen yang disusun dengan teratur dengan baik untuk menunjang
1
Anggit Grahito Wicaksono, “FENOMENA FULL DAY SCHOOL DALAM SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA,” Jurnal
Komunikasi Pendidikan 1, no. 1 (January 9, 2018): 10, https://doi.org/10.32585/jkp.v1i1.12.
2
Prapti Octavia Ningsih and Muhammad Taufik Hidayat, “Dampak Pelaksanaan Full Day School Terhadap
Perkembangan Sosial Anak di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 3 (April 21, 2022): 4582–90,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2901.

1
proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan
waktu disekolah yang lebih Panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada
umumnya.
Sistem pendidikan full day school bukanlah hal yang baru. Konsep ini telah lama
diterapkan di beberapa negara, seperti Singapura, Jepang, Inggris, Taiwan, Korea Selatan,
Spanyol Dan Jerman istilah yang umum digunakan negara lain adalah After School Program
(ASP)3. Di Amerika, full day school sudah mulai diterapkan sejak tahun 1980-an untuk jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sampai sekolah menengah atas 4. Sedangkan di Indonesia sistem
full day school di mulai sejak menjamurnya istilah sekolah unggulan di sekitar tahun 1990-an,
yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah berlabel Islam.
Dalam pengertian ideal, sekolah unggul identik dengan makna sekolah yang berfokus pada
kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya 5. Bahkan, sebelum itu sistem
full day school sudah dimulai oleh pondok-pondok pesantren, di mana pada umumnya santri-
santri belajar seharian penuh bahkan sampai larut malam untuk belajar agama Islam khususnya.
Munculnya pendidikan dengan pembelajaran program full day school diharapkan menjadi
alternatif yang dapat memenuhi tuntutan pendidikan di masa sekarang. Melalui pembelajaran
program full day school, peserta didik dibekali dengan nilai-nilai agama atau moralitas yang
tinggi sehingga mereka tidak menjadi korban arus informasi global. Peran full day school,
mampu menanamkan kebiasaan hidup mandiri, terampil dan menjunjung tinggi nilai-nilai
moralitas. Hal ini dapat dilakukan sebab integrasi dan interaksi yang terjadi antara peserta didik
dengan guru dalam pembelajaran, terjadi lebih intens dibandingkan dengan sekolah reguler,
sehingga kegiatan dan aktifitas peserta didik dapat dikendalikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Istilah full day school ditujukan untuk menjelaskan perwujudan sekolah umum yang
memadukan sistem pembalajaran agama secara intensif, melalui penambahan waktu khusus
untuk pendalaman agama, dengan jam tambahan biasanya dilaksanakan pada jam setelah dhuhur
sampai shalat ashar.6 Fenomena orang tua yang bekerja satu hari penuh, menjadi salah satu
alasan orang tua memilih sekolah dengan sistem full day dengan harapan anak akan
mendapatkan pendidikan maksimal dan jauh dari aktivitas-aktivitas yang tidak diinginkan.
Salah satu alasan orang tua yang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang
berbasis full day adalah adanya kesibukan dalam pekerjaan, dengan adanya tuntutan pekerjaan
sampai sore, orang tua tidak bisa mendidik anak secara maksimal. full day school akan
membantu menjaga anak, sehingga mereka tidak di rumah sedirian, dan kemudian ditakutkan
melakukan hal–hal yang negatif seperti tawuran. Dengan terus berada di sekolah sampai sore,
dan kemudian pulang ketika orang tua sudah pulang, anak–anak cenderung melakukan kegiatan
yang positif. Hal ini dilakukan orang tua agar bisa menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan
mendidik anak.7
Sedangkan Astuti (2013) memaparkan beberapa alasan didirikannya full day school, yaitu
pertama, minimnya waktu orang tua di rumah karena tuntutan pekerjaan, hal ini dimaksdukan
agar anak-anak tidak terjerumus ke hal-hal negatif. Kedua, karena perlunya pengawasan
3
S. Winurini, “Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD Dan SMP,” Majalah Info Singkat Kesejahteraan
Sosial, 8(9), 2016.
4
Abdan Rahim, “Full Day School dalam tinjauan Psikologi, Sosiologi, dan Ekonomi Pendidikan” 13, no. 2 (2018):
11.
5
Rahim.
6
Rahim.
7
Moh Taijul Mubin and Ahmad Fikri Sabiq, “FULL DAY SCHOOL DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK,” n.d., 18.

2
terhadap keselamatan anak selama orang tua bekerja. Ketiga, karena perlunya tambahan
pelajaran agama karena minimnya waktu orang tua untuk anak. Keempat, yaitu perlu adanya
peningkatan kualitas pendidikan.8 Kondisi inilah yang menjadi alasan orang tua menyekolahkan
anaknya ke sekolah full day, dengan harapan agar orang tua dapat mencegah dan menjauhkan
anak dari pergaulan yang negatif tersebut. Oleh karena itu, full day school dianggap sebagai
pilihan yang tepat bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya agar anak bukan hanya bisa
mengembangkan kemampuan kognitifnya saja tetapi juga seimbang dengan kecerdasan emosi
dan spiritualnya.
Penelitian terdahulu tentang full day school sudah banyak dilakukan, namun belum ada
yang memberi perhatian untuk menelaah terkait konsep full day school dalam al-Qur’an. Al-
Qur'an, sebagai kalamullah atau mukjizatul Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW untuk seluruh manusia. Pada hakikatnya, al-Qur'an telah berbicara tentang
seluruh persoalan manusia yang berupa prinsip-prinsip dasar. Al-Qur'an berbicara kepada akal
dan perasaaan manusia; mengajar mereka tentang aqidah tauhid; membersihkan jiwa mereka
dengan berbagai praktek ibadah; memberi mereka petunjuk untuk kebaikan dan
kepentingannya, baik dalam kehidupan individu maupun sosial; menunjukkan kepada mereka
jalan terbaik, guna mewujudkan jati dirinya, mengembangkan kepribadiannya dan
meningkatkan dirinya menuju kesempurnaan insani, sehingga mampu mewujudkan
kebahagiaan bagi dirinya, di dunia dan akhirat.9 Al-Qur'an sebagai rujukan pertama tidak secara
langsung menjelaskan tentang sistem pembelajaran dengan istilah full day shool, karena full
day shool merupakan sebuah istilah yang menjelaskan tentang sistem pendidikan sekarang ini.
Namun, dalam al-Qur’an dan Hadits terdapat beberapa penjelasan tentang bagaimana
pendidikan yang seharusnya diperoleh seorang anak sepanjang waktu. Makna pendidkan sendiri
pada dasarnya tidak hanya terbatas pada setting belajar di sekolah yang diberikan oleh guru,
tetapi pendidikan juga perlu dilakukan oleh orangtua di rumah maupun dalam lingkup yang lebih
luas dimasyarakat. Inti dari pendidikan itu sendiri adalah proses belajar tiada henti, sebagaimana
yang dijelaskan al-Qur’an dalam surah Al-Hijr ayat 99 : “beribadahlah kepada Tuhanmu, sampai
bertemu kematian..”. ayat ini menjelaskan bahwa belajar/menuntut ilmu adalah ibadah, artinya
jika Allah memerintahkan manusia untuk beribadah sampai bertemu kematian, maka sama
halnya dengan menuntut ilmu yang perlu terus dijalankan hingga akhir hayat.
Di dalam Al-Qur’an juga banyak ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan,
diantaranya surah Al-Alaq ayat 1-5 menjelaskan kewajiban belajar mengajar, begitu juga pada
surah Luqman ayat 12-19 yang menjelaskan materi pendidikan. Dari keterangan hadis dan ayat
al-Qur’an tersbut dapat kita katakan bahwa didalam Islam pendidikan itu sangat penting. Dari
begitu besarnya perhatian Islam terhadap pendidikan, tentu agama Islam memiliki tujuan dan
alasan tersendiri terhadap permasalahan tersebut khususnya terkait dengan sistem pembelajaran
full day school yang pada dasarnya sudah diterapkan lama oleh umat Islam melalui sistem
pendidikan pesantren. Oleh karena itu, artikel ini akan memaparkan tentang konsep full day
school yang dapat dipahami dari al-Qur’an. Di mana di dalam memaparkannya mengambil dari
ayat-ayat tentang full day school, kemudian dijelaskan dengan menelaah kitab tafsir. Dan juga
mengumpulkan beberapa hadis yang berkaitan dengan full day school sebagai pemahaman
komprehensif terkait konsep full day school.

8
Marfiah Astuti, “Implementasi Program Fullday School Sebagai Usaha Mendorong Perkembangan Sosial Peserta
Didik TK Unggulan Al-Ya’lu Kota Malang” 1 (n.d.): 8.
9
Muhammad Usman Najati, Al-Qur’an Dan Psikologi (Jakarta: Aras Pustaka, 2005), ix.

3
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan (Library
Research), sehingga data yang diperoleh berasal dari kajian teks atau buku-buku dan jurnal yang
relevan dengan pokok masalah di atas. Library research memanfaatkan sumber perpustakaan
untuk memperoleh data penelitiannya, tanpa memerlukan riset lapangan. Penelitian pustaka,
sering disebut studi pustaka atau penelitian konsep, tidak hanya sekedar membaca dan mencatat
literatur atau buku-buku tetapi lebih jauh, merupakan proses untuk menguraikan secara logis dan
sistematis sebuah konsep (abstrak dan konkret) agar dapat dipahami oleh orang lain dengan
pandangan yang sama mengenai konsep tersebut10. Analisis penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis beberapa ayat al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan dengan full day school sebagai
data primer, kemudian dianalisis menggunakan beberapa referensi tafsir dan kajian-kajian jurnal
yang membahas tentang full day school dan setelah itu disimpulkan berdasarkan perspektif al-
Qur’an dan hadits. Langkah dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam gambar berikut :

Full day school

Al-Qur’an/Hadits

Kitab Tafsir Tekstual Buku-buku dan Artikel


dan Kontekstual Jurnal

Konsep full day school dalam


Perspektif Al-qur’an dan
Hadits

Gambar 1. Alur Penelitian

Pembahasan
Pengertian Full Day School
Secara etimologi kata full day school merupakan frasa yang berasal dari bahasa inggris
yang terdiri dari tiga kata yaitu full – day – school. Full mengandung arti penuh, day berarti hari
dan school berarti sekolah. jika digabungkan, maka akan mengandung arti “sekolah sehari
penuh”, dapat juga diartikan “pembelajaran sepanjang hari” atau pendidikan lebih lama di
sekolah”.11 Sedangkan menurut terminologi, full day school dapat diartikan sebuah sistem

10
Akif Khilmiyah, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Samudra Biru, 2016), 141.
11
John M. Echols and Hasan Shadily, Kamus-Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), 260.

4
pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan
memadukan sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jampelajaran untuk
pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas. 12pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan selama sehari penuh dan berlangsung selama lima hari setiap pekan yang dimulai
pada pukul 07.00 hingga 15.30 WIB.13
Full day school merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara penuh,
dimana aktifitas anak banyak dilakukan di sekolah daripada di rumah. Konsep dasar dari full day
school adalah integrated curiculum dan integrated activity yang merupakan bentuk pembelajaran
yang diharapkan dapat membentuk seorang anak (siswa) yang berintelektual tinggi yang dapat
memadukan aspek ketrampilan dan pengetahuan dengan sikap yang baik.14
Full-day school juga mempunyai pengertian waktu pembelajaran hingga sore hari. Yang
pada intinya konsep full day school ini dalam pengertian yang sebenarnya ditandai oleh waktu
belajar yang lebih lama daripada sekolah-sekolah konvensional serta interaksi antara peserta
didik dan pengaruh gurunya lebih intensif. Jika dilihat dari dua makna di atas, Full day school
memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa siswi untuk memperbaiki hal-hal yang
kurang maksimal sehingga menjadikan maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya memerlukan waktu yang panjang dalam
prosesnya tanpa perlu mencari les atau kursus tambahan, karena semuanya terpenuhi dan tersedia
di sekolah. Full day sebenarnya pendidikan karakter, yaitu pilihan dengan menambah jam belajar
di sekolah, kemudian diisi dengan aktivitas-aktivitas bermacam-macam. Full day adalah cara
mendongkrak sistem pendidikan yang masih rendah.15
Dasar pendidikan dari penerapan full day school sama dengan dasar pendidikan Islam.
Pendidikan Islam adalah usaha untuk membimbing ke arah pertumbuhan, kepribadian peserta
didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga
tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.16

Full Day School dalam Al-Qur’an dan Hadits


Jika dikutip dari beberapa wacana tentang pendidikan Islam, program full day school
dan konsep yang dirangkainya merupakan bentuk dukungan terhadap tercapainya tujuan
pendidikan, terutama pendidikan Islam. Seperti yang dikatakan salah satu pakar pendidikan
yaitu Menurut Muhammad Qutb, di dunia muslim, agama berangsur- angsur lenyap dari
pemikiran dan hati mereka. Rumah dan lingkungan berkontradiksi, semakin memperparah
keadaan dan kurikulum sekolah tidak mencukupi. Pendidikan formal di sekolah atau
pendidikan melalui khutbah- khutbah, penerangan agama melalui radio dan televisi jauh dari
keberadaan agama dan sering kali irreligious.
Dasar pendidikan Islam sudah jelas bersumber dari firman Allah SWT. dan Sunnah
Rasulullah SAW, yaitu al-Qur`an dan Hadis. Melaksanakan pendidikan adalah merupakan
perintah agama dan perintah Allah SWT. serta merupakan bentuk ibadah kepada-Nya.
Dalam al-Qur`an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain dalam surat al-
12
H Akmal Hawi, “SISTEM FULL-DAY SCHOOL DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) STUDI KASUS DI IZZUDDIN
PALEMBANG,” n.d., 17.
13
Baharuddin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 221.
14
Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan.
15
Hasan Baharun and Saudatul Alawiyah, “PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DALAM PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI
MUHAMMAD ‘ABID AL- JABIRI,” POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam 4, no. 1 (July 1, 2018): 1,
https://doi.org/10.24014/potensia.v4i1.4362.
16
Ahmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), 15.

5
Isra` ayat 72 yang berbunyi : “Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di
akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”. Dalam
kaitannya dengan full day school, ayat tersebut menyinggung tentang hati yang mati, di mana
hati tersebut tidak akan mampu menerima dan menyerap ilmu pengetahuan yang didapatkan
ketika di sekolah sebab tidak ada perpaduan antara intelektual dengan spiritual. Dengan
begitu, Kemendikbud menyusun konsep full day school disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan zaman berdasarkan ayat al-Qur`an.
Selanjutnya dalam surat al-Rahman ayat 1-4 yang berbunyi: “(Tuhan) yang Maha
pemurah, Yang Telah mengajarkan Al Quran, Dia menciptakan manusia, Mengajarnya
pandai berbicara…” Dalam kaitannya dengan full day school, bahwa ayat di atas mempunyai
kesinambungan dengan Peraturan Menteri No. 23 tahun 2017 pasal 1 ayat 3 yang
berhubungan dengan prinsip mengajar, jadi penjelasan ayat di atas dimulai dengan kata “Al-
Rahman” yang menggambarkan sebuah kasih sayang yang berarti bahwa mengajar itu
mempunyai prinsip kasih sayang yang akan melahirkan prinsip-prinsip mengajar lainnya,
seperti ikhlas, demokrasi, dan kelembutan terhadap peserta didik. Sehingga akan melahirkan
serta memberikan pencerahan intelektual, akidah, dan moral kepada peserta didik.
Dalam al-Qur`an surat al-Jumu‟ah (62) ayat 2 yang berbunyi : “Dia-lah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
hikmah (al-Sunnah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata”. Ayat ini sangat berkaitan dengan diterbitkannya kebijakan full day school,
bahwa di samping peserta didik mendapatkan berbagai materi tambahan di sekolah, mereka
juga mendapatkan pesan-pesan normatif yang meliputi keimanan dan akhlak, sehingga tidak
hanya menanamkan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga membangun moral dan
membersihkannya serta menjauhkannya dari perbuatan-perbuatan tercela.
Dalam surat al-Tahrim ayat 6 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. Ayat menjelaskan bahwa sebagai orang tua wajib untuk menjaga anak-anak
bahkan seluruh keluarga dari segala yang menjerumuskan ke dalam perbuatan yang dimurkai
oleh Allah. Terutama untuk seorang ayah yang tanggung jawabnya sebagai pemimpin kepala
rumah tangga sekaligus imam bagi istri dan anak- anaknya. Salah satunya dalam memilih
pendidikan yang baik untuk anak-anak. Mayoritas pendidikan yang menerapkan kebijakan full
day school adalah sekolah unggul yang memiliki fasilitas lengkap sebagai penunjang program
yang tengah diterapkan. Jadi, full day school merupakan salah satu alternatif solusi dari
berbagai kegelisahan orang tua terhada p pergaulan anaknya.
Tidak terlupakan pula bahwa diterbitkannya kebijakan full day school tentu memiliki
tujuan dan harapan yang ingin dicapai, sebagaimana tujuan dalam pendidikan Islam itu
sendiri, karena tujuan full day school dan pendidikan Islam bagaikan mata uang logam yang
tidak memiliki perbedaan sedikitpun, yaitu membentuk peserta didik menjadi insan yang
shaleh dan bertakwa kepada Allah SWT. Firman Allah dalam Q.S. Ali Imran, ayat 137-138
yang berbunyi: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230];
Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-
orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.
Ayat-ayat al-Qur`an di atas merupakan seruan dari Allah kepada manusia baik laki-laki

6
maupun perempuan agar tidak menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal- hal yang tidak
bermanfaat. Full day school merupakan manifestasi belajar tanpa batas. Mengacu pada ayat-
ayat tersebut di atas bahwa sistem full day school siswa dapat ikut serta pada aktifitas-aktifitas
belajar yang menguntungkan selama sehari penuh, sehingga siswa tidak ada waktu luang
untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang sifatnya negatif dan kurang bermanfaat.
Dalam hadistnya, Rasulullah juga menegaskan bahwa pendidikan yang diberikan baik
oleh orang tua, guru maupun masyarakat terhadap seorang anak berlangsung sepanjang waktu,
hal ini dapat dipahami dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud : Dari ‘Abdullah bin
‘Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, "Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‘Suruhlah anak kalian  shalat  ketika berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka ketika
berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan  shalat) Dan pisahkanlah tempat tidur
mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)”. Dari hadist ini kita bisa pahami bahwa
mengajarkan ibadah shalat pada anak tidak hanya dilakukan dalam satu waktu, tapi perlu
dilakukan terus dan dalam proses yang panjang. Artinya bahwa dalam waktu sehari 24 jam,
seorang anak mendapatkan pendidikan ibadah shalat sebanyak 5 kali sebagaimana waktu
shalat. Lebih lanjut dapat kita pahami, melalui hadist ini tersirat pesan Rasulullah bahwa
pendidikan harus terus dilakukan sepanjang hari (full day), karena memang belajar/menuntut
ilmu adalah bagian dari ibadah, sebagaimana hadist lainnya :“Menuntut ilmu lebih utama
daripada seorang yang rajin sholat rajin sujud.” Maka jelas bahwa, menuntut ilmu itu ibadah.
Saat melaksanakan sholat hadir dalam diri perasaan sedang ibadah, Setelah kita menyadari
bahwa menuntut ilmu itu ibadah, maka perlu dipahami bahwa ibadah tanggung jawab manusia
yang selalu melekat selama masih bisa bernafas di dunia. Artinya, ibadah itu tak ada
ujungnya, kecuali satu, yaitu kematian. Demikian pula menuntut ilmu, ujung dari proses
menuntut ilmu bukan almamater, ijazah S1, S1, S3 mu, atau lulus dari Universitas favorit.
Tapi akhir dari berjuangan mencari ilmu adalah, kematian. Sebagaimana Allah berfirman
dalam surah Al-Hijr, 99 : “Beribadahlah kepada Tuhanmu, sampai bertemu kematian”.

Kesimpulan
Full day school yang dianggap sebagai suatu hal yang baru, ternyata sudah sangat lumrah
dikenal dan diketahui. Bahkan, berbagai pendapat dari berbagai kalangan mengalami perbedaan
dalam persepsi, sebagian memberikan persepsi positif terhadap full day school, sebagian pula
memberikan persepsi negatif, padahal, jika menyadari akan hakikat suatu hal tentu memiliki sisi
negatif dan positif, begitu juga dengan full day school. Konsep full day school yang terdapat
dalam al-Qur’an mengandung pengertian bahwa proses belajar berlangsung sepanjang hari,
sepanjang waktu dan sepanjang hidup. Pendidikan tidak hanya terjadi dilembaga resmi seperti
sekolah, tetapi juga dilakukan oleh orang tua ketika anak berada di rumah dan juga terjadi ketika
anak berada di lingkungan masyarakat.

Daftar Pustaka

7
Astuti, Marfiah. “Implementasi Program Fullday School Sebagai Usaha Mendorong
Perkembangan Sosial Peserta Didik TK Unggulan Al-Ya’lu Kota Malang” 1 (n.d.): 8.
Baharuddin. Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Baharun, Hasan, and Saudatul Alawiyah. “PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DALAM
PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI MUHAMMAD ‘ABID AL- JABIRI.” POTENSIA:
Jurnal Kependidikan Islam 4, no. 1 (July 1, 2018): 1.
https://doi.org/10.24014/potensia.v4i1.4362.
Echols, John M., and Hasan Shadily. Kamus-Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1996.
Hawi, H Akmal. “SISTEM FULL-DAY SCHOOL DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU
(SDIT) STUDI KASUS DI IZZUDDIN PALEMBANG,” n.d., 17.
Khilmiyah, Akif. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Samudra Biru, 2016.
Mubin, Moh Taijul, and Ahmad Fikri Sabiq. “FULL DAY SCHOOL DAN PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS ANAK,” n.d., 18.
Najati, Muhammad Usman. Al-Qur’an Dan Psikologi. Jakarta: Aras Pustaka, 2005.
Ningsih, Prapti Octavia, and Muhammad Taufik Hidayat. “Dampak Pelaksanaan Full Day
School Terhadap Perkembangan Sosial Anak di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 6, no. 3
(April 21, 2022): 4582–90. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2901.
Patoni, Ahmad. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina Ilmu, 2004.
Rahim, Abdan. “Full Day School dalam tinjauan Psikologi, Sosiologi, dan Ekonomi Pendidikan”
13, no. 2 (2018): 11.
Wicaksono, Anggit Grahito. “FENOMENA FULL DAY SCHOOL DALAM SISTEM
PENDIDIKAN INDONESIA.” Jurnal Komunikasi Pendidikan 1, no. 1 (January 9,
2018): 10. https://doi.org/10.32585/jkp.v1i1.12.
Winurini, S. “Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD Dan SMP.” Majalah Info
Singkat Kesejahteraan Sosial, 8(9), 2016.

Anda mungkin juga menyukai