Anda di halaman 1dari 5

Maulidda Rohmawati

21802241038

PADP A21

PENDIDIKAN MASA PANDEMI

Pandemi yang telah berjalan 2 tahun ini telah mengubah cara hidup masyarakat dunia,
dari mulai wabah Covid-19 itu menjangkiti sebagian penduduk diberbagai negara, sebagian
dari yang lain telah mencoba berbagai cara untuk tetap hidup normal atau dengan gaya hidup
baru (New normal). Di Indonesia sendiri ketika Covid-19 telah menyebar pada sekitar bulan
Maret 2020 yang lalu, pemerintah mengambil kebijakan, yaitu Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini menyebabkan terkendalanya aktivitas masyarakat
karena pemerintah melarang adanya kerumunan yang akan mempercepat penularan Virus
Corona. Pendidikan menjadi alah satu sektor yang berdampak di Indonesia saat ini tengah
mencoba untuk tetap dapat berjalan dengan segala keterbatasannya. Pembelajaran awalnya
adalah pembelajaran tatap muka (PTM) diubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 07 Agustus 2020 yang lalu, telah
menerbitkan Kurikulum Darurat pada satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Keputusan
tersebut tertera dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020, satuan pendidikan dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. Keputusan tersebut dimaksudkan untuk
mempermudah satuan pendidikan melakukan pembelajaran kepada peserta didik. Sehingga
pada kondisi sekarang ini (kondisi khusus) dalam pelaksanaan pembelajaran satuan
pendidikan dapat memilih beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu :

1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional


2. Menggunakan Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan)
3. Melakukan penyederhanaan secara mandiri

Lalu pada tahun 2021, Kemendikbudristek kembali memperkenalkan Kurikulum


Prototype sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran
di masa pandemi Covid-19. Pemulihan pembelajaran di masa Pandemi Covid-19
dimaksudkan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada
peserta didik. Kurikulum yang ditawarkan oleh Kemendikbudristek mengharuskan siswa
untuk belajar dirumah atau dengan jaringan internet untuk terhubung dengan guru agar
pendidikan dapat berjalan. Namun, tidak semua siswa di Indonesia memiliki perangkat
elektronik seperti gawai, laptop, dan komputer. Terhitung melalui data Disdik untuk DKI
Jakarta saja mengatakan, ada sebanyak 171.988 siswa yang tidak memiliki handphone, belum
lagi pada 33 provinsi lain di Indonesia, bahkan sebagian dari mereka ada yang terpaksa harus
putus sekolah dan sebagian lain menumpang temannya untuk bisa belajar bersama. Selain itu,
Dapodik (Data Pokok Pendidikan) menyatakan bahwa, ada sekitar 12 ribu sekolah di
Indonesia yang tidak memiliki akses internet yang memadai dan keseluruhan tersebut dialami
oleh daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terpencil). Ini menandakan bahwa dengan adanya
Pandemi semakin menunjukkan kesenjangan dan kurangnya penguasaan sarana dan
prasarana pendidikan di Indonesia. Ketimpangan penguasaan teknologi ini semakin
menggambarkan buruknya pendidikan di Indonesia dan ketidaksiapannya dalam menghadapi
teknologi yang seharusnya telah dapat diterapkan tanpa adanya gagap teknologi. Padahal
kesuksesan pembelajaran jarak jauh saat ini sangat bergantung pada tersedianya teknologi
sebagai fasilitas penunjang keberhasilan pembelajaran.

Selain peserta didik, guru dan para orang tua juga mengeluhkan program
pembelajaran jarak jauh ini karena pembelajaran mengharuskan daring (dalam jaringan)
menyebabkan tambahan kebutuhan biaya kuota internet yang tinggi dan cara mengajar yang
masih dibingungkan para orang tua dan guru. PJJ mengubah pembelajaran yang awalnya di
sekolah menjadi di rumah maka orang tua dan guru haruslah menyampaikan materi
pembelajaran dengan jelas kepada anak/siswa. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa
tidak hanya perangkat elektronik saja namun juga pengajar yang menjadi sarana utama
tersampaikannya materi pembelajaran. Kesenjangan pendidikan selama pandemi tidak hanya
pada teknologi saja namun pada pengajarnya, diketahui bahwa pengajar di Indonesia kurang
memiliki bekal atau kompetensi dasar mengenai penggunaan teknologi atau pun dalam
keprofesionalitasan mengajar. Keberhasilan kurikulum yang akan diterapkan oleh satuan
pendidikan juga menjadi tanggung jawab guru dalam mengelola PJJ. Pengajar harus cepat
beradaptasi dengan kurikulum yang akan diterapkan dengan membekali diri dengan
kompetensi dasar yang baik. Maka, harus ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
satuan pendidikan dan kementerian dalam suksesnya pendidikan di masa pandemi ini.
Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana yang dapat dilakukan ialah dengan pemberian
gawai kepada siswa pada keluarga prasejahtera, dinas pendidikan daerah harus menyediakan
dukungan dana dan panduan teknis lebih lanjut bagi sekolah-sekolah di daerah mereka.
Kemendikbud dan Kemenag dapat melakukan kemitraan dengan penyedia layanan
telekomunikasi dan perangkat kerasnya dengan memanfaatkan infrastuktur yang ada untuk
memperluas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di seluruh wilayah Indonesia. Bisa juga
melakukan sebuah inovasi dengan menciptakan aplikasi belajar yang rendah kuota dan dapat
diakses pada blank spot agar dapat diakses secara merata dimana saja. Kemeterian juga dapat
membentuk forum-forum belajar bagi siswa yang berada pada daerah 3T atau melakukan
penyampaian materi belajar melalui radio, seperti yang dilakukan di Argentina dan Fiji
(Azzahra, 2021). Penyampaian materi dilakukan selama tujuh jam dan dibawakan oleh guru-
guru yang berpengalaman. Selain itu, pemerintah sebenarnya juga dapat berkerja sama
dengan PT Pos Indonesia dalam membantu guru untuk mendistribusikan modul untuk para
siswanya. Pemerintah daerah juga dapat berinisiatif untuk memainkan peran lebih aktif
untuk membantu sekolah-sekolah dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) bersama dinas pendidikan memberikan akses studio rekaman dan perlengkapannya,
guna melancarkan adopsi pembelajaran jarak jauh.

Pemberian otonomi yang luas kepada kepala sekolah untuk pengambilan keputusan
penggunaan dana BOS untuk membantu dan mendukung keluarga yang rentan dan sedang
berjuang mengahadapi pengeluaran tambahan. Tenaga pendidik menjadi sarana yang utama
dalam penyampaian materi pembelajaran maka haruslah sarana tersebut diberikan perhatian
sepenuhnya dengan mempersiapkan dan membekali guru dengan keterampilan, kementerian
sebaiknya menyediakan pelatihan-pelatihan bagi para tenaga pendidik tidak hanya mengenai
penggunaa teknologi dasar seperti menggunakan komputer dan tersambung ke jaringan
internet, namun juga penggunaan perangkat rekaman dan perangkat lunaknya. Penguasaan
tersebut digunakan ketika tenaga pendidik berhadapan dengan media elektronik penunjang
pembelajaran. Pelatihan diberikan tidak hanya bagi tenaga pendidik di daerah kota saja tapi
ke seluruh penjuru Indonesia yang diketahui bahwa sebelum adanya pandemi kesenjangan
keterampilan tenaga pendidik telah dirasakan. Selain itu, metode pengajaran pembelajaran
jarak jauh juga harus dimiliki oleh tenaga pendidik dengan melakukan identifikasi keadaan
siswanya. Pengajar harus berkoordinasi dengan kepala sekolah mengenai pedoman
pengajaran, menentukan kurikulum yang akan dicapai dengan berfokus kepada kesejahteraan
siswa dalam belajar. Pengajar memperhatikan siswa menggunakan perangkat teknologi yang
mendukung atau hanya memanfaatkan televisi dan menumpang dengan temannya. Kebutuhan
setiap siswa harus diperhatikan oleh pengajar dalam menentukan tujuan belajar yang akan
dilakukan. Memastikan bahwa orang tua atau wali siswa dapat membantu mereka dalam
mengerjakan tugas dan memahami materi pembelajaran. Menentukan teknologi, platform,
peralatan dan sumber daya yang tersedia antara guru dan siswa agar dapat terjalin komunikasi
dan umpan balik yang efektif. Penetuan dapat dilakukan dengan melihat sumber daya
manakah yang digunakan oleh sebagian besar siswa atau manakah yang termudah aksesnya
yang dapat digunkan untuk berkomunikasi.

Sarana dan prasarana siswa dalam mendapatkan pembelajaran dimasa pandemi saat
ini hanya dilihat dari segi ketersediaan gawai atau internet untuk mengakses pembelajaran,
padahal disamping itu pengajar juga menjadi salah satu saran yang membutuhkan perhatian
untuk keberhasilan pendidikan di masa sekarang ini. Kontribusi setiap elemen masyarakat
juga dibutuhkan untuk pendidikan yang optimal, kerja sama kementerian dengan pihak
swasta perlulah ditingkatkan untuk menjadi penunjang keberhasilan pendidikan atau
pembelajaran jarak jauh sebagai pemberi akses bagi satuan pendidikan maupun peserta didik
sendiri. Pendidikan yang ideal sebenarnya bergantung dari berbagai pihak dalam menanggapi
situasi pandemi ini, seperti peserta didik yang memiliki motivasi dan semangat yang sama
ketika sekolah tatap muka, dukungan orang tua atau wali yang penuh untuk memotivasi
peserta didik serta metode yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran jarak jauh. Selain
itu, peran kementerian dalam pemberian sarana dan prasarana kepada pengajar dan peserta
didik menjadi kunci utama dalam keberhasilan pendidikan di masa pandemi. Oleh karena itu,
semua harus bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan pendidikan bagi pengajar
maupun objek ajarnya agar tidak ada halangan bahwa pandemi menyebabkan pendidikan
terhentikan.
Referensi

Azzahra, N. F. (10/06/21). Ringkasan Kebijakan : Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak


Jauh di Indonesia di Masa Covid-19. CIPS.
https://id.cips-indonesia.org/post/ringkasan-kebijakan-mengkaji-hambatan-
pembelajaran-jarak-jauh-di-indonesia-di-masa-covid-19-3. Diakses pada 15 April 2022
pukul 20.30

CNN Indonesia. (22/10/20). Kemendikbud : 12 Ribu Sekolah Tak Punya Akses Internet.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201022123707-20-561482/kemendikbud-
12-ribu-sekolah-tak-punya-akses-internet. Diakses pada 16 April 2022 pukul 23.00

Kemendikbud.go.id. (07/08/20). Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat pada Satuan


Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkan-kurikulum-
darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus. Diakses pada 14 April 2022
pukul 21.00

Nafian, M. I. (2020). Data Disdik DKI: 171.998 Siswa dan 12.649 Guru di Jakarta Tak Punya
HP. Detik.com. https://news.detik.com/berita/d-5271330/data-disdik-dki-171998-
siswa-dan-12649-guru-di-jakarta-tak-punya-hp. Diakses pada 16 April 2022 pukul
22.00

Novianti, S. (11/07/21). Pandemi Semakin Menunjukkan Potret Kesenjangan Pendidikan


Indonesia. Kumparan.com.
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/sarahnovianti58/pandemi-
semakin-menunjukkan-potret-kesenjangan-pendidikan-indonesia-1w6kzZ4sqGx.
Diakses pada 14 April 2022 pukul 21.15

Rahayu, A. D. & Haq, M. S. (2021). Sarana dan Prasarana Dalam Mendukung Pembelajaran
Daring Pada Masa Pandmei Covid-19. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, (09)01
186-199. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-manajemen-pendidikan/
article/view/38623/34138. Diakses pada 15 April 2022 pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai