Anda di halaman 1dari 49

1) Konteks Penelitian

Pada saat ini seluruh negara yang berada dipenjuru dunia sedang

ditimpa musibah besar yang disebabkan oleh virus Covid-19. Virus ini

awal mulanya muncul disebuah kota yang berada di Cina sejak akhir tahun

2019, kota tersebut bernama kota Wuhan. Virus Covid-19 merupakan

salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan gangguan pada pernafasan,

gangguan pada tenggorokan, mual-mual dan flu. Penyebaran virus Covid-

19 ini dapat ditularkan oleh orang-orang yang terinfeksi virus tersebut

melalui kontak fisik. Virus Covid-19 mampu mengubah banyak hal

dengan begitu cepat dalam kehidupan kita saat ini, interaksi kita dengan

manusia, dengan lingkungan semuanya menjadi berbeda.

Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh

penduduk bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu,

tanpa kecuali pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup sekolah,

perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia.

Per tanggal 17 April 2020, diperkirakan 91,3% atau sekitar 1,5

miliar siswa di seluruh dunia tidak dapat bersekolah karena munculnya

pandemi Covid-19 (UNESCO, 2020). Dalam jumlah tersebut termasuk di

dalamnya kurang lebih 45 juta siswa di Indonesia atau sekitar 3% dari

jumlah populasi siswa yang terkena dampak secara global (Badan Pusat

Statistik, 2020)1

Krisis benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di belahan bumi

manapun termasuk Indonesia harus mengambil keputusan yang pahit


1
Badan Pusat Statistik, 2020
menutup sekolah untuk mengurangi kontak orang-orang secara masif dan

untuk menyelamatkan hidup atau tetap harus membuka sekolah dalam

rangka survive para pekerja dalam menjaga keberlangsungan ekonomi.

Virus Covid-19 mampu mengubah banyak hal dengan begitu cepat dalam

kehidupan kita saat ini, interaksi kita dengan manusia, dengan lingkungan

semuanya menjadi berbeda.

Akibat dari virus Covid-19 ini pemerintah membuat berbagai

macam kebijakan, salah satu kebijakannya adalah Work Form Home

(WFH). Kebijakan ini menyarankan kepada masyarakat agar melakukan

semua pekerjaannya dari rumah. Teknologi, lebih spesifiknya internet,

ponsel pintar, dan laptop sekarang digunakan secara luas untuk

mendukung pembelajaran jarak jauh. Salah satu penyedia jasa

telekomunikasi terbesar di Indonesia mencatat peningkatan arus

broadband sebesar 16% selama krisis Covid-19, yang disebabkan oleh

tajamnya peningkatan penggunaan platform pembelajaran jarak jauh.

Keadaan pandemi saat ini tidak akan berlangsung cepat untuk normal

kembali dalam melaksanakan aktivitas dari berbagai aspek, terutama

dalam melaksanakan aktivitas pendidikan yang mana melibatkan peserta

didik dan tenaga kependidikan.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan dengan

menerapkan new normal serta memberikan himbauan kepada masyarakat

yang mengharuskan beraktivitas sesuai dengan protokol kesehatan.2

2
CNN Indonesia. (2020). Kemendikbud Buat Skenario Belajar di Rumah sampai Akhir 2020. CNN Indonesia.
Diambil dari: https:// www.cnnindonesia.com/nasional/20200424114337-20-496861/kemendikbud-buat-
skenario-belajar-di-rumah-sampai-akhir-2020
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menuju new normal

tersebut dapat berpengaruh besar dalam berbagai aspek, terutama pada

bidang pendidikan yang dapat pengaruhnya dalam pengelolahan sekolah

dan peserta didik menuju new normal.

Menuju new normal guru maupun peserta didik dituntut untuk bisa

menggunakan teknologi, jika keadaan sebelum pandemi menuju new

normal ini guru menilai kualitas siswa berdasarkan satu kelas, namun pada

new normal ini guru tidak bisa lagi memberikan penilaian dengan cara

seperti itu, akan tetapi ada acara lain untuk guru menilai peserta didiknya

yaitu dengan diperhatikannya peserta didik satu persatu, hal tersebut

bertujuan untuk guru menggali potensi peserta didik, terutama potensi

dalam teknologi.

Keadaan menuju new normal tentu tidak sedikit membutuhkan

sumber daya, melainkan dimaksimalkannya sumber daya baik disekolah

maupun diperguruan tinggi.3 Kegiatan belajar tentunya tidak berjalan

seperti sebelumnya, dengan demikian kegiatan belajar yang dilakukan

peserta didik maupun oleh tenaga pendidik dibantu dengan menggunakan

beberapa aplikasi yang dapat menunjang proses kegiatan belajar, antara

lain seperti aplikasi: zoom, google classroom, whatsapp, maupun aplikasi

lainnya.

3
Yudi Firmansyah, Fani Kardina. Vol 4 No 2
ISSN : 2541-6995
E ISSN : 2580-5517 Pengaruh New Normal Ditengah Pandemi Covid-19
Terhadap Pengelolahan Sekolah DAN PESERTA DI
Menuju new normal dalam pengelolahan sekolah terdapat sistem

sif, system sif ini yaitu pembagian jadwal atau gelombang ketika peserta

didik masuk sekolah, maka dari itu sistem sif ini diberlakukan jika

kegiatan belajar sudah dapat dilaksanakan disekolah. Akan tetapi, sistem

sif seperti ini harus dimodifikasi terlebih dahulu, dengan tujuan agar tidak

menambahnya jam kerja guru, jika sebelum pandemi kegiatan belajar

disekolah dua kali 45 menit, sekarang pada new normal menjadi satu kali

45 menit. Hal tersebut jelas tidak bisa dilakukan oleh peran guru dan

sekolah saja, namun pemerintah pun harus terlibat dalam

menyelesaikannya dengan mengatur lagi materi pelajaran melalui

kurikulum khusus yang dibuat pada masa pendemi ini.

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia atau

yang biasadisingkat sebagai Kemendikbud, langsung merespon dengan

mengeluarkan Surat Edaran No. 15 Tahun 2020 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran

Covid-19. Dengan isian antara lain kaitan dengan protokol dan prosedur

kemanan saat sekolah kembali buka, seperti riungkasannya sebagai

berikut:4

4
Ibid,102.
a. Pengaturan mekanisme antar jemput siswa oleh satuan
pendidikan.
b. Kebersihan dan strerilisasasi sarana-prasarana sekolah secara
rutin minimal dua kali.
c. Pemantauan secara rutin kondisi kesehatan warga sekolah oleh
pihak sekolah kaitang dengan gejala corona.
d. Penyediaan fasilititas pencucui tangan menggunakan sabun
oleh pihak sekolah wajib diberikan.
e. Menerapkan protocol kesehatan lainnya seperti menjaga jarak
dan etika batuk dan bersin yang benar.
f. Pembuatan narahiubung oleh sekolah berkaitan dengan
keamanan dan keselamatan di lingungan sekolah.
Keputusan surat edaran yang telah dikeluarkan oleh Kemendikbud

tersebut akan menjadi acuan dalam perubahan yang cukup besar bagi duni

pendidikan menuju new normal, baik itu dalam pengelolahan sekolah

maupun peserta didik.

Selama pembelajaran dalam jaringan (DARING) tidak sedikit

keluhan peserta didik yang tidak senang dengan pembelajaran dalam

jaringan tersebut, peserta didik dengan keluhan-keluhan ketidaksenangan

belajar daring berada diangka 58%.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan

Kementerian Agama (Kemenag) dengan adanya wabah ini yang tidak pasti

kapan akan berakhir maka perlu mempertimbangkan pelaksanaan

pembelajaran jarak jauh yang disesuaikan dengan perbedaan karakteristik

daerah-daerah di Indonesia. Pembelajaran jarak jauh menambah hambatan

bagi para siswa yang sudah sulit untuk mengakses pendidikan, maka itu

diversifikasi media penyampaian selain internet perlu dipertimbangkan.


Opsinya bisa berupa program radio atau menggunakan layanan pos untuk

daerah-daerah dengan konektivitas rendah.

Indonesia perlu memulai program peningkatan kapasitas berskala

besar agar dapat menjalankan pembelajaran jarak jauh yang lebih baik di

seluruh wilayah. Upaya tersebut membutuhkan strategi dan supervisi

penggunaan BOS, meningkatkan kapasitas para kepala sekolah dan

mengizinkan mereka untuk mendapatkan otonomi yang lebih luas di

sekolah, serta memperlengkapi guru dengan keterampilan teknis dan non-

teknis untuk pembelajaran jarak jauh.

Meskipun kegiatan pembelajaran jarak jauh sangat tergantung pada

inisiatif sekolah dan sumber informasi dari Kemendikbud, pemerintah

daerah juga perlu membantu sekolah-sekolah dengan membentuk gugus

kerja yang lebih lanjut menyediakan bantuan finansial di luar BOS dan

akses ke studio rekaman dan peralatan untuk sekolah dan guru. Gugus

kerja ini harus memberikan perhatian khusus kepada sekolah swasta

murah yang memainkan peran penting dalam menyediakan pendidikan

kepada kalangan prasejahtera di perkotaan yang memiliki sumber lebih

sedikit dibandingkan sekolah negeri dan sekolah swasta yang lebih

mapan.5

Sistem pendidikan new normal ini telah memunculkan kesulitan-

kesulitan belajar yang dapat merugikan para siswa yang yang berasal dari

keluarga prasejahtera dan yang berada di daerah pedesaan. Mereka adalah

5
Rahman, M.A. (2016). Low Cost Private Schools A Case Study in Jakarta. Jakarta: Center for Indonesian
Policy Studies. Diambil dari:
https://docs.wixstatic.com/ugd/c95e5d_8f8d94c067174a9fa89b6152dbdd65ed.pdf
siswa yang, bahkan dalam kondisi normal, sudah menghadapi hambatan

untuk mengakses pendidikan. Sekarang mereka perlu menghadapi

hambatan tambahan yang muncul akibat ketidaksetaraan untuk mengakses

infrastruktur teknologi.

Bagi guru sekolah dasar yang terbisa melakukan pembelajaran

secara tatap muka, kondisi ini memunculkan ketidaksiapan persiapan

pembelajaran.6 Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak sebagai

akibat penyebaran Covid-19 membuat semua orang dipaksa untuk melek

teknologi.

Beberapa kesulitan dalam pembelajaran daring juga dialami oleh

peserta didik tingkat SMP se Kecamatan Durenan khususnyapada mata

pelajaran PAI diantaranya ialah ketersediaan layanan internet. Sebagian

peserta didik mengakses internet menggunakan layanan selular, dan

sebagian kecil menggunakan layanan WiFi. Ketika kebijakan

pembelajaran daring diterapkan di sekolah tingkat SMP,mereka

mengalami kesulitan sinyal selular ketika di daerah masing-masing,

jikapun ada sinyal yang didapatkan sangat lemah. Hal ini menjadi salah

satu faktor kesulitan belajar pada pembelajaran daring. Pembelajaran

daring memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi

dosen yang kurang dipahami oleh mahasiswa.7


6
Henry Aditia Rigianti.
KENDALA PEMBELAJARAN DARING GURU SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BANJARNEGARA
p-ISSN 2338-980X Elementary School 7 (2020) 297-302 e-ISSN 2502-4264
Volume 7 nomor 2 Juli 2020
7
Astuti, P., & Febrian, F. (2019). Blended Learning Syarah: Bagaimana Penerapan dan
Persepsi Mahasiswa. Jurnal Gantang, 4(2), 111-119.
Ditambah PAI merupakan salah satu mata pelajaran untuk

meningkatkan kualitas peserta didik yang meliputi tujuh unsur pokok

yaitu:

Keimanan, Ibadah, Al-Qur’an, akhlak, Syari’ah, muamalah dan tarikh

sehingga mereka (peserta didik) meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari baik secara

pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Peningkatan kualitas

sumber daya peserta didik dari segi ilmu pengetahuan harus diimbangi

dengan peningkatan kualitas iman dan takwa. Hal paling mendasar yang

harus dikuasai peserta didik minimal memiliki kemampuan membaca dan

menulis huruf Al-Qur’an untuk selanjutnya dikembangkan pada

pemahaman penghayatan dan pengamalan terhadap isi kandungan kitab

Suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup agama Islam.

Keberhasilan guru agama Islam dalam mengembangkan seni baca

tulis Al-Qur’an kepada peserta didik melalui pengelolaan Pendidikan

Agama Islam khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya. Untuk

itu di masa new normal pendidik harus berusaha memaksimalkan proses

pembelajaran ditengah berbagai kesulitan belajar peserta didik yang

munculkarena sistem daring maupun luring.

Selain itu pada masa new normal ketika sistem sif peserta didik

harus mengikuti pembelajaran luring yang diadakan di lingkungan sekolah

maupun di rumah-rumah peserta didik memberikan kesulitan baru yaitu

sebagian siswa yang rumahnya berjarak jauh dengan lokasi luring


https://doi.org/10.31629/jg.v4i2.1560
memberikan kendala bagi orang tua yang harus bekerja pagi hari sulit

mengatur jadwal mengantar dan menjemput anak ke tempat luring untuk

mengikuti proses pembelajaran di masa new normal.

Untuk itu harus mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa

guna memudahkan guru dalam mengatasi hal tersebut secara tepat. Dalam

mengajar peserta didik adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari

kegiatan pengajaran karena inti proses belajar anak didik dalam mencapai

prestasi belajar merupakan tolak ukur yang mudah dikontrol untuk

menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Kesulitan belajar

merupakan suatu gejala yang selalu dihadapi oleh guru, karena guru

bertanggung jawab untuk mengatasinya. Hampir di setiap sekolah

ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.8

Hampir semua pembelajaran di Indonesia menggunakan

pembelajaran jarak Jauh dan Pembelajaran luar jaringan dalam masa new

normal ini. Oleh karena itu, guna menambah kajian proses pembelajaran di

era new normal , menjadi latar belakang penulis untuk mengadakan

penelitian tentang “ Analisis Kesulitan Belajar Pada Mata Pelajaran PAI

Masa New Normal Di Tingkat SMP Durenan Trenggalek”. Analisis ini

diharapkan mampu memberikan hasil analisis antara kajian pustaka atau

teori dengan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran PAI

ditengah tatanan baru new normal terhadap peserta didik.

8
Munirah. 2018. Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa. Tarbawi: Jurnal
Pendidikan Agama Ilsam. 3(2): 111-127
2) Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif

sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan

mana yang tidak relevan. Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih

didasarkan pada tingkat kepentingan dari masalah yang dihadapi dalam

penelitian ini. Penelitian ini akan di fokuskan pada “Analisis Kesulitan

Belajar terhadap peserta didik mata pelajaran PAI di tingkat SMP di

Durenan” yang objek utamanya merupakan peserta didik.

Selanjutnya berdasarkan konteks penelitian di atas maka yang

menjadi pertanyaan pnelitian dalam penelitian ini adalah :

a. Bagimana faktor secara internal kesulitan belajar yang dialami


peserta didik dalam mata pelajaran PAI di tingkat SMP di Durenan
?
b. Bagimana faktor secara eksternal kesulitan belajar yang dialami
peserta didik dalam mata pelajaran PAI di tingkat SMP di Durenan
?

3) Tujuan penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penulisan tesis

ini adalah:

a. Ingin mengetahui faktor kesulitan belajar yang dialami peserta


didik dalam mata pelajaran PAI di tingkat SMP di Durenan
secara internal .
b. Ingin mengetahui faktor kesulitan belajar yang dialami peserta
didik dalam mata pelajaran PAI di tingkat SMP di Durenan
secara eksternal.

4) Kegunaan Penelitian
Yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah :
a. Secara Teoritis
(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
dalam pengembangan proses belajar mengajar tentang kesulitan
belajar masa new normal.
(2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman tentang faktor apasajakah yang mempengaruhi
kesulitan belajar.
b. Secara Praktis
(1) Bagi pendidik , dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan
pelaksanaan proses belajar mengajar bagi peserta didik tingkat
SMP.
(2) Bagi penulis,sebagai bahan informasi dan pengalaman dalam
rangka menambah wawasan dan pengetahuan, terutama masalah
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik tingkat
SMP.

5) Penegasan istilah
a. Masa New Normal
Ditahun 2020 ini kegiatan belajar mengajar akan berbeda dengan
sebelumnya, siswa maupun tenaga kependidikan dituntut untuk
beradaptasi dari keadaan sebelum kehadiran wabah covid-19. Istilah
new normal saat ini sangat mudah ditemui masyarakat
dalam berbagai platform media. New normal dikatakan
sebagai cara hidup baru di tengah pandemi virus corona
yang angka kesembuhannya makin meningkat. Keadaan
pandemi saat ini tidak akan berlangsung cepat untuk normal kembali
dalam melaksanakan aktivitas dari berbagai aspek, terutama dalam
melaksanakan aktivitas pendidikan yang mana melibatkan peserta
didik dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, pemerintah
mengambil kebijakan dengan menerapkan new normal serta
memberikan himbauan kepada masyarakat yang mengharuskan
beraktivitas sesuai dengan protokol kesehatan. Normal Baru adalah
suatu cara hidup baru atau cara baru dalam menjalankan aktivitas hidup
ditengah pandemi covid-19 yang belum selesai.9 New normal ini dimaknai
hidup berdampingan dengan Covid-19.
b. Belajar
Belajar merupakan perubahan perilaku yang
disebabkan oleh pengalaman sehingga terdapat
perubahan tingkah laku pada dirinya.10evelin. Belajar
9
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
10
menurut Gagne dalam teori belajar dan
pembelajaran.11 (2010, hlm. 4)“Learning is relatively
permanent change in behavior that result from past
experience or purposeful instruction”. Belajar adalah
suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang
dihasilkan dari hasil pengalaman masalalu ataupun
dari pembelajaran yang bertujuan/ direncanakan.
Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya
dengan lingkungan, baik yang tidak direncanakan
maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan
perubahan yang bersifat relatif menetap. Sedangkan
menurut Sumiati dkk (2009, hlm. 38) “secara umum
belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi idividu dengan lingkungan”12

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat


ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan
baru sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa, maupun dalam bertindak yang
ada pada diri seseorang.
c. Kesulitan Belajar
Secara harfiah kesulitan belajar merupakanterjemahan dari
Bahasa Inggris “Learning Disability”yang berarti
ketidakmampuan belajar. Menurut Hammil kesulitan
belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata
dalam aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, menalar dan menghitung.13

11

12

13
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan..., hal. 14
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
adalah peserta didik yang tidak dapat belajar dengan
wajar dan berbeda dengan teman-teman lainnya. Hal
ini disebabkan karena adanya ancaman, hambatan
atau gangguan yang dialami selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.14 Secara garis besar
kesulitan belajar diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok, yaitu:15
(1)Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan (development learning disabilities).
Kesulitan ini mencangkup gangguan perhatian,
ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan berpikir.
(2)Kesulitan belajar akademik (academic learning)
yang mencangkup kesulitan membaca, menulis
dan berhitung atau matematika.
Sehingga kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi
yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan
sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk mengatasi gangguan tersebut.

d. Pembelajaran PAI Masa New Normal


Sejak diumumkan pemerintah mengenai kasus pertama Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) pada bulan Maret 2020 yang lalu, Indonesia
kemudian dihadapkan pada masa pandemi. Hampir seluruh sektor
kehidupan terdampak, tidak terkecuali di sektor pendidikan. Di sektor
pendidikan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) telah menerapkan kebijakan learning from home atau belajar
dari rumah (BDR) terutama bagi satuan pendidikan yang berada di
wilayah zona kuning, oranye dan merah. Hal ini mengacu pada Keputusan
Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di masa Covid-19. Bagi satuan pendidikan yang berada di zona
hijau, dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan.

14
Noer Rohmah, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hal.
292
15
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar..., hal. 7
Virus Covid-19 ini ternyata berdampak dalam dunia
pendidikan tidak terkecuali pada pembelajaran
pendidikan agama Islam. Dalam kondisi darurat
seperti ini pembelajaran pendidikan agama Islam
tetap memiliki peran yang sangat penting bagi peserta
didik pada saat menghadapi pandemi Covid-19.
Karena pada hakikatnya tujuan pembelajaran
pendidikan agama Islam untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Meski demikan seorang guru tidak perlu risau apa bila
ada salah satu siswa yang kurang paham dalam
mempelajari materi Pendidikan Agama Islam atau
materi lainnya. Karena ada beberapa kemungkinan
yang terjadi pada siswa yang bermasalah semacam
itu. Pertama, ada kemungkinan peserta didik tersebut
mempunyai kecerdasan yang belum di ketahui.
Kedua, ada kemungkinan gurudalammengajar mata
pelajaran tersebut kurang bisa dikuasai oleh peserta
didik, tidak tepat atau tidak cocok dengan karakter
peserta didik tersebut. Ketiga, ada kemungkinan
kurangnya minat peserta didik dalam mata pelajaran
tersebut.
Pembelajaran pendidikan agama Islam adalah
pendidikan yang berdasarkan dengan ajaran Islam
atau tuntunan agama Islam dengan tujuan untuk
membina dan membentuk pribadi muslim yang
bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih sayang pada
orang tuanya dan juga kepada tanah airnya.16
16
Tujuan dari pembelaran pendidikan agama Islam
adalah ingin meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa Allah SWT serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.Kemudian secara umum
pembelajaran pendidikan agama Islam bertujuan
untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi
yang mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan
bertakwa kepada Allah, atau hakikat tujuan
pembelajaran pendidikan Islam adalah terbentuknya
insan kamil.

6) Kajian Pustaka
Tidak lama ini muncul istilah baru dengan sebutan normal baru

atau new normal. Istilah ini menjadikan banyak perdebatan. Mulai dari

perdebatan pengertian dari new normal ,dan bagaimana masa new normal

ini tercipta. Pertanyaan-pertanyaan ini terus saja mengisi ruang-ruang

diskusi. Kebanyakan pembicara new normal hanya menyebutkan situasi

yang terjadi akibat perilaku manusia yang berubah. Akan tetapi, masih

sedikit yang membahas awal mula, tahapan dan pengertian normal Baru.

a. Latar Belakang munculnya Masa New Normal


Sebelum di kenal istilah new normal pemerintah menerapkan

kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Pemerintah


mengeluarkan detail teknis pelaksanaan PSBB melalui Peraturan

Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang

Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka

Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun

2020, disebutkan bahwa PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu

penduduk dalam suatu wilayah yang terduga terinfeksi Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah Corona

Virus Disease 2019 (COVID-19).17

Ditinjau dari kejelasan klausul yang terdapat pada Pasal 4 ayat

1 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 : 18

(1) Pembatasan Sosial Berskala Besar paling sedikit meliputi

(2) Peliburan sekolah dan tempat kerja;

(3) Pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau

(4) Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.

Bunyi pasal tersebut sama seperti yang ada dalam Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan pada

Pasal 59 ayat (3) yaitu :19

Pembatasan Sosial Berskala Besar sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling sedikit meliputi :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


17

NOMOR 9 TAHUN 2020


18
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19)
19
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
(1) Peliburan sekolah dan tempat kerja;

(2) Pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau

(3) Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.

Namun di dalam Peraturan Pemerintah tersebut tidak

disebutkan secara detail terutama mengenai penjelasan adanya hari

libur dalam rangka mengantisipasi penularan Covid-19 yang pada

kenyataannya sekolah maupun tempat kerja tidak diliburkan,

melainkan belajar jarak jauh untuk sekolah dan bekerja dari rumah /

Work From Home (WFH), hal tersebut membuat kejelasan dalam

klausul dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 belum tercapai.

Disejumlah daerah yang telah menerapkan PSBB dianggap

tidak efektif dengan alasan berbagai faktor. Menurut Sosiolog, Imam

Prasodjo, Faktor penghambat pelaksanaan PSSB yaitu: 1) kesadaran

masyarakat; 2) banyaknya kantor yang harusnya tutup tetapi tidak

tutup, masih mewajibkan bekerja; 3) Pembagian sembakon yang tidak

lancar; 4) Pendekatan hukum yang tidak serius.20

Hidup berdampingan di tengah-tengah virus yang belum

diketahui kapan akan berakhir memang akan menjadi tatanan baru

dalam kehidupan tak lain terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Masyarakat harus tetap melawan penyebaran virus itu sambil

beraktivitas seperti sediakala. Para pelajar juga harus memahami dan

20
Sosiolog Imam Prasodjo Ungkap Faktor
www.youtube.com
Penghambat Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskla Besar
(PSBB).https://youtu.be/0EBWUy4RSic
menerapkan betul-betul ptotokol kesehatan dimanapun mereka berada.

Tentu, aktivitas yang dilakukan bukan seperti sebelum adanya

pandemi corona ini. Segala sesuatu aktivitas dilakukan harus tetap

sesuai protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker,

menghindari kerumunan, dan kerap mencuci tangan dan tentunya tak

lupa makan-makanan yang bergizi untuk menjaga imun tubuh. Pola

kehidupan baru ini kemudian banyak yang menyebutnya sebagai new

normal

b. Masa New Normal.


New Normal diterapkan setelah PSBB tahap pertama dan tahap

kedua berakhir, new normal menjadi pilihan karena beberapa hal di atas.

Kembali kepada istilah Normal Lama dan Baru. Dosen Politik Universitas

Gajah Mada Sigit Pamungkas menerangkan, Normal Baru adalah suatu

cara hidup baru atau cara baru dalam menjalankan aktivitas hidup ditengah

pandemi covid-19 yang belum selesai.21

Presiden Joko Widodo melalui akun twitter Sekretariat Kabinet

memperkenalkan kembali istilah “new normal” sebagai “sebuah tatanan

kehidupan baru” dengan menuliskan bahwa “PSBB tidak dicabut, tapi kita

harus memiliki sebuah tatanan kehidupan baru (new normal) untuk bisa

berdampingan dengan Covid-19.”22

21
Andrian Habibi, Normal Baru Pasca Covid-19,
Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020)
22
Ibid, h.198
Normal baru (new normal) merupakan aksentuasi kecenderungan

sejak beberapa tahun terakhir.23 Kecenderungan tersebut, direalisasikan

dengan menghormati harkat dan martabat manusia yang terancam oleh

musuh bersama dan melakukan langkah-langkah agar musuh bersama itu

tidak menerkam diri sendiri atau orang lain. Melalui kebiasaan-kebiasaan

mendasar seperti cuci tangan, pemakaian masker dan jarak fisik, sampai

vaksin yang efektif dapat diberikan secara massal kepada masyarakat.

Permunculan terminologi “tatanan kehidupan baru” itu sendiri

perlu dikaji mendalam, dia menyatakan tidak berlebihan jika Presiden

Joko Widodo menyebut “new normal” sebagai tatanan kehidupan baru

karena “new normal” dimunculkan sebagai tindakan recovery pandemi

Covid-19 sebab yang harus ditata baru lebih dari sekadar urusan teknis

kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan bersih-bersih.24

Dengan demikian masa new normal dapat diartikan sebagai awal

kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan protokol

kesehatan yang telah diterapkan oleh pemerintah guna memutus mata

rantai penyebaran virus. Protokol kesehatan yang kemudian diatur secara

resmi dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan

Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi

Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan

Kusnanto, H. (2020). Memahami Era Normal Baru. Kedaulatan Rakyat, Tahun 75 (232),
23

11.
24
Baskoro, H. (2020). Keistimewaan New Normal. Kedaulatan Rakyat, Tahun 75 (233), 11.
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang ditetapkan dan

mulai berlaku tanggal 19 Juni 2020.25

Istilah “new normal” dalam konteks pandemi Covid-19 awalnya

digunakan oleh tim dokter di University of Kansas Health System.

Menurut tim dokter ini, pandemi Covid-19 telah menelan korban di

seluruh dunia lebih dari 350.000 jiwa pada 27 Mei 2020 dan hal ini bakal

mengubah tatanan hidup sehari-hari manusia, antara lain kontak fisik

antarmanusia yang semakin dibatasi.

Tatanan baru juga terjadi pada dunia pendidikan indonesia. Semua

perencanaan pembelajaran mengalami gelombang tsunami akibat

munculnya kebijakan new normal karena dampak covid-19. Semua

perencanan pembelajaran yang telah disusun tidak berjalan sesuai rencana,

bahkan mengalami revolusi dalam dunia pendidikan. Proses pembelajaran

berbasis tatap muka kelas mengalami revolusi total, beralih pada proses

pembelajaran berbasis internet (daring) maupun luar jaringan (luring) yang

dijadwalkan sesuai sif.

Pengalihan pembelajaran berbasis daring tentu membuat semua

orang terasa tersentak, dan berusaha fokus pada pembelajaran daring.

Secara umum elemen yang paling berkaitan dengan pembelajaran berbasis

daring maupun luring ini adalah guru dan siswa. Pada konteks tertentu,

pada siswa kelas tingkat SMP masih memerlukan peran pendamping

25
Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. (2020).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020
tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam
Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jakarta.
dalam pembelajaran yaitu orang tua atau orang sekelilingnya yang

bertanggung jawab membantu proses pembelajaran daring bagi anaknya.

Namun tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan

untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal, maka

seorang guru dapat menggunakan sintaks pembelajaran luring pada masa

new normal . Untuk itu hal yang penting dalam penerapan pembelajaran

luring yaitu sistem kekebalan tubuh yang berfungsi dengan baik yang

mampu melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Sehingga tetap

harus mematuhi protokol kesehatan dalam pelaksanaanya.

c. Belajar
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah di bumi,

bertujuan untuk memakmurkan dunia dengan bijak. Oleh karena itu Allah

memberi bekal kepadanya, segala bentuk pancaindra dan kemampuan

untuk berpikir. Bekal yang diberikan oleh Allah SWT tersebut seluruhnya

senantiasa dipupuk dan ditingkatkan untuk mencapai kesempurnaan

insani. Untuk mencapai suatu kesempurnaan insani.

Belajar merupakan kewajiban umat manusia sepanjang hayat.

Bahkan, Allah mengawali menurunkan Quran sebagai pedoman hidup

umat dengan ayat yang memerintahkan kita untuk membaca (iqra’). Iqra’

(membaca) merupakan salah satu perwujudan kita dalam aktivitas belajar.

Dengan membaca, akan memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan

kita. Karena pentingnya belajar, Allah pun berjanji akan mengangkat

derajat orang-orang yang berilmu dan beriman kepada-Nya. Belajar tidak

dibatasi oleh ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun. Karena sejak
kita dilahirkan sampai kita kembali kepada-Nya nanti kita akan terus

belajar, berproses dalam menjalani kehidupan ini.

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang asing didengar,

sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini

hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya

tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda-beda

satu sama lain.

(1) Konsep belajar dalam Islam


a) Definisi belajar
Belajar dalam bahasa Arab adalah Ta’allama dan

Darasa. Al-Qur’an juga menggunakan kata darasa yang

diartikan dengan mempelajari, yang sering kali dihubungkan

dengan mempelajari kitab. Hal ini mengisyaratkan bahwa al-

Qur’an merupakan sumber segala pengetahuan bagi umat

Islam, dan dijadikan sebagai pedoman hidup. Salah satunya

terdapat dalam surat al- An’am ayat 105:

Artinya: ”Dan demikianlah Kami menjelaskan berulang-

ulang ayat-ayat Kami agar orangorang musyrik mengatakan

engkau telah mempelajari1 ayat-ayat itu (dari ahli kitab) dan

agar Kami menjelaskan al-Qur’an itu kepada orang-orang

yang mengetahui”26

26
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media 2005), hlm. 141.
Belajar dalam Islam juga diistilahkan dengan

menuntut ilmu (Thalab A-’Ilm). Karena dengan belajar,

seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi dirinya. Dalam Islam, ilmu yang diperoleh

harus diaplikasikan sehingga memberikan perubahan dalam

diri peserta didik , baik kepribadian maupun tingkah lakunya.

Belajar selain dari pengalaman, belajar juga

berlangsung secara aktif dan integratif dengan berbagai

bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Sementara

pengertian belajar dalam perspektif agama Islam islam

belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan

muslimah dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan

sehingga derajat hidupnya meningkat.27 Pernyataan ini

dipertegas lagi dengan beberapa firman Allah Swt selain

surat al-‘Alaq: 1-5 terdapat juga perintah dalam surat al-

Mujadalah: 11, dan surat al-Muddatstsir: 74. Ketiga ayat ini

merupakan dasar konsep aktivitas belajar dan merupakan

dasar konsep belajar yang ideal.

Dalam suatu hadits Rasulullah saw menunjukkan

pentingnya belajar, sebagaimana sabdanya yang artinya:

”Barang siapa menghendaki keberhasilan untuk dunia maka

haruslah memiliki ilmunya; dan barang siapa menghendaki


27
Nidawati,
BELAJAR DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI DAN AGAMA Jurnal Pionir,
Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013
keberhasilan untuk akhirat maka ia harus memiliki ilmunya

juga, dan barang siapa menghendaki keduanya maka haruslah

ia menguasai ilmu itu pula”.

Dalam Islam, proses belajar pertama sekali bisa kita

lihat pada kisah nabi Adam as, di mana Allah Swt berfirman

dalam surat al-Baqarah: 33

Artinya: ”Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama

benda-benda ini”. Maka setelah diberitahukan kepada

mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: ”Bukankah

sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku

mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengatahui apa

yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”.

(Q.S. al-Baqarah: 33).

Ayat di atas menjelaskan tentang Allah Swt telah

mengajarkan kepada nabi Adam as tentang nama-nama

benda, tabiat dan sifat-sifatnya dan nabi Adam as disuruh

mengulangi pelajaran tersebut di hadapan malaikat.

Pentingnya belajar karena belajar merupakan jendela

dunia. Dengan belajar orang bisa mengetahui banyak hal,

oleh sebab itu Islam amat menekankan masalah

belajar.Belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu


muslim-muslimat dalam rangka memperoleh ilmu

pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Mujadalah: 11

Artinya: ”Niscaya Allah akan meninggikan beberapa

derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu

pengetahuan di antara kamu”. (Q.S. al-Mujadalah: 11).

Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan

penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke

arah perubahan sebagai hasil belajar. Berikut ini adalah

beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan

khusus tentang belajar:

1. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia

sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam

lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu

kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang

dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan

apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat

dilihat.

2. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang

dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model

kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku

seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya


tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh

karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu

sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.

3. Teori Belajar Psikologi Sosial, menurut teori ini proses

belajar bukanlah proses yang terjadi dalam keadaan

menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi.

4. Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar yang

merupakan perpaduan antara behaviorisme dan

kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi

secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan

kondisi tertantu. Yaitu kondisi internal yang merupakan

kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah

dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan

situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik

dengan tujuan memperlancar proses belajar.28

5. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah

membawa bakat dan potensi-potensi yang cenderung

kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-potensi

tersebut pada hakikatnya yang akan dapat berkembang

dalam diri seorang anak.5 Artinya adalah, teori fitrah

dalam pendidikan Islam memandang seorang anak akan

dapat mengembangkan potensi-potensi baik yang telah

dibawanya sejak lahir melalui pendidikan/ belajar.


28
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2013.
Berdasarkan pengertian belajar diatas dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pertama, belajar adalah proses

memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai

hasil latihan yang diperkuat.

c. Tujuan Belajar
Tujuan belajar dalam Islam ialah untuk mendapatkan ridla Allah

SWT. Tujuan secara spesifik adalah untuk mengaktualisasikan diri sebagai

hamba Allah dan pemimpin. Niat belajar hendaknya adalah mencapai

keridlaan Allah SWT, memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat,

berusaha menerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang

lain,mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam dan mensyukuri

nikmat Allah. Belajar dalam Islam juga mempunyai tujuan dalam rangka

pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, belajar mempunyai dimensi

tauhid, yaitu dimensi dialektika horisontal dan ketundukan vertikal.29

Belajar dalam Islam juga bertujuan dalam rangka mengembangkan

sains dan teknologi dengan cara menggali, memahami dan

mengembangkan ayat-ayat Allah guna memberikan kemakmuran dan

kesejahteraan bersama sebagai khalifah Allah di bumi. Tujuan belajar atau

pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki pedoman dan

sasaraan yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Tujuan dalam

29
Jumberansyah Indar. “Konsep Belajar Menurut Pandangan Islam”.( Jurnal Ulul Albab. Vol 3.
no. 2 ,2001),
hlm.35
pembelajaran yang telah dirumuskan hendaknya disesuaikan dengan

ketersediaan waktu, sarana prasarana dan kesiapan peserta didik.

Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan guru dan peserta didik

harus diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah diharapkan.30

Jika dilihat dari sisi ruang lingkupnya, tujuan pembelajaran dapat

dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Tujuan yang dirumuskan secara spesifik oleh guru yang bertolak

dari materi pelajaran yang akan disampaikan.

2. Tujuan Pembelajaran Umum, yaitu tujuan pembelajaran yang

sudah tercantum dalam garis-garis besar pedoman pengajaran

yang dituangkan dalam rencana pengajaran yang disiapkan oleh

guru. Tujuan khusus yang dirumuskan oleh seorang guru harus

memenuhi syarat-syarat, yaitu:

a) Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai

b) Membatasi dalam keadaan mana pengetahuan perilaku

diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku)

c) Secara spesifik menyatakan criteria perubahan perilaku

dalam arti menggambarkan stanndar minimal perilaku yang

dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.31

d. Aktivitas Belajar
Aktifitas yang bisa dikategorikan seseorang bisa sebagai belajar

dari penjelasan di atas adalah bashar (melihat), istima’ (mendengar),

qira’ah (membaca), kitabah (menulis), tahfidz (menghafal) tafakkur


30
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.
31
Ibid.h.315
(berpikir), sirah (kunjungan ilmiah/mengadakan perjalanan), dan tadrib

(praktek/latihan).Berikut penjelasannya:

1) Bashar (Melihat)

Melihat merupakan salah satu aktifitas belajar yang bisa

dilakukan oleh semua orang yang telah dikarunia mata oleh

Allah SWT. Dengan melihat, manusia mampu dengan mudah

mengamati sesuatu yang ada disekitarnya, sehingga ia bisa

menirunya atau belajar dari apa yang dilihatnya. Akan tetapi

tidak semua manusia menggunakan fungsi mata dengan bijak.

sehingga menyebabkan ia menjadi sesat,

2) Istima’ (Mendengar)

Mendengar dalam bahasa Arab adalah istama’a yastami’u

istima’an yang berasal dari akar kata sami’a. Mendengar

merupakan salah satu aktifitas belajar, karena manusia diberi

sepasang telinga untuk mendengar. Dalam al-Qur’an terdapat

perintah misalnya apabila al-Qur’an dibacakan, orang yang tidak

membaca berkewajiban untuk mendengarkannya dan

memperhatikan dengan seksama agar mendapatkan rahmat dan

keberkahan dari bacaan tersebut. Sedangkan larangannya adalah

mendengarkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

3) Qira’ah (Membaca)

Membaca merupakan perintah pertama kali yang

disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad. Ini


artinya penghargaan Islam sangat tinggi terhadap pengetahuan.

Kata iqra’ yang terdapat dalam surat al-’Alaq ayat satu terambil

dari kata qara’a, yang arti asalnya adalah menghimpun. Kata

”menghimpun” mempunyai banyak variasi yaitu,

menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui

ciri-ciri sesuatu dan sebagainya.32 Kita diperintah untuk

membaca segala sesuatu dan bersifat umum,33 baik membaca

ayat-ayat kauniyah (seperti fenomena alam, membaca diri

sendiri) maupun ayat-ayat qauliyah (sumber yang tertulis). Akan

tetapi dalam membaca, menelaah, harus atas nama Allah.

4) Kitabah (Menulis)

Aktifitas menulis ini secara implisit terdapat dalam surat

al-’Alaq ayat 4, ”Yang mengajarkan dengan pena”. Ini

menunjukkan bahwa khazanah ilmu pengetahuan dapat

diperoleh dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu

aktifitas belajar yang terpenting, karena hanya melalui tulisan

peradaban Islam bisa diwariskan sehingga bisa diketahui hingga

sekarang ini.

5) Tahfidz (Menghafal)

Menghafal merupakan salah satu aktifitas belajar supaya

yang dipelajari hafal dalam pikirannya. Dengan hafalan,

32
M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol.15,
(Jakarta: Lentera Hati,
2003), hlm. 392-395.
33
Ibid,h.394
seseorang akan dengan mudah akan mereproduksi pengetahuan

yang dimiliki jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

6) Tafakkur (Berpikir)

Berpikir adalah bekerjanya kekuatan yang berusaha

mencapai ilmu pengetahuan dengan bimbingan akal. Dalam al-

Qur’an banyak sekali istilah yang digunakan dalam aktifitas

berpikir rasional, yaitu;

a) Nadzara, yaitu melihat sambil memikirkan berbagai

obyek ciptaan Allah yang terlihat, seperti manusia,

binatang dan sebagainya (QS. al-Thariq: 5).34;

b) Tadabbur, yaitu memikirkan tentang ayat-ayat Allah yang

difirmankannya (lebih mengacu pada kandungan al-

Qur’an) (QS. Shad: 2935 dan QS. Muhammad: 2436);

c) Tafakkur, yaitu memikirkan berbagai peristiwa dan

berbagai keunikan ciptaan Allah sehingga timbul

kesadaran akan kebesaran dan keagungan Allah (QS. Al-

Jatsiyah: 12-13)37;

d) Tafaqquh, yaitu memahami perintah dan larangan Allah

(agama) untuk diamalkan dalam kehidupannya (QS. Al-

Taubah: 122)38;

34
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media 2005), hlm. 591
35
Ibid, hlm.455
36
Ibid, hlm.509
37
Ibid, hlm. 499
38
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media 2005), hlm. 206
e) Tadzakkur, yaitu mengingat kebesaran Allah dalam

kaitannya dengan berbagai kesempurnaan ciptaan-Nya

sambil memikirkan dan mengambil pelajaran (QS.Al-

Nahl: 17)39,

7) Sirah (Kunjungan/Perjalanan Ilmiah)

Pendidik-pendidik Muslim menaruh perhatian yang besar

terhadap kunjungan ilmiah dan dianggap sebagai aktifitas yang

efektif dalam menuntut ilmu dan menambah wawasan

pengetahuan, meriwayatkan hadits, sejarah, syair dan

sebagainya.40 Karena sumber belajar tidak hanya berasal dari

buku-buku, bisa juga berasal dari fenomena alam semesta, dari

pengalaman yang telah terjadi , membaca keadaan suatu

masyarakat dan sebagainya. Maka tidak heran jika nabi

menganjurkan kepada umat Islam untuk mencari ilmu hingga ke

negeri Cina.

8) Tadrib (Praktek /Latihan Melakukan Sesuatu)

Belajar akan lebih tepat sasaran dan mengetahui langsung

hasilnya apabila bisa langsung dipraktekkan. Hal inilah yang

dilakukan oleh nabi Nuh dalam membuat bahtera yang sebelumnya

langsung mendapat petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT.

39
Ibid, hlm.269
40
Al-Toumy Al-Syaibany, Omar M. Falsafah Pendidikan Islam. (Jakarta: Bulan Bintang,
1979) ,hlm.579.
e. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah terjemah dari istilah bahasa inggris

learning disability. Menurut terjemah tersebut sesungguhnya kurang tepat,

karena learning artinya belajar, disability artinya ketidakmampuan.

Kesulitan belajar adalah: suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar

sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu.41

Istilah kesulitan belajar bisa dikatakatakan sebagai suatu kondisi di

mana anak didik tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya

hambatan, kendala atau gangguan dalam belajarnya. Ketika kesulitan

belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata pelajaran

sehingga berakibat hasil belajarnya rendah. Kesulitan belajar terdiri dari

dua kata, yaitu kesulitasn dan belajar.

Sebelum dikemukakan makna kesulitan belajar perlu dijelaskan

pengertian belajar dan kesulitan itu sendiri. Seperti dikemukakan

sebelumnya, secara umum belajar adalah suatu perubahan dalam diri

seseorang yang terjadi karena pengalaman. Sedangkan, kesulitan berarti

kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit. Kesulitan

merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam

kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik

untuk mengatasi gangguan tersebut.

41

Ismail
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH jurnal edukasi
ISSN : 2460-4917
E-ISSN : 2460-5794
Anak yang mengalami kesulitan belajar biasanya ia yang memiliki

gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman

penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin

menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam

mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau

menghitung. Selain itu, kesulitan belajar merupakan suatu kondisi di mana

kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar

yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan maupun

keterampilan.42

Berikut ini beberapa definisi mengenai kesulitan belajar yang

dijelakan dalam kurikulum pendidikan nasional:43

1. Hammil (1981)

Kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang

nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca,

menulis, menalar dan/atau dalam berhitung.

2. ACCALD (Association Committee for Children and Adult

Learning Disabilities) dalam Lovitt (1989)

Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang

diduga bersumber dari masalah neurobiologis, yang mengganggu

perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan kemampuan

bahasa verbal atau nonverbal. Dari beberapa pendapat para ahli di

Rora Rizky Wandini1& Maya Rani Sinaga Games Pak Pos Membawa Surat
42

Pada Sintax Model Pembelajaran Tematik JURNAL RAUDHAH


Raudhah, Vol. 06 No. 01, Januari-Juni 2018, ISSN: 2338-2163.
43
Ibid ,h.7
atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya kesulitan belajar adalah

kesulitan dalam hal membaca, menulis dan berhitung yang terjadi

karena faktor dari individu saat pemrosesan informasi terhadap

objek yang di inderanya.

3. NJLCD (National Joint Committee of Learning Disabilities) dalam

Lerner, (2000)

Kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis

kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis dan

berhitung. Kondisi ini karena faktor kesulitan dari dalam individu

itu sendiri daat mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi

terhadap objek yang diinderanya.

Kesulitan belajar atau yang sering disebut disleksia terdiri

dari dua perkataan Yunani yaitu "DYN" bermakna susah, dan

"LEXIA" bermakna tulisan. Disleksia bukannya suatu penyakit,

tetapi merupakan salah satu gangguan dalam pembelajaran yang

biasanya di alami oleh anak-anak. Lebih tepatnya, masalah

pembelajaran yang dihadapi adalah seperti membaca, menulis,

mengeja, dan kemahiran mengira. Oleh itu disleksia mengarah

kepada mereka yang menghadapi masalah-masalahmembaca dan

menulis walaupun mempunyai daya pemikiran yang normal.44

44
Mulyadi. 2010. Diagnostik Kesulitan
Belajar. Jogjakarta. Nuha Litera
Kesulitan belajar dalam pandangan Islam dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Yaitu terdapat factor internal dan faktor eksternal.

Hanya saja dalam konsep Islam faktor-faktor tersebut dijelaskan

lebih detail mengapa individu mengalami kesulitan belajar dan

sulit mendapatkan ilmu, serta memberikan motivasi bagi siapapun

untuk selalu berusaha. Karena barang siapa yang berusaha

sungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan apa yang

diinginkan.

f. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar


Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang

saling berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan

kedalam dua golongan, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor intern berasal dari dalam diri anak didik merupakan

faktor yang terkait dengan psikologi belajar. Dalam faktor intern ini

terdapat empat faktor yang diperlu diperhatikan dan ditanggulangi,

yaitu faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor kelelahan dan faktor

lupa.

a) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar berkaitan

dengan kondisi umum jasmani seseorang anak, misalnya

menyakut kesehatan atau kondisi tubuh, seperti sakit atau

terjadinya ganggua pada fungsi-fungsi tubuh. Faktor ini juga


menyakut kebugaran tubuh. Tubuh yang kurang prima akan

mengalami kesulitan belajar.

Dalam perspektif Islam, makanan yang harus dikonsumsi

adalah makanan yang halal dan baik (halalan toyyiban).45

Apabila anak didik terbiasa mengkonsumsi makanan yang

haram atau tidak baik akan mengalir darah yang tidak baik.

Kondisi ini sedikit banyak akan berpengaruh kepada belajar,

karena di dalam tubuh yang mengalir darah haram akan

menyebabkan cara berfikir yang kurang baik, sulit

berkonsentrasi

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis terdapat empat faktor berikut ini:

Pertama; Intelegensi. Intelegensi merupakan kecakapan yang

terdiri dari tiga jenis, yakni; (1). Kecakapan untuk menghadapi

dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan tepat

dan efektif, (2). Mengetahui atau menggunakan konsep-konsep

yang abstrak secara efektif dan (3). Mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi juga merupakan

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. 46

Anak didik yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan

lebih berhasil dari anak didik yang mempunyai tingkat


45
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam; Berbasis Integrated dan Kompetensi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 127.
46
Ahmad Mudzakkir, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 31
intelengsi yang rendah. Meskipun demikian, anak didik yang

mempunyai intelegensi tinggi belum tentu pasti berhasil dalam

belajar, apabila anak didik tersebut tidak belajar secara baik.

Sebaliknya anak didik yang memiliki tingkat intelegensi sedang

dapat berhasil dengan baik dalam belajar, apabila anak didik

tersebut belajar secara baik. Hal ini disebabkan karena belajar

merupakan suatu proses yang kompleks dengan faktor yang

mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan faktor

yang lain.

Kedua; Perhatian. Untuk memperoleh hasil belajar yang

baik, anak didik memberi perhatian yang penuh pada bahan

yang dipelajarinya, karena apabila bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian bagi anak didik akan menimbulkan kebosanan

sehingga anak didik tersebut tidak suka lagi belajar. Sehingga

sebagai seorang pendidik harus memberikan pembelajaran yang

menarik guna mendapatkan perhatian penuh oleh peserta didik.

Ketiga; Minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

yang besar berpengaruh terhadap belajar, karena apabila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat anak didik

maka anak didik tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya. Sebaliknya bahan pelajaran yang diminati anak didik,

akan lebih mudah dipahami dan disimpan dalam memori


kognitif anak didik karena minat dapat menambah kegiatan

belajar.

Keempat; Bakat. Secara umum bakat merupakan

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Kemampuan

potensial itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan nyata

sesudah belajar atau berlatih.

Kelima; Motivasi. Motivasi merupakan keadaan internal

organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu Dalam

perspektif Islam, berkenaan dengan motif belajar, hendaklah

motifnya semata-mata mencari ilmu, bukan mencari pangkat

dan pekerjaan. Sebab, apabila motifnya mencari ilmu, pangkat

dan pekerjaan akan mengiringnya, tetapi abaila motifnya

mencari pangkat atau pekerjaan, ilmu belum tentu diperoleh dan

pekerjaan pun tentu di dapat. Itulah tujuan belajar secara ideal

dalam persperktif Islam.47

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan memiliki dua faktor, yaitu kelelahan

jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani

terlihat dari fisik seseorang mulai dari terlihat lemah lunglainya

tubuh dan muncul dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk

47
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 171—172.
belajar menjadi hilang.48 Oleh karena kelelahan sangat

mempengaruhi balajar. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan

Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 239.

d) Faktor Lupa

Lupa adalah kesulitan mengenal atau mengingat sesuatu

yang pernah dipelajari atau dialami. Lupa juga berarti

ketidakmampuan untuk mengingat kembali sesuatu yang telah

dialami atau dipelajari untuk sementara waktu maupun jangka

waktu lama. Dengan demikian, lupa bukan peristiwa hilangnya

sesuatu informasi dan pengetahuan dari akal kita.49

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya

lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. 50 Para

guru yang slalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam mengajar,

misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat menjadi penyemangat

bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang termasuk masyarakat dan juga

teman-teman sepermainan disekitar siswa itu tinggal.

48
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 239.
49
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam; Berbasis Integrated dan
Kompetensi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008).
50
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKTIF DI SEKOLAH Ismail jurnal edukasi
ISSN : 2460-4917
E-ISSN : 2460-5794
Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar

adalah gedung sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat

belajar, dan keadaan cuaca yang digunakan siswa.

g. Pembelajaran PAI Masa New Normal


Memasuki masa new normal , masyarakat Indonesia kini mulai

menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga

keselamatan dan kesehatan para siswa, sejumlah sekolah menerapkan

sistem pembelajaran daring dan luring.istilah pembelajaran daring dan

luring muncul sebagai salah satu bentuk pola pembelajran di era teknologi

informasi seperti sekarang ini. Pembelajaran daring merupakan

pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas,

konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai

jenis interaksi pembelajaran.51

Dalam pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan

perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop,

komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses

informasi kapan saja dan dimana saja.52

Sedangkan istilah luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan”

sebagai ganti kata offline.pembelajaran luring dapat diartikan sebagai

51
Ali Sadikin*, Afreni Hamidah
Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19
BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi ISSN 2580-0922 (online), ISSN
2460-2612 (print) Volume 6, Nomor 02, Tahun 2020, Hal. 214-224 Available
online at: https://online-journal.unja.ac.id/biodik
52
Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile computing devices in higher education:
Student perspectives on learning with cellphones, smartphones & social media.
Internet and Higher Education. https://doi.org/10.1016/jjheduc.2013.06.002
bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung

jaringan internet.sistem jaringan luring memakai media misalnya, seperti

televisi dan radio. Kemudian siswa bisa mengerjakan tugas di microsoft

word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet. Hal itu

salah satu contoh kegiatan luring.

Pembelajaran daring dan luring juga berlaku pada mata pelajaran

PAI di tingkat SMP di masa new normal. Dalam pembelajaran PAI guru

dapat menggunakan metode daring menggunakan platform yang telah

tersedia. Segala bentuk materi pelajaran PAI didistribusikan secara online,

komunikasipun juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan

secara online.sistem pembelajaran online ini dibantu dengan beberapa

aplikasi, seperti google classroom, googlemeet,edmudo dan zoom.

Selama pelaksanaan model daring peserta didik memiliki

keleluasan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan

dimanapun. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu

yang bersamaan, seperti menggunakan videocall atau livechat.namun

untuk pembelajaran daring diperlukan koneksi internet yang memadai juga

handphone yang minimal sudah berbasis android. Dan juga koneksi

internet memerlukan biaya yang juga tidak murah.

Selain pembelajaran PAI berbasis daring, juga dilakukan

pembelajaran berbasis luring. Untuk luring guru dapat merancang

pembelajaran semaksimal mungkin. Dalam pembelajaran luring guru bisa

mengadakan pembelajaran home visit ke rumah peserta didik.


Pembelajaran jarak jauh secara Luring (Luar Jaringan) biasanya

diperuntukkan bagi sekolah dan peserta didik dengan area yang memiliki

keterbatasan atau tidak tersedia jaringan internet. Adapun standar

operasional prosedur pembelajaran secara luring (luar jaringan) sebagai

berikut:53

Pemberian pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan

memberikan materi belajar secara periodik (misal per 3 hari atau per 6

hari).

1) Guru kelas/guru mata pelajaran menyiapkan materi pembelajaran dalam

bentuk modul atau lembar kerja dan menyampaikannya kepada peserta

didik melalui orang tua/wali murid disertai penjelasan atas materi yang

akan dikerjakan dan batas waktu penyelesaian tugas.

2) Sekolah membuat jadwal pembelajaran dengan periodisasi yang teratur

sehingga orangtua mengetahui kapan waktunya untuk mengambil modul

pembelajaran dan kapan waktu untuk mengembalikannya ke sekolah.

3) Jadwal waktu pengambilan modul pembelajaran atau lembar kerja oleh

orang tua/wali murid diatur secara baik guna menghindari berkumpulnya

banyak orang serta menjaga jarak fisik (Physical Distancing).

4) Materi pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman

belajar yang bermakna tanpa membebani tuntutan menuntaskan seluruh

capaian kurikulum untuk kenaikan kelas dan kelulusan.


53

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP)
PEMBELAJARAN JARAK JAUH SECARA DARING
(DALAM JARINGAN)
DAN PEMBELAJARAN SECARA LURING (LUAR JARINGAN)
DALAM MASA PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
5) Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup

antara lain mengenai Pandemi COVID-19.

6) Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang

bersifat kualitatif, tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif.

7) Orangtua untuk mendampingi anaknya dalam melaksanakan kegiatan

belajar di rumah masing-masing dan membatasi izin kegiatan di luar

rumah serta memberikan semangat mengerjakan tugas sekolahnya.

8) Guru melaporkan hasil kegiatan pembelajaran jarak jauh kepada Kepala

Sekolah masing-masing dan Kepala Sekolah menghimpun laporan tersebut

sebagai bahan laporan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau harus tetap

dilakukan ditengah pandemi covid-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik

dibiarkan libur panjang hingga virus corona ini menghilang dari muka bumi.

Sistem daring dan luring ini menuntut guru untuk kreatif dan melek akan

teknologi informasi yang berkembang semakin pesat yang dirasa TI sebagai

media yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran daring.

7) Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada penelitian terdahulu yang

relevan yaitu:

a. Nindia Taradisa, dkk54 meneliti tentang “Kendala Yang Dihadapi

Guru Mengajar Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di MIN 5

Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala-

54
Nindia Taradise, dkk 2020.kendala yang dihadapi guru mengajar daring pada masa pandemi
covid-19 di MIN 5 Banda Aceh
kendala yang dihadapi oleh guru pada saat mengajar daring di MIN

5 Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang

dialami guru selama pembelajaran daringyaitu kurangnya

pemahaman siswa ketika melakukan proses belajar daring. Hal ini

dikarenakan siswa kurang paham dengan pembelajaran yang

diajarkan oleh guru karena tidak bertatap muka langsung dan guru

sulit memantau perkembangan belajar siswa. Faktor utama yang

lebih penting adalah kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh siswa

ketika belajar daring karena tidak semua siswa memiliki

SmartPhone ataupun komputer sebagai media pembelajaran

daring. Selain itu faktor lain adalah paket internet yang tidak bisa

dijangkau oleh semua siswa.

b. Evi Vitriana,55 meneliti tentang “Peranan Guru Pai Dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Di SMP Karya Bhakti

Lampung Timur”.Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 dengan

tujuan untuk mengetahui seberapa penting peran guru PAI dalam

mengatasi kesulitan belajar peserta didik SMP Karya Bhakti

Lampung Timur. Berdasarkan penemuan hasil peneliti dapat

disimpulkan bahwa: peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan

belajar peserta didik sudah baik, guru berperan sebagai fasilitator

dan menjadikan peserta didik sebagai anaknya sendiri, sehingga guru

dapat dengan mudah menjadi tauladan bagi peserta didik. guru

Evi Vitriana,peranan guru pai dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di
55

SMP Karya Bhakti Lampung Timur.2017. IAIN Metro PAI tarbiyah


dalam perannya mengatasi kesulitan belajar peserta didik dengan

cara pendekatan personal, memilih dalam menggunakan metode dan

media pembelajaran, serta melakukan bimbingan kepada peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar. Faktor yang mendukung

adalah lingkungan sekolah yang ditunjang fasilitasnya, terdapat

peserta didik yang melakukannya, sedangkan untuk faktor

penghambatnya adalah faktor peserta didik, orangtua dan media

massa.

c. Medina Nur Asyifah Purnama,56 peneliti mengkaji tentang

“Blended Learning Sebagai Sarana Optimalisasi Pembelajaran

Daring Di Era New Normal”. bertujuan untuk menganalisis dari tinjauan

pustaka pentingnya pembelajaran gabungan atau blended learning dengan

menggunakan strategi sinkron dan asinkron sebagai sarana optimalisasi proses

pembelajaran di era pandemi Covid 19 saat ini. Hasil tinjauan pustaka

menunjukkan bahwa optimalisasi proses pembelajaran di era pandemi Covid 19

dan New Normal saat ini akan efektif dan efisien dengan menggunakan metode

blended learning dimana proses pembelajarannya menggabungkan dua strategi

yang ada dalam blended learning yaitu sinkronus. dan strategi asynchronous.

Synchronous sendiri merupakan virtual tatap muka antara guru dan siswa pada

waktu yang sama tetapi di tempat yang berbeda menggunakan video

conference, google meet dan sebagainya, sedangkan asynchronous adalah

proses edukasi atau pendalaman materi dapat dilakukan kapan saja tanpa

dibatasi oleh waktu sehingga dapat menggunakan teknologi. komunikasi yang

banyak berkembang saat ini misalnya dengan e learning, google classrooms,

56
moodle dan sebagainya. Sehingga kombinasi strategi sinkron dan asinkron

dalam pembelajaran online diharapkan dapat menghasilkan produk

pembelajaran yang lebih baik karena salah satu prinsip pembelajaran online itu

sendiri adalah kemandirian, Dimana pembelajaran online tidak berarti tidak

mengiringi proses pembelajaran tetapi harus selalu mengarahkan siswa

kapanpun dan di manapun.

d. Selanjutnya SYAMSIAH,57 meneliti tentang “Latar

Belakang Kesulitan Belajar Anak Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Vii Di Smp

Banturung Palangka Raya”. Penelitian ini bertujuan untuk


Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan latar

belakang kesulitan belajar anak mata pelajaran pendidikan agama

Islam siswa kelas VII di SMP Banturung Palangka Raya, (a) Untuk

mendeskripsikan faktor secara internal kesulitan belajar anak mata

pelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas VII di SMP Banturung

Palangka Raya. (b) faktor secara eksternal dalam mempengaruhi

belajar siswa kelas VII di SMP Banturung Kota Palangka Raya. Dari

hasil penelitian diperoleh temuan bahwa: 1). Latar belakang kesulitan

belajar anak mata pelajaran pendidikan agama Islam belajar siswa

57
SYAMSIAH, meneliti tentang “Latar Belakang Kesulitan Belajar

Anak Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Vii Di Smp

Banturung Palangka Raya”2016 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


PALANGKA RAYA
kelas VII SMP banturung adalah sebagai berikut: a) sulit dalam

memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. b) kesulitan dalam

membaca Al-Qur’an terutama pada mata pelajaran pendidikan Agama

Islam (PAI) c. Keikut sertaan siswa dalam membantu orangtua dalam

bekerja sehingga waktu untuk belajar membaca Al-Qur’an tidak ada.

2). Faktor kesulitan belajar siswa secara internal adalah faktor- yang

berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar

individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan

psikologisantara lain, a) Kecerdasan/intelegensi siswa, b) Motivasi

Sedangkan faktor secara eksternal kesulitan belajar anak mata

pelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP

Banturung.orang tua siswa, relasi antara keluarga, suasana rumah,

keadaan keluarga, pengertian orang tua terhadap pendidikan anak-

anaknya latar belakang pendidikan dan sosial budaya orang tua. Bisa

juga disebabkan antara lain: a) metode mengajar diterapkan guru tidak

sesuaisehingga siswa sulit dalam memahami apa yang diajarkan pada

saat proses belajar mengajar berlangsung, b) Kurikulum sekolah.

e. Suci Febriyantika Rahman,58 peneliti meneliti tentang

“Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(Pai) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMP

58
SUCI FEBRIYANTIKA RAHMAN. PROBLEMATIKA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP ISLAM
NURUSSALAM AL-KHOIR MOJOLABAN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020 UNIVERSITAS AGAMA ISLAM
SURAKARTA
IslamNurussalam Al-Khoir Mojolaban Sukoharjo Tahun

Pelajaran 2019/2020”. Tujuan penelitian ini ialah untuk

mengidentifikasi problematika pembelajaran pendidikan agama

Islam dalam kegiatan belajar mengajar secara daring (dalam

jaringan) pada saat pandemi Covid-19. Dari hasil penelitian yang

didapatkan oleh peneliti melalui wawancara secara singkat kepada

bapak Zainul Arifin selaku waki kelas VIII A dan juga guru

pendidikan agama Islam dengan menggunakan Google Form maka

dapat simpulkan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar

pada masa pandemi Covid-19 ini tentu tidak lepas dari problem

atau hambatan pembelajaranpendidikan agama Islam yang

dihadapi oleh pendidik dan peserta didik. Sehingga dari problem

tersebut perlu dicari solusinya dan segera di atasi, karena jika

problem tersebut tidak segera di atasi maka akan menimbulkan

permasalahan atau hambatan dalam pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan.

8) Paradigma Penelitian

Anda mungkin juga menyukai