Anda di halaman 1dari 6

HYBRID SEBAGAI MODEL PERKULIAHAN SETELAH MASA

PANDEMI COVID-19
DOSEN PENGAMPU:
Ade Dwi Utami, S.Pd., M.Pd., Ph. D.

Disusun Oleh:
Nadifa Zahwa Azzahra (1107622009)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah memaksa sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi di


Indonesia untuk mencari cara baru untuk melanjutkan proses belajar mengajar secara efektif.
Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan model pembelajaran daring atau online.
Model pembelajaran ini menggunakan teknologi dan media digital untuk menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa atau mahasiswa, sehingga proses belajar mengajar dapat
dilakukan tanpa harus bertatap muka secara langsung. Model pembelajaran daring ini telah
banyak digunakan di seluruh dunia selama pandemi Covid-19 termasuk Indonesia.

Kini setelah berlalunya pandemi Covid-19 yang sempat melonjak tinggi, pendidikan
di Indonesia mungkin akan mengalami beberapa perubahan. Salah satu perubahan yang
mungkin terjadi adalah lebih banyak sekolah atau kampus yang akan mengadopsi model
pembelajaran baru. Yaitu seperti dijelaskan oleh Kemendikbud (Jakarta, 2/12/2020)
bahwasannya izin kegiatan pembelajaran tatap muka di perguruan tinggi dan
politekenik/akademi komunitas pada semester genap Tahun Akademik 2020/2021 dapat
dilakukan secara campuran (hybrid learning), dalam jaringan, dan tatap muka, dengan
protokol kesehatan yang ketat. Hal ini merujuk Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19).
“Sehubungan dengan keluarnya keputusan bersama empat Menteri tersebut, maka
pembelajaran pada tahun akademik 2020/2021 yang akan dimulai bulan Januari 2021 di
perguruan tinggi dapat diselenggarakan secara campuran (hybrid learning), dalam jaringan,
dan tatap muka,” jelas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kemendikbud,
Nizam, pada konferensi pers yang digelar secara virtual pada Rabu (2/12). Dari sini model
pembelajaran secara campuran atau hybrid terus diberlakukan dan banyak digunakan pada
perguruan tinggi lainnya.

Pembelajaran hybrid adalah model pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran


online dengan pembelajaran tatap muka secara teratur. Dengan model pembelajaran ini,
mahasiswa akan belajar secara online di rumah sebagian waktu dan datang ke kampus untuk
belajar secara tatap muka dengan dosen dan mahasiswa lainnya sebagian waktu lainnya.
Namun, model pembelajaran apapun yang dipilih, penting untuk memastikan bahwa
mahasiswa mendapatkan akses yang adil kepada semua sumber belajar yang dibutuhkan dan
diberikan dukungan yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas dan mencapai tujuan
pembelajaran mereka. Dalam pelaksanaan perkuliahan hybrid mulai dari tahap
perencanaan perkuliahan, tahap pelaksanaan perkuliahan, dan tahap evaluasi selalu
mengedepankan kualitas untuk mencapai sasaran capaian pembelajaran ataupun
kompetensi dari mata kuliah, walaupun masih terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaan perkuliahan hybrid mulai dari kendala yang dialami dosen, mahasiswa, dan
sarana prasarana, tetapi kendala tersebut masih dapat teratasi dengan baik melalui
solusi yang diterapkan dosen di dalam pelaksanaan perkuliahan hybrid.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan hasil uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang didapat
adalah
"Bagaimana perkuliahan di masa setelah pandemi".

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini selain untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester pada
mata kuliah Landasan Pendidikan, juga bertujuan ingin mengetahui bagaimana
pelaksanaan perkuliahan hybrid learning, apa saja kendala yang dihadapai dalam
perkuliahan penambah informasi dan menganalisis tentang bagaimana perkuliahan di masa
setelah pandemi COVID-19.

1.4 Metodologi

Mengenai penyusunan artikel ini, penulis menggunakan metodologi review, yang mana
materi artikel ini diperoleh dari berbagai sumber kumpulan penelitian ataupun teori.

BAB 2
PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang baru dikenal, yaitu SARS-
CoV-2,salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan
kesulitan bernafas (Dinas Kesehatan Kab. Kendal). Pandemi COVID-19 adalah wabah penyakit yang
terjadi di seluruh dunia, yang ditandai dengan penyebaran virus corona ke berbagai negara dan
wilayah di dunia. Pandemi ini dimulai pada tahun 2019 di Wuhan, China, dan sejak itu telah
menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan banyak kematian dan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi, sosial, dan kebiasaan sehari-hari. Penyakit ini dapat
menyerang siapa saja, tetapi lebih berisiko bagi orang-orang yang sudah berusia lanjut, memiliki
kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, atau memiliki sistem imun yang lemah. Upaya-upaya
yang dilakukan untuk mengatasi pandemi ini meliputi pembatasan perjalanan, pengamanan fasilitas
kesehatan, dan penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak sosial, memakai masker, dan
mencuci tangan secara rutin. Indonesia telah terpapar pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020.
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai tindakan untuk mengatasi pandemi ini, menerapkan
pembatasan perjalanan, dan mengeluarkan kebijakan "Work from Home" bagi sebagian besar pekerja.
Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan berbagai protokol kesehatan seperti menjaga jarak
sosial, memakai masker, dan mencuci tangan secara rutin. Namun, meskipun sudah dilakukan
berbagai upaya, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia terus meningkat seiring dengan
bertambahnya waktu. Pemerintah terus bekerja sama dengan organisasi-organisasi kesehatan
internasional untuk mengatasi pandemi ini dan mempercepat proses vaksinasi bagi masyarakat.

Perkuliahan
Perkuliahan atau kuliah adalah proses kegiatan belajar mengajar pembelajaran tingkat lanjut di bidang
formal yang dilakukan di sekolah atau universitas. Dalam perkuliahan, seorang dosen atau guru akan
menyampaikan materi pelajaran kepada sekelompok mahasiswa atau siswa. Materi pelajaran ini
biasanya dijabarkan dalam sebuah syllabus atau rencana pelajaran yang memuat topik-topik yang
akan dibahas dalam perkuliahan. Pada umumnya, perkuliahan dilakukan secara kelas, yaitu dengan
menggunakan media presentasi seperti papan tulis atau proyektor, serta menggunakan buku teks atau
sumber-sumber lain sebagai referensi. Namun, di era digital seperti sekarang ini, perkuliahan juga
bisa dilakukan secara daring atau online, dengan menggunakan aplikasi atau platform yang disediakan
oleh sekolah atau universitas.
Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau perkuliah tentunya adalah idaman setiap orang.
Meskipun tidak semua berfikiran seperti itu, namun mayoritas. Pendidikan yang semakin tinggi tentu
dalam masyarakat umum lebih dipandang dan “terjamin”. Apalagi sebagai orang tua, memiliki anak
yang kuliahan hingga menyandang status “Sarjana” adalah idaman sekaligus kebanggan yang tak
ternilai harganya. Begitupun dengan mereka calon dan telah menjadi mahasiswa, ada ketertarikan
tersendiri sebagai seorang anak kuliahan. Bukan hanya untuk belajar dan menerima segudang tugas
dari para dosen, namun lebih dari itu lagi. Menjadi anak kuliahan memiliki “nilai lebih”. Menemukan
dan mengalami hal-hal baru dalam dinamika kampus yang penuh dengan gejolak akademis dan non
akademis yang menantang. Ketertarikan untuk menjadi anak kuliahan, memang tak sekadar hanya
untuk mengejar cita-cita semata, Disamping semua tujuan tersebut tujuan Utama kuliah adalah untuk
menuntuk ilmu pengetahuan dimana dengan ilmu pengetahuan, semua tujuan tersebut akan mengiri
dengan sendiri. Oleh sebab itu sebelum seseorang memulai kuliah tanamkan lah di dalam hati nya
tujuan untuk menuntuk ilmu dengan dengan bantuan Allah akan selalu mengirinya.

Perkuliahan hybrid di masa setelah pandemi Covid-19


Berawal dari kemunculan kasus Covid-19 di Indonesia yang telah banyak membuat perubahan besar
dalam pola kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan kemunculan kasus Covid-19 saat itu pemerintah
Indonesia mengeluarkan peraturan-peraturan baru untuk mengurangi atau menekan angka kasus
Covid-19 yang meningkat di Indonesia, pada Inmendagri_No_27_Tahun_2021, bahwasannya
menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) himbauan atau peringatan
untuk tetap berada dirumah atau tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan diluar selain dalam
situasi genting, menerapkan social distancing dan physical distancing, banyak perusahaan yang
menerapkan WFH (Work From Home) untuk para karyawannya dan banyak lagi kegiatan maupun
aktivitas masyarkat Indonesia yang dibatasi oleh pemerintah. Setelah penerapan peraturan pemerintah
Indonesia, kehidupan masyarakat berubah dalam skala yang cukup besar. Setelah Indonesia dapat
melawati masa pandemi Covid-19, kebanyakan institusi pendidikan tinggi telah menerapkan model
belajar gabungan atau hybrid learning, yang menggabungkan pembelajaran daring (online) dan
pembelajaran langsung (offline) dalam satu semester. Ini berarti bahwa mahasiswa masih dapat
mengikuti perkuliahan secara daring, tetapi juga memiliki kesempatan untuk belajar secara langsung
dengan dosen dan teman-teman mereka di kelas.
Pelaksanaan perkuliahan secara hybrid merupakan jenis perkuliahan yang menggabungkan dua
jenis perkuliahan tatap muka atau Offlinedan juga secara tatap maya atau Online, hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh O’Byrne dan Pytash (2015) yang menyatakan bahwa “ perkuliahan
hybrid adalah suatu pendekatan pedagogis pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap
muka dengan pembelajaran tatap maya”. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perkuliahan hybridini adalah suat jenis pembelajaran atau perkuliahan yang mengkombinasikan kedua
jenis pembelajaran yaitu tatap muka Offline dan tatap maya Online. Setiap langkah yang diambil pasti
memiliki kelebihan maupun kekurangnya sendiri, adapun langkah yang banyak diambil perguruan
tinggi ini untuk menerapkan perkulihan hybrid ini juga memilikinya entah itu kelibihan,kekurangan
maupun kendala yang akan dihadapinya.
Hybrid sebagai model perkuliahan di masa setelah pandemi Covid-19 ini dapat memberikan beberapa
keuntungan, seperti:
1. Fleksibilitas: Mahasiswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja, tergantung pada kebutuhan dan
preferensi mereka.
2. Dukungan yang lebih baik: Mahasiswa masih dapat terhubung dengan guru dan teman-teman
mereka secara langsung, serta memiliki akses ke sumber belajar tambahan seperti laboratorium atau
perpustakaan.
3. Kepuasan belajar yang lebih tinggi: Model hybrid learning memberikan mahasiswa kesempatan
untuk memilih cara belajar yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan belajar mereka.
Namun, model hybrid learning juga memiliki beberapa kendala, seperti:
1. Gangguan teknis: Masalah teknis seperti koneksi internet yang lambat atau tidak stabil masih dapat
menjadi masalah saat belajar secara daring.
2. Kurangnya interaksi: Meskipun ada sesi belajar langsung, interaksi dengan guru dan teman-teman
mungkin tidak seintensif seperti sebelum pandemi.
3. Beban kerja yang lebih tinggi:Model hybrid learning mungkin membutuhkan mahasiswa untuk
mengelola waktu dan tugas mereka dengan lebih baik, karena mereka harus memenuhi kewajiban
belajar sia-sia dan secara daring.
Namun pada kenyataannya banyak dosen di perguruan tinggi yang lebih condong mengadakan
kelasnya secara daring, banyak pula yang memindahkan atau membatalkan kelas secara tiba-tiba
karena kepentingan lainnya. Padahal perkuliahan seharusnya dilakukan secara hybrid, seimbang
antara online maupun offline, tapi perkuliahan online lebih mendomaninasi padahal secara offline
juga penting dan perlu dilakukan, walaupun setiap metode pembelajaran ada kekurangan dan
kelebihannya masing-masing. Tetapi keahlian para mahasiswa lebih terasah dan mudah dibangun jika
perkuliahan dilakukan secara offline. Pada awal perkuliahan dilakukan secara offline memang banyak
dari mahasiswa yang masih belum bisa untuk beradaptasi karena sudah terbiasa dengan perkuliahan
yang didominasi oleh online, seiring berjalannya waktu mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik.
Karena dapat bimbingan langsung dari dosen yang diajar maupun interaksinya dengan teman-teman
saat perkuliahan. Para mahasiswa juga lebih dapat membangun jiwa sosialnya, dengan banyak
kegiatan yang diadakan secara langsung diperkuliahannya. Dengan perkuliahan offlien juga para
mahasiswa jadi lebih dapat mengembangkan dirinya. Karena mahasiswa merupakan generasi yang
dinanti dan diharapkan banyak orang untuk membangun negeri ini, dengan mengerahkan segala
kemapuan yang dimiliki sebagai kontribusi dalam memajukan bangsa ini.

Sikap Kita Sebagai Mahasiswa


Kita sebagai mahasiswa yang sedang menjalankan perkuliahan hybrid ini sebisa mungkin untuk terus
berkembang sejalan dengan banyak perubahan yang semakin hari semakin dari segi pembelajaran
maupun kecakapan diri, karena kiya sebagai mahasiswa lebih dituntut untuk dapat mengikuti arus
perkembangan zaman agar dapat menjalankan tugas-tugas baru dalam membantu untuk membangun
dan mewujudkan negara Indonesia yang lebih baik, karena hal ini juga diukur dari seberapa baik
kualitas para mahasiswa yang dapat memberikan kontribusi-kontribusinya, jika kualitas para
mahasiswa baik dan bagus, negeri tercinta kita Indonesia dan menjadi negara berkembang dan maju
seperti negara-negara lainnya.
KESIMPULAN
Pelaksananaan perkuliahan hybrid yang efektif dan efisien ini tidak hanya berkaitan dengan
kompetensi mata kuliah dan alokasi waktu perkuliahan, tatapi juga mencakup ruang lingkup yang
lebih luas dimana pelaksanaan perkuliahan harus juga dapat menjaga protokol kesehatan dimasa
pandemi Covid 19 saat ini, efektif dalam proses perkuliahan merupakan capaian sasaran perkuliahan
dan juga berkaitan dengan kompetensi dari mata kuliah baik dari segi kognitif, afektif, dan juga
psikomotor, kesemuanya itu merupakan sasaran kompetensi yang komprehensif yang harus dimiliki
mahasiswa berdasarkan mata kuliah yang dikontraknya, proses lain dalam pelaksanaan perkuliahan
yaitu efisien, dimana efisien sendiri merupakan ketepatan berkaitan dengan alokasi waktu yang
berdasarkan jumlah satuan kredit semester, dan yang terakhir protokol kesehatan yaitu merupakan
proses menjaga diri dan menjaga orang lain agar terhindar dari Covid 19 saat ini. Namun juga perlu
diingat bahwa keefektifan perkuliahan tergantung pada beberapa faktor, seperti materi yang diajarkan,
metode pengajaran yang digunakan, dan kemampuan individu untuk menyerap informasi yang
diberikan. Untuk menentukan apakah perkuliahan offline atau online lebih efektif untuk mahasiswa
tertentu, perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti gaya belajar mahasiswa, tingkat keterlibatan
yang diinginkan, dan kebutuhan belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud.go.id. (2020/12) Perkuliahan dapat dilakukan secara tatap muka dan dalam
jaringan tahun 2021. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/12/perkuliahan-dapat-
dilakukan-secara-tatap-muka-dan-dalam-jaringan-tahun-2021
mahasiswa.ung.ac.id. (2021/8/7) Pengertian dan Tujuan kuliah.
https://mahasiswa.ung.ac.id/321421087/home/2021/8/7/pengertian-dan-tujuan-kuliah.html
https://corona.kendalkab.go.id/berita/profil/kenalan-dengan-covid-19
Jurnal Civic Hukum http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukumVolume 7,
Nomor 2, November 2022 Hal. 123-140 DOI: https://doi.org/10.22219/jch.v7i2.22384P-
ISSN 2623-0216 E- ISSN 2623-022IMPLEMENTASI PERKULIAHAN HYBRID
LEARNINGDI MASA PANDEMI COVID 19Febrian Alwan Bahrudin1), Wika Hardika
Legiani2)
Inmendagri_No_27_Tahun_2021.pdfhttps://ditjenbinaadwil.kemendagri.go.id

Anda mungkin juga menyukai