Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PEMBELAJARAN PECAHAN DI AMERIKA

SERIKAT

Disusun oleh :
Dea Nurshadrina Sausan 1107622076
Melinda Dwi Safitri 1107622059
Nadifa Zahwa Azzahra 1107622009

PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGERI JAKARTA
2022
ANALISIS PEMBELAJARAN PECAHAN DI AMERIKA
SERIKAT

Abstrak :
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis mengenai minat
belajar matematika peserta didik didalam materi pembelajaran pecahan. Didalam
penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitis dengan Teknik
pengumpulan data melalui studi Pustaka dari beberapa jurnal di internet. Dalam
penilitian ini terdapat subyek penelitian yaitu peserta didik di Amerika Serikat. Di
Amerika Serikat sendiri pembelajaran pecahan dialakukan menggunakan beberapa
metode dan juga media atau alat bantu hal ini ditujukan untuk dapat meningkatan
minat belajar peserta didik dan meningkatkan hasil belajar dari peserta didik.
Metode atau media atau alat bantu yang digunakan di Amerika Serikat sangatlah
beragam yaitu dengan menggunakan Scrable Mathematics, alat peraga berupa
block pecahan lingkaran dan juga dengan menggunakan kartu pecahan. Dengan
menggunakan media bantu tersebut dapat diterapkan dengan membagi peserta
didik kedalam beberapa kelompok belajar, lalu pemberian arahan atau penjelasan
oleh guru, peserta didik mencoba sendiri dan melakukukan diskusi bersama
anggota kelompoknya masing - masing, lalu peserta didik mempresentasikan hasil
pemikirannya Bersama kelompok, lalu pemberian penguatan dari guru dan
membuat kesimpulan mengenai pembelajaran pecahan. Dengan menggunakan
metode tersebut dapat menimbulkan semangat dan minat belajar peserta didik
dengan menggunakan cara yang menyenangkan sehingga dapat membuat anak
memahami pembelajaran mengenai pecahan dengan mudah sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
PENDAHULUAN

Pendidikan yang telah diatur dalam UUS PN N0.20 tahun 2003 yang menetapkan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk peradapan bangsa untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa , dan negara (Depdiknas) Pada
sekolah dasar pendidikan bertujuan memberikan bekal dasar Pengembangan
kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun masyarakat mempersiapkan
m.engikuti pendidikan yang lebih tinggi. Dalam era teknologi dan informasi
sekarang ini, guru dituntut untuk melaksanakan Pendidikan systen pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenagkan bagi siswa. Sebagai
pendidik guru bertanggung jawab membantu siswa menggunakan seuruh
potensinya untuk mencapai aktualisasi yang maksimal. Upaya pendidikan dapat
diwujudkan melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan, padahal bimbinganlah
yang seharusnya diutamakan. Pendidikan matematika di negara maju telah
berkembang dengan cepat, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang
bernuansa sains dan teknologi. Amerika Serikat telah memulai pembaharuan
matematika sejak tahun 1980(NCTM, 1985) melalui gerakan yang disebut”An
Agenda For Action”Teori Asubel, teori makna(meaning Theory) dari
Asuable(Brownell dan Chazal) mengemukakan pentingnya pembelajaran
bermakan dan mengajar matematika. Menurut Rusfendi ET(1980:148)
Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhunungan dengan
ide, proses, dan penalaran. Teori Jerome Bruner, Kemampuan mental anak
berkembang secarara bertahap mulai dari yang sederhana ke yang rumit, yang
mudah ke yang sulit, dan dari yang konkret ke yang abstrak
Menurut Kline(1973) matematika adalah pengetahuan menyadari yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri,tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dari yang paling sedrhana sapai kepada yang kompleks.
Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi
yang disampaikan oleh guru dapat diserap dalam struktur koqnetif siswa. Oleh
karena itu guru harus benar-benar sadar bersedia membuat persiapan dan bekerja
lebih interaktif, dan guru dituntut lebih kreatif, dan responsive untuk
Merencanakan pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika guru harus
berpedoman pada silabus atau kurikulum materi matematika. Pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga blok pecahan, lingkaran, dan kartu pecahan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan meggunakan
berbagai alat peraga diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual materi sudah dipersiapkan yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Hasil belajar secara individual dibawa kekelompok-kelompok untuk diskusikan
dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok
bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban dengan mempertimbangkan
penggunaan media model pembelajaran dapat membantu siswa belajar pecahan,
penulis mengadakan Penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalhan
pembelajaran dan hasil terkait penjumlahan, pengurangan pecahan senama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan blok pecahan,lingkaran dan kartu pecahan yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa

METODE PENELITIAN
Paper ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Alasan peneliti memilih
desain penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ingin mendeskripsikan
keadaan yang akan diamati di lapangan dengan lebih spesifik, transparan, dan
mendalam. Kajian diambil dari bacaan jurnal, karya ilmiah, beberapa statement,
dan lain-lain.

PEMBAHASAN

Pendidikan matematika di negara-negara maju telah mengalami kemajuan yang


pesat, seiring dengan tuntutan dan permasalahan yang terkait dengan bidang sains
dan teknologi. Sejak tahun 1980, Amerika Serikat telah memulai upaya untuk
memperbaharui kurikulum matematika.(NCTM, 19850) dengan menggunakan
gerakan yang dinamakan”An Agenda For Action” Teori Asubel, teori makna
(meaning theory) dari Asuable (Brownell dan Chazal) mengemukakan pentingnya
pembelajaran bermakan dan mengajar matematika. Menurut Kline(1973)
matematika adalah pengetahuan menyadari yang dapat sempurna karena dirinya
sendiri,tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dari yang
paling sedrhana sapai kepada yang kompleks. Pada umumnya, pembelajaran
metode pecahan di Amerika Serikat dimulai pada kelas 3 atau 4, dan terus
ditingkatkan pada kelas berikutnya. Kurikulum matematika biasanya mencakup
konsep-konsep seperti memahami pecahan, menjumlahkan, mengurangkan,
mengalikan, dan membagi pecahan, serta konversi pecahan ke desimal atau
persentase. Selain itu, siswa juga diajarkan cara mengaplikasikan pecahan dalam
konteks kehidupan nyata, seperti dalam pengukuran, perbandingan, dan
perhitungan persentase.
Efektivitas proses pembelajaran terjadi ketika terjadi transfer belajar, di mana
siswa dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru dan
mengintegrasikannya ke dalam struktur kognitif mereka. Pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga blok pecahan, lingkaran, dan kartu pecahan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pemanfaatan berbagai alat peraga dalam
pembelajaran diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa
secara individual, walaupun materi telah dipersiapkan sebelumnya oleh guru.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan blok pecahan, lingkaran
dan kartu pecahan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, Observasi, dan refleksi.
Rencana siklus I adalah:
1. Penyampaian sosialisasi awal guru menyampaikan kepada siswatentang
pecahan.
2. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan lingkaran
untuk mengenalkan pecahan kepada siswa,
Seperti:
1 1
2 3

3. Setelah menjelaskan materi pembelajaran guru memberikan beberapa soal


yang berhubungan denga pecahan
4. Pada pertemuan pertama guru menugasi siswa mengerjakan sosal dengan
melihat lingkaran pecahan.
5. Pertemuan terakhir pada siklus pertama guru mengadakan penilaia
melallui lembar penilaian
Rencana Siklus II adalah:
1. Pertemuan pada siklus II siswa diajak merefleksi hasil penilaian pada
pertemuan pertama dan guru menindak lanjuti dengan memberikan
penjelasan mengenai pecahan senama
2. Kemudian guru menjelaskan tentang penjumlahan pecahan perpenyebut
sama
3. Guru memberikan tugas kepda siswa untuk mengerjakan soal penjulahan
pecahan berpenyebut sama.
4. Guru mengulang secara singkat materi penjumlahan pecahan berpenyebut
5 2 5+2 7
sama, Seperti: + = =
3 3 3 3
5. Diakhir pertemuan pada siklus ke 2 guru mengdakan penilaian melalui
lembar penilaian
Rencana Siklus ke III adalah:
1. Pada pertemuan siklus III siswa diajak merefleksi hasil penilaian siklus ke
II kemudian guru menindak lajuti dengan mengulang memberi penjelasan
tentang penjumlah pecahan.
2. Guru menjelasakan tentang pengurangan pecahan yang berpenyebut sama.
3. Siswa diberi tugas untuk mengrjakan soal tentang penjumlahan dan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
4. Guru mengulang secara singkat tentang pengurngan dan penjumlahan
pecahan berpenyebut sama.
5. Diakhir pertemuan pada siklus III guru mengadakan penilaian melalui
lembar penilaian.
Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan, keterampilan, dan prestasi siswa secara individual
yang dinilai pada saat proses kegiatan pembelajaran terlihat ada
peningkatan peran siswa, begitu mengenai prestasi belajar siswa pada
siklus I,II , dan III serta pengamatan slama kegiatan pembelajaran.
2. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran secara individual yang
berlangsung sepanjang siklus.
3. Presentase kemampuan siswa dlam aktifitas yang menunjukkan prestasi
belajar yang diberikan secara individual
Terkait dengan metode pembelajaran yang digunakan, metode pecahan biasanya
diajarkan melalui pendekatan yang visual dan manipulatif, di mana siswa
menggunakan gambar, model, atau manipulatif untuk memahami konsep pecahan
secara intuitif. Selain itu, penggunaan teknologi seperti aplikasi kalkulator atau
perangkat lunak pembelajaran matematika juga semakin populer di Amerika
Serikat untuk membantu siswa memahami konsep pecahan dengan lebih mudah.
Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Scrabble Mathematics Berdasarkan
hasil, dapat dirangkum bahwa penggunaan media pembelajaran menggunakan
Scrabble Mathematics meningkatkan ketangkasan dan daya nalar peserta didik
dalam bidang matematika. Pembelajaran berbasis permainan membuat kegiatan
berlangsung secara interaktif dan menyenangkan antara pendidik dan peserta
didik.
Adapun tahapan pengembangan Media Pembelajaran menggunakan Scrabble
Mathematics adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan
Tahapan perencanaan ini meliputi analisis kebutuhan penggunaan Scrabble
Mathematics sebagai upaya meningkatkan minat belajar matematika. Adapun
kebutuhan penggunaan Scrabble Mathematics sebagai media pembelajaran dapat
dilihat dari sisi efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran dan
penganalisisan data.
2. Membuat
Pengembangan permainan Scrabble Mathematics dilakukan dengan berbagai
tahapan untuk menciptakan media pembelajaran matematika yang valid, praktis
dan efektif untuk digunakan. Berikut adalah uraian dari ketiga tahapan tersebut:
(1) Analyze, analisis ini menggunakan jenis media papan permainan. Media
Scrabble Mathematics yang dikembangkan peneliti adalah media yang akan
digunakan sebagai sarana evaluasi soal matematika yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Sehingga, dalam mengembangkan media Scrabble Mathematics perlu
memperhatikan cakupan materi yang akan digunakan.
(2) Design, tahap design merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari
masalah dan menemukan alternatif solusi melalui langkah analisis. Langkah-
langkah desain adalah sebagai berikut: (a) Menentukan Kompetensi Dasar, (b)
Menentukan Tujuan Belajar.
(3) Development, pengembangan media Scrabble Mathematics dalam penelitian
ini adalah papan permainan yang terbuat dari kertas karton dengan ukuran 15
kolom dan 15 baris, dengan alat bantu tile sebanyak 100. Media ini nantinya
digunakan untuk pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Materi yang
diterapkan pada Scrabble Mathematics adalah operasi hitung pecahan. Papan
merupakan komponen paling penting pada media Scrabble Mathematics. Fungsi
dari papan ini sebagai tempat jalannya permainan. Tampilan pada papan terdiri
dari 225 kotak, masing-masing kotak dalam papan diberi warna berbeda.
Tujuannya untuk menarik peserta didik mendapatkan poin atau tile. Pembuatan
papan ini dapat dilakukan manual maupun mendesain menggunakan aplikasi
design. Kemudian hias untuk menarik atau memberi beberapa gambar pada media
Scrabble Mathematics. Tile dalam media Scrabble Mathematics ini memiliki
peran penting. Tujuan pembuatan tile untuk menyusun kata berupa nama masing-
masing kelompok. Setiap tile diberi poin yang berbeda-beda. Guna poin untuk
menentukan pemenang dalam bermain sekaligus belajar. Tile ini dibuat manual
dengan menggambar atau menggunakan aplikasi desain dengan kotak kecil
berukuran 3 cm sebanyak 100 tile terdiri dari huruf alphabet.

3. Petunjuk
Penggunaan Aturan permainan Scrabble Mathematics, yaitu: (1) Membagi kelas
menjadi 4 kelompok, (2) Perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil
tile yang sudah disediakan kemudian membawanya ke dalam kelompoknya, (3)
Tiap kelompok berdiskusi untuk menyiapkan nama untuk kelompoknya,
kemudian (4) Pendidik akan menaruh 1 tile pada kolom bintang, sebagai tanda
permainan dimulai. (5) Perwakilan kelompok berdasarkan urutan tempat duduk
secara bergiliran untuk mengambil gulungan soal kemudian menjawab soal
tersebut tanpa diberitahu teman sekelompoknya. (6) Jika menjawab benar, maka
perwakilan kelompok tersebut menyusun nama kelompok pada papan Scrabble
Mathematics, (7) Jika menjawab salah, maka perwakilan kelompok tersebut tidak
dapat menyusun nama kelompoknya dan kemudian kembali ke tempat duduk. (8)
Dalam perhitungan poin, ditentukan dari jumlah poin pada tiap tile penyusun
nama kelompok tersebut. (9) Jika dalam menyusun nama kelompok menempati
papan dengan warna yang berbeda maka perhitungan poin mengikuti perintah
pada keterangan setiap warna tersebut. (10) Poin yang didapat ditulis di papan
tulis. Jika poin sudah terkumpul dan sudah dihitung, poin yang paling banyak
adalah pemenangnya.
Penggunaan Scrabble Mathematics sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan minat belajar matematika menunjukkan bahwa pernyataan bahwa
mereka suka dengan penggunaan Scrabble Mathematics

Anda mungkin juga menyukai