Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA KARDUS PADA MATERI BANGUN RUANG
DI KELAS 3 SD(SEKOLAH DASAR)

DISUSUN OLEH:
1. LIERFIN CRENARTA BR SIMANULLANG (230910281)
2. ELVA SILVIANA BR GINTING (230910247)
3. HOTMA TIURMAIDA SITANGGANG (230910259)
4. YESA CAROLINA BR KETAREN (230910280)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


GURU SEKOLAH DASAR T.A 2023/2024
•ABSTRAK
Salah satu ruang lingkup matematika adalah geometri. Bangun ruang merupakan bagian dari
geometri yang dipelajari di sekolah dasar. Berdasarkan hasil observasi, pada pembelajaran bangun
ruang di sekolah dasar masih didominasi oleh guru, sehingga siswa hanya bersifat pasif dan tidak
dapat membangun sendiri konsep yang sedang dipelajari. Hal ini menyebabkan pemahaman siswa
kurang dan hasil belajarnya rendah. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang
dengan menggunakan media bangun ruang dari kardus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika mengalami peningkatan yang signifikan. Media bangun ruang dari kardus
layak digunakan dalam pembelajaran matematika.

•PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata pelajaran penting dan dibutuhkan dalam berbagai bidang ilmu
terapan. Matematika memiliki banyak cabang diantaranya aljabar, geometri, kalkulus, statistika, dll.
Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu bagian dari geometri. Pelajaran ini sudah diajarkan sejak
tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.Menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Soedjadi (1991) menunjukan bahwa unit geometri (bagian dari matematika
sekolah) tampak merupakan unit dari pelajaran matematika yang tergolong sulit antara
lain terlihat bahwa siswa sukar menentukan apakah suatu sudut siku-siku atau tidak;
sukar megenali dan memahami bangun-bangun geometri terutama bangun ruang serta
unsur-unsurnya. Kondisi ini ditemui di semua jenjang pendidikan, baik pendidikan dasar
maupun pendidikan menengah. Hal ini dipertegas oleh Tatang dalam papernya pada
Konferensi Nasional Matematika III (2004: 88) menyatakan dalam pembelajaran Bangun
Ruang Sisi Datar terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa yakni antara lain:
membedakan diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal, menentukan
bentuk jaring-jaring kubus, balok, menentukan rumus untuk mencari volume dan luas
permukaan bidang bangun ruang sisi datar, menyelesaikan soal cerita yang berbasis
permasalahan sehari-hari.
Bangun ruang merupakan salah satu komponen matematika yang perlu dipelajari
untuk menetapkan konsep keruangan. Maka dalam pelajaran Matematika perlu
diberikan topik pembelajaran ini kepada semua peserta didik sejak berada di jenjang
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
sangatlah perlu sebagai dasar dari peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang definisi,unsur2,ciri2,sifat2 dan macam2
bentuk bangun ruang.

•KAJIAN PUSTAKA
1.- Buku ini merupakan buku panduan untuk guru kelas 3 SD yang mencakup berbagai topik
matematika, termasuk bangun ruang. Anda dapat menemukan penjelasan, contoh, dan aktivitas
pembelajaran terkait bangun ruang di dalamnya.

2.- Buku ini ditujukan untuk siswa kelas 3 SD dan berisi materi matematika yang sesuai dengan
kurikulum. Terdapat penjelasan dan contoh tentang bangun ruang yang dapat membantu siswa
memahami konsep tersebut.

3.- Buku ini merupakan buku panduan belajar matematika untuk siswa kelas 3 SD. Terdapat penjelasan
yang jelas dan mudah dipahami tentang bangun ruang, serta latihan soal untuk menguji pemahaman
siswa.

4.- Buku ini juga merupakan buku panduan belajar matematika untuk siswa kelas 3 SD. Terdapat
penjelasan yang lengkap tentang bangun ruang, termasuk definisi, sifat, dan contoh-contoh bangun
ruang yang umum ditemui.

5.- Buku ini memberikan penjelasan yang komprehensif tentang berbagai topik matematika yang
diajarkan di kelas 3 SD, termasuk bangun ruang. Terdapat contoh-contoh dan latihan soal yang dapat
membantu siswa memahami konsep tersebut.

Pastikan untuk memeriksa perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum di sekitar kita, karena
mereka mungkin memiliki koleksi buku yang relevan dengan topik ini. Selain itu, Anda juga dapat
mencari sumber-sumber online seperti situs web pendidikan atau platform pembelajaran yang
menyediakan materi matematika untuk kelas 3 SD.
Tinjauan penelitian pengembangan
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam Pembelajaran di sekolah dasar ini adalah
menggunankan alat / bahan media untuk menghasilkan perkembangan peserta didik. Penelitian dan
pengembangan adalah langkah-langkah yang digunakan untuk mengembangkan suatu
media baru atau menyempurnakan alat-alat dan bahan2 lainnya yang telah ada yang hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.

Tinjauan Media pembelajaran


Kata “media” berasal dari bahasa latin “medium” yang artinya
bentuk jamak. Selain itu, media juga mempunyai arti perantara atau pengantar.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang melibatkan seseorang dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai positif dengan memanfaatkan sumber yang ada untuk belajar. Selain itu,
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem karena mengandung komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tinjauan Hasil belajar


Hasil belajar adalah perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan,
kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan
Ada lima kategori hasil belajar, yakni: informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan.

Perubahan Prilaku Dan pribadi sebagai hasil belajar itu dapat bersifat fungsional dan
struktual. Material substansial, dan behavioral. Jenis jenis hasil belajar yaitu
kognitif,efektif,dan psikomotor.
•METODE PENGEMBANGAN
Pengembangan media pembelajaran bangun ruang sisi datar berbasis articulate storyline 3 pada mata
pelajaran matematika kelas 3 sd Lab Undiksha ini memiliki tujuan untuk membantu siswa dan guru
dalam proses pembelajaran dan menambah sumber belajar siswa. Penggunaan bahan ajar atau media
pembelajaran masih sedikit digunakan khususnya dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran
matematika pada umumnya cenderung dilakukan melalui proses pemaparan konsep yang diberikan
oleh guru. Hal ini tentunya menggambarkan bahwa siswa menjadi objek yang pasif, sehingga
menghambat pada pengembangan keterampilan dirinya dalam belajar matematika. Pemaparan
konsep yang dilakukan oleh guru biasanya hanya berbentuk abstrak, yang mengakibatkan siswa
kesulitan dalam memahami konsep tersebut sehingga berdampak pada minat dan motivasi siswa
menjadi rendah dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Pada tahap tindakan ini peneliti akan melakukan pelaksanaan sebagai berikut:siklus I

1) Perencanaan(Planning)
Sebelum melakukan pemebelajaran di siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut :
melakukan wawancara dengan guru, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat
media pembelajaran tiga dimensi berupa kerangka bangun ruang, dan menggunakan pendekatan
kooperatif karena diharapkan siswa dapat menemukan sifat-sifat yang terdapat dalam bangun ruang
.
2) Pelaksanaan(Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat pada perencanaan. Pelaksanaan
ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar.

3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, adapun hal yang perlu dilihat atau diamati
pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : penampilan mengajar, keaktifan siswa,
kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat pembelajaran yang menggunakan media tiga dimensi yang
terbuat dari kerangkan bangun ruang.

4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini berfungsi untuk mendiskusikan hal-hal apa saja yang terjadi pada tahap
pelaksanaan yang semua telah ditulis pada tahap observasi. Membahas mengenai penampilan
mengajar maupun situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan
semuanya dibahas pada tahap refleksi ini. Agar kekurangan atau kelemahan yang ada pada
pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya yaitu siklus II.
Siklus I dianggap berhasil apabila: siswa memahami konsep bangun ruang, siswa bisa menjadi lebih
aktif dalam pembelajaran, siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dari guru, hasil evaluasi siklus I
siswa minimal sesuai KKM matematika yang telah ditentukan oleh pihak sekolah
Siklus II

tahapannya pun sama diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, adapun
penjelasannya sebagai berikut: siklus II

1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap pembuatan perencanaan siklus II ini berdasarkan dari hasil refleksi yang telah dilakukan
pada siklus I
2) Pelaksanaan (Acting)
Pada perencanaan siklus II guru melaksanakan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil
refleksi siklus I, guru tetap melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi
bangun ruang yang terbuat dari karton dan 34 menggunakan pendekatan pembelajaran yang sama
Pendekatan Kooperatif agar siswa dapat bekerja sama dengan teman kelompok untuk menemukan
bentuk dari jaring-jaring bangun ruang tersebut.

3) Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan observer tetap melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru model
yang menggunakan media tiga dimensi bangun ruang tiga dimensi yang berbentuk model bangun
ruang tiga dimensi.

4) Refleksi (Reflektif)
Pada tahap refleksi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa saja yang masih kurang dalam proses
pembelajaran.

5) Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti membuat sebuah kesimpulan mengenai pembelajaran selama 2 siklus yang
telah dilaksanakan, kesimpulan mengenai pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang
tiga dimensi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam materi bangun ruang.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk mengembangkan media
pembelajaran tersebut:

1.Tentukan tujuan pembelajaran: Tentukan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan media
pembelajaran ini. Misalnya, apakah Anda ingin siswa dapat mengidentifikasi bangun ruang,
menghitung jumlah sisi, atau memahami hubungan antara bangun ruang.

2.Pilih bangun ruang yang akan dipelajari: Pilih beberapa bangun ruang yang sesuai dengan kurikulum
kelas 3 SD, seperti kubus, balok, tabung, kerucut, dan bola.

3.Persiapkan bahan dan alat: Siapkan kardus yang cukup besar untuk membuat model bangun ruang.
Anda juga akan membutuhkan gunting, lem, pensil, penggaris, dan cat atau spidol untuk memberi
warna pada model.
4. Desain dan buat model: Gambarlah pola dan ukuran bangun ruang pada kardus. Gunakan penggaris
untuk memastikan ukurannya akurat. Kemudian, gunting dan lipat kardus sesuai dengan pola yang
telah Anda gambar. Pastikan model dapat dibuka dan ditutup untuk memperlihatkan bagian dalam
bangun ruang.

5.Beri label dan warna: Beri label pada setiap sisi bangun ruang, seperti "sisi depan", "sisi belakang",
"sisi atas", dan sebagainya. Gunakan cat atau spidol untuk memberi warna pada setiap sisi bangun
ruang agar lebih menarik dan membedakan setiap sisi.

6.Gunakan model dalam pembelajaran: Gunakan model bangun ruang kardus saat mengajar di kelas.
Ajak siswa untuk memegang, memutar, dan memeriksa setiap sisi bangun ruang. Berikan penjelasan
tentang nama, sifat, dan karakteristik masing-masing bangun ruang.

7.Aktivitas interaktif: Sertakan aktivitas interaktif yang melibatkan siswa dalam penggunaan model.
Misalnya, minta siswa untuk menghitung jumlah sisi, mengidentifikasi sisi datar dan lengkung, atau
mencari bangun ruang yang memiliki jumlah sisi yang sama.

8. Evaluasi pemahaman: Gunakan model bangun ruang kardus sebagai alat evaluasi untuk memeriksa
pemahaman siswa. Berikan pertanyaan atau tugas yang melibatkan penggunaan model untuk menguji
pemahaman mereka.

Dengan menggunakan media pembelajaran kardus ini, siswa akan memiliki pengalaman belajar yang
lebih nyata dan interaktif dalam memahami konsep bangun ruang. Selamat mencoba!

*TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penelitian diharapkan memperoleh hasil yang didapat dari alat penilaian berupa tes.
Sudjana (2013:106) mengemukakan bahwa, “proses mengubah skor mentah menjadi skor masak
dengan menggunakan teknik statistika disebut pengolahan data”.
Hasil yang diperoleh dari tes yaitu berupa angka-angka dan hasil tersebut dinamakan dengan skor
mentah. Kemudian peneliti mengubahnya menjadi skor matang agar skor tersebut dapat memiliki
makna dengan cara diolah menjadi data yang berarti untuk menentukan prestasi siswa.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar seluruh siswa dari evaluasi 85% lulus atau memiliki
nilai di atas KKM dari seluruh siswa yang berjumlah 21 siswa. Hal ini mengacu pada pendapat Triyanto
(2010) (Ginting, 2013) yang mengatakan bahwa
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥65%,
dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat
≥85 % siswa yang tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Triyanto 2010:241).

•HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN


A Analisis Kebutuhan

Pada tahap analisis kebutuhan peneliti melakukan beberapa kegiatan untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran matematika di sekolah. Pengumpulan informasi di kelas III-A SDN 008 Kompe
Berangin dengan melakukan mewawancarai guru matematika, observasi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, pengisian angket oleh peserta didik.
Berdasarkan wawancara peneliti terhadap salah satu guru kelas III SD Negeri 008 Kompe Berangin pada
bulan Maret 2022 diperoleh data bahwa pada pembelajaran matematika, guru hanya menggunakan
bahan ajar yang telah disediakan di sekolah. Bahan ajar tersebut tidak mengaitkan materi dengan
kearifan lokal Kabupaten Kuansing, sehingga peserta didik hanya mengetahui materi bangun datar saja
tanpa mengetahui kearifan lokal yang ada di Kuansing. Oleh karena itu guru perlu memerhatikan
sumber belajar yang dapat menunjang pembelajaran matematika berbasis kearifan lokal.

B. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik merupakan analisis yang memiliki tujuan untuk menganalisis karakter peserta
didik. Hal tersebut diperlukan untuk melihat kesulitan kekurangan serta
kelebihan peserta didik dalam belajar. Analisis ini dilakukan dengan mewawancarai guru kelas.
Kekurangan dan kesulitan mereka dalam mengajar adalah mereka belum mampu berinovasi dalam
pembelajaran matematika dikarenakan alat peraga atau media pembelajaran yang kurang memadai.
Apalagi pada usia 6-12 tahun anak berada dalam perkembangan tahap operasional konkrit (Piaget,
1976). Umumnya pada tahap operasional konkret siswa sudah memahami operasi secara logis dengan
bantuan benda konkret, sehingga diperlukan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk
mencapai konsep abstrak, tentunya dengan menggunakan benda konkret yang sering ditemui siswa
dalam kehidupan sehari-hari.

C. Analisis kurikulum

Hasil dari analisis kurikulum digunakan sebagai landasan dalam merumuskan Kompetensi Dasar (KD)
pencapaian pembelajaran dalam mengembangkan materi bangun datar. Berdasarkan wawancara yang
peneliti lakukan, didapatkan informasi bahwa kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013
(K13).Kompetensi Dasar (KD) materi bangun datar pada kurikulum 2013 kelas III adalah K.D 3.4
Menggendifikasi sifat-sifat bangun datar sederhana dan K.D 4.4 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sifat bangun datar sederhana. Adapun indikator yang dirancang guru yaitu
mengetahui jenis-jenis bangun datar dan mengenal sifat-sifat bangun datar. Adapun hasil analisis KD
dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada kelas 3 SD, pengembangan bangun ruang dalam matematika biasanya melibatkan
pengenalan konsep dasar tentang bentuk-bentuk geometri tiga dimensi. Berikut adalah beberapa
hasil pengembangan yang mungkin diajarkan pada tingkat ini:

1. Pengenalan bentuk-bentuk geometri tiga dimensi: Siswa akan mempelajari bentuk-bentuk dasar
seperti kubus, balok, bola, tabung, kerucut, dan prisma. Mereka akan belajar mengenali karakteristik
dan sifat-sifat masing-masing bentuk.

2. Pengenalan sifat-sifat bentuk: Siswa akan mempelajari sifat-sifat khusus dari setiap bentuk, seperti
jumlah sisi, sudut, dan rusuk. Mereka juga akan belajar mengenali bagian-bagian penting dari setiap
bentuk, seperti alas, sisi, dan titik sudut.

3. Pengenalan pengukuran: Siswa akan mempelajari cara mengukur panjang, lebar, dan tinggi dari
bentuk-bentuk tiga dimensi menggunakan satuan pengukuran yang sesuai, seperti sentimeter atau
meter.

4. Pengenalan hubungan antara bentuk-bentuk: Siswa akan belajar mengenali hubungan antara
bentuk-bentuk tiga dimensi, seperti bagaimana kubus dapat dianggap sebagai bentuk khusus dari
prisma, atau bagaimana bola dapat dianggap sebagai bentuk khusus dari tabung.
5. Pengenalan penggunaan bentuk-bentuk dalam kehidupan sehari-hari: Siswa akan diajak untuk
mengidentifikasi dan mengamati bentuk-bentuk tiga dimensi di sekitar mereka, seperti kotak makan
siang, bola sepak, atau tabung pasta gigi.

Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada konsep dasar bangun ruang tiga
dimensi dan membantu mereka memahami sifat-sifat dan penggunaan bentuk-bentuk tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.

•PEMBAHASAN
CONTOH SOAL BANGUN RUANG

Volume bangun di atas adalah ...

Penyelesaianny:
Bangun adalah prisma segitiga siku-siku dengan ukuran:

Alas segitiga (a) = 8c Maka, volumenya adalah:


Tinggi segitiga (ts) = 15cm Volume = luas alas x tinggi
Tinggi prisma = 6cm = 60 cm² x 6 cm
Luas alas segitiga = ½ x a x ts = 360 cm³
= ½ x 8 cm x 15 cm
= 4 cm x 15 cm
= 60 cm²
KAJIAN

Pada artikel ini kita akan mempelajari mengenai bangun ruang. Salah satu unsur-unsur penting dalam
matematika adalah bangun ruang.
Bangun ruang merupakan bangunan yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Bangun
ruang juga disebut dengan tiga dimensi.
Bangun ruang ialah bangun tiga dimensi yang memiliki ukuran panjang, tinggi, dan volume.
Di dalam kehidupan sehari-hari banyak menjumpai benda-benda yang termasuk bangun ruang. Benda-
benda tersebut sering kita gunakan.

ADAPUN MACAM MACAM BANGUN RUANG SEBAGAI BERIKUT:

•balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki enam sisi permukaan dan saling berhadapan
serta memiliki luas permukaan yang sama.
Contoh penerapan balok dalam kehidupan sehari-hari adalah aquarium, kotak sepatu, dan lemari.
•kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang memiliki 12 rusuk yang sama panjang. Kubus
memiliki 6 sisi permukaan luas yang sama berbentuk persegi.
Contoh penerapan kubus adalah dadu, kotak tempat tisu, es batu, dan rubik
•Tabung adalah bangun ruang yang memiliki alas serta tutup berbentuk lingkaran dengan ukuran yang
sama. Sisi tegak pada tabung berbentuk persegi atau persegi panjang.
Contoh penerapan tabung dalam kehidupan sehari-hari adalah kaleng susu dan gelas.
•Limas adalah bangun ruang yang terdiri atas sebuah alas berbentuk segi dengan sisi tegak berbentuk
segitiga yang bertemu di satu titik atas.
Contoh penerapan limas segi empat dalam kehidupan sehari-hari adalah nasi bungkus, gunung, botol
parfum, piramida Mesir, dan monumen nasional.
•Bola merupakan bangun ruang yang terbentuk dari lingkaran tak hingga dan hanya terdiri dari satu
sisi. Bola memiliki diameter dan jari-jari.
Contoh penerapan bola dalam kehidupan sehari-hari adalah bola bekel, bola lampu, permen lolipop,
dan global.

Bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

# Memiliki wajah atau sisi permukaan


# Memiliki tepi atau rusuk (tempat bertemunya sisi dengan sisi lainnya)
# Memiliki sudut
# Memiliki volume

Ada beberapa sifat bangun ruang kubus, antara lain:

1. Bangun ruang kubus memiliki enam bidang sisi yang sama ukurannya.
Sisi-sisi kubus terdiri dari bangun datar persegi atau segi empat.

2. Bangun ruang kubus memiliki 12 rusuk yang sama panjang. Rusuk bangun
ruang adalah pertemuan dari dua sisi yang menyusunnya.

3. Bangun ruang kubus memiliki 8 titik sudut. Titik sudut adalah titik
pertemuan dari beberapa rusuk.
Ada beberapa sifat bangun ruang kubus, antara lain:

1. Bangun ruang kubus memiliki enam bidang sisi yang sama ukurannya.
Sisi-sisi kubus terdiri dari bangun datar persegi atau segi empat.

2. Bangun ruang kubus memiliki 12 rusuk yang sama panjang. Rusuk


bangun ruang adalah pertemuan dari dua sisi yang menyusunnya.

3. Bangun ruang kubus memiliki 8 titik sudut. Titik sudut adalah titik
pertemuan dari beberapa rusuk.

•SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika yang ingin meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun
ruang kubus dan balok hendaknya menerapkan meode diskusi dan menggunakan alat
peraga serta pengelompokan yang berdasarkan nilai.
2. Kepada sister agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada guru dan
temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti hal yang sama hendaknya terus melakukan
perubahan (modifikasi) yang diperlukan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya matematika, tidak statis dalam menyesuaikan metode yang ada dengan materi
maupun kondisi siswa, serta meneliti dalam batas yang lebih luas dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan masukan dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan
dalam penelitian ini seperti menyesuaikan alokasi waktu yag ada dengan rencana
pembelajaran yang dibuat dan mampu mengembangkn penelitian dengan mempersiapkan
metode diskusi dengan lebih baik.

•KAJIAN PRODUK YANG TELAH DI REVISI


Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti telah
menghasilkan produk berupa media eco barista e-comic matematika berbasis
pendidikan matematika realistik sebagai media pembelajaran materi bangun
ruang sisi datar kelas 3 sd. Produk yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan berupa e-comic matematika sebagai media pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriza Siregar dan kawan-kawan
(2019) bahwa pengembangan media e-comic pembelajaran matematika berguna
untuk meningkatkan partisipasi siswa dan menjadikan suasana pembelajaran
lebih menyenangkan.
Pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan
ADDIE. Tahapan dari pengembangan ini meliputi: Tahap analysis (analisis)
pada penelitian ini peneliti melakukan 4 aspek analisis yakni analisis metode
pembelajaran, analisis media pembelajaran, analisis literatur dan analisis kurikulum.
Tahap design (perancangan), pada tahap ini dirancang outline, flowchart dan
storyboard dari e-comic yang akan dikembangkan sebagai media pembelajaran
dengan berbagai elemen agar menjadi e-comic dengan kriteria yang baik.
Adapun elemen yang terdapat dalam desain e-comic matematika yang
dikembangkan peneliti meliputi space, image, teks dan colour. Hal ini sejalan
dengan desain media e-comic yang dikembangkan oleh Nuriza Siregar dan
kawan-kawan (2019) yakni elemen dalam desain e-comic meliputi space, image,
teks dan colour disusun sedemikian rupa sehingga menjadikan e-comic tersebut
memiliki kriteria baik.
Tahap development (pengembangan), pada tahap ini media eco barista e-
comic matematika yang dikembangkan berbasis Pendidikan Matematika
Realistik (PMR) dimana siswa dapat memecahkan masalah sendiri dengan
konsep matematika yang ditemukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ni Luh Putu Ari Laksmi dan Ni Wayan Suniasih (2021) bahwa

•SARAN PEMANFATAAN
Pemanfaatan kardus bekas sebagai media pembelajaran Matematika pada
jaring-jaring bangun ruang bertujuan memudahkan peserta didik mengenal
rangkaian bangun ruang secara nyata. Proses pembuatan sangatlah mudah
dengan menggunakan alat dan bahan di antaranya gunting, kardus bekas,
penggaris,lem,dan,pensil.

Langkah-langkah pembuatan, gambarlah pola jaring-jaring bangun ruang


(kubus, balok, prisma, limas, kerucut) di atas kardus bekas dengan menggunakan
pensil dan penggaris. Kemudian guntinglah pola tersebut sesuai bangun yang
akan dibuat. Rekatkan dengan menggunakan lem. Setelah direkatkan, akan
terbentuk berbagai macam bangun ruang. Kemudian bangun ruang tersebut
diberinamasesuaibentuknya.

Penggunan alat peraga sebagai media pembelajaran bukan hal baru. Tapi
penggunaan barang bekas untuk membuat alat peraga merupakan hal baru dan
mempunyai banyak keuntungan. Karena dibuat menggunakan barang-barang
yang sudah tidak dimanfaatkan lagi, maka bahan-bahan yang digunakan mudah
diperolehDanbiayapembuatannyajauhlebihmurah.

Tidak menutup kemungkinan, para siswa memanfaatkan barang-barang yang


sudah tidak digunakan lagi, yang masih bisa dimanfaatkan untuk membuat alat
peraga yang berguna atau dapat membantu proses pembelajaran di dalam
kelas. Salah satu pemanfaatan barang bekas adalah kardus bekas untuk
pembelajaran Matematika terutama dalam pembuatan jaring-jaring bangun
ruang.

DAFTAR PUSTAKA
Ageung, Reza. 2008. Ensiklomini Matematika Bangun Datar dan Bangun Ruang.
Klaten: Sahabat.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).


Jakarta: Bumi Aksara.

—————2010. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan


Cendekia.

—————2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB. TK.


Bandung: Yrama Widya.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar tentang


Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful bahri dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ibrahim dan Suparmi. 2012. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya.


Yogyakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga.

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai