PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
yang semakin kompetitif dewasa ini. Pendidikan IPA sebagai bagian dari sistem
pendidikan yang berkembang dan eksis di dunia ini, telah memberikan sumbangsih
yang sangat besar dalam mewarnai dinamika pendidikan secara umum. Sudah barang
tentu pendidikan IPA yang sangat penting dalam menunjang pendidikan di indonesia
sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang
Salah satu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan adalah melalui proses
pembelajaran. Dalam proses pebelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Guru
pendidikan
IPA salah satu kegiatannya adalah untuk mengajari siswa cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga siswa tidak hanya menguasai kumpulan ilmu
pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. IPA diharapkan dapat menjadi tempat bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan lingkungan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut
1
dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan dengan media dalam
lingkungan dan media jarang dilakukan. Guru IPA sebagian masih mempertahankan
belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang
Para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di kelas
sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih belajar mandiri
dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru. Salah
satu cara yang dapat ditempuh adalah menggunakan media yang lebih mendekatkan
dengan alam sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Meskipun
demikian mengaitkan konteks media dalam kehidupan sehari-hari dengan isi materi
bukan pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan proses yang panjang. Namun
kenyataannya guru cenderung mengikuti isi kurikulum dan anak belajar secara verbal,
keadaan semacam ini jauh dari konsep belajar bermakna.Belajar bermakna menuntut
adanya konteks pembelajaran yang muncul di lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini
dapat dilakukan dengan jalan mengajak siswa belajar di luar kelas atau mengajak
mereka mendekati sumber belajar. Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-
2
Pola pembelajaran menggunakan media seperti ini akan membantu siswa
dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam belajar.Pada dasarnya
siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah yang dia dapatkan sesuai
lebih bermakna jika di dalam pelajaran siswa diajak langsung kelapangan untuk
Pelajaran IPA khusus nya tentang masalah gerak benda merupakan tempat
beberapa orang siswa kelas III MIS Darul ulum Kecamatan Mentaya Hilir Selatan
Hal itu dikarenakan metode yang diberikan hanya dengan konsep di dalam buku
saja tanfa
Alat peraga/media.
Hal lain juga yang ikut mempengaruhi adalah proses belajar mengajar di
sekolah yang dilakukan oleh guru menggunakan konsep buku saja,sehingga nampak
mengajar yang diterapkan kurang tepat sehingga membuat siswa jenuh dan pasif.
Dalam hal ini guru juga terlihat tidak berupaya mengoptimalkan secara penuh
metode /media yang ada, seperti menggunakan media lainnya, sementara materi
buku saja.
3
Karena melihat kenyataan di atas, maka penulis berupaya mencari solusi
miring,kelereng,dan balok kayu karena dengan menggunakan media ini siswa dapat
memahami gerak benda.Metode ini penulis anggap cukup baik dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami gerak benda, karena selain merupakan media
bidang miring,kelereng,dan balok kayu yang mempunyai daya tarik yang tinggi.
Agar tidak terjadi kesalahfahaman terhadap judul dalam penelitian ini, maka
upaya untuk memperbaiki kemampuan yang dimiliki siswa agar lebih baik dari yang
sudah ada.
benda melalui penggunaan media bidang miring,kelereng dan balok kayu dengan baik
dan benar.
penulis maksudkan adalah peralatan yang digunakan dalam pembelajaran yang terdiri
1. Perumusan Permasalahan
berikut:
4
kelas III MIS DARUL ULUM SAMUDA BESAR Kec. Mentaya Hilir
2. Rencana Pemecahan
III MIS DARUL ULUM Kec. Mentaya Hulir Selatan Kab. Kotim
, maka digunakan media bidang miring,kelereng dan balok kayu dalam belajar
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan:
b. Tahap Pelaksanaan
2). Materi belajar yang meliputi: bidang miring,kelereng dan balok kayu.
5
c. Tahap Evaluasi, hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
d. Tahap Refleksi
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan:
b. Tahap Pelaksanaan
2). Materi belajar yang meliputi: bidang miring,kelereng dan balok kayu
c. Tahap Evaluasi
d. Tahap Refleksi
6
1). Melihat hasil pengamatan/observasi yang dilakukan.
pembelajaran selanjutnya.
C . Tujuan Penelitian
ULUM
menggunakan
balok.
untuk meningkatkan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian kelas ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru pengajar
7
Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami gerak
benda dan meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran yang
lain.
Bagi guru pengajar hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukkan
dalam memilih madia yang tepat pada proses pembelajaran serta menambah
balok kayu dalam memahami gerak benda menulis karangan sendiri baik bagi diri
E. Hepotesis Tindakan
hepotesa bahwa dengan menggunakan media bidang miring,kelereng dan balok kayu