Anda di halaman 1dari 18

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III MI Mikhrajul Ulum
Sukowono Jember

Sifa’ur Rodiyah
(UNIVERSITAS KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
November, 2022
A. Judul Penelitian:
“Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media
Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III MI Mikhrajul Ulum Sukowono Jember”

B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam menjadikan manusia yang
berilmu, berbudaya, bertaqwa, serta mampu menghadapi tantangan masa depan. Dalam dunia
pendidikan, terdapat beberapa disiplin ilmu yang bisa kita pelajari. Salah Satu disiplin ilmu
adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan perpaduan antara konsep-konsep ilmu
sosial dengan konsep-konsep pendidikan yang dikaji secara sistematis, psikologi, dan
fungsional sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik, Sapriya, 2009 (dalam Aini
2010:1)
Sehubungan dalam pengajaran IPS, Sapriya (dalam Aini 2010:1) mengemukakan
bahwa secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan, dengan cara manusia menggunakan usaha
memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya,
pemanfaatan sumber yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Sehingga hakekat pembelajaran IPS adalah mempelajari, menelaah, dan
mengkaji system kehidupan manusia di permukaan bumi ini. Dalam hal ini fokus pengajaran
IPS adalah kajian hubungan antar manusia.
Berdasarkan pengalaman mengajar guru di MI Mikhrajul Ulum Sukowono Jember,
khususnya kelas III bahwa rendahnya nilai rata-rata IPS disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain : (1) perhatian siswa masih kurang sewaktu guru menerangkan materi pelajaran
IPS; (2) masih kurangnya keberanian siswa dalam bertanya sewaktu guru menerangkan
pelajaran; (3) masih kurangnya keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru; (4) siswa
banyak yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (5) siswa banyak yang
mengantuk ketika guru menjelaskan materi; (6) guru hanya menggunakan metode ceramah;
(7) guru kurang memberikan motivasi .

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III MI Mikhrajul
Ulum Sukowono Jember dengan menggunakan media gambar ?
2. Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Mikhrajul Ulum
Sukowono Jember dengan menggunakan media gambar ?

D. Tujuan Penelitian
 
1. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS pada
siswa kelas III MI Mikhrajul Ulum Sukowono Jember.
2. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
siswa kelas III MI Mikhrajul Ulum Sukowono Jember.

E. Kajian Terdahulu yang Relevan


1. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENINGKATAN
KEAKTIFAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA
PELAJARAN PAI KELAS II DI SDN RORA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

F. Konsep atau Teori yang Relevan


Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Wardhani, dkk
(2007:1.4), penelitian kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan di suatu
kelas.
Jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuatitatif. Data kuantitatif
merupakan data untuk mengetahui tentang sedikit banyaknya masalah yang dipecahkan
dalam tindakan kelas.Data kualitatif merupakan data untuk mengetahui tentang tepat dan
tidaknya masalah tersebut dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.

Data yang bersifat kualitatif, meliputi

a. Data tentang aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan


media gambar. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun.( terlampir )
b. Data tentang aktivitas guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan
media gambar. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun.( terlampir )

Data yang bersifat kuantitatif, meliputi data tentang prestasi belajar siswa. Data ini
diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar.Konsep penelitian dapat berupa teori yang
digunakan dalam penelitian.
G. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Wardhani, dkk (2007:1.4),
penelitian kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan di suatu kelas.
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari siswa dan guru yang mengajar mata
pelajaran IPS. Jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuatitatif. Data
kuantitatif merupakan data untuk mengetahui tentang sedikit banyaknya masalah yang
dipecahkan dalam tindakan kelas.Data kualitatif merupakan data untuk mengetahui tentang
tepat dan tidaknya masalah tersebut dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.

Data yang bersifat kualitatif, meliputi

a. Data tentang aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan


media gambar. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun.( terlampir )
b. Data tentang aktivitas guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan
media gambar. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun.( terlampir )

Data yang bersifat kuantitatif, meliputi data tentang prestasi belajar siswa. Data ini
diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar.Konsep penelitian dapat berupa teori yang
digunakan dalam penelitian.

H. Rencana Penelitian
Setiap siklus dari penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu : tahap perencanaan tindakan,
tahap pelaksanaan tindakan, tahap evaluasi/observasi, dan tahap refleksi

Siklus I

a) Tahap perencanaan tindakan


Pada tahap ini, kegiatan yang perlu dilakukan adalah :

a. Menyiapkan silabus yang telah dikembangkan oleh tim guru sesuai dengan
Kurikulum 2013.
b. Mensosialisasikan pengajaran dengan menggunakan media gambar kepada guru
kelas III MI Mikhrajul Ulum Sukowono Jember.
c. Menyusun atau menyiapkan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan media gambar.
d. Menyiapkan media atau alat yang akan digunakan sebagai bahan untuk mengajar.
e. Menyusun lembar observasi untuk mencatat aktivitas siswa dan guru selama
pembelajaran berlangsung.
f. Menyiapkan lembar kerja siswa dan soal-soal latihan.
g. Menyusun tes hasil belajar dalam bentuk soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil
belajar siswa.

b) Tahap pelaksanaan tindakan


Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di kelas sesuai dengan rencana dan skenario pembelajaran yang dibuat.
Secara umum langkah-langkah proses pembelajaran yaitu :

a. Kegiatan awal
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari pembelajaran
tersebut
2. Memberikan motivasi kepada siswa
3. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.

b. Kegiatan inti
1. Guru menunjukkan beberapa gambar yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan.
2. Mengajukan beberapa pertanyaan tentang gambar yang ditunjukkan tadi.
3. Guru menjelaskan materi pelajaran.
4. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
5. Membagikan LKS kepada setiap kelompok.
6. Mengumpulkan hasil LKS.

C. Kegiatan akhir
1. Pemeriksaan hasil kuis/tes
2. Penghargaan kelompok.
3. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
4. Menutup pelajaran

c) Tahap observasi dan evaluasi

1. Tahap observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang
sedang berlangsung untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar, apakah sesuai
dengan scenario yang telah dibuat. Sasaran observasi meliputi kemampuan guru
dalam mengelola kegiatan pembelajaran diantaranya kemampuan guru dalam
menyajikan materi, kemampuan guru dalam menyajikan materi, kemampuan
membimbing diskusi kelompok, kemampuan guru dalam menciptakan suasana yang
kondusif, kemampuan guru dalam menggunakan berbagai sumber dan bagaimana
guru memerankan dirinya sehingga siswa mampu menampilkan hasil karyanya.
Sedangkan untuk siswa kegiatan yang diobservasi adalah perhatian siswa sewaktu
guru menerangkan materi, keberanian siswa dalam bertanya sewaktu guru
menerangkan pelajaran, keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru,
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tugas, ketuntasan siswa dalam mengerjakan tugas dengan waktu yang
sudah ditentukan.

2. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap konsep
dengan memberikan tes evaluasi berupa soal pilihan ganda di akhir siklus.

d) Tahap refleksi

Siklus I
Refleksi dilakukan pada akhir siklus, pada tahap ini peneliti sebagai pengajar
bersama guru yang bertindak sebagai observer mengkaji hasil yang diperoleh dari
pemberian tindakan pada setiap siklus. Hal ini dilakukan dengan melihat data hasil
evaluasi siswa pada siklus 1, jika refleksi menunjukkan bahwa pada tindakan siklus
1 memperoleh hasil yang tidak optimal yaitu tidak tercapai ketuntasan belajar
klasikal sebesar 75% dari siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 maka dilanjutkan ke
siklus yang berikutnya. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki serat menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada
siklus selanjutnya.

Siklus II

Prosedur pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama,
hanya saja pada siklus kedua dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus
pertama yang diketahui dari tes belajar siswa yang telah dianalisis.Merupakan
kerangka berfikir yang dijelaskan secara deskriptif dari penelitian yang akan
dilakukan diantaranya perencanaan awal, pengambilan data dan pengolahan data.

Metode atau cara pengumpulan data


1. Metode Test
Test dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran IPS. Test dilakukan pada akhir pembelajaran dalam bentuk
tes evaluasi, bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa atas penggunaan
media gambar. Tes dibuat berdasarkan Kurikulum 2013. Bentuk tes berbentuk
pilihan ganda.

2. Metode Observasi
Metode Observasi adalah pencarian data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap obyek penelitian, cara ini biasanya dipakai untuk
mengumpulkan data tentang berbagai hal yang berupa perilaku subyek. Lembar
observasi dibuat untuk mendapatkan data mengenai aktifitas siswa dan guru saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi pada umumnya untuk memperoleh
data mengenai perilaku individu atau proses perilaku individu (Sudjana, 2002:60).
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ;

a. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh oleh pengamat dengan


menggunakan pedoman instrumen pengamatan.
b. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan pedoman instrumen pengamatan.

Observasi dalam penelitian yang dilakukan dengan cara observasi sistematis


dengan pedoman yang telah disiapkan. Data yang ingin diperoleh dalam penelitian
ini yaitu tanggung jawab, kerjasama, kedisiplinan, keaktifan, dan insiatif siswa.
Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar di kelas, untuk
mempermudah mendapatkan data peneliti dibantu oleh beberapa guru di SDN 3
Sukowono Jember.

3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-
data yang sudah ada, Metode ini lebih mudah dibandingkan dengan metode
pengumpulan data yang lain. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang
tidak dapat diperoleh melalui evaluasi dan observasi. Sumber data yang dimaksud
antara lain : buku-buku kajian, hasil-hasil penelitian yang relevan serta arsip-arsip
yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan menggunakan metode
dokumentasi ini adalah daftar nilai siswa.

I. Waktu Pelaksanaan Penelitian


Merupakan table perencanaan sampai selesai yang dibatasi waktu sesuai dengan
kemampuan peneliti
KEGIATA WAKTU PELAKSANAAN
NO
N
1 Siklus I 6-11-2022 7-11-2022 8-11-2022 9-11-2022 10-11-2022
2 Siklus I 11-11- 12-11- 14-11-2022 15-11-2022
2022 2022
3 Siklus II 16-11-22 17-11- 18-11-2022 19-11-2022
2022

J. Pedoman Wawancara
1. Bagaimanakah upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III MI Mikhrajul
Ulum Sukowono Jember dengan menggunakan media gambar ?
2. Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Mikhrajul
Ulum Sukowono Jember dengan menggunakan media gambar ?

K. Hasil dan Temuan Penelitian


1. Analisis data aktivitas siswa
Indikator aktivitas siswa yang ingin diamati pada penelitian ini adalah :

1. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


2. Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Aktifitas siswa dengan siswa dalam kelompok.
4. Partisipasi dalam refleksi hasil belajar.

Untuk menghitung jumlah persentase aktivitas siswa menggunakan rumus perhitungan


sebagai berikut:

% Ketercapaian =
( Nurkencana dan Sunartana (1990 ) dalam Aini (2010:37)
Berdasarkan kategori persentase sebagai berikut:
80% – 100% : Sangat aktif
65% – 79% : Aktif
51% – 64% : Cukup aktif
≤ 50% : Kurang aktif.

2. Analisis data aktivitas guru


Indikator aktivitas guru yang ingin diamati pada penelitian ini adalah :

1. Pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
2. Pengelolaan waktu.
3. Pengelolaan kelas.

Untuk menghitung jumlah persentase aktivitas guru menggunakan rumus perhitungan


sebagai berikut:

% Ketercapaian =
( Nurkencana dan Sunartana (1990) dalam Aini (2010:37)
Berdasarkan kategori persentase sebagai berikut:
80% – 100% : Sangat baik
65% – 79% : Baik
51% – 64% : Cukup baik
≤ 50% : Kurang baik.

3. Analisis data hasil/prestasi belajar siswa


Indikator Kinerja
Yang menjadi indicator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan dari


nilai siklus sebelumya dengan membandingkan hasil hasil belajar IPS dengan
KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Jika
sedikitnya 75% atau lebih dari jumlah siswa didalam kelas mendapat nilai
diatas KKM maka prestasi belajar siswa dikatakan meningkat.
b. Aktivitas siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dari
siklus sebelumnya dengan persentase keaktifan siswa ≥ 75%.
c. Aktivitas guru dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dari
siklus sebelumnya dengan persentase ≥ 75%.

L. Pembahasan Hasil Penelitian


A. TINJAUAN TENTANG KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

1. Pengertian Keaktifan Belajar


Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar.“Keaktifan memiliki
kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha” (Ruminiati,
2010:40).Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat
dalam belajar.

Ada empat ciri-ciri keaktifan belajar siswa yaitu :


a. Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan,
b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik
persiapan, proses dan kelanjutan belajar,
c. Penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani
dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai
keberhasilannya,
d. Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru
atau pihak lain.
Mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar,(Nana Sudjana,
2005:23) menyatakan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni:
a. stimulus belajar,
b. perhatian dan motivasi,
c. respon yang dipelajarinya,
d. penguatan,
e. pemakaian dan pemindahan.

Jadi keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
belajar dengan giat dan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa


Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas.
Sebab gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi para siswa belajar dengan
efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya. Dalam konteks ini Nana Sudjana
(2005:60) yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani mengemukakan sebagai berikut:
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang
peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh
mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu
banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-
lain yang merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat
tersebut. Untuk itu guru memegang peranan penting terhadap proses belajar siswa melalui
pembelajaran yang dikelolanya. Guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan
terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan
berbagai aktivitas belajar dengan efektif.

3. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa


Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.Dalam
pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi pelaku kegiatan
belajar.Demikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan sebagai pelaku dalam
kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dalam melakukan kegiatan belajar.Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru
dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya
dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip
individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajan.
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah dengan adanya minat dan perhatian
siswa dalam belajar. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat
seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat
seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki minat yang besar
terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif untuk mempelajarinya dan sebaliknya, siswa
akan kurang keaktifannya dalam mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya.

B. TINJAUAN TENTANG PRESTASI/ HASIL BELAJAR

1. Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok.prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi
tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan
yang harus dihadapi untuk mencapainya.Hanya dengan keuletan dan optimism dirilah
yang dapat membantu untuk mencapainya.Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu
harus dengan jalan keuletan kerja (Djamarah, 1991:19).
Dalam institusi pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung prestasi atau
hasil belajar terkait dengan evaluasi.Prestasi belajar bukan merupakan hasil dari kegiatan
pembelajaran semata, namun prestasi merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat
kompleks. Sementara Nasrun Harahap ( dalam Djamarah, 1991 : 21 ) memberi batasan
bahwa prestasi adalah penilaian pendidik tentang perkembangan dan kemajuan peserta
didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi


Prestasi akan dihasilkan selama seseorang melakukan kegiatan belajar sehingga
factor-faktor yang mempengaruhi belajar juga ikut mempengaruhi prestasi belajar.
Menurut Ahmadi dan Prasetya ( 1997 : 103 ), prestasi belajar yang dicapai seseorang
merupakan hasil interaksi berbagai factor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri
( factor internal ) maupun dari luar diri ( factor eksternal ) individu.

a. Faktor internal meliputi:

 Kecerdasan Tingkat kecerdasan / intelegensi,


Kecerdasan adalah kepandaian atau ketajaman pikiran seseorang. Reber (dalam
Muhibin, 2000 : 133) mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
tepat. Kecerdasan peranannya sangat besar dalam berhasil tidaknya peserta
didik dalam mempelajari IPS. Tingkat kecerdasan atau Intelegensi (IQ) peserta
didik yang tidak diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
peserta didik. Ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelegensi peserta
didik, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Peserta didik yang
cerdas umumnya akan lebih mampu belajar dengan prestasi yang lebih baik dari
peserta didik yang kurang cerdas.
 Sikap peserta didik
Sikap adalah gejala internal yang aktif berupa kecenderungan mereaksi atau
merespon dengan cara relatif terhadap objek orang dan sebagainya secara positif
maupun negatif (Syah, 2000 : 133).
 Sikap positif
Sikap positif peserta didik terhadap guru atau mata pelajaran IPS dapat
menjadikan pertanda yang lebih baik bagi peserta didik, sebaliknya sikap
negatif peserta didik terhadap guru dan mata pelajaran IPS akan dapat
menimbulkan kesulitan belajar.
 Bakat peserta didik,
Bakat merupakan kemampuan pembawaan pada diri
seseorang. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Chaplin dan Reber (dalam
Muhibin, 2000 : 135) bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan yang akan datang. Pada umumnya
peserta didik yang belajar sesuai dengan bakat dapat memperbesar kemungkinan
berhasilnya dalam belajar.
 Minat peserta didik
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu (Syah, 2000 : 135).
 Motivasi peserta didik (Syah, 2000 : 133).
Motivasi adalah kondisi Psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi ini ada dua, yaitu :

1) Motivasi Intrinsik (motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang
bersangkutan),
2) Motivasi ekstrinsik (motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar). Jadi
motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk belajar.

b. Faktor Eksternal yang meliputi:

1) Faktor social yang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat


dan lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Salah satu factor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah factor internal yaitu
dari dalam diri siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat berperan aktif
demi peningkatan prestasi belajar. Faktor eksternal yaitu guru dalam menerapkan
pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan kreatif berpikir kritis dalam mengembangkan
ide sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar dan akan berdampak pada prestasi
belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa
perubahan tingkah laku seseorang secara akademik berdasarkan kemampuan dan
keterampilan berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran melalui proses belajar
mengajar yang dinyatakan dengan angka atau nilai.

4. Hasil Belajar Dikatakan Meningkat


Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dikatakan meningkat dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.Adanya perubahantingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan
pelajaran.Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah lakuserta tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

C. TINJAUAN TENTANG BELAJAR

1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.Belajar adalah terjadinya perubahan
tingkah laku pada seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku terdiri dari
beberapa aspek, antara lain: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan social, jasman, etis atau budi pekerti, dan sikap.

2. Teori-Teori Belajar

a. Menurut Skinner
Belajar adalah suatu perilaku.Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih
baik. Sebaliknya jika tidak maka responnya akan menurun. Sehingga oleh Skinner dalam
belajar ditemukan adanya hal sebagai berikut:

1. Kesempatan terjadinya yang menimbulkan respon belajar.


2. Respon si pembelajar.
3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

Dalam menerapkan teori Skinner guru perlu memperhatikan dua hal yang
penting, pertama pilihan stimulus, kedua penggunaan penguatan.hal ini dilakukan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang tepat sesuai dengan langkah-langkah pembelajara
berdasarkan kondisi operan. Adapun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan kondisi
operan tersebut adalah:
1. Mempelajari keadaan kelas.
2. Membuat daftar penguat positif.
3. Memilih dan menentukan ukuran tingkah laku yang dipelajari dan jenis
penguatannya.
4. Membuat program pembelajaran.

b. Menurut Piaget
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.Sebab individu
melakukan interaksi terus meneruus dengan lingkungan. Piaget juga menyarankan guru
harus memperhatikan empat langkah pembelajaran yaitu:

.1. Menentukan topic.


2. Memilih dan mengembangkan aktivitas kelas deangan topic tersebut.
3. Mengetahuai adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan
yang menunjang proses pemecahan masalah.
4. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan
revisi.

D. TINJAUAN TENTANG MATA PELAJARAN IPS DI SD

1. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Soematri, 2001:89). Dengan kata lain,
IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,
dan sebagainya.
Kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial
(sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
a. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
b. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahka
masalah, dan keterampilan sosial
c. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
d. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Jadi IPS itu berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah
laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber
daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahan maupun
kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

2. IPS dalam kurikulum Sekolah Dasar


Pertimbangan lain dimasukkannya social studies ke dalam kurikulum sekolah
adalah kemampuan siswa sangat menentukan dalam pemilihan dan pengorganisasian
materi IPS. Agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa
sekolah dasar dan menengah, bahan-bahannya diambil dari kehidupan nyata di lingkungan
masyarakat.Bahan atau materi yang diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman
sebaya, serta lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih mudah
dipahami karena mempunyai makna lebih besar bagi para siswa dari pada bahan
pengajaran yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu Sosial.
Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di
Indonesia sangat berbeda dengan di Inggris dan Amerika Serikat.Pertumbuhan IPS di
Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai
akibat pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde
Baru.Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang
pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah
tersebut antara lain:
a. Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
b. Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan
c. Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan
pembangunan.
d. Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.
e. Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi
kepentingan pembangunan nasional.

3. Cakupan atau Ruang Lingkup IPS


Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Manusia, tempat dan lingkungan.


2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3. Sistem social dan budaya.
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

E. TINJAUAN TENTANG MEDIA GAMBAR


1. Media
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “ Medium” yang
secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media
pembelajaran.Schramn (1997:162) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sedangkan, menurut Robert Heinich dkk (1985:6) mengemukakan definisi medium
sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima(receiver)
informasi. Manfaat media pembelajaran antara lain:

 Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.


Dengan bantuan media pembelajaran, penafsira yang berbeda antara guru
dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi
diantara siswa dimanapun berada.
 Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menerik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan
warna, baik secara alami maupun manifulasi, sehingga membantu guru untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
 Proses pembelajaran menjadi lebih menarik interaktif.
Dengan media akan terjadi komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa
media guru guru cenderung bicara satu arah.
 Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi
ajaran secara berulan-ulang sebab dengan sekali sajian menggunakan media,
siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
 Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja,
siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan
melihat, menyentuh, merasakan mengalami sendiri melalui media pemahaman
siswa akan lebih baik.
 Media meningkatkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja.
Media pembelajaran dapat dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan
kapanpun tanpa tergantung seorang giru.Perlu kita sadari waktu belajar
disekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru diluar lingkungan.
 Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
 Mengubah peran guru kea rah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu
untuk member perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar dan
lain-lain. (Sulaeman, 1988:24-35)
2. Media Gambar
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005 : 68) media gambar adalah media
yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi
pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.Media gambar adalah foto atau
sejenisnya yang menampakkan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah
dimengerti dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda asli
di dalam kelas. Media memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

a. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik.
b. Media gambar dapat melampaui batasan ruang kelas.
c. Media gambar dapat menanamkan konsep dasar benar, konkret,dan realistis.
d. Media gambar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
e. Media gambar dapat membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
f. Media gambar dapat memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh
dari yang konkret sampai abstrak.

Jerold Kemp (1986) dalam Arsyad (1996 : 14) mengemukakan beberapa faktor yang
merupakan karakteristik dari media antara lain:

a. Kemampuan dalam menyajikan gambar.


b. Faktor ukuran, besar atau kecil.
c. Faktor warna, hitam putih atau berwarna.
d. Faktor gerak, diam atau bergerak.
e. Faktor bahasa, tertulis atau lisan.
f. Faktor keterkaitan antara gambar dengan materi pelajaran.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media gambar :

1) Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.


2) Saat memperlihatkan gambar, usahakan gambar jangan bergerak.
3) Perlihatkan gambar tersebut satu persatu agar perhatian siswa tertuju pada satu
gambar.
4) Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar, kemudian ajukan beberapa
pertanyaan sehubungan dengan gambar.

Bentuk-bentuk media visual antara lain:

1) Gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan


bagaimana tampaknya sesuatu benda.
2) Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan
struktur isi materi.
3) Peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam
isi materi.
4) Grafik seperti tabel, grafik dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran atau
kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-
angka.
Dalam proses penataan media gambar atau visual harus diperhatikan prinsi-prinsip
desain tertentu antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan
keseimbangan. Jadi media gambar adalah alat yang di gunakan untuk menyampaika pesan
atau informasi kepada siswa dalam bentuk gambar, foto atau lukisan.

F. TEKNIK ANAISIS DATA

1. Analisis data aktivitas siswa


Indikator aktivitas siswa yang ingin diamati pada penelitian ini adalah :

1. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


2. Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Aktifitas siswa dengan siswa dalam kelompok.
4. Partisipasi dalam refleksi hasil belajar.

Untuk menghitung jumlah persentase aktivitas siswa menggunakan rumus perhitungan


sebagai berikut:

% Ketercapaian =
( Nurkencana dan Sunartana (1990 ) dalam Aini (2010:37)
Berdasarkan kategori persentase sebagai berikut:
80% – 100% : Sangat aktif
65% – 79% : Aktif
51% – 64% : Cukup aktif
≤ 50% : Kurang aktif.

2. Analisis data aktivitas guru


Indikator aktivitas guru yang ingin diamati pada penelitian ini adalah :

1. Pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
2. Pengelolaan waktu.
3. Pengelolaan kelas.

Untuk menghitung jumlah persentase aktivitas guru menggunakan rumus perhitungan


sebagai berikut:

% Ketercapaian =
( Nurkencana dan Sunartana (1990) dalam Aini (2010:37)
Berdasarkan kategori persentase sebagai berikut:
80% – 100% : Sangat baik
65% – 79% : Baik
51% – 64% : Cukup baik
≤ 50% : Kurang baik.

3. Analisis data hasil/prestasi belajar siswa


Indikator Kinerja
Yang menjadi indicator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan dari


nilai siklus sebelumya dengan membandingkan hasil hasil belajar IPS dengan
KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Jika
sedikitnya 75% atau lebih dari jumlah siswa didalam kelas mendapat nilai
diatas KKM maka prestasi belajar siswa dikatakan meningkat.
b. Aktivitas siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dari
siklus sebelumnya dengan persentase keaktifan siswa ≥ 75%.
c. Aktivitas guru dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dari
siklus sebelumnya dengan persentase ≥ 75%.

M. Biodata Peneliti
Nama Lengkap : Sifa’ur Rodiyah
NIM : 201101040024
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Instansi : Universitas Kiai Achmad Shiddiq Jember
Alamat Rumah : Dusun Sumber Tengah RT.15 RW.05 Pocangan Sukowono
Jember
Tempat, Tanggal Lahir : Jember, 03 Oktober 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
No HP : 085225916561
Alamat Email : alfajrisyifa@gmail.com

Riwayat Pendidikan : SMA


Riwayat Organisasi :-

N. Daftar Pustaka
Buku dan Jurnal
Abdiningsih, Ni Luh Putu. 2009. Penerapan Mtode Tanya Jawab Bervariasi Untuk
Meningkatkan Minat Belajar IPA Pada Peserta Didik Kelas VI SDN 24 Cakranegara.

Ahmadi, abu dan joko tri prasetya. 1997. Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional Surabaya Indonesia.

Aini, Qurata. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelas
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas IV SDN 5 Gegelang.

Arsyad Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.


Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Mulyasa, H.E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Nurkencana, W dan Sumartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Ruminiati.2010. Implikasi Teori Sosioboilogis dan Budaya Patriakhi dalam Pembelajaran


IPS di SD Berbasis Gender. Universitas Negeri Malang: Malang.

Sardiman. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS (konsep dan pembelajaran). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soematri. 2010. Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung: Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru
Algesindo.

Syah, Muhibin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

Wardhani,IGAK.& Wihardit,Kuswaya. 2008 .Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta :


Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai