Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STAD PADA PEMBELAJARAN IPS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS IV A MIN 4 JEMBER

Niki Hidayah
(UIN KHAS JEMBER)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
November, 2022
ABSTRAK
Niki Hidayah.2022. Mini riset” Penerapan Metode Pembelajaran STAD pada Pembelajaran
IPS untuk meningkatkan hasil belajar di kelas IV-A MIN 4 Jember”

Penelitian ini berfokus pada Hasil belajar IPS peserta didik kelas IV-A di MIN 4 Jember yang
terbilang rendah, adapun factor yang membuat hasil belajar IPS peserta didik rendah adalah
materi yang tidak disampaikan secara detail oleh guru, serta guru masih menggunakan
metode ceramah untuk menyampaikan materi. Maka peneliti berinisiatif untuk membuat hasil
belajar IPS dengan cara menggunakan metode STAD.

Adapun rumusan masalah dan tujuan penelitian ini yaitu apakah terjadi peningkatan Hasil
Belajar ketika guru menggunakan metode STAD pada pembelajaran IPS di kelas IV-A MIN
4 Jember dan untuk Mengetahui apakah Metode STAD ini bisa meningkatakan hasil belajar
peserta didik kelas IV-A di MIN 4 Jember.

Metode Penelitian yang digunakan pada Penelitian ini yaitu peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan model Kemmis and Mctaggart dan alat pengumpulan data yang
digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Lokasi penelitian bertempat di
MIN 4 Jember dan subyek penelitian yaitu 23 peserta didik kelas IV-A di MIN 4 Jember.

Hasil Mini riset ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar ips pada peserta
didik kelas IV-A di MIN 4 Jember yang mana peneliti menggunakan pre-test untuk
mengukur nilai sebelum digunakan metode STAD dimana hasil nilai rata-rata yaitu 39% yang
tuntas dan ketika peneliti menggunakan metode STAD dan melakukan post test menjadi
meningkat sebesar 70%peserta didik yang lulus ini menunjukkan bahwa metode STAD
berhasil meningkatkan hasil belajar..
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................1
ABSTRAK................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
Judul Penelitian:.......................................................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................................4
Rumusan Masalah....................................................................................................................7
Tujuan Penelitian.....................................................................................................................7
Kajian Terdahulu yang Relevan.............................................................................................7
Konsep atau Teori yang Relevan............................................................................................8
Metode Penelitian...................................................................................................................16
Rencana Penelitian.................................................................................................................18
Waktu Pelaksanaan Penelitian.............................................................................................20
Pedoman Wawancara............................................................................................................20
Hasil dan Temuan Penelitian................................................................................................22
Pembahasan Hasil Penelitian................................................................................................29
Kesimpulan.............................................................................................................................30
Biodata Peneliti.......................................................................................................................31
Daftar Pustaka........................................................................................................................31
Judul Penelitian:
“Penerapan Metode Pembelajaran STAD pada Pembelajaran IPS untuk
meningkatkan hasil belajar di kelas IV-A MIN 4 Jember”

Latar Belakang
Hasil belajar siswa masih jauh dari KKM sekolah untuk setiap mata pelajaran. Ada
banyak penyebab rendahnya hasil belajar. Salah satunya adalah standar proses
pembelajaran. “Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu permasalahan yang
dihadapi dunia pendidikan saat ini. Kurang ditekankannya kemampuan siswa untuk
berpikir kritis selama proses pembelajaran.1
Tujuan dari proses pembelajaran adalah agar anak dapat menghafal informasi
daripada dapat menerapkannya. Sementara IPS adalah topik yang membantu siswa
mengembangkan keterampilan komunikasi mereka.2
Kurangnya insentif belajar di kelas menambah fakta di atas. Dalam proses
pendidikan, motivasi sangatlah penting. Sumidjo, Donald dalam Hamalik, dan Esti
menegaskan bahwa motivasi merupakan prasyarat penting untuk belajar. Seseorang
menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu dari dalam, dan motivasi ditandai dengan
kegiatan yang diambil untuk mencapai tujuan.3
berdasarkan analisis awal seorang guru di MIN 4 Jember. Hanya sedikit siswa yang
mampu memahami informasi dalam IPS karena kompleksitas mata pelajaran yang ekstrim,
yang menurunkan hasil belajar siswa. Beberapa aspek dari proses belajar mengajar yang
harus disalahkan untuk ini.4
Siswa yang kurang terlibat dan kurang bergairah dalam kegiatan pembelajaran
menjadi penyebab rendahnya hasil belajar. Ketika guru membahas pelajaran, siswa lebih
banyak berbicara sendiri. Motivasi guru masih kurang, dan kontak guru-siswa juga masih
sedikit. Mahasiswa kurang aktif dalam pembelajaran karena dosen sering menggunakan
gaya ceramah dan mencatat. Siswa yang diceramahi menjadi kurang aktif dan bergairah.
1
Adesoji Francis, F and Ibraheem T. “Effect of Student Teams Achievement Divisions Stra-tegy and
Mathematics knowlegde on Learning Outcomes in Chemical kinetics”.The Journal of International
Social Research.Vol. 2 (6), 2009 18.
2
Sapriya.Pendidikan IPS. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2011) 9
3
F Handayani,.“Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman
Bentuk Muka Bumi”.Jurnal penelitian kependidikan.Vol. 20 (2), 2010 169.
4
HHidayat,.“Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat PDTM.” Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 10 (1), 2010 14
Beragamnya metode pembelajaran juga menjadi penghambat, menyebabkan siswa
menjadi kurang giat belajar dan lebih memilih bercakap-cakap dengan teman-temannya.5
Siswa jarang bertanya atau membalas informasi yang disampaikan oleh guru saat
mereka sedang belajar. Siswa yang tidak tertarik atau tidak menyukai mata pelajaran ini
dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi membosankan, yang akan mencegah
tercapainya tujuan pembelajaran.6
Model pembelajaran yang tepat harus digunakan mengingat pentingnya motivasi
siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode Pembelajaran
(cooperative learning) dipandang sebagai cara yang efektif untuk memajukan
pertumbuhan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Menurut Slavin (1995),
pembelajaran kooperatif berdampak baik pada dinamika kelompok dan kepercayaan diri
siswa, yang memberikan semangat siswa untuk mengulang kegiatan tersebut.7
Slavin menciptakan metode pembelajaran kooperatif yang disebut STAD (1995).
Untuk memperoleh kinerja terbaik, baik secara individu maupun kelompok, pembelajaran
ini menekankan adanya aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling membantu dalam
mempelajari materi pelajaran. Belajar adalah proses yang digunakan instruktur untuk
mempengaruhi perilaku siswa ke arah yang positif.8
Menggunakan Implementasi Model STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
sebagai judul penelitian, Esminarto (2016).Menurut temuan penelitian, belajar harus
menyenangkan bagi siswa untuk meningkatkan dorongan mereka untuk belajar dan
karenanya meningkatkan kinerja mereka.Faktanya, beberapa pendidik lebih suka
menggunakan teknik pengajaran tradisional.9 Salah satu cara untuk menyiasatinya adalah
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bentuk pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, yang disebut STAD (Student Team Achievement Division), adalah salah
satu yang bagus untuk melibatkan anak-anak.Menurut hasil penerapan STAD guru, STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.10

5
Depdiknas, IPS terpadu, Strategi dan Metode Pembelajaran IPS terpadu, (Jakarta : Depdiknas2005)
6
Rahmad.“Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar”. Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah, Volume 2 Nomor 1,2016. 69
7
I Gusti NgurahPuger,Belajar Kooperatif.(Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.2004)
8
H. Lamba, Penagaruh Pembelajara Kooperatif Model STAD dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siwa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 13(2), 2006 127
9
MHuda,Cooperative learning: Metode, teknik, struktur dan model terapan. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar 2011)
10
Raharja, I G N. Komang Rishi, dkk.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Berbantuan Video Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perakitan Komputer.Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro Undiksha Vol. 6 No.3, Desember 2017. 142
Peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana pembelajaran kooperatif Student Team
Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV di MIN 4 Jember dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam IPS.Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini karena ada
permasalahan tertentu dengan pembelajaran disana, menurut observasi kegiatan belajar
mengajar di IPS yang dikumpulkan melalui wawancara dengan mantan guru mata
pelajaran IPS.Keterlibatan siswa dan hasil belajar yang rendah.11Dengan demikian, diskusi
kelompok adalah teknik belajar mengajar yang ideal untuk meningkatkan kualitas
keterlibatan siswa, oleh karena itu peneliti memilih STAD untuk masalah ini.Diskusi dapat
meningkatkan partisipasi siswa dan membantu mereka memahami lebih daripada jika
mereka hanya duduk diam dan mendengarkan guru menjelaskan sesuatu.
menurut temuan wawancara peneliti dengan guru kelas V di MIN 4 Jember. Tabel 1
di bawah ini memberikan informasi tambahan.
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AF 65 75 Lulus
2 AAWF 65 55 Belum Lulus
3 AFNA 65 60 Belum Lulus
4 ARH 65 55 Belum Lulus
5 AY 65 65 Lulus
6 A 65 50 Belum Lulus
7 BHA 65 65 Lulus
8 BPN 65 65 Lulus
9 DTYP 65 55 Belum Lulus
10 F 65 50 Belum Lulus
11 IGD 65 75 Lulus
12 JNK 65 55 Belum Lulus
13 KN 65 55 Belum Lulus
14 MNSI 65 75 Lulus
15 MHR 65 60 Belum Lulus
16 MLH 65 50 Belum Lulus
17 MDF 65 80 Lulus
18 MDF 65 60 Belum Lulus
19 MAF 65 75 Lulus
20 MDA 65 50 Belum Lulus
21 MH 65 50 Belum Lulus
22 NN 65 65 Lulus
23 NNA 65 60 Belum Lulus

11
Hasil Obervasi dan Wawancara di MIN 4 Jember pada 10 Oktober 2022
Rumusan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran kooperatif melalui
STAD dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa di Min 4 Jember.Studi ini
didasarkan pada informasi latar belakang yang disajikan di atas.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran
kooperatif dengan STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa di MIN 4 Jember.

Kajian Terdahulu yang Relevan


Berikut beberapa penelitian terdahulu yang mempunya persamaan dan perbedaan terkait
penelitian yang akan peneliti lakukan;
1. “IMPLEMENTASI KETERAMPILAN BERORIENTASI PROSES
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD” adalah judul artikel jurnal yang
diteliti oleh U. Nugroho dan rekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
metode kooperatif STAD telah meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa.
Model kooperatif STAD menitikberatkan pada keterampilan proses dalam
pembelajaran selain mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, dan keterbatasan model
pembelajaran dalam mengembangkan pengetahuan dan aktivitas siswa.12
melalui penggunaan strategi pembelajaran, meningkatkan pemahaman dan
keterlibatan siswa. Pemeriksaan eksperimental sedang dilakukan dalam penelitian
ini.Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang menjadi peserta penelitian. Hasilnya
menunjukkan bahwa STAD yang berfokus pada keterampilan proses dapat
meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa. peningkatan aktivitas, skor rata-
rata pascates, dan kelulusan tradisional menunjukkan peningkatan pemahaman dan
keterlibatan siswa. dan berolahraga. Paradigma pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang berfokus pada keterampilan proses direkomendasikan sebagai pilihan untuk
meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa. pedagogi alternatif untuk
meningkatkan keterlibatan siswa dengan dan pengetahuan fisika.
2. “PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII” adalah judul makalah jurnal
kedua yang diproduksi dan diteliti oleh Kabita Camelia Putri1 dan Sutriyono.13

12
U. Nugroho, Sugiyoni, S.S. Edi “IMPLEMENTASI KETERAMPILAN BERORIENTASI PROSES
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD” Jurnal pendidikan fisika Indonesia, Volume 5. 2009.
108
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengaruh pendekatan
pembelajaran STAD terhadap hasil belajar siswa kelas VIII persamaan linier dua.
Setelah dua putaran, temuan penelitian adalah sebagai berikut: Menurut hasil belajar
sebelum tindakan, 18,75% siswa lulus sedangkan 81,25% tidak. Mengikuti tindakan
saya, saya menemukan bahwa 68,75% murid lulus sementara hanya 31,25 persen
yang tidak lulus. Pada tindakan siklus II, 93,75% siswa menyelesaikan belajarnya,
dibandingkan dengan 6,25% yang tidak. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan
tindakan dalam pendekatan STAD berdampak pada hasil belajar siswa.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan STAD dapat memberikan dampak
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karanganyar.
Konsep atau Teori yang Relevan
3. Pembelajaran Kooperatif (Cooprative Learning)
a. .Definisi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Wina mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai jenis pembelajaran yg
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil yg terdiri asal empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, ciri-ciriidentitas
jenis kelamin, serta latar belakang ras atau etnik yg berbeda (heterogen).14
Komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif
merupakan 2 bagian mendasar berasal teknik pembelajaran kooperatif.
berdasarkan Roger, dkk. (pada Miftahul Huda), pembelajaran kooperatif
merupakan pengelompokan kegiatan pembelajaran yg diorganisir sedemikian
rupa sebagai akibatnya pembelajaran didasarkan pada pertukaran informasi yang
terstruktur secara sosial pada antara para siswa, pada mana setiap siswa
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan termotivasi buat
memajukan pembelajaran orang lain.15
Pembelajaran kooperatif, dengan demikian, merupakan jenis pembelajaran
kelompok yg berdasarkan pada gagasan bahwa pengetahuan wajib dibagi pada
antara para peserta didik dengan cara-cara yg diatur secara sosial, dengan setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta
termotivasi untuk memajukan pengetahuan yg lain.
13
Kabita Camelia Putri, Sutriyono” PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII” Jurnal Pendidikan. 112
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2006), 240-241.
15
Miftahul Huda, cooperative learning metode, teknik, struktur dan model penerapan, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2011),.29
dari Stahl, kerangka berpikir pembelajaran kooperatif mengintegrasikan
peserta didik ke pada suatu sistem kolaborasi buat membuat akibat belajar yg
terbaik.Selain itu, selama mereka belajar secara kolaboratif menjadi sebuah
gerombolan , pola korelasi kerja mirip itu memungkinkan visi positif wacana apa
yang bisa mereka capai buat berhasil sesuai talenta unik mereka serta donasi
anggota lainnya.16
sementara itu, Johnson menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
melibatkan penempatan siswa pada gerombolan -gerombolan kecil pada dalam
kelas sebagai akibatnya mereka bisa berkolaborasi dengan kemampuan terbaik
mereka dan belajar dari satu sama lain.duduk perkara memberi kesempatan
kepada peserta didik berasal banyak sekali latar belakang etnis buat berinteraksi
secara kolaboratif dan tidak dangkal paling baik diselesaikan melalui
pembelajaran kooperatif.
dalam pendekatan pembelajaran ini, pengajar berusaha memberikan perilaku
"semua buat satu, satu buat seluruh" sembari menekankan kolaborasi antar siswa
melalui tugas dan penghargaan di kelas.
buat membantu siswa berpikir kritis, membuatkan pengetahuan, mengatakan
perspektif mereka, saling mendukung, menuntaskan perselisihan kelompok, dan
saling membantu satu sama lain waktu pemahaman konseptual tidak sinkron,
pembelajaran kooperatif mempromosikan percakapan dan komunikasi.17
b. Komponen pembelajaran kooperatif
tidak seluruh belajar kelompok bisa mengkategorikan menjadi pembelajaran
kooperatif, berdasarkan Roger serta David Johnson. Pembelajaran kooperatif
memerlukan penerapan 5 komponen supaya bisa memberikan hasil yg terbaik.
Kelima komponen tadi ialah sebagai berikut:
1) saling ketergantungan yg konstruktif.
Efektivitas penyelesaian tugas dalam pembelajaran grup sangat
tergantung pada perjuangan yg dilakukan oleh masing-masing anggota
kelompok.oleh karena itu, setiap anggota gerombolan wajib memahami
bahwa kinerja mereka akan memilih berhasil atau tidaknya pekerjaan yg akan
diselesaikan. Peneliti bisa menyimpulkan asal pernyataan sebelumnya bahwa

16
Etin dan Raharjo, Cooperative Learning, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 5.
17
Isjoni,PembelajaranKooperatif,(Yogyakarta:PustakaPelajar,2009),23
saling ketergantungan berusaha menyampaikan motivasi untuk mencapai hasil
belajar yang terbaik.
2) Akuntabilitas Individu (Tanggung Jawab langsung)
Jika hasil kelompok dijadikan tolok ukur, maka diperlukan tanggung
jawab individu.rahasia buat memastikan bahwa anak-anak yang bekerja sama
pada aktivitas belajar bisa menuntaskan pekerjaan yang sama artinya tanggung
jawab individu. Hal ini mengandung arti bahwa para peserta didik mempunyai
tugas buat saling mendukung satu sama lain, sehingga pada mengikuti
aktivitas grup, setiap anggota tim mampu menuntaskan tugas pada taraf yg
sama.
3) kontak kenaikan pangkat Secara langsung
keliru satu komponen kunci dari pembelajaran kooperatif merupakan
korelasi tatap muka karena dapat menumbuhkan saling ketergantungan yg
menguntungkan. Komponen ini mencoba menghasilkan sikap siswa supaya
mereka dapat menghargai keberagaman, memanfaatkan peluang, dan mengisi
kekosongan pada kelompoknya.
4) Komunikasi interpersonal antar anggota grup
untuk mengkoordinasikan upaya mereka dalam mencapai tujuan
mereka, siswa perlu merasa nyaman dan percaya diri satu sama lain.
kemampuan buat mendapatkan dan mendukung satu sama lain, berbicara
dengan jelas dan tidak ambisius, dan menuntaskan dilema dengan cara yg
produktif.
Peneliti bisa menyimpulkan dari uraian sebelumnya bahwa supaya tujuan
pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai, diharapkan komunikasi antar
anggota.
5) Pemrosesan dalam kelompok
Pemrosesan memerlukan evaluasi.untuk memilih anggota grup mana
yang berkontribusi secara signifikan serta mana yang tidak memakai
pemrosesan gerombolan . Tujuan pemrosesan merupakan buat mendorong
anggota buat berkontribusi lebih poly pada gerombolan buat mencapai tujuan
bersama.
Peneliti bisa menyimpulkan dari uraian di atas tentang unsur-unsur
pembelajaran kooperatif bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif memang
harus membutuhkan kerjasama yg baik pada setiap anggota gerombolan
agarakibat yang diperoleh dapat maksimal , setiap anggota harus saling
membantu dan harus saling memberikan motivasi supaya hasil belajar
maksimal .18
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Robert Slavin serta koleganya pada Universitas John Hopkins
menciptakan paradigma pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student team
achievement divisions). STAD adalah salah satu teknik pembelajaran
kooperatif yang paling dasar. Para peserta didik ditugaskan ke pada tim yang
terdiri dari empat hingga 5 orang yang beragam dalam hal jenis kelamin, rona
kulit, dan kemampuan (prestasi). Pelajaran tersaji oleh guru, dan peserta
didik bekerja pada kelompok buat memastikan bahwa semua anggota tim telah
memahami isinya. Para siswa diberi kuis di akhir pelajaran, dengan catatan
bahwa mereka tidak diizinkan buat saling membantu satu sama lain. STAD
terdiri dari 5 komponen primer. Presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan
individu, serta penghargaan tim merupakan lima komponen tersebut.19
1) Presentasi pada kelas
Metode spesial pengajar pada pengajaran langsung dipergunakan
dalam presentasi kelas.pada situasi ini, guru akan menyampaikan
ceramah, memimpin diskusi, atau memimpin aktivitas eksplorasi
gerombolan . Presentasi kelas STAD tidak selaras dengan pembelajaran
konvensional. Presentasi wajib sepenuhnya terfokus pada unit yg sedang
dibahas. Para siswa akan menemukan bahwa mereka harus memberikan
perhatian penuh di presentasi kelas menggunakan cara ini. Mereka akan
menerima manfaat berasal memberikan perhatian yg besar saat
mengerjakan kuis, karena skor kuis akan memilih skor tim mereka.
2) Komponen paling penting berasal STAD adalah tim.
Tim terdiri asal empat hingga lima peserta didik yg mewakili kelas
pada hal akademis serta jenis kelamin. Para siswa pada gerombolan
sangat ingin belajar agar dapat mengerjakan kuis menggunakan baik dan
menerima skor tinggi untuk tim mereka. saat peserta didik mendiskusikan

18
RobertE.Slavin,CooperativeLearning:Teori,RisetdanPraktik,
(Bandung:NusaMedia,2010),103.
Desak PutuRohika,.Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe
19

Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SD NO.2 Beng Gianyar Tahun
Pelajaran 2015/2016.Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.Vol.1 2017.221
kesulitan, kerja tim yg paling awam adalah memperbaiki ketidakakuratan
atau kesalahpahaman yg dibuat oleh rekan satu tim.
3) Kuis
sehabis ceramah guru, presentasi kelompok, dan latihan tim, kuis
diberikan. Kuis individu diberikan kepada para peserta didik.Selama kuis,
peserta didik tidak diizinkan buat saling membantu.Hal ini mengklaim
bahwa setiap peserta didik bertanggung jawab buat memahami topik tadi.
4) Skor Kemajuan eksklusif
Setiap peserta didik diberi skor dasar sesuai homogen-homogen skor
mereka di kuis serupa sebelumnya. Skor kemajuan individu dimaksudkan
buat menawarkan pada siswa sasaran kinerja yang dapat mereka capai Jika
mereka bekerja lebih keras dan membuat kemajuan yg lebih baik berasal
kuis sebelumnya. Skor tim peserta didik ditentukan oleh seberapa banyak
skor kuis mereka melebihi skor dasar mereka. dalam sistem evaluasi ini,
setiap siswa dapat menyumbangkan poin terbanyak buat timnya. tetapi,
tidak ada siswa yg bisa melakukannya kecuali mereka mempertinggi
kinerja mereka sebelumnya.
5) Apresiasi/Penghargaan Tim
sesudah evaluasi, guru mengusut pekerjaan siswa serta memberikan
nomor antara 1 serta 100. Penghargaan gerombolan diberikan untuk
memberikan apresiasi atas prestasi grup saat belajar. grup dapat diberikan
sertifikat atau jenis pengakuan lainnya Bila mereka memenuhi standar
yang telah ditetapkan beserta. Penghargaan ini berdasarkan di kecerdikan
guru. Selanjutnya, guru bisa mengakui prestasi kelompok dengan
melakukan langkah-langkah berikut:
Skor grup dihitung menggunakan mencatat poin kemajuan setiap
anggota tim pada lbr rangkuman tim, lalu membagi jumlah total poin
kemajuan menggunakan jumlah anggota tim yang hadir..20
d. Langkah-langkah contoh Pembelajaran STAD

W.Setyowati, T., N. Harjono, G. S. Airlanda. Penggunaan Model Student Teams Achievement


20

Division (STAD) Berbantu Media Gambar dalam Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil
Belajar Muatan IPA Tema 7 “Peristiwa dalam Kehidupan” Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Pembelajaran Vol. 2 No. 2,2018.170
Langkah-langkah persiapan, berdasarkan Slavin, diharapkan sebelum
melakukan STAD.ini dia merupakan langkah-langkah contoh pembelajaran
kooperatif tipe STAD:
1) memilih Materi
Materi STAD dapat berupa materi yg diproduksi secara khusus untuk
Pembelajaran Tim siswa. Materi dapat pula asal dari kitab teks atau asal
lain yg tersedia, atau dapat pula dibuat oleh guru. Sebelum memberikan
materi pembelajaran, dirancang lbr aktivitas/lbr diskusi yang akan
dikerjakan sang setiap gerombolan .
2) menghasilkan grup peserta didik
Tim STAD merupakan gerombolan yang majemuk yang
mencerminkan seluruh kelas. Setiap gerombolan terdiri berasal 4-lima anak
dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi pembentukan gerombolan termasuk jenis kelamin dan
latar belakang, ras, dan etnis.
3) memutuskan Titik Awal
Skor awal peserta didik bisa ditentukan dengan menyampaikan pre-test
sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai, atau
menggunakan memakai skor tes terbaru siswa.
4) Pengembangan Tim
Sebelum memulai pembelajaran kooperatif metode STAD, lebih baik
menunjukkan pada setiap tim kesempatan untuk melakukan sesuatu yg
menyenangkan serta saling mengenal satu sama lain. Tim, contohnya, bisa
memilih nama buat gerombolan mereka.
5) Mengakui Prestasi Tim
Penghargaan gerombolan diberikan sesuai skor rata-rata serta dibagi
sebagai 3 kategori: kelompok baik, gerombolan sangat baik, dan
gerombolan super. 21
2. hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
yang akan terjadi belajar artinya kemampuan yang diperoleh siswa selesainya
mengikuti aktivitas pembelajaran. Belajar merupakan perubahan tingkah laku

21
Eka Fitri Hastut. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpendapat.Jurnal Pesona Vol. 3. No. 22017, 142
ataupenampilan yg ditimbulkan sang adanya rangkaian kegiatan seperti membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. 1 aktivitas atau sikap belajar
terdiri dari aktivitas psikis serta fisik yang bekerja secara terpadu dan
menyeluruh. Sejalan dengan hal tadi, belajar bisa diartikan sebagai berusaha atau
berlatih buat memperoleh suatu keterampilan.22
menurut Henry E. Garret, belajar ialah suatu proses yg terjadi dalam jangka
waktu yang usang melalui latihan dan pengalaman, sebagai akibatnya membentuk
perubahan serta perubahan pada gaya bereaksi terhadap suatu perangsang
eksklusif.23
Belajar dilakukan buat mengubah tingkah laku orang yang belajar. Perubahan
tingkah laris artinya perolehan yang menjadi konsekuensi belajar.yang akan terjadi
berasal proses belajar peserta didik yang sesuai dengan tujuan instruksional
dikenal menggunakan istilah hasil belajar.
hasil belajar adalah kemampuan yang dikembangkan anak sehabis mengikuti
aktivitas pembelajaran.
sementara itu, Nana Sudjana mendefinisikan akibat belajar menjadi
kompetensi yg dimiliki peserta didik sehabis mengikuti pengalaman belajarnya.
dari Mulyasa, hasil belajar adalah prestasi belajar siswa secara holistik yg
ialah penanda kemampuan dasar dan derajat perubahan sikap yang
bersangkutan.24
Pandangan lain menyatakan bahwa hasil belajar meliputi segenap apa yg
dimiliki peserta didik menjadi dampak asal kegiatan belajarnya. hasil belajar
mencakup pola-pola, perbuatan, nilai-nilai, konsep-konsep, sikap-perilaku,
persepsi, dan kemampuan.
Kaller mendefinisikan hasil belajar sebagai "prestasi acuan yang ditunjukkan
sang murid." Sedangkan proses kognitif, berdasarkan Bell Gredler, merupakan

22
Juraini, Muhammad Taufik, I Wayan Gunada.. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Team Achievement Division) dengan Metode Eksperimen terhadap Keterampilan Proses
Sains dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa SMA Negeri 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume II No 2 2016. 82
23
Neli Laa, Hendri Winata, Rini Intansari Meilani. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division terhadap Minat Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran Vol. 2 No. 2 2017. 139
24
Erlita Hidaya Nikmah, Achmad Fatchan, Yuswanti Ariani Wirahayu. Model Pembelajaran Student
Teams Achievement Divisions (STAD), Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Geografi
Vol. 3 No. 3 2016. 9
yang akan terjadi belajar, dan akibat belajar tadi meliputi pengetahuan ekspresi,
keterampilan intelektual, keterampilan motorik, perilaku, dan taktik kognitif. 25
dari pendapat para ahli pada atas dapat peneliti simpulkan bahwa yang akan
terjadi belajar adalah talenta yg dimiliki siswa selesainya proses belajar mengajar.
buat mencapai yang akan terjadi belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian, yang
adalah metode buat mengukur tingkat penguasaan siswa.
hasil belajar juga dapat diartikan menjadi akibat yang diperoleh peserta didik
menjadi akibat asal suatu proses pembelajaran. akibat dari suatu proses ialah
pengetahuan, perilaku, kebiasaan, pengalaman, serta keterampilan, yg terjadi baik
pada pendidikan formal juga nonformal. Sedangkan hasil kegiatan belajar siswa di
sekolah pada umumnya berupa angka-nomor atau alfabet sebagai nilai yang akan
terjadi belajar yang dapat ditinjau di buku rapor, yang merupakan perumusan
akhir yang diberikan sang guru mengenai kemajuan kegiatan belajar di sekolah di
saat yg sudah ditentukan.26
b. Jenis Hasil Belajar
pengajar wajib mengetahui aneka macam macam hasil belajar pada rangka
merancang planning pembelajaran, khususnya ketika berbagi tujuan pengajaran.
Tujuan pedagogi yg berupa kemampuan siswa pada akhir acara pengajaran di
hakikatnya artinya macam-macam yang akan terjadi belajar.
dari Gagne, yang akan terjadi belajar murid bisa diklasifikasikan sebagai 5
kategori:
1) Kemampuan mental (kognitif)
2) isu yg diberikan secara mulut
3) Merencanakan tugas-tugas kognitif (strategi kognitif),
4) perilaku
5) Kemampuan motorik.27
3. Pembelajaran IPS
a. Pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Ilmu Pengetahuan Sosial artinya komponen pendidikan yg menitikberatkan di
pengembangan kepribadian serta sikap peserta didik pada kehidupan sosialnya.
25
IkaWardana,, Tinggi Banggali, Halimah Husain.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team Achivement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA
Avogadro SMA Negeri 2 Pangkajene (Studi pada Materi Asam Basa). Jurnal Chemica Vol. 18 No. 1.
2017. 79
26
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2007),20.
27
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : ALFABETA, 2005), 11-12
Anak dididik dan dibina kualitas kemanusiaannya selaras dengan istiadat-adat
masyarakat melalui ilmu pengetahuan sosial, sehingga bisa dimanfaatkan menjadi
landasan bagi anak dalam setiap kepribadian serta perilakunya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) artinya bahan kajian terpadu yg artinya
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi berasal komponen sejarah,
geografi, sosial, antropologi, serta ekonomi serta keterampilan. Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) artinya pendekatan interdisipliner terhadap bidang-bidang ilmu sosial
yang berlandaskan di realitas dan fenomenal sosial.28
berdasarkan Kosasi Djahiri, IPS artinya ilmu yang mengintegrasikan sejumlah
konsep terpilih berasal bidang-bidang ilmu sosial serta ilmu-ilmu lain lalu
mengolahnya sesuai prinsip-prinsip edukatif dan didaktis buat dijadikan program
pedagogi di taraf persekolahan.29
Pengorganisasian materi pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar/MI mengikuti
pendekatan terpadu (integrated), merupakan materi pelajaran yang dikembangkan
dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yg terpisah-pisah melainkan di
aspek kehidupan konkret (faktual/real) siswa sesuai menggunakan usia, tingkat
perkembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap serta berperilaku.
berdasarkan uraian pada atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu acara
pendidikan bukan sub-disiplin ilmu yg terpisah. IPS memadukan sejumlah konsep
pilihan asal beberapa disiplin ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya, yg kemudian
diolah sesuai prinsip-prinsip edukatif dan didaktis buat dipergunakan menjadi
acara pengajaran tingkat sekolah.
b. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS mencakup aspek-aspek menjadi berikut:
1) insan, tempat serta lingkungan.
2) waktu, keberlanjutan, serta perubahan,
3) Sistem sosial serta budaya.
4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.30

Metode Penelitian

28
D. R Hellison, Teaching personal and social responsibility through physical activity. Third Edition.
(USA: Human Kinetics, Inc. 2003) 32
29
I. G. AYanti,.Kontribusi Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Dan Sikap Sosial Terhadap Hasil Belajar
IPS. Jurnal Pendidikan IPS Indonesia Undiksha, Volume 5, no 2. 2021. 21
30
Sapriya.Pendidikan IPS. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011) 9
4. Metode Penelitian
Penelitian ini memakai penelitian tindakan kelas.berdasarkan David Nunan,
penelitian tindakan hanyalah suatu bentuk inkuiri reflektif diri yg dilakukan oleh
partisipan pada rangka menaikkan rasionalitas serta keadilan praktik mereka sendiri,
pemahaman mereka perihal praktik tadi serta situasi di mana praktik itu dilakukan. 31
dia pula mendefinisikan penelitian tindakan menjadi suatu proses yang sistematis
serta iteratif pada mengidentifikasi suatu gosip, duduk perkara, atau teka-teki yg akan
diselidiki dalam konteks eksklusif; berpikir dan merencanakan tindakan yang tepat
buat mengatasi problem tadi; melakukan tindakan; mengamati akibat nyata berasal
tindakan tadi; merenungkan akibat dan kemungkinan lain; mengulangi langkah-
langkah ini lagi
Peneliti memakai model Kemmis & McTaggart yg mempunyai empat aktivitas yaitu
perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. untuk langkah pertama adalah langkah
refleksi. Ini ialah refleksi berasal dampak-efek ini menjadi dasar untuk perencanaan
lebih lanjut, tindakan selanjutnya yg diinformasikan secara kritis dan seterusnya,
melalui serangkaian tahapan. Langkah ke 2 artinya langkah perencanaan. Ini ialah
langkah dimana peneliti berbagi rencana tindakan yang diinformasikan secara kritis
buat memperbaiki apa yg sudah terjadi. Langkah ketiga merupakan tindakan.Ini
merupakan implementasi dari langkah perencanaan.32
serta yang terakhir artinya termin observasi. Ini buat mengamati dampak dari
tindakan yang diinformasikan secara kritis pada konteks pada mana itu
terjadi.kegiatan-kegiatan ini adalah langkah-langkah mendasar yang terlihat mirip
sebuah siklus atau spiral. sesuai refleksi kemudian disusun rencana (perbaikan),
tindakan serta observasi serta refleksi, serta seterusnya.
2. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
a. Lingkungan Penelitian
1) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan dalam
rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan.Penelitian dilakukan pada siswa
kelas V di MIN 4 Jember.
2) Waktu Penelitian

31
Fauti Subhan, Penelitian Tindakan Kelas, (Sidoarjo: Qisthos Digital Press, 2013), 17.
32
Fauti Subhan, Penelitian Tindakan Kelas, (Sidoarjo: Qisthos Digital Press, 2013), 17.
Waktu saat penelitian berlangsung atau dilaksanakan disebut sebagai
waktu penelitian.Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan
Oktober-November.
b. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 4 Jember tahun pelajaran
2022-20023. Jumlahnya 23 siswa, terdiri dari 6 siswa perempuan dan 17 siswa
laki-laki dengan karakter dan keterampilan yang bervariasi, baik bakat sosial
ekonomi maupun kemampuan berpikir.
Rencana Penelitian
5. Rencana Tindakan
pada penelitian ini penelitian menggunakan contoh Kemmis dan McTaggar. Kemmis
danMcTaggart memiliki empat komponen primer yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan, serta refleksi.
Berikut ialah penerangan tentang empat fase:
a. Fase perencanaan
tahap perencanaan dilakukan selesainya mengidentifikasi serta mendiagnosis
problem Kemampuan Berbicara peserta didik yg terjadi pada kelas dibuktikan
menggunakan observasi serta wawancara; selanjutnya pada fase ini perencanaan
dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus.
Perencanaan awam ditujukan buat mengatur semua aspek yang dirujuk ke
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Sedangkan perencanaan khusus ditujukan buat
menyusun rencana yg berkaitan dengan daur ke siklus. Perencanaan yang sudah
disusun akan dituangkan dalam RPP sesuai silabus yg digunakan ketika ini.
planning pembelajaran sudah disusun buat diimplementasikan siswa kelas V MIN
4 Jember. sudah disebutkan beberapa petunjuk mengenai mekanisme pedagogi,
media, sumber, dan penilaian.
b. Fase Akting
tahap bertindak di prinsipnya merupakan realisasi asal tindakan yg sudah
direncanakan sebelumnya mirip seni manajemen apa yang digunakan, materi apa
yang diajarkan serta lain-lain.
pada tahap ini dimulai proses buat mendalami lebih pada dilema yang diteliti,
diharapkan ketika dua minggu dalam 2 daur dimana setiap daur terdiri asal 2
rendezvous pada tindakan menurut Arikunto tahap tindakan wajib dilaksanakan
minimal 2 daur. secara terus menerus serta jangka ketika setiap daur tergantung
pada kebutuhan materi yg ada di acara semester atau tahunan yang dirancang sang
pengajar
c. Fase Pengamatan
pada tahap ini, peneliti serta pengajar secara kolaboratif menuliskan semua
insiden yang terjadi pada kelas, dan melakukan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan catatan lapangan atau lbr observasi tidak
terstruktur. Peneliti mengamati akibat intervensi serta merefleksikan
efektivitasnya.waktu mengamati, pengamat harus memperhatikan serta mencatat
seluruh aktivitas di kelas fisik. Mungkin ihwal kinerja guru, situasi kelas, respon
peserta didik, dll.pada tahap ini jua mengumpulkan data yg dari dari penilaian atau
post-test.
d. Fase Refleksi
Tahapan ini bertujuan buat melakukan refleksi atau penilaian berasal tiga
tahapan sebelumnya, hal ini dilakukan sesuai data yg sudah terkumpul untuk
mengadakan penilaian guna menyelesaikan net cycle.dengan demikian, refleksi
dapat dipengaruhi sehabis dilakukan tindakan serta hasil observasi. Bila masih
ditemukan beberapa persoalan, maka perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai
selesai.33
2. alat pengumpulan data
a. Pengamatan
pada menyusun observasi, peneliti mencatat beberapa perilaku siswa yang
dapat diamati yang membagikan pemahaman mereka terhadap materi yg diajarkan
yang dapat dipandang guru berasal aktivitas dan respon mereka selama proses
belajar mengajar.
b. Wawancara
Peneliti biasa mendapatkan data wacana pelaksanaan penelitian tindakan kelas
pada pengajar.
c. Tes
pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes prestasi buat mengukur peningkatan
Kemampuan Berbicara siswa.34

3. Indikator Keberhasilan

33
Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara 2009), 21-23
34
Wijaya Kusumah,Dedi Dwitagama,Mengenal PenelitianTindakanKelas,(Jakarta:PT.Indeks,2009), 39.
Indikator kinerja yg akan diperoleh pada penelitian tindakan kelas ini adalah
peningkatan akibat Belajar di siswa kelas IV MIN 4 Jember selesainya menerapkan
Metode STAD. menjadi berukuran keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini, siswa yg mencapai KKM adalah 65 serta persentase keLulusan siswa mencapai
lebih asal 70%. Bila hasilnya tidak memuaskan maka akan dilakukan siklus kedua dan
seterusnya. daur akan berhenti Jika akibat siswa telah memenuhi KKM serta persentase
keLulusan 70%.
Data yg diperoleh dalam penelitian ini ialah data kuantitatif yaitu skor yang akan
terjadi belajar siswa di kegiatan pembelajaran daur I. Data diolah menggunakan
memakai teknik analisis kelengkapan dan teknik analisis komparatif. sesudah data
diperoleh, langkah selanjutnya ialah memasak data dan menganalisis data yang akan
terjadi belajar peserta didik serta yang akan terjadi observasi guru serta siswa.
Untuk menghitung persentase keLulusan belajar, digunakan rumus sebagai berikut.
ƒ
P= 𝑥100%
𝑁

f=frekuensiyangsedang dicaripersentasenya.

N=jumlahFrekuensi/banyakindividu.

P=angkapersentase

Waktu Pelaksanaan Penelitian


Merupakan table perencanaan sampai selesai yang dibatasi waktu sesuai dengan
kemampuan peneliti
N WAKTU PELAKSANAAN
KEGIATAN
O
1 Preliminary 11
oktober
Study
2022
2 Siklus I 18 Oktober
pertemuan 2022
Pertama
3 Siklus I 25
Pertemuan Oktober
Kedua 2022
4 Post-test 8
November
2022
5 Final Report 12
November
2022

Pedoman Wawancara
PANDUAN WAWANCARA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

INFORMAN DI MIN 4 JEMBER

Pelaksanan : Penelitian Tindakan Kelas Mengenai Pembelajaran IPS

Tempat : MIN 4 Jember

Tanggal pelaksanaan: 10 Oktober 2022,

peneliti akan mengumpulkan informasi untuk mengali pendapat guru mengenai:


1. Gambaran umum terkait metode pembelajaran yang digunakan guru saat
mengajar
2. Pengetahuan guru mengenai metode STAD
3. Tanggapan guru tentang diterapkan metode STAD
4. Apakah model pembelajaran kooperatif sering digunakan oleh guru
5. Kendala dan solusi yang dihadapi guru terkait metode yang digunakan
6. Perasaan siswa ketika belajar dengan metode STAD
7. Keterlibatan siswa untuk membantu teman saat belajar
Pelaksanaan:
1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan wawancara
3. Minta ijin untuk merekam seluruh pembicaraan dan merahasiakan identitas informasi
4. Pimpin diskusi dengan bantuan notulen.

Topik yang dibahas pertanyaan


Gambaran umum terkait metode 1. Metode pembelajaran apa yang digunakan
yang digunakan guru saat anda saat mengajar di kelas?
mengajar. 2. Mengapa anda menggunakan metode
tersebut?
3. Bagaimana anda mengetahui metode
mengajar yang anda gunakan sudah
membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran?
4. Apakah dalam metode mengajar tersebut,
anda juga sering menggunakan metode
lain seperti tutor sebaya?
Tanggapan guru tentang 1. Apa yang anda ketahui tentang metode
diterapkan metode STAD STAD?
2. Bagaimana tanggapan anda tentang
diterapkan metode STAD?
3. Apakah dengan menggunakan metode
tutor sebaya lebih muda dalam
menyelesaikan materi?

Kendala dan solusi yang dihadapi 1. Apa saja kesulitan yang anda alami?
guru terkait metode yang 2. Apakah anda melihat siswa mengalami
digunakan kesulitan belajar saat belajar kelompok?
3. Apakah anda melihat siswa sering
berpendapat dalam berdiskusi kelompok
dan memecahkan masalah? Jelaskan!
4. Apakah dalam bekerja kelompok siswa
saling menghargai pendapat teman?
5. Bagaimana respon/tindakan anda jika
melihat ada siswa yang merasa kesulitan
dalam menyelesaikan tugas secara
berkelompok?

Hasil dan Temuan Penelitian


PTK model Kemmis dan McTaggart digunakan dalam mata kuliah penelitian tindakan
ini. Satu sesi digunakan untuk menyelesaikan survei. Empat langkah mendasar yang
membentuk setiap penyampaian mata kuliah: perencanaan, kegiatan, observasi, dan
refleksi. Dengan total 23 mahasiswa, sesi pertama berlangsung pada hari Selasa, 18
Oktober 2022 dan Selasa, 13 Oktober 2022, sesuai rencana. Untuk mengukur hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS di setiap mata kuliah, kami menganalisis informasi dari
wawancara pra dan pasca-prosedur, dokumen, dan penilaian non-eksperimental.
Pendekatan STAD digunakan untuk mengimplementasikan penelitian tindakan kelas ini
dan meningkatkan hasil belajar siswa.Pendekatan STAD digunakan untuk mengajarkan
dua mata kuliah kepada mahasiswa, yang meningkatkan hasil belajar IPS. Satu siklus
pencarian data diterjemahkan menjadi:
1. Pra-siklus
Peneliti melakukan tahap pra sesi sebelum sesi pertama dan kedua selama tahap
pelaksanaan penelitian. Para ilmuwan awal yang diwawancarai adalah: a. Siswa MIN 4
Jember diwawancarai sekali lagi oleh guru IPS Wiwick Soumyathi. Tujuan dari
kegiatan wawancara ini adalah untuk mengidentifikasi tantangan dan masalah yang
muncul selama proses pembelajaran IPS. Setelah wawancara, latihan observasi juga
dilakukan untuk memantau pengajaran IPS.
Siswa mampu mengenali konflik yang terjadi selama pembelajaran IPS mereka, dan
guru diwawancarai.Tingkat pembelajaran siswa yang rendah diamati dalam
pembelajaran IPS.Pendekatan ceramah masih digunakan untuk mengajar IPS. Guru
secara sporadis menggunakan pendekatan STAD untuk mengajarkan mata pelajaran
sosial. Guru harus mengidentifikasi sumber daya yang benar-benar melibatkan siswa
mereka untuk menekankan metode pembelajaran yang lebih konvensional dan klasik.
Tugas dari buku teks dan soal-soal Lembar Kerja Siswa (LKS) harus diselesaikan
oleh siswa. Guru berupaya untuk merangkum tugas membaca dan menyelesaikan tugas
yang tercantum dalam buku teks. Seorang siswa menyatakan bahwa guru IPS sering
memberikan tugas pekerjaan rumah berdasarkan buku teks atau LKS dan kemudian
menjelaskan informasinya ke kelas.
2. Siklus 1
a. pertemuan Pertama
Ada empat tahap dalam siklus pertama: perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara spesifik tahapan
kegiatan siklus pertama tercantum di bawah ini.
1) Perencaanaan(Planning)
Peneliti membuat pertanyaan penelitian, menyesuaikan dan membuat rencana
pembelajaran, menyiapkan media, dan membuat alat pengumpul data seperti
lembar catatan dan aturan wawancara guru sebelum melakukan tindakan
terhadap siswa. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam kemampuan
berbicara baik sebelum dan sesudah proses, kami membuat metode penilaian
non-eksperimental.
Pembuatan rencana pembelajaran dan instrumen evaluasi dilakukan terlebih
dahulu. Dokumen pedoman wawancara peneliti, yang dibuat untuk guru dan
siswa sebelum dan sesudah proses mengasah kemampuan berbicara melalui
media pendidikan, adalah langkah selanjutnya.
2) Acting
Selama ini, kami melakukan pembelajaran dengan menyampaikan informasi
dengan memanfaatkan media seperti permainan ular tangga.Pertemuan pertama
sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2022, dari pukul 08.00-
09.00 WIB, pada jam pelajaran ketiga dan keempat, yang masing-masing diberi
alokasi waktu 60 menit (2 x 30 menit).
seorang peneliti yang membantu seorang guru seperti saya dalam memimpin
kelas. Kegiatan persiapan, inti, dan penutup yang membentuk proses
pembelajaran diuraikan lebih rinci di bawah ini:
1) Kegiatan Pembuka
Pengajar menyapa siswa dengan suara lantang sementara peneliti
memulai kegiatan dengan menyiapkan siswa untuk menerima materi.
Pengajar memotivasi kelas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berbasis fakta.Siswa berdoa bersama guru sebelum memulai pelajaran. Guru
memberikan wawasan dengan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti
"siapa yang Karakter favoritmu "," Siapa yang suka ditendang ke sini? ",".
Siswa menanggapi pertanyaan guru dengan antusias, kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) kegiatan inti
Guru melanjutkan kegiatan inti dengan membagi menjadi kelompok
beranggotakan lima orang. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Guru
menyebutkan aturan dan hukum menurut metode STAD.
Para siswa dengan antusias mengikuti instruksi guru dan dengan
antusias mulai memainkan mode permainan bersama kelompoknya. Guru
mengamati siswa dengan menggunakan metode STAD. Guru memberikan
instruksi ketika siswa mengajukan pertanyaan yang kurang jelas. Sementara
pemain lain mengambil kartu jawaban untuk memeriksa apakah jawabannya
benar atau salah. Siswa yang menjawab dengan benar mengambil satu
langkah di depan hadiah. Peserta yang menjawab salah harus mundur
selangkah.Guru juga mengingatkan siswa untuk berani mengucapkan kalimat
dalam bahasa Inggris.
Kegiatan pembelajaran STAD memudahkan siswa untuk sedikit
bergiliran berbicara, dan siswa secara bertahap melatih pelafalan yang benar.
Guru juga mengevaluasi kinerja siswa dengan menggunakan indikator
kinerja selama proses pembelajaran. Guru membatasi penggunaan metode
STAD menjadi 35 menit. Setelah waktunya habis, guru memberikan instruksi
untuk mengakhiri permainan dan meletakkan kembali media di atas meja
guru.

3) Kegiatan Penutup
Kegiatan inti dilanjutkan dengan kegiatan penutup dan siswa melakukan
tanya jawab tentang materi. Guru memberikan penguatan dan umpan balik
kepada siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan motivasi
semangat untuk selalu berusaha berbicara bahasa Inggris, dimulai dengan
membaca kalimat sederhana, kemudian guru mengucapkan salam dan siswa
dengan antusias menjawab salam tersebut.
Kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup sesuai
dengan metode RPP yang dikembangkan.
3) Observing
Kegiatan dalam istilah Observasi berarti kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
guru, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru bersama dengan penggunaan
kegiatan Bapak Wiwik SUmiyati, S.Pd yang bertugas sebagai observer melakukan
pengamatan. Selama tahap observasi, observer mengamati guru dan siswa
berinteraksi satu sama lain saat mereka belajar. Peneliti kemudian mencatat
informasi tentang bagaimana interaksi ini berhubungan dengan pelaksanaan tindakan
yang dirancang dan melakukan wawancara dengan guru dan siswa.
Berdasarkan evaluasi dan rekomendasi dari para observer, kegagalan guru dalam
meningkatkan penguatan informasi dan dominasi kelas, sehingga beberapa siswa
tidak terkondisi, merupakan hal yang perlu diperbaiki selama proses pembelajaran.
Hal ini merupakan refleksi siklus I pertemuan 2 untuk membantu guru berkinerja
lebih baik lagi.
4) Reflecting
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I, mulai dari pendahuluan, inti,
dan epilog, telah dikoordinasikan dengan RPP yang dibuat.Masih terdapat
permasalahan bagaimana pembelajaran diterapkan pada saat menggunakan media
permainan ular tangga, namun diharapkan dapat diperbaiki pada siklus
berikutnya.Data yang dihasilkan dari pelaksanaan siklus I pertemuan pertama lebih
besar dari data pra siklus, namun masih belum ideal atau belum lengkap. Peneliti
dan pendidik IPS bekerja sama untuk mengusulkan cara-cara untuk
menyempurnakan pembelajaran dari pertemuan 2 siklus pertama.
b. Pertemuan kedua siklus I
Untuk menentukan waktu pelaksanaan, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada
guru IPS, yang melanjutkan kegiatan dari siklus I pertemuan 2. Tahapan kegiatan pada
siklus I yang memiliki empat tahapan utama antara lain dapat digunakan untuk
membandingkan tahapan kegiatan pada siklus II:
1) Perencanaan
Peneliti mengembangkan RPP, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar validasi
siswa pada masa perencanaan ini dengan menggunakan ibu Wiwik Sumiyati, S.Pd.
sebagai validator. Agar perencanaan lebih canggih dan unggul, maka dilakukan
pertimbangan terhadap refleksi yang akan dilakukan pada siklus I pertemuan pertama
pada saat proses validasi dan pada saat menyiapkan berkas-berkas yang digunakan
pada siklus I pertemuan kedua.
Untuk mencapai penggunaan yang optimal, berbeda dengan menggunakan
RPP pada siklus I pertemuan pertama dilakukan penyesuaian strategi pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertanya dan saling
memberikan jawaban yang benar kepada teman kelompoknya secara berpasangan.
Hasilnya, siswa menjadi lebih terlibat dan mencapai hasil belajar yang lebih
baik.Kegiatan drilling yang bertujuan untuk menginspirasi siswa dan memberikan
kontribusi pada pembelajaran yang dapat meningkatkan atau memperbaiki aspek
kebahasaan, baik dari keberanian, kosakata, pengucapan, pemahaman, maupun
kelancaran, melengkapi penguatan pembelajaran dari kegiatan penutup.Latihan
drilling, menurut pendapat Brown, dapat memberikan kesempatan untuk
mendengarkan dan menirukan baik unsur fonologis maupun gramatikal.
2) Acting
waktu pelaksanaan siklus I pertemuan kedua artinya pada hari Selasa tanggal
25 Oktober 2022 pukul 08.00-09.00 WIB menggunakan alokasi saat 60 mnt (2x30
mnt). masih dengan aplikasi di jam ketiga dan keempat seperti rendezvous pertama di
siklus I. Tindakan pada pembelajaran meliputi aktivitas pendahuluan, inti dan
penutup yg dijelaskan lebih rinci menjadi berikut:
a) Kegiatan pembuka
kegiatan pembelajaran di daur I rendezvous ke 2 sudah disusun pada RPP
sesuai hasil refleksi di daur I rendezvous pertama. aktivitas pembelajaran dimulai
ketika guru menyapa serta siswa menjawab menggunakan antusias, meskipun
pada bepergian balik . pengajar menyampaikan motivasi dan menanyakan
keterangan siswa, “Selamat pagi semuanya,?”, siswa menjawab, “aku baik-baik
saja, serta kamu?”, lalu guru menjawab “saya baik jua” . pengajar melanjutkan
dengan menyampaikan apersepsi tentang karakter favorit peserta didik, kemudian
pengajar memberikan tujuan pembelajaran.
b) kegiatan Inti
guru menyampaikan materi inti yg telah diulas sebelumnya. peserta didik
mengamati dan mendengarkan penjelasan guru, lalu pengajar mulai membagi
grup menjadi lima terlebih dahulu. pengajar memberikan kesempatan buat
berkelompok sesuai menggunakan keinginannya, tetapi pengajar permanen
mengatur agar kelompoknya tidak sejenis
. pengajar menyampaikan instruksi serta mengungkapkan aturan Metode
STAD.siswa memulai kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan STAD
menggunakan sangat aktif diskusi masing-masing gerombolan berjalan dengan
efektif, pengajar juga menyampaikan tes buat memilih skor terbaik asal masing-
masing grup.
guru menghentikan pembelaran yang berlangsung selama 25 mnt, lalu
pengajar menginstruksikan buat kembali ke tempat duduk masing-masing.
kegiatan selanjutnya ialah siswa mengajukan pertanyaan pada teman sekelasnya.
kegiatan berlangsung secara bergiliran buat bertanya secara verbal kepada teman
duduknya.
guru terlebih dahulu memberikan simulasi kepada peserta didik. pengajar
memanggil perwakilan 2 siswa buat maju ke depan bertukar tugas sebagai
pasangan atau pemeriksa. peserta didik yang masih pemalu serta cenderung
mempunyai inteligensi rendah, pengajar memantau pribadi pada depan, sehingga
memudahkan siswa lainnya
c) kegiatan penutup
kegiatan ini dilanjutkan menggunakan metode drill, dimana pengajar
memberikan instruksi “Ulangi sesudah aku !”, siswa menjawab “Baik Bu!”, “Pak
joko widodo merupakan Presiden republik Indonesia”, siswa menirukan dan
melafalkan dengan antusias. , "Bapak jokowi artinya Presiden Republik
Indonesia". Kegiatannya merupakan mendengarkan kalimat dan pengucapan asal
pengajar, lalu ditiru sang siswa secara bersama-sama, hal ini bertujuan untuk
melatih kembali kemampuan pengucapan yang benar serta siswa bisa
menghafalkan kalimat secara bersamaan.
kegiatan selesainya drill yaitu pengajar memberikan penilaian dengan menguji
serta menilai Kemampuan berdiskusi dengan mengajukan satu pertanyaan kepada
setiap individu. peserta didik harus menjawab dengan cepat serta sahih sebagai
akibatnya menerima evaluasi kriteria kelancaran serta pemahaman yg baik.
kegiatan pembelajaran dimulai berasal kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup sinkron dengan sistematika RPP yang sudah direncanakan. sesuai
kegiatan pembelajaran pada daur I pertemuan I dan II diperoleh yang akan terjadi
hasil belajar ips menggunakan Metode STAD pada kelas IV A MIN 4 Jember
berdasarkan tes yang dilaksanakan pada lepas 8 November 2022 artinya sebagai
berikut :
No NamaSiswa KKM Nilai Keterangan
1 AF 67 85 Lulus
2 AAWF 67 70 Lulus
3 AFNA 67 65 Belum Lulus
4 ARH 67 75 Lulus
5 AY 67 70 Lulus
6 A 67 60 Belum Lulus
7 BHA 67 80 Lulus
8 BPN 67 70 Lulus
9 DTYP 67 75 Lulus
10 F 67 60 Belum Lulus
11 IGD 67 90 Lulus
12 JNK 67 70 Lulus
13 KN 67 65 Belum Lulus
14 MNSI 67 75 Lulus
15 MHR 67 100 Lulus
16 MLH 67 65 Belum Lulus
17 MDF 67 85 Lulus
18 MDF 67 70 Lulus
19 MAF 67 90 Lulus
20 MDA 67 60 Belum Lulus
21 MH 67 60 Belum Lulus
22 NN 67 80 Lulus
23 NNA 67 70 Lulus
PesertadidikyangLulus 16
PesertadidikyangBelum Lulus 7
PersentasepesertadidikyangLulus 70%
PersentasepesertadidikyangbelumLulus 30

3) Observing
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan oleh ibu Wiwik Sumiyati,S.Pd
sebagai observer menyarankan penerapan manajemen kelas dan juga strategi yang
dapat membuat siswa lebih tertib dan terkondisikan.
Tidak hanya itu, dibandingkan dengan siklus sebelumnya, pembelajaran yang
dilakukan pada siklus ini berjalan dengan lancar dan sukses.Siswa lebih tertib dan aktif
mengikuti pembelajaran dengan Metode STAD.
Ketika guru meminta siswa untuk mengakhiri permainan, banyak siswa yang masih
ingin mengikuti pembelajaran menggunakan metode STAD. Siswa terlihat sangat
senang menggunakan metode STAF untuk mengasah kemampuan berdiskusi
menggunakan .
Dari nilai hasil tes . Nilai rata-rata hasil tes pada siklus I pertemuan pertama dan
kedua adalah 70% meningkat dari pre test sebelumnya yang hanya 39%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil Post-test dari siklus satu menyatakan bahwa rata-rata
peserta didik yang Lulus berjumlah 16 orang dengan presentasi 70%.Dimana
presentase sudah memenuhi indicator ketercapaian yang berjumlah 70%.Maka dengan
ini peneliti mencukupkan PTK sampai Siklus I.

Pembahasan Hasil Penelitian


Proses perencanaan pembelajaran menggunakan metode STAD. Penelitian tindakan
kolektif ini dibagi menjadi 1 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
durasi masing-masing 2 x 30 menit. Siklus pertama dirancang untuk membekali siswa
dengan pemahaman materi bab dan siklus kedua dirancang untuk membekali siswa dengan
materi bab.
Proses perencanaan dilakukan dengan mempersiapkan apa yang diharapkan untuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, antara lain: (1) Persiapan materi yang akan
disampaikan. (2) Menyiapkan sumber belajar. (3) Menyusun Pembelajaran Praktek
Perencanaan (RPP). (4) Mempersiapkan lingkungan belajar. (5) Siapkan panduan emosi
atau observasi dan wawancara. (6) Pengembangan desain pengujian.
Sebelum dilakukan pengukuran dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dengan menggunakan metode ceramah yaitu metode yang digunakan sebelum
dilakukan pengukuran. Pre-test dilaksanakan pada Selasa, 11 Oktober 2022 dalam satu
sesi.
. Penilaian pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada waktu yang telah ditentukan
oleh peneliti untuk mengukur sejauh mana metode pembelajaran yang digunakan berhasil
meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode pembelajaran STAD, dan
setidak-tidaknya berhasil mengubah pandangan siswa tentang isu-isu ilmu sosial.
sebelumnya dianggap sebagai topik ilmu sosial yang sulit untuk dibicarakan.
Pada pre-test yang dilakukan sebelum tindakan, siswa mendapatkan skor homogen hingga
rata-rata 39%.
Tindakan siklus pertama diperoleh siswa sebagai hasil penilaian tes. rata-rata nilai tes
siswa 70% dan terjadi peningkatan hasil belajar IPS untuk pengukuran Siklus I
Wawancara dengan guru kolaboratif Mak Wiwik yang mengatakan bahwa semangat
belajar siswa yang meningkat saat bermain tinggi mengiringi keberanian siswa untuk aktif
saat belajar, serta upaya guru dalam proses pembelajaran seperti pemberdayaan dan
penguatan. Memberikan umpan balik kepada siswa dapat memberikan lingkungan belajar
bagi pendatang baru. Siswa berpartisipasi secara aktif dan antusias dalam kegiatan
pembelajaran.
Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa senang bermain dan berani
menjawab pertanyaan secara lisan. Siswa harus menyelesaikan tantangan, termasuk
kemampuan memecahkan masalah yang melekat pada Metode STAD.
Siswa yang mendapat nilai tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peneliti
merotasi kelompok bermain yang berbeda dan memantau kemajuan permainan, yang
memotivasi siswa dengan karakter teman yang berbeda. Teman aktif menyemangati
mereka yang belum berani menjawab. Faktor lainnya adalah motivasi dari teman yang
bertanya dan semangat khusus dari teman yang memberikan jawaban yang benar sehingga
dapat memenangkan permainan. Keberanian dan rasa percaya diri akan meningkat pada
sikap mental siswa manakala pembelajaran IPS menggunakan metode atau contoh
pembelajaran yang menarik dan interaktif.
Berdasarkan hasil pemaparan di atas terlihat adanya peningkatan melalui pembelajaran
IPS khususnya setelah penggunaan lingkungan permainan ular tangga di kelas IV A MIN
4 Jember. Analisis hasil data pra siklus, Siklus I menghasilkan persentase nilai homogen
yang terlihat pada grafik

Presentase Hasil Belajar IPS


9 Students 16 Students
100.00%
90.00%
80.00% 70.0%
70.00%
60.00%
50.00% 39.0%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pre-Cycle Cycle 1

Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas IV MIN 4 Jember, hal tersebut dapat ditentukan berdasarkan temuan
penelitian dan analisis data. Peningkatan kelengkapan hasil belajar siswa menjadi bukti
akan hal ini. Pada siklus I sebanyak 16 siswa tuntas dengan persentase (70%) dan yang
belum tuntas 7 siswa dengan persentase (30%).
Biodata Peneliti
NamaLengkap : Niki Hidayah
NIM : 201101040008
Program Studi : PGMI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Instansi : UIN KHAS JEMBER
Alamat Rumah : Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Bali
Tempat,TanggalLahir : Negara, 27 November 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
No HP : 081775043640
Alamat Email : nikihidayah01@gmail.com

Riwayat Pendidikan : SDN 2 LOLOAN BARAT


SMPN 2 NEGARA

MAN 1 JEMBRANA

UIN KHAS JEMBER


Riwayat Organisasi : OSIS, PRAMUKA, KSPAN, PMR, IPPNU, HMPS

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsini (2009) Penelitian Tindakan Kelas, jakarta: Bumi Aksara
Depdiknas, (2005) IPS terpadu, Strategi dan Metode Pembelajaran IPS terpadu, Jakarta :
Depdiknas.
Gunada, Juraini, Muhammad Taufik, I Wayan.(2016) Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Metode
Eksperimen terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa
SMA Negeri 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi Volume II No 2.
Handayani, F .(2010) “Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan
Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi”.Jurnal penelitian kependidikan.Vol. 20 (2).
Hastut, Eka Fitri. (2017) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpendapat.Jurnal Pesona Vol. 3. No.2
Hellison, D. R. (2003) Teaching personal and social responsibility through physical activity.
Third Edition. USA: Human Kinetics, Inc.
Hidayat, H .(2010) “Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat
PDTM.” Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 10 (1).
Huda, M. (2011) Cooperative learning: Metode, teknik, struktur dan model terapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul .(2011)cooperative learning metode, teknik, struktur dan model penerapan,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Isjoni,(2009)PembelajaranKooperatif,Yogyakarta:PustakaPelajar,
Kusumah, Wijaya, Dedi Dwitagama, (2009) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
PT.Indeks.
Laa, Neli. Hendri Winata, Rini Intansari Meilani. \(2017) Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division terhadap Minat Belajar
Siswa.Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 2 No. 2.
Lamba, H. (2006) Penagaruh Pembelajara Kooperatif Model STAD dan Gaya Kognitif
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siwa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 13(2).
Nikmah, Erlita Hidaya, Achmad Fatchan, Yuswanti Ariani Wirahayu. (2016) Model
Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD), Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Geografi Vol. 3 No. 3.
Nugroho, U.Sugiyoni, S.S. Edin (2009) “IMPLEMENTASI KETERAMPILAN
BERORIENTASI PROSES PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD” Jurnal
pendidikan fisika Indonesia, Volume 5.
Puger,I Gusti Ngurah. (2004) Belajar Kooperatif.Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.
Putri, Kabita Camelia Sutriyono ” PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII” Jurnal
Pendidikan. 112
PutuRohika, Desak.(2017) Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SD
NO.2 Beng Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016.Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.Vol.1
Raharja, I G N.(2017) .Komang Rishi, dkk.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbantuan Video Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perakitan
Komputer.Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Undiksha Vol. 6 No.3.
Raharjo, Etin.(2007) Cooperative Learning, Jakarta: Bumi Aksara,
Rahmad.(2016)“Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar”. Jurnal
Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2 Nomor 1.
Sagala, Syaiful (2005) Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : ALFABETA.
Sapriya. (2011) Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman, (2007) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Setyowati, W. T., N. Harjono, G. S. Airlanda.(2018) Penggunaan Model Student Teams
Achievement Division (STAD) Berbantu Media Gambar dalam Upaya Meningkatkan
Kreativitas dan Hasil Belajar Muatan IPA Tema 7 “Peristiwa dalam Kehidupan” Siswa.
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 2,
Slavin,Robert E.(2010) CooperativeLearning:Teori,RisetdanPraktik,Bandung:NusaMedia,
Subhan,Fauti (2013) Penelitian Tindakan Kelas, Sidoarjo: Qisthos Digital Press.
Wardana,Ika , Tinggi Banggali, Halimah Husain. (2017) Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achivement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI IPA Avogadro SMA Negeri 2 Pangkajene (Studi pada Materi
Asam Basa). Jurnal Chemica Vol. 18 No. 1.
Wina Sanjaya, (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta:
Kencana.
Yanti, I. G. A. (2021).Kontribusi Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Dan Sikap Sosial
Terhadap Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan IPS Indonesia Undiksha, Volume 5, no 2

Anda mungkin juga menyukai