Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH METODE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

UPTD SD NEGERI JADDIH 4

Inayatus Salimah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STKIP PGRI Bangkalan

Inayatussalimah9@gmail.com

ABSTRAK

Salimah, Inayatus. 2021. Pengaruh Metode Talking stick terhadap hasil belajar siswa kelas IV UPTD SD
NEGERI JADDIH 4. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP PGRI Bangkalan.
Pembimbing: (I) Yunita Hariyani,M.I.Kom dan Rendra Sakbana Kusuma, M.Pd.

Kata-kata kunci: metode pembelajaran, talking stick, hasil belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pre-experimental jenis one group pretest-postest design.
Subjek dalam penelitian ini kelas IV UPTD SD NEGERI JADDIH 4 dengan jumlah sebanyak 13 siswa. Kelas IV
merupakan kelas pre-Experimental design diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan metode talking stick.
Teknik pengumpulan data menggunakan test soal dengan pemberian pretest dan postest. Adapun teknik analisis
data penelitian ini menggunakan uji prasyarat analisis dan uji statistik hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh metode talking stick pada mata pelajaran IPA
terhadap hasil belajar siswa kelas IV UPTD SD NEGERI JADDIH 4. Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh
dalam uji t-test diperoleh nilai signifikasi 0,004 lebih kecil < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak . Dari
signifikasi pengaruhnya dengan uji t pada taraf signifikasi sebesar 0,004 lebih kecil < 0,05 dari tabel di atas,
untuk variabel independen pretest diperoleh t hitung sebesar 3,629. Hal tersebut menunjukkan bahwa t hitung >
t tabel ( 3,629 > 2,179) maka H1 di terima H0 di tolak.

ABSTRACT

Salimah, Inayatus. 2021. The effect of the talking stick method on the learning outcomes of 5 th grade UPTD
SD Negeri jaddih 4. Primary school teacher educations study program, STKIP PGRI Bangkalan.
Advisor:
(I) Yunita Hariyani,M.I.Kom dan Rendra Sakbana Kusuma, M.Pd.

Keywords: learning methods, talking stick, learning outcomes.

This reseaarch is a quantitative pre-expermental research type one group pretest postest design. The
subjects in this study were the fourth grade of UPTD SD Negeri jaddih 4 with a total of thirteen students. The
fourth class is a pre-experimental class, the desain is given treatment and after being treated with the talking
stick method. The data collection technique used arequstion test with pretest and p[ostest. The data analysis
technique of this research uses the prerequisite analysisntest snd hypothesis statistical test.

The results showed that there was an effect of the talking stick method on science subjects on the
learning outcomes of fourth grade students of UPTD SD Negeri Jaddih 4. This can be seen from the results
obtained in the t-test, the significance value of 0,004 is smaller than 0,05. then H1 is accepted and H0 is rejected.
from the significance of the effect with the t test at a significance level of 0,004 smaller than 0,05 from the table
above, for the independent variable pretest obtained t count of 3,629. This shows that t arithmetic > t table
(3,629 > 2,179) then H1 is accepted and H0 is rejected.

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


PENDAHULUAN

Pendidikan adalah keterampilan pengetahuan melalui suatu pembelajaran guna mencerdaskan


kehidupan bangsa. Pendidikan mempunyai faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan suatu
bangsa. Pendidikan sangat berperan penting untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermutu.
Pembaruan dalam pendidikan harus selalu dilakuakan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan
nasional, seperti : peningkatan mutu suatu pembelajaran, efektivitas metode pembelajaran dan
pembaruan kurikulum. Sedangkan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat
dipisahkan. Dengan belajar dan pembelajaran menjadikan adanya suatu hubungan antara guru dengan
siswa. Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar dimaknai sebagai
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Keberhasilan dalam proses belajar dan
pembelajaran dapat dilihat dengan cara pencapaian tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa proses dalam mengajar berhasil. Guru harus pandai
menuntun siswanya pada tujuan yang hendak ingin dicapai.

Menurut Ismail (2016:32) kesulitan belajar di artikan sebagai suatu proses belajar yang
mengalami hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar. Proses pembelajaran di UPTD
SD NEGERI JADDIH 4 Terdapat permasalahan yang mana guru hanya berceramah saja sehingga
siswa hanya mendengarkan tidak terdapat hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Pembelajaran
IPA dikatakan sulit oleh guru dan siswa karena pada saat pembelajaran Ipa guru hanya berceramah
saja. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dapat menyebabkan kurang maksimalnya hasil
belajar siswa. Setelah hasil observasi dilakukan pada siswa dan wali kelas IV Siswa diberi
kesempatan untuk mendengarkan materi saja lalu setelah itu guru memberikan tugas kepada siswa.
Metode ceramah yang digunakan ini membuat siswa merasa bosan. Banyak cara yang dapat dilakukan
oleh guru agar proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan menyenangkan yaitu dengan
cara menciptakan suasana yang nyaman pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan
metode pembelajaran yang kreatif dapat mendorong siswa agar lebih menyenangkan dalam proses
pembelajaran IPA. Permasalahan belajar siswa mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran IPA
siswa kelas IV UPTD SD NEGERI JADDIH 4 yaitu, hasil belajar IPA yang masih rendah di bawah
KKM. Masalah belajar yang dihadapi siswa mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran IPA
siswa kelas IV SDN Arosbaya masih rendah dan nilai masih di bawah KKM , Dapat dilihat dari Nilai
UTS siswa pada mata pelajaran IPA Di semester ganjil yaitu 40% dari jumlah siswa yang mendapat
nilai kurang dari 70 atau di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pemilihan metode
pembelajaran yang yang di anggap kurang tepat ini di anggap menjadi faktor

IPA adalah singkatan dari ilmu pengetahuan alam atau sains. IPA adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang alam. Menurut Susanto (2013:167) mengatakan sains dan IPA
merupakan upaya yang dilakukan manusia dengan memahami alam melalui peninjauan yang tepat.
Serta menggunakan tata cara , dan dijelaskan dengan logika sehingga mendapatkan kesimpulan. Selain
itu pelajaran IPA di SD dapat mengembangkan pengetahuan serta mengembangkan rasa ingin tahu
siswa terhadap suatu objek. Ilmu pengetahuan alam sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memecahkan suatu masalah yang dapat diselesaikan. Penerapan pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman belajar melalui pengembangan proses dan sikap ilmiah. Metode yang
digunakan pada pembelajaran IPA kali ini yaitu metode talking stick.

Ismail (2016:38) mengatakan bahwa Kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
; a) Faktor internal Faktor internal yang mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, kondisi dan keadaan fisik. b) Faktor eksternal yang mencakup kondisi sosial siswa seperti
lingkungan, sekolah, dan ekonomi keluarga. Untuk melaksanakan proses pembelajaran IPA suatu
materi pembelajaran perlu memperhatikan metode yang tepat dan dapat menarik perhatian anak. Agar

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


tujuan pembelajaran IPA dapat berhasil, peran guru sangat diperlukan karena guru perlu menciptakan
suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Suasana belajar yang
menyenangkan dapat diperoleh melalui sumber belajar contohnya buku. Metode yang di gunakan
dalam pembelajaran IPA kali ini yaitu metode talking stick.

Pada mulanya metode talking stick merupakan sebuah metode yang digunakan penduduk asli
amerika dengan menggunakan tongkat untuk mengajak semua orang untuk menyampaikan pendapat.
Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Apabila tongkatnya berhenti di salah satu siswa maka guru memberikan pertanyaan pada siswa
yang memegang tongkat tersebut. Penggunaan metode talking stick untuk mengungkapkan apakah
dengan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa . Pembaharuan yang saya
suguhkan pada siswa yaitu penggunaan metode talking stick yang mana pada proses pembelajaran IPA
ini berpusat pada siswa ,kreatif dan inovatif. Agar siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang bemakna dan menyenangkan.dengan demikian
siswa akan memperoleh manfaat dari pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis memilih metode pembelajaran talking stick agar mampu menguji kesiapan mental
siswa dalam menangkap materi pembelajaran selain itu metode talking stick ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya, melatih siswa dalam bekerja sama
dengan kelompok, serta melatih konsentrasi siswa. Penggunaan metode pembelajaran talking stick
diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa UPTD SD Negeri Jaddih 4.

KAJIAN PUSTAKA

Definisi Metode pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang harus dijalankan untun mencapai tujuan dari suatu
kegiatan. Metode pembelajaran talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang bertujuan untuk
mengajak orang untuk berbicara menyampaikan pendapat. Metode talking stick ini merupakan metode
pembelajaran kelompok dengan menggunakan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih
dahulu maka harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya. Kegiatan ini di lakukan secara berulang-ulang sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Dalam penerapan metode talking stick ini guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
dimana setiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa yang heterogen. Pengelompokkan kelompok
tersebut dipertimbangkan keakraban, persahabatan, kecerdasan serta minat yang berbeda. Metode ini
cocok diterapkan pada semua kelas.

Tujuan metode Talking stick

Tujuan metode talking stick yaitu agar mampu menguji kesiapan mental siswa dalam
menangkap materi pembelajaran selain itu metode talking stick ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan pendapatnya, melatih siswa dalam bekerja sama dengan kelompok,
serta melatih konsentrasi siswa.

Langkah- langkah metode pembelajaran talking stick

Adapun langkah-langkah metode talking stick adalah sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan tongkat terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.


2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian gurunmemberikan
kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajarinmateri pelajaran.
3) Siswa berdiskusi tentang permasalahan yang terdapat didalam wacana.
4) Setelah siswa selesai mempelajari dan membaca materi pelajaran, guru mempersilahkan siswa
untuk menutup isi bacaan.

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


5) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru mulai
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan yang di berikan oleh guru.
6) Guru memberikan kesimpulan.
7) Guru melakukan evaluasi/penilaian pembelajaran
8) Guru menutup pembelajaran.

Kelebihan dan kelemahan Metode talking stick

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan serta kekurangan. Kondisi yang ada di
sekolah maupun kelas menjadi penentu keefektifan metode itu sendiri. Kelebihan metode
pembelajaran talking stick adalah;
1) Menguji kesiapan belajar siswa.
2) Membuat belajar siswa lebih berkonsentrasi.
3) Membuat siswa agar lebih semangat belajar.
4) Dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
5) Dapat mengukur tingkat pemahaman siswa.
6) Melatih keterampilan dalam membaca dan memahami materi pelajaran.
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut:
1. Kurang sesuinya metode ini bagi siswa yang pemalu karena belum terlatih untuk
berbicara di depan umum.
2. Pengondisian kelas kurang efektif.

Pembelajaran IPA

Sering kita kenal ilmu pengetahuan alam dengan istilah pendidikan sains, yang disingkat
Menjadi IPA. IPA merupakan salah satu pelajaran pokok dalam pendidikan di jenjang sekolah dasar.
Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran dimana siswa merasa bahwa mata pelajaran ini dianggap
sulit. Anggapan sebagian siswa mengenai kesulitan mata pelajaran ini benar terbukti dari hasil
perolehan Ujian Akhir Sekolah yang telah dilaporkan oleh Depdiknas masih jauh di bawah standart
yang diharapkan. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin rendah nilai rata-rata Ujian Akhir
Semester (UAS) yang diperoleh siswa.
Dalam dunia pendidikan masalah yang dihadapi saat ini adalah rendahnya proses
pembelajaran yang diterapkan oleh guru kepada siswanya di sekolah. Selama ini proses pembelajaran
kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikir pada siswa. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran
di kelas diarahkan secara langsung terhadap kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa
di paksa untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang di
peroleh guna menghubungkan dengan kondisi kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini sering terjadi pada pembelajaran IPA yang memperlihatkan bahwa proses kegiatan
pembelajaran sains pada jenjang sekolah dasar dilakukan secara lumrah. Dalam pelaksanakan
pembelajaran guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dengan
melibatkan siswa serta penggunaan berbagai metode, pendekatan atau strategi pembelajaran yang
bervariasi.
Dalam proses pembelajaran berlangsung, banyak guru hanya terpaku pada buku teks yang
dijadikan satu-satunya sumber pembelajaran. Selain itu masalah teknik penilaian pembelajaran IPA
tidak akurat dan menyeluruh ini menjadi kelemahan dalam pembelajaran IPA itu sendiri. Proses
penilaian yang dilakukan guru dengan melakukan tes tulis objektif dan subjektif sebagai alat ukurnya.
Dengan melakukan penilaian seperti ini, guru dapat mengetahui kelemahan pembelajaran disekolah.
Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut karena masih banyak guru yang tidak
memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses sains pada anak. Keadaan seperti ini
menyebabakan kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada penyampaian materi saja. Setiap kali
diadakannya tes atau ulangan harian, baik ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir semester
(UAS) siswa hanya menghafal materi saja bukan memahami materi tersebut.
Tujuan pembelajaran IPA di SD

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


Tujuan pembelajaran IPA disekolah dasar dikenal dengan pembelajaran sains. Konsep
IPA di sekolah dasar merupakan rancangan yang masih teratur, karena tidak dipisahkan secara
sendiri. Seperti mata pelajaran kimia dan fisika.
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional Standar Indonesia
(BNSI, 2006) yaitu;
1. Memperoleh keyakinan terhadap tuhan yang maha esa berdasarkan keberadaan, keindahan,
dan keteraturan alam.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pengalaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di
terapkan di kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah,
dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk lebih menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan di jenjang selanjutnya.

Hasil Belajar IPA

Untuk mengetahui prestasi belajar IPA pada penelitian ini yaitu dengan dilakukan tes hasil
belajar pada mata pelajaran IPA pada materi hewan dan makanannya. Jadi yang dimaksud Hasil
belajar IPA yaitu hasil belajar siswa berupa skor atau nilai setelah mengerjakan tes mata pelajaran IPA
materi hewan dan makanannya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, Menurut Sugiyono (2019 : 114)
penelitian ini menggunakan metode eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh penggunaan metode talking stick terhadap Hasil belajar IPA siswa kelas IV UPTD SD
NEGERI JADDIH 4. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pre eksperimen design dengan jenis
one grup pre test-post test design yang dilakukan pada satu kelompok saja yang dipilih secara acak
sebelum diberi perlakuan.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Tabel 1.1

Uji coba instrumen

NO NAMA SKOR
1 ACH ABIEL NURIYANTO 22
2 AISYAH ADAM MAULIDA 22
3 ALAN ARIYADI 3
4 DEFRI 33
5 KIRANA MAHARANI ABIDIN 18
6 LAILATUS SOLEHAH 9
7 MONALISA 13
8 RIFKA ANJANI 19
9 SAFIRA 7
10 TIARA DWI 15

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 SKOR TOTAL
1 ACH ABIEL NURIYANTO 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
2 AISYAH ADAM MAULIDA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
3 ALAN ARRIYADI 0 1 00 100 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
4 DEFRI 1 1 11 011 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22
5 KIRANA MAHARANI ABIDIN 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
6 LAILATUS SOLEHAH 0 1 00 110 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 9
7 MONALISA 1 1 11 010 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 13
8 RIFKA ANJANI 1 0 11 001 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
9 SAFIRA 0 1 00 110 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
10 TIARA DWI 0 1 11 001 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 15
Tabel 1.2

Hasil analisis pretest dan postest

NO NAMA Hasil Pretest Hasil Postest


1 AGUS SUPRIADI 66 77
2 AMILATUL UMAROH 72 83
3 AMINATUS ZAHROH 61 77
4 ANISA FIRDAUS 77 83
5 FISAL FATUR ROHIM 61 72
6 HALIMATUS ZAHROH 72 83
7 KAMILIA 66 88
8 JIF SAFANAN 61 66
9 LENI WULAN SARI 61 72
10 RIZKA AYU AMELIA 66 72
11 SULIS SETIA WATI 72 88
12 THORIQUL ABDI YANTI 66 72
13 TOHA SAUQILLAH 61 66

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


Dapat dilihat nilai siswa pada mata pelajaran IPA sebelum di berikan perlakuan (pretest)
masih banyak siswa mendapat nilai kurang dari 70 atau di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Pada data pretest terdapat 10 siswa yang mendaptkan nilai dibawah KKM. Sedangkan pada data
posttest terdapat 2 siswa yang masih dibawah KKM. Dari data posttest dapat disimpulkan bahwa
terjadi perubahan yang signifikan dari hasil postest karena sudah diberikan perlakuan .

Hasil uji coba instrumen

Uji coba instrumen pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV UPTD SD NEGERI
JADDIH 4 yang berjumlah 13. Jumlah perempuan sebanyak 8 siswa dan jumlah laki-laki sebanyak
15 siswa. Penelitian yang akan dilakasanakan oleh peneliti yaitu menggunakan pre-experimental
design jenis on-group pretest-posttes disign yaitu dengan menggunakan satu kelas dan menggunakan
pretest dan posttest pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terkait materi yang
akan disampaikan sedangkan posttes merupakan bentuk evaluasi akhir pembelajaran.

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan Berdasarkan uji coba instrumen
yang telah di lakukan sebanyak 10 responden , diperoleh hasil pengujian validitas untuk masing-
masing variabel yang dipaparkan dalam bentuk tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Soal


No Soal R. Tabel R.Hitung Keterangan

1 1 0,632 0,819 Valid

2 2 0,632 0,661 Valid

3 3 0,632 0,875 Valid

4 4 0,632 0,875 Valid

5 5 0,632 0875 Valid

6 6 0,632 0,157 Tidak Valid

7 7 0,632 0,882 Valid

8 8 0,632 0.694 Valid

9 9 0,632 0,409 Tidak Valid

10 10 0,632 0,819 Valid

11 11 0,632 0,337 Tidak Valid

12 12 0,632 0,882 Valid

13 13 0,632 0,039 Tidak Valid

14 14 0,632 0,882 Valid

15 15 0,632 0,309 Tidak Valid

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


16 16 0,632 0,819 Valid

17 17 0,632 0,882 Valid

18 18 0,632 0,236 Tidak Valid

19 19 0,632 0,864 Valid

20 20 0,632 0,572 Tidak Valid

21 21 0,632 0,882 Valid

22 22 0,632 0,819 Valid

23 23 0,632 0,819 Valid

24 24 0,632 0,882 Valid

25 25 0,632 0,819 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.1 diatas dari 25 butir soal tes diketahui jumlah soal
yang valid berjumlah 18 soal sedangkan jumlah soal yang tidak valid berjumlah 7 soal yaitu butir soal
nomor 6, 9, 11,13, 15,18, 20.

Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan menggunakan SPSS 21.

Berdasarkan uji coba instrumen yang telah dilakukan sebanyak 10 responden di peroleh hasil
pengujian reliabilitas untuk masig-masing variabel yang dipaparkan bentuk tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,938 18

Berdasarkan hasil uji Reliabilitas pada tabel 4.3 di atas di peroleh nilai Cronbach’s Yang cukup besar
yakni 0,938 yang berada pada kategori reliabilitas tinggi ( rentang 0,70 - 0,90). Maka dari itu, dapat di
artikan bahwa penelitian ini Reliabel.

Normalitas Kolmogrov-Smirnov

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakan data berdistribusi normal pada penelitian
ini uji normalitas dilakukan untuik mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini,
uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolomogrov-Smirnov yang di hitung dengan
menggunakan SPSS 21.0. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut:

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 13

Normal Mean ,0000000


Parametersa,b 5,12211683
Std. Deviation

Most Extreme Absolute ,220


Differences Positive ,220
-,148
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z ,792

Asymp. Sig. (2-tailed) ,558

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data

Maka dilakukan uji statistik dengan melihat nilai nilai Kolmogorov-Smirnovnya.


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Kolmogorov-Smirnovnya adalah 0,792
dengan signifikasi diatas 5% . Jadi dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi
normal karena nilai > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal. Pengujian ini menggunakan Scatter plot, yang mana jika data tersebut
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas .Dan sebaliknya jika dari garis diagonal dan tidak
mengikuti garis diagonal berarti tidak memenuhi asumsi. Dari hasil normalitas dapat
dilihat dari gambar dibawah ini.

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Variabel

Berdasarkan gambar 4.7 di atas terlihat bahwa titik-titik menekati garis


diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data ini berdistribusi normal.

Uji T

Uji t-test digunakan untuk megetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Hasil uji t tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji t


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 8,312 18,945 ,439 ,669
1
PRETEST 1,034 ,285 ,738 3,629 ,004
a. Dependent Variable: POSTEST

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


Dari signifikasi pengaruhnya dengan uji t pada taraf signifikasi sebesar 0,004 lebih kecil <
0,05 dari tabel di atas, untuk variabel independen pretest diperoleh t hitung sebesar 3,629. Hal tersebut
menunjukkan bahwa t hitung > t tabel ( 3,629 > 2,179 ) maka H1 di terima H0 di tolak.

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh metode talking stick terhadap hasil
belajar IPA UPTD SD NEGERI JADDIH 4. Sampel yang digunakan sebagai sumber data dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV UPTD Jaddih 4. Dalam pengumpulan data penelitian
menggunakan tes soal. Dari segi instrument pengumpulan data penelitian menggunakan tes
soal yang terdiri dari 25 butir. Diketahui bahwa metode talking stick berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, hasil yang diperoleh dalam uji t-test diperoleh nilai 3,629 > 2,179 maka H 1
diterima dan H0 di tolak maka dapat dipengaruhi metode talking stick terhadap hasil belajar
siswa pada materi hewan dan makanannya.
Metode pembelajaran talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang bertujuan untuk
mengajak orang untuk berbicara menyampaikan pendapat. Metode talking stick ini merupakan metode
pembelajaran kelompok dengan menggunakan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih
dahulu maka harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya. Kegiatan ini di lakukan secara berulang-ulang sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh
metode talking stick terhadap hasil belajar siswa UPTD SD Negeri jaddih 4. Diperoleh hasil
signifikasi sebesar 0,004 lebih kecil < 0,05 t hitung > t tabel ( 3,629 > 2,179 maka H 1 diterima H0
ditolak. Sehingga dikatakan memiliki pengaruh yang signifikasi antara pretest dan postest.

Siswa belajar menggunakan metode talking stick dimana penggunaan metode pembelajaran
talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang bertujuan untuk mengajak orang untuk berbicara
menyampaikan pendapat.

Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian pembahasan, penelitian memberikan saran sebagai


berikut:
1. Penerapan metode talking stick disesuaikan dengan materi yang sesuai dengan kondisi
kelas.
2. Siswa diharapkan untuk mengulangi kembali materi pelajaran yang sudah disampaikan.
3. Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat menggunakan metode talking stick dikelas lain.
4. Untuk penelitian selanjutnya,agar dapat menggunakan metode pembelajaran talking stick
atau metode pembelajaran lainnya yang bervariasi pada mata pelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, M. (2013). Model model pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis dan .

Yogyakarta: Pustaka belajar.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta

Fitri Lianingsih (2019). IPA ilmu pengetahuan alam SD/MI IV . Jakarta: PT Grasindo

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021


Ismail, (2016). Diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran aktif disekolah.

Jurnal edukasi:2(1):38.

Kristarini. (2017). Pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar IPS

siswa kelas V SD.e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD 5 (2),9.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenada Media Group.

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Diakses dari https

http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf pada tanggal 8 desember 2020 jam

08.23 WIB

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D . Bandung: Alfabeta.

Widiyanto, J. (2012). SPSS for windows Untuk Analisi Data Statistik dan Penelitian.

Surakarta: BP-FKIP UMS.

Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai