Anda di halaman 1dari 31

Penerapan Model Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Kelas 4 Sd Negeri 3 Kabat

Feby Noviana
(UIN KHAS Jember)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
November, 2022
A. Judul Penelitian:
“Penerapan Model Numbered Head Together untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Kelas 4 Sd Negeri 3 Kabat”

B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian bagian penting dalam pembangunan dan
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan sebagai wahana, merupakan suatu wahana
dalam usaha pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia dan proses
pendidikannya secara umum, proses pembelajaran secara khusus. Pencanangan
wajib belajar sembilan tahun adalah salah satu upaya pemerintah untuk
memajukan bangsa indonesia yang jauh ketinggalan dengan bangsa-bangsa
lainnya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang berbunyi :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan di
seluruh aspek kehidupan. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi manusia,
tetapi disisi lain menuntut maanusia masuk kedalam era kompetisi global yang
semakin ketat. Agar mampu bersaing dalam kompetisi tersebut maka perlu
adanya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
diantaranya dengan menjadikan pendidikan sebagai garda depan sehingga
pembaharua pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan untuk
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional mempersiapkan diri menghadapi arus global ini. Sesuai
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sudah jelas bahwa
sebenarnya tujuan dari pendidikan ialah agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya.
Strategi dan metode pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut
kompetensi yang harus dimiliki siswa sebagai hasil pembelajaran yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Siswa tidak hanya
mengetahui fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga terampil untuk dapat
menerapkan pengetahuan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan atau
teknologi.
Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan penting khususnya
dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya sebagai fasilitator, motifator,
creator dan inovator, sehingga pola fikir pembelajaran mengacu pada empat
pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO yaitu learning to know (belajar
mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to be (belajar
menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar hidup dalam
kebersamaan).
Pemilihan Model Numbered Head Together ini bertujuan untuk
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan semua peserta didik
mampu berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Hal ini terlihat dengan cara
siswa ketika belajar dengan cara mendengarkan guru cermah, masih banyak
siswa yang kurang memahami dalam pembelajaran, sehingga siswa yang lain
juga merasa jenuh di dalam kelas. Permasalahan ini terjadi di kelas IV Sd
Negeri 3 Kabat yang mana siswa di kelas tersebut kurang semangat dalam
pembelajaran, hal ini dikarenakan kurangnya motivasi guru terhadap siswa.
Hal ini terjadi di sekolah SD Negeri 3 Kabat proses belajar mengajar
guru sudah mencoba segala cara untuk bisa menanamkan kecintaan terhadap
materi yang dipelajari, khususnya materi IPS. Namun hasilnya belum bisa
memuaskan, bahkan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa terhadap
pelajaran tersebut. Pada awalnya guru itu menggunakan beberapa metode,
salah satunya metode yang diterapkan oleh guru itu metode Ceramah dan
Tanya jawab. Proses pembelajaran didalam kelas masih kurang efektif
dikarenakan siswa-siswi banyak yang izin keluar masuk kelas sehingga metode
pembelajaran tidak maksimal, melihat kondisi tersebut guru harus lebih kreatif
lagi dalam memilih media yang akan diterapkan nanti dikelas. Maka dari itu
guru memilih Metode NHT yang bertujuan agar pembelajaran berjalan secara
efektif dan menyenangkan. Setelah diterapkan dengan menggunakan metode
Metode NHT, peserta didik mulai meningkat hasil pembelajarannya. Suasana
di dalam kelas itu menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan, meskipun
pembelajarannya di buat bermain tetapi peserta didik semangat dalam
mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial.
Maka dari itu dalam proses belajar mengajar guru harus bisa memiliki
strategi yang tepat, guna untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk
lebih menghargai dan menyukai materi pembelajaran IPS. Karena materi IPS
merupakan materi yang penting bagi siswa dalam menjalani kehidupan sehari-
hari, oleh karena itu pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting dalam
peningkatan motivasi belajar siswa.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka
dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Penerapan Model Numbered
Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas 4 Sd Negeri 3
Kabat”

C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka yang menjadi pokok
masalah adalah:
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di
SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023?
2. Apakah dengan menerapkan metode Numbered Head Together dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di SD
Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Numbered Head
Together dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS
Kelas IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023.
2. Untuk mengetahui efektifitas dari penerapkan metode pembelajaran
Numbered Head Together dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pelajaran IPS Kelas IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun
2022/2023.

E. Manfaat Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi semua
pihak antara lain:
1. Bagi siswa kelas IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun
2022/2023.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di SD
Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menambah kecintaan siswa Kelas IV
di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023. terhadap semua
mata pelajaran, khususnya mata pelajaran IPS.
c. Hasil penelitian diharapkan menumbuhkan sikap yang baik di Kelas
IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023 dan mampu
mengamalkan pelajaran IPS dalam menjalani dinamika kehidupan.
2. Bagi SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang model
pembelajaran yang sesuai dengan proses belajar-mengajar di SD
Negeri 3 Kabat Banyuwangi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses belajar mengajar di SD Negeri 3 Kabat
Banyuwangi.
c. Hasil penelitian ini diupayakan dapat menjadi lebih lengkapnya
literatur masalah pendidikan di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi.
3. Bagi Peneliti
a. Penelitian ini untuk menegembangkan profesionalisme guru sebagai
pendidik.
b. Penelitian ini merupakan media untuk menambah wawasan dan
khazanah keilmuan bagi peneliti tentang ilmu pendidikan.
F. Kajian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered
Heads Together), telah dilakukan peneliti lain. Penelitian tersebut
berbentuk skripsi, yang dilakukan oleh I Noor Azizah 2007 (dalam
Intan Putri Utami) yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-Heads Together)
dengan Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Pokok Bahasan
Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII
Semester 2 SMP N 6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Penelitian tersebut disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
pada
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pemanfaatan LKS lebih
baik daripada nilai rata- rata hasil belajar pada pembelajaran dengan
metode konvensional dan rata- rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen ≥ 65.
Pembelajaran kooperatif NHT fungsi guru hanya sebagai
fasilitator.
Keaktifan siswa lebih diutamakan pada model pembelajaran ini.
Dengan adanya keaktifan ini akan meningkatkan motivasi belajar
yang tinggi sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Penelitian lain dilakukan oleh Emi Sulistiyorini 2007 (dalam Intan
Putri
Utami) yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil Belajar dan
Pencapaian Tingkat Berpikir Siswa SD dalam Geometri Menurut Van
Hiele”. Dalam penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika materi
pokok segi empat antara siswa yang dikenai model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan siswa yang
dikenai pembelajaran konvensional, serta Model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian terdahulu tersebut relevan dengan penelitian yang
akan
Saya lakukan karena sama- sama meneliti tentang keefektifan model
pembelajaran NHT (Numbered Heads Together).
G. Definisi Konsep
a. Metode Numbered Head Together : merupakan salah satu dari
strategi pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993) dalam Nurhadi dan
Agus (2003: 66). Model NHT mengacu pada belajar kelompok
siswa, masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan)
dengan nomor yang berbeda-beda. Misalkan, dalam pembelajaran
reproduksi yang mempelajari proses perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan lebih mengacu pada interaksi social sehingga
pembelajari Numbered Head Together dapat meningkatkan
hubungan social antarsiswa.

Setiap siswa mendapatkan kesempatan sama untuk menunjang


timnya guna memperolrh nilai yang maksiml sehingga termotivasi
untuk belajar. Dengan demikian setiap individu merasa
mendapatkan tugas dan tanggung jawab sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
b. Motivasi Belajar : merupakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu dan jika dia tidak suka, maka ia akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu.
c. Pembelajaran IPS : Pembelajaran IPS merupaan upaya
menerapkan teori-konsep-prinsip ilmu sosial untuk menelaah
pengalaman, peristiwa, gejala dan masalah sosial yang secara nyata
terjadi di masyarakat.
Pengertian
Dengan demikian yang dimaksud dengan judul PTK ini adalah
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pembelajaran
dengan menggunakan metode Numbered Head Together dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Model
Numbered Head Together demgan cara berkelompok ini mampu mengajak
keaktifan siswa dan melatih siswa untuk bekerja sama dengan teman
lainnya. Peserta didik mampu berdiskusi dalam mengambil keputusan
sesame teman lainnya serta untuk meningkatkan pebgetahuan dan
keterampilan seseorang kepada pencapaian tujuan dalam pembelajaran

H. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang saya gunakan yakni penelitian Tindakan kelas
atau PTK. Menurut Kunandar (2012 )menyatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah salah satu penelitian tindakan yang dilakukan oleh
seorang guru. Demngan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu/
kualitas hasil belajar para peserta didik dalam proses belajar mengajar di
kelas melalui sebuah Tindakan tertentu di dalam suatu siklus.
I. Rencana Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi siswa.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar-mengajar, setiap putaran guru / peneliti
memberikan evaluasi materi yang sudah dipelajari oleh siswa.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan
kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan),
observation (observasi) ,dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
selanjutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan atau
pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Sebelum masuk pada
siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan.

Rencana Tindakan/
Putaran 1 observasi
awal/rancangan
Refleksi

Rencana Tindakan/
Putaran 2 observasi
yang direvisi
Refleksi

Penjelasan alur diatas adalah


1. Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalaah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi dan tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual
model pengajaran berbasis masalah.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
di isi oleh pengamat.
4. Rancangan atau rencana yang direfisin, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rangcangan yang direfisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam setiap siklus, yaitu siklus I, II dan
seterusnya, dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub bab pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes formatif diakhir masing putaran siklus ini berkelanjutan
dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

1. Siklus I
Pada Siklus I direncanakan dalam satu tatap muka dengan durasi
waktu 3x45 menit. Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 15
November 2022 pada jam ke 1,2 dan 3 pukul 06.45-09.00 WIB. Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana proses pembelajaran, dengan Kompetensi Inti. Prosedur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Pada siklus I ini materi pembahasan yaitu mengenai tema 1 Sub
Tema 1 Pembelajaran 3. Dengan menekankan KI 3.1: Mengidentifikasi
karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan / maritim dan
agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi , sosial, budaya,
komunikasi, serta transportasi. Pada pembelajaran IPS, yang dilakukan di
kelas IV SD Negeri 3 Kabat, peneliti menggunakan metode Numbered
head Together untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
indikator pencapaian 3.1.1 Mengidentifikasi kekayaan yang dimiliki
Negara Indonesia. C4
Selain melakukan kegiatan belajar mengajar peneliti juga
melakukan observasi tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan tes dan observasi. Teknik
observasi adalah untuk mengumpulkan data aktivitas siswa pada proses
pembelajaran yang menekankan pada motivasi belajar siswa. Teknik ini
meliputi: keberanian siswa dalam menjelaskan materi pembelajaran,
keaktifan dalam bertanya, dan keberanian dalam mengungkapkan
pendapatnya didepan. Sedangkan untuk penilaian tes yaitu, penilaian yang
diperoleh guru dari hasil belajar siswa dengan instrumen lembar tes tulis
yang dibagikan pada siswa.
2. Siklus II
Sedangkan pada siklus II terdiri dari satu tatap muka dengan durasi
waktu 3x45 menit. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis,
minggu selanjutnya dari siklus I, yaitu pada tanggal 16 November 2022
pukul 06.45 s/d 09.00 WIB. Materi yang dibahas pada siklus dua ini sama
halnya materi yang terdapat pada siklus I. Prosedur yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahapan:
perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Siklus II ini, menekankan pada KI 4.1.1 Menunjukkan peta
kepadatan penduduk, daerah asal suku-suku bangsa yang ada di Indoensia.
4.1.2 Menentukan daerah persebaran agama pada gambar peta
kepadatan penduduk negara Indonesia.

J. Waktu Pelaksanaan Penelitian


KEGIATA Bulan Nvember t 2022
NO
N 14 15 16 17 18
1. Persiapan
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
siklus I
4. Pelaksanaan
Siklus II
5. Pengolahan
data
6. Penyusunan
Laporan

K. Pedoman Wawancara
1. Narasumber : Guru SDN 3 Kabat
2. Nama : Pipit Isnawati S.Pd
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : dsn. Macan putih, Kabat Banyuwangi

L. Hasil dan Temuan Penelitian


Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi berupa
pengamatan pengelolaan metode pembelajaran Team Game Tournament dan
pengamatan motivasi belajar siswa pada materi hidup nyaman dengan
perilaku jujur.

Paparan Hasil Penelitian


1. Pra Siklus
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas SDN 3 Kabat
semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 33 siswa.
Terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih dalam mengikuti pelajaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, penggunaan metode dan media
yang digunakan kurang menarik, sehingga siswa menjadi jenuh, ngantuk
dan kurang efektif dalam mengikuti pembealajaran di dalam kelas.
Sebelum peneliti melakukan penelitian, prosentase pada metode
sebelumnya yaitu metode ceramah dan tanya jawab yang mana siswa kelas
SDN 3 kabat menjadi jenuh, ngantuk dan kurang efektif. Dalam hal iu
hasil observasi tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
sebelumnya dalam unsur dalam berperan 52% siswa yang mampu dalam
bekerja sama 38% sedangkan siswa dalam berdiskusi 30%. Sehingga
terlihat bahwa pembelajaran sebelumnya belum menunjukkan hasil yang
optimal.
Oleh sebab itu penulis melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN 3 Kabat.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode pembelajaran
cooperative Numbered Head Together.
Mengacu pada teori tentang penelitian tindakan kelas, maka
rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut:
2. Siklus I
a. Perencanaan
Guru membuat RPP dan menyiapkan alat peraga atau media
yang diperlukan. Kemudian guru membagi kelompok bermain peran
dan membagi materi yang akan dibahas dalam setiap kelompok dan
menyiapkan instrumen penilaian serta lembar evaluasi serta lembar
kerja kelompok.

b. Pelaksanaan
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan do’a
dan guru mengelola kelas dengan mengabsen siswa serta kesiapan
tempat duduk siswa. Kemudian guru menjelaskan materi secara
berulang-ulang dengan tujuan agar siswa dapat memahami pelajaran
dan menjelaskan betapa pentingnya materi yang akan dipelajari.
Setelah itu guru membentuk 5 kelompok dengan anggota 5-6
orang siswa dalam satu kelompok. pembentukan kelompok ini
dilakukan dengan cara berhitung 1-6. Untuk lebih jelasnya, berikut
daftar nama-nama kelompok yang telah dibagi:
1) Kelompok satu: Abelia Zahra, Amelia Dwi Astutik, Fadilah
Aditya, Kristina Maharani, Muhammad
Dzunurroin, Sholawatul Firda.
2) Kelompok dua: Adhamm Dhiyaul Haq, Fadilah Rahma,
Nabil Khoiril Ihsan, Tyta Prasasti Diah,
Yasuni Bahrul Huda.

3) Kelompok tiga: Yulia Azmin, Usthuwanah, Muhammad


Alif, Dewi Novia Fitria, Ahmad Husni
Mubarok, Amalia Nur.

4) Krlompom Empat: Amanda Kurnia Sari, Aurellyta Indyra,


Fadilah Rahmah, Feenly Althaf, Galuh
Cipta Ningrum, Iis Dahlia.

5) Kelompok Lima: Michael Candra, Muhammad Gilang,


Muhammad Arif, Naufarotz Zahro,
Salmanda Avilina, Vira Malinda

Peneliti meminta kepada setiap kelompok untuk berdiskusi


tentang materi yang telah disampaikan, selain materi peneliti juga
memint agar siswa setiap kelompok mempelajari pelajaran-pelajran
sebelumnya agar lebih matag lagi pelajaran sebelumnya.
Kemudian masing-masing kelompok, setelah mempelajari apa
yang diminta oleh peneliti, peneliti meminta masing-masing dari
perkelompok untuk membuat soal masing 4 soal untuk dipertanyakan
ke semua kelompok, ketika sudah selesai membuat soal, peneliti
menjadi pemandu jalannya Quis dan masing- masing kelompokk
mendapatkan pertanyaan, dan apabila kelompok tersebut tidak bisa
menjawab maka pertanyaan di lempar ke kelompok yang lain dan
setrusnya seperti itu, kemudian dikarenakan pertanyaan di luar materi
peneliti yang memberinya, agar siswa tidak jenuh dan tetap fokus
maka peneliti memberi pertanyaan diluar materi seperti halmnya
pertanyaan-pertanyaan Yang besifat lucu, setelah itu peneliti menilai
dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya mana
yg lebih banyak menjawab danmana yg lebih sedikit menjawab dari
pertantaan-pertanyan tersebut. Ketika peneliti menilai masih ada yang
belm ikut andil dalam hal-hal mengenai pembelajaran yang telah
dilalui melalui metode yang telah peneliti siapkan.
Jadi pelaksanaan di siklus I ini menurut peneliti masih kurang
efektif dikarenakan beberapa masalah yang terjadi. Oleh karena itu,
peneliti disiklus I ini harus dilanjutkan pada siklus berikutnya
c. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan kepada
siswa dalam mengikuti aktivitas belajar dengan memperhatikan
permasalahan yang dihadapi saat proses pembelajaran. Hasil
pengamatan bisa diketahui dari hasil data brikut ini:
Tabel 4.1 Data Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus I

ASPEK PENILAIAN
Kemampuan Kemampuan Kemampuan
NO NAMA
dalam kerjasama Diskusi
Menjawab
1 ABELIA ZAHRA  
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ 
3 AHMAD HUSNI MUBARROK  
4 AMALIA NUR KHOTIMAH 
5 AMANDA KURNIA SARI  
6 AMELIA DWI ASTUTIK  
7 ANNA XEVANYA ALYA M
8 AURELLYTA INDYRA F  
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI  
10 DOVY ERIC DARISMAN
11 FADILAH ADITYA R 
12 FADILLAH RAHMA O   
13 FRENLY ALTHAF  
14 GALUH CIPTA NINGRUM  
15 IIS DAHLIA SAFITRI 
16 KRISTINA MAHARANI  
17 MICHAEL CANDRA ADI P   
18 MOHAMMAD GILANG D 
19 MUHAMMAD ALIF S  
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN 
22 NABIL KHOIRIL IHSAN   
23 NAUFAROTUZ ZAHROH  
24 PRISKA AMANDA LETHULUR
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L  
26 SHOLAWATUL VIRDAH 
27 SINDHI AGUSTIN P
28 TYTA PRASASTY DIAH P  
29 USTHUWANAH R S 
30 VIRA MALINDA 
31 WINDA INOVA AULIA 
32 YASUNI BAHRUL HUDA 
33 YULIA AZMIN  
Jumlah 20 15 13
Prosentase 66% 49,5% 42,9%

Berdasarkan hasil observasi tentang motivasi belajar siswa


dalam pembelajaran pada siklus I dalam pembelajaran tatap muka
pertama unsur kemampuan dalam berperam 66%, siswa yang mampu
dalam bekerjasama 49,5% sedangkan kemampuan siswa dalam
berdiskusisi 42,9%. Sehingga terlihat bahwa pembelajaran pada siklus
1 belum menunjukkan hasil yang optimal dalam belajar.
Dari hasil observasi tersebut maka guru menggunakan tes
evaluasi dari siklus I, guna mengetahui seberapa besar daya serap
siswa dalam memahami mata pelajaran IPS. Berikut tabel tes evaluasi
siswa:
Tabel 4.2 Hasil Data Evaluasi Pada Siklus I

KET
No L/P Nilai
Nama T TT
1 ABELIA ZAHRA P 70 
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ L 55 
3 AHMAD HUSNI MUBARROK L 85 
4 AMALIA NUR KHOTIMAH P 95 
5 AMANDA KURNIA SARI P 95 
6 AMELIA DWI ASTUTIK P 95 
7 ANNA XEVANYA ALYA M P
8 AURELLYTA INDYRA F P 70 
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI P 85 
10 DOVY ERIC DARISMAN L
11 FADILAH ADITYA R L 95 
12 FADILLAH RAHMA O P 95 
13 FRENLY ALTHAF L 95 
14 GALUH CIPTA NINGRUM P 90 
15 IIS DAHLIA SAFITRI P 85 
16 KRISTINA MAHARANI P 85 
17 MICHAEL CANDRA ADI P L 95 
18 MOHAMMAD GILANG D L 70 
19 MUHAMMAD ALIF S L 60 
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H L 90 
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN L 90 
22 NABIL KHOIRIL IHSAN L 100 
23 NAUFAROTUZ ZAHROH P 85 
24 PRISKA AMANDA LETHULUR P
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L P 90 
26 SHOLAWATUL VIRDAH P 95 
27 SINDHI AGUSTIN P P
28 TYTA PRASASTY DIAH P P 90 
29 USTHUWANAH R S P 85 
30 VIRA MALINDA P 70 
31 WINDA INOVA AULIA P 75 
32 YASUNI BAHRUL HUDA L 65 
33 YULIA AZMIN P 90 
Jumlah 22 7
Prosentase 72,6% 23,1%
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Siswa yang tuntas : 22
Siswa yang tidak tuntas : 7
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, siswa masih kurang
optimal dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga bisa dikatakan
pembelajaran pada silkus I gagal, hal ini di sebabkan adanya beberapa
faktor yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran.
Dari pelaksanaan kegiatan belajar di siklus I, peneliti merenungu
hal-hal yang perlu perbaikan di siklus berikutnya agar hasil belajar
yang didapat bisa tuntas. Untuk lebih mudahnya, dibawah ini peneliti
memuat beberapa masalah yang terjadi di siklus I dengan membuat
pont-point yang nantinya harus mendapat perbaikan di siklus II:
1) Beberapa siswa kurang focus pada materi
2) Beberapa siswa tidak menguasai materi yang sudah di terangkan
atau kurang mau belajar.
3) Beberapa siswa main Hp
4) Beberapa siswa berdandan
5) Siswa ada yang ramai ketika KBM berlangsung.
6) Siswa kurang baik dalam berinteraksi dan kerjasama, hal ini terjadi
karena posisi duduk mereka yang kurang kondusif.
e. Revisi rancangan
Pelaksanaan kegiatan mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk
dilaksanakan pada siklus I. Dalam hal ini peneliti memperjelas
rancangan yang akan dilakukan di siklus II dengan memuatnya
kedalam beberapa point, antara lain:
1) Peneliti terlebih dahulu memberikan rangsangan/motivasi, agar
semua siswa semangat dalam dan siap memulai pembelajaran.
2) Peneliti meminta siswa untuk mengkaji lebih dalam lagi apa yang
sudah diterangkan di pertemuan-pertemuan sebelumnya.
3) Peneliti menegaskan siswa untuk tidak main hp.
4) Peneliti meminta siswa untuk berdandan diluar KBM.
5) Peneliti harus menertibkan siswa agar tidak ramai ketika KBM
berlangsung.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Guru membuat RPP dan menyiapkan alat peraga atau media yang
diperlukan yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, dan
alat-alat pengajar yang mendukung. Kemudian guru mensetting
tempat duduk kelompok diskusi, dan menyuruh siswa menyimpulkan
materi dengan menampilkan metode Numbered Head Together
membimbing siswa untuk memahami konsep dan memberi motivasi
agar peserta diidk lebih focus lagi..
b. Pelaksanaan
Sedangkan pada siklus II terdiri dari satu tatap muka dengan
durasi waktu 3x45 menit. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada
hari Senin, minggu selanjutnya dari siklus I, yaitu pada tanggal 5
september 2022 pukul 07.00 s/d 09.00 WIB.
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan do’a
dan guru mengelola kelas dengan mengabsen siswa serta kesiapan
tempat duduk siswa, setelah itu guru menanyakan kabar dan
memberikan apersepsi serta motivasi terhadap siswa.
Kemudian untuk meminimalisir waktu, guru langsung
menyuruh siswa untuk membentuk kelompok. Setelah itu guru
membentuk 5 kelompok dengan anggota 5-6 orang siswa dalam satu
kelompok. pembentukan kelompok ini dilakukan dengan cara
berhitung 1-6. Untuk lebih jelasnya, berikut daftar nama-nama
kelompok yang telah dibagi:
1) Kelompok satu: Abelia Zahra, Amelia Dwi Astutik, Fadilah
Aditya, Kristina Maharani, Muhammad
Dzunurroin, Sholawatul Firda.

2) Kelompok dua: Adhamm Dhiyaul Haq, Fadilah Rahma,


Nabil Khoiril Ihsan, Tyta Prasasti Diah,
Yasuni Bahrul Huda.

3) Kelompok tiga: Yulia Azmin, Usthuwanah, Muhammad


Alif, Dewi Novia Fitria, Ahmad Husni
Mubarok, Amalia Nur.

4) Krlompom Empat: Amanda Kurnia Sari, Aurellyta Indyra,


Fadilah Rahmah, Feenly Althaf, Galuh
Cipta Ningrum, Iis Dahlia.

5) Kelompok Lima: Michael Candra, Muhammad Gilang,


Muhammad Arif, Naufarotz Zahro,
Salmanda Avilina, Vira Malinda
dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan nama-nama kelompoknya, masing-masing ketua
kelompok kembali ke kelompoknya, dan mempersiapkan
kelompoknya.
Peneliti meminta kepada setiap kelompok untuk berdiskusi
tentang materi yang telah disampaikan, selain materi peneliti juga
memint agar siswa setiap kelompok mempelajari pelajaran-pelajran
sebelumnya agar lebih matang lagi pelajaran sebelumnya.
Setelah itu, ketika pelaksanaan KBM berlangsung, peneliti tidak
menemukan siswa yang tidak fokus melaikan hanya fokus kepada
peneliti dalam hal itu peneli memberi waktu 10-15 untuk
mempeljarinya kembali teruntuk lebih menguasainya materi agar pada
waktu pertanyaan dari masing-masing bisa lebih memahmi satu sama
lain.
c. Observasi
Peneliti melakuakan pengamatan terhadap pelak sanaan belajar
siswa yang menggunakan metode Numbered Head Together.
Observasi penilaian ini dilakukan oleh peneliti ketika siswa sedang
belajar kelompok dengan menggunakan lembar penilaian. Peneliti
mengamati belajar siswa. Aspek yang diamati terdiri dari kemampuan
dalam berperan, kemampuan kerjasama dan kemampuan diskusi
kelompok. Guru mengamati kegiatan belajar siswa dengan cara
mengamati tiap-tiap kelompok dan menilai dari sisi keaktifan siswa.
Berikut peneliti menampilkan hasil yang telah dicapai oleh siswa
terhadap beberapa aspek
Table 4.3 Dokumentasi Hasil Observasi Siswa Siklus II

ASPEK PENILAIAN
Kemampuan Kemampuan Kemampuan
NO NAMA
dalam kerjasama Diskusi
Menjawab
1 ABELIA ZAHRA   
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ   
3 AHMAD HUSNI MUBARROK   
4 AMALIA NUR KHOTIMAH  
5 AMANDA KURNIA SARI  
6 AMELIA DWI ASTUTIK  
7 ANNA XEVANYA ALYA M
8 AURELLYTA INDYRA F  
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI  
10 DOVY ERIC DARISMAN
11 FADILAH ADITYA R  
12 FADILLAH RAHMA O   
13 FRENLY ALTHAF  
14 GALUH CIPTA NINGRUM   
15 IIS DAHLIA SAFITRI 
16 KRISTINA MAHARANI   
17 MICHAEL CANDRA ADI P   
18 MOHAMMAD GILANG D 
19 MUHAMMAD ALIF S   
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H  
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN   
22 NABIL KHOIRIL IHSAN   
23 NAUFAROTUZ ZAHROH   
24 PRISKA AMANDA LETHULUR
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L   
26 SHOLAWATUL VIRDAH   
27 SINDHI AGUSTIN P
28 TYTA PRASASTY DIAH P   
29 USTHUWANAH R S   
30 VIRA MALINDA  
31 WINDA INOVA AULIA  
32 YASUNI BAHRUL HUDA  
33 YULIA AZMIN   
Jumlah 24 25 24
Prosentase 79,2% 82,5% 79,2%
Berdasarkan hasil observasi tentang motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran pada siklus II dalam pembelajaran tatap muka
pertama unsur kemampuan dalam berperam 79,2%, siswa yang
mampu dalam bekerjasama 82,5% sedangkan kemampuan siswa
dalam berdiskusisi 79,2%. Sehingga terlihat bahwa pembelajaran pada
siklus II meningkat
Hasil presentase dari masing-masing aspek diatas diperoleh
dengan cara 33 jumlah siswa dibagi dengan siswa yang tuntas. Siswa
dikatakan tuntas jika nilainnya mencapai 75.

Tabel 4.4 Data Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus II

ASPEK PENILAIAN
NO NAMA
Menjawab KERJASAMA DISKUSi
1 ABELIA ZAHRA   
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ  
3 AHMAD HUSNI MUBARROK  
4 AMALIA NUR KHOTIMAH  
5 AMANDA KURNIA SARI   
6 AMELIA DWI ASTUTIK  
7 ANNA XEVANYA ALYA M
8 AURELLYTA INDYRA F   
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI   
10 DOVY ERIC DARISMAN
11 FADILAH ADITYA R  
12 FADILLAH RAHMA O   
13 FRENLY ALTHAF   
14 GALUH CIPTA NINGRUM   
15 IIS DAHLIA SAFITRI   
16 KRISTINA MAHARANI   
17 MICHAEL CANDRA ADI P   
18 MOHAMMAD GILANG D  
19 MUHAMMAD ALIF S  
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H  
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN   
22 NABIL KHOIRIL IHSAN   
23 NAUFAROTUZ ZAHROH   
24 PRISKA AMANDA LETHULUR
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L  
26 SHOLAWATUL VIRDAH   
27 SINDHI AGUSTIN P
28 TYTA PRASASTY DIAH P   
29 USTHUWANAH R S   
30 VIRA MALINDA   
31 WINDA INOVA AULIA  
32 YASUNI BAHRUL HUDA  
33 YULIA AZMIN   
Jumlah 26 28 24
Prosentase 85,8% 92,4% 79,2%

Berdasarkan dengan hasil analisis data tentang partisipasi siswa


dalam pembelajaran pada siklus II diperoleh data ketuntasan belajar
sebesar 88,5%. Maka dapat disimpulkan siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I. Hal ini juga diperlihatkan dari data
observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran tatap muka kedua.
Unsur antusias siswa 85,5%, siswa yang aktif bertanya 92,4%
sedangkan siswa yang aktif menjawab 79,2%. Sehingga terlihat bahwa
pembelajaran pada siklus II menunjukkan partisipasi yang optimal
dalam pembelajaran IPS.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II mengalami
peningkatan, dan guru juga menggunakan tes evaluasi sebagai tolak
ukur keberhasilan siswa pada observasi siklus II. Berikut tabel tes
evaluasi siklus II:
Tabel 4.5 Hasil Data Evaluasi Pada Siklus II

KET
No Nama L/P Nilai
T TT
1 ABELIA ZAHRA P 75 
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ L 55 
3 AHMAD HUSNI MUBARROK L 85 
4 AMALIA NUR KHOTIMAH P 95 
5 AMANDA KURNIA SARI P 95 
6 AMELIA DWI ASTUTIK P 95 
7 ANNA XEVANYA ALYA M P
8 AURELLYTA INDYRA F P 95 
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI P 85 
10 DOVY ERIC DARISMAN L
11 FADILAH ADITYA R L 95 
12 FADILLAH RAHMA O P 95 
13 FRENLY ALTHAF L 95 
14 GALUH CIPTA NINGRUM P 90 
15 IIS DAHLIA SAFITRI P 85 
16 KRISTINA MAHARANI P 85 
17 MICHAEL CANDRA ADI P L 70 
18 MOHAMMAD GILANG D L 95 
19 MUHAMMAD ALIF S L 60 
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H L 90 
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN L 90 
22 NABIL KHOIRIL IHSAN L 100 
23 NAUFAROTUZ ZAHROH P 85 
24 PRISKA AMANDA LETHULUR P
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L P 90 
26 SHOLAWATUL VIRDAH P 95 
27 SINDHI AGUSTIN P P
28 TYTA PRASASTY DIAH P P 90 
29 USTHUWANAH R S P 85 
30 VIRA MALINDA P 70 
31 WINDA INOVA AULIA P 75 
Jumlah 21 4
Prosentase 80,9% 19,0%
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Siswa yang tuntas : 31
Siswa yang tidak tuntas :4
Analisa Hasil Penelitian

Analisa hasil penelitian ini dilihat dari hasil observasi partisipasi yang
dilakukan dengan II siklus. Untuk memperjelas perbandingan peningkatan
keaktifan siswa antara siklus I dan siklus II. Berikut tabel perbandingan
antara siklus I dan siklus II:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Perolehan Hasil Observasi
No Aspek Penilaian Siklus I Siklus II
1 Kemampuan 66,6% 99,4%
Menjawab
2 Kerjasama 61,9% 85,7%
3 Diskusi 52,3% 80,9%

Berdasarkan tabel penyajian data hasil penelitian pada siklus I tentang


partisipasi siswa yang terdapat dalam tabel 4.6 hasil evaluasi siklus I
menunjukkan 15 (71,4%) siswa tuntas dan 6 (28,5%) siswa belum tuntas.
Diperoleh angka ketuntasan 2,78%. Dengan demikian ukuran keberhasilan
penelitian belum tercapai, karena ketuntasan klasikal kurang dari 80%. Oleh
karena itu, pembelajaran pada siklus I dianggap gagal dan dilanjutkan pada
siklus II.
Kegagalan ini juga diperlihatkan oleh data hasil observasi yang
memperlihatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran,. Keberanian
menjawab 66,6%, keaktifan kjerjasama 61,9% dan diskusi 53,3%.
Pada penelitian siklus II tentang antusias siswa yang terdapat dalam tabel
4.5 hasil evaluasi siklus I menunjukkan 21 (80,9%) siswa tuntas dan 4
(11,4%) siswa belum tuntas. Diperoleh angka ketuntasan 88,5%. Dengan
demikian ukuran keberhasilan penelitian tercapai, karena ketuntasan klasikal
lebih dari 80 %. Oleh karena itu, pembelajaran pada siklus 2 dianggap
berhasil.
Keberhasilan ini juga diperlihatkan oleh data hasil observasi yang
memperlihatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran, kempuan dalam
berperan, kemampuan kerjasama dan kemampuan diskusi. Menjawab 85,5%,
kemampuan kerjama 92,4% dan kemampuan diskusi 79,2%.

M. Pembahasan Hasil Penelitian


Penerapan metode pembelajaran kooperatif NHT sudah terlaksana dengan
baik, akan tetapi dalam kegiatan inti yaitu ketika guru menjelaskan dan ketika
proses pembelajaran dengan metode NHT berjalan kurang lancar, karena
masih banyak sebagaian siswa yang ramai sendiri, bercanda, bergurau
bersama temannya saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Begitu juga saat
diskusi bersama dengan metode NHT, sebagian kelompok ada yang belum
selesai mengerjakan tugas kelompoknya dalam waktu yang ditentukan,
karena ada beberapa anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan, masih
banyak yang kurang serius dalam belajar dan banyak yang ramai sendiri.
Sebagian siswa tidak memperhatikan dan belum aktif berpikir kritis dan
mengemukakan pendapat mereka saat mempresentasikan hasil diskusi mereka
karena merasa takut dan tidak percaya diri. Padahal metode ini diterapkan
agar siswa mampu berpikir kritis dan memahami materi dengan bertukar
gagasan dan pikiran dari diskusi kelompok, mampu mengungkapkan
pendapat mereka dengan penuh percaya diri dan tidak takut. Agar
pembelajaran tetap berjalan kondusif guru selalu memberikan pengertian agar
semua siswa mengerjakan dan berdiskusi menurut kelompoknya dan
memperingatkan kepada semua siswa jangan ramai sendiri karena jika ramai
sendiri tidak akan memahami materi yang diberikan dan pekerjaannya tidak
akan selesai.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif NHT yang dilakukan oleh
peneliti pada siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Pada siklus II proses
pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Kondisi dan situasi kelas saat
proses pembelajaran juga sudah kondusif dimana siswa sudah tidak ramai
sendiri dan mampu berpikir kritis saat proses pembelajaran dilaksanakan.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis dilihat dari respon siswa dengan
indikator banyak siswa yang aktif bertanya dan antusias ketika mereka kurang
mengerti penjelasan dari guru. Begitu juga saat diskusi bersama
menggunakan metode NHT, kerjasama siswa dalam kelompok juga sudah
meningkat terlihat semua anggota kelompok saling bertukar pikiran dan
mempertimbakan jawaban yang tepat, masing-masing siswa sudah
mempunyai tanggung jawab sendiri atas tugas yang diberikan kepada dirinya
sendiri maupun kepada kelompoknya. Siswa juga sudah berani bertanya,
menanggapi serta berpendapat atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
diberikan. Siswa juga sudah menghargai pendapat temannya saat diskusi
berlangsung.
Siswa juga sudah terlibat aktif dalam diskusi kelompok, semua siswa juga
sudah menyampaikan pikirannya tanpa rasa takut dan penuh percaya diri.
Guru juga memberikan reward kepada semua siswa yang aktif dalam bentuk
poin berupa bintang. Peningkatan penerapan yang telah dijabarkan tersebut
sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Kagan (2011) Numbered Heads
Together yaitu teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang
paling tepat dan mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka.
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa yang telah dilakukan oleh
peneliti baik pada siklus I dan II, penerapan metode pembelajaran kooperatif
NHT terbukti mampu meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa.
Hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Kabat dianalisis berdasarkan nilai tes
yaitu terdiri dari pre tes dan pos tes yang diberikan pada tiap siklus. Hasil
belajar siswa
pada siklus I sudah cukup baik dikarenakan adanya peningkatan dari nilai pre
tes ke pos tes, pada siklus I ketika pre tes nilai rata-rata siswa masih dibawah
KKM sedangkan ketika pos tes nilai rata-rata siswa sudah berada diatas KKM
yang sudah ditentukan meskipun belum mencapai ketuntasan secara klasikal.
Begitu juga dengan hasil belajar siswa pada siklus II yang mengalami
peningkatan dari nilai pre tes ke pos test dan sudah mencapai ketuntasan
secara klasikal. Peningkatan nilai pre tes dan pos tes dari siklus I ke siklus II
ini disebabkan karena saat pre tes siswa belum mengerti dan memahami
materi yang diajarkan sehingga siswa mengerjakan tes hanya sebatas
pengetahuan mereka sedangkan saat siswa mengerjakan pos tes mereka sudah
mengetahui dan memahami materi yang diajarkan. Siswa mengetahui dan
memahami materi pelajaran karena mereka saling bertukar pikiran,
memperdalam pemahaman mereka dari diskusi kelompok yang diterapkan
dengan metode NHT yang diterapkan selama proses pembelajaran. Sehingga
siswa lebih memahami materi dari interaksi bersama kelompok dan siswa
lebih mudah dalam mengerjakan soal pos tes yang diberikan sehingga
terbukti nilai pos tes siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan
yang baik. Hal tersebut juga sesuai dengan yang diungkapkan Hill (dalam
Ericka 2010), bahwa kelebihan belajar dengan metode NHT dapat
meningkatkan prestasi siswa, memperdalam pemahaman siswa,
menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa,
mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa percaya
diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki, mengembangkan
keterampilan berpikir kritis untuk masa depan. Selain itu, soal tes yang
digunakan dalam penelitian ini hanya jenis soal tes yang mempunyai kriteria
sedang dan mudah sehingga siswa lebih mudah untuk mengerjakan soal pos
tes.

N. Kesimpulan
Dari kesimpulan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama siklus
penerapan metode pembelajaran IPS Penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi siswa. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau
presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar-mengajar, setiap putaran
guru / peneliti memberikan evaluasi materi yang sudah dipelajari oleh siswa.
Siklus II berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode cooperative Numbered Head Together memiliki dampak positif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkata-
peningkatan hasil belajar yang terjadi pada siswa dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil nilai Ulangan Harian (UH)
yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus Ipresentase hasil belajar
siswa mencapai 72,41%? sementara pada siklus II meningkat menjadi
91,10%.?
O. Biodata Peneliti
1. Nama Lengkap : Feby Noviana
2. NIM : 201101040007
3. Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
4. Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
5. Instansi : UIN KHAS JEMBER
6. Alamat Rumah : Dsn. Mantren RT 02 / RW 02 Kec. Kabat
7. Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 09 Februari 2002
8. Jenis Kelamin : Perempuan
9. No HP : 087856498937
10. Alamat Email : novianafeby04@gmail.com
11. Riwayat Pendidikan : MAN 1 Banyuwangi
12. Riwayat Organisasi : -

P. Daftar Pustaka
Sardiman, Pers 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja
Wali)
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006)
Suyono, dan Haryanto. 2017. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep
Dasar (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya)
Shaleh. Abdul Rachman, Pendidikan Agam dan Keagamaan. (Bumi Aksara:
Jakarta,)
Djamarah. Syaiful Bahri, 2002 Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineksa
Cipta)
Slameto. 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Edisi
Revisi) (Jakarta: Rineka Cipta)
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Budiningsih, C.
Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta Fatkhullah,
Mukhammad. 2011. Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia: Betulkah
Begini Caranya?, (Online), (http://fattah-fisip11.web.unair.ac.id/artikel-
detail62930-Jejak Opini- Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia:
Betulkah Begini Caranya.html), diakses tanggal 14 Desember 2012.
Ibrahim, Muslimin., dkk 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University
Press Unesa Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran
Kelompok. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai