Feby Noviana
(UIN KHAS Jember)
B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian bagian penting dalam pembangunan dan
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan sebagai wahana, merupakan suatu wahana
dalam usaha pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia dan proses
pendidikannya secara umum, proses pembelajaran secara khusus. Pencanangan
wajib belajar sembilan tahun adalah salah satu upaya pemerintah untuk
memajukan bangsa indonesia yang jauh ketinggalan dengan bangsa-bangsa
lainnya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang berbunyi :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan di
seluruh aspek kehidupan. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi manusia,
tetapi disisi lain menuntut maanusia masuk kedalam era kompetisi global yang
semakin ketat. Agar mampu bersaing dalam kompetisi tersebut maka perlu
adanya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
diantaranya dengan menjadikan pendidikan sebagai garda depan sehingga
pembaharua pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan untuk
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional mempersiapkan diri menghadapi arus global ini. Sesuai
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sudah jelas bahwa
sebenarnya tujuan dari pendidikan ialah agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya.
Strategi dan metode pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut
kompetensi yang harus dimiliki siswa sebagai hasil pembelajaran yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Siswa tidak hanya
mengetahui fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga terampil untuk dapat
menerapkan pengetahuan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan atau
teknologi.
Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan penting khususnya
dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya sebagai fasilitator, motifator,
creator dan inovator, sehingga pola fikir pembelajaran mengacu pada empat
pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO yaitu learning to know (belajar
mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to be (belajar
menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar hidup dalam
kebersamaan).
Pemilihan Model Numbered Head Together ini bertujuan untuk
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan semua peserta didik
mampu berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Hal ini terlihat dengan cara
siswa ketika belajar dengan cara mendengarkan guru cermah, masih banyak
siswa yang kurang memahami dalam pembelajaran, sehingga siswa yang lain
juga merasa jenuh di dalam kelas. Permasalahan ini terjadi di kelas IV Sd
Negeri 3 Kabat yang mana siswa di kelas tersebut kurang semangat dalam
pembelajaran, hal ini dikarenakan kurangnya motivasi guru terhadap siswa.
Hal ini terjadi di sekolah SD Negeri 3 Kabat proses belajar mengajar
guru sudah mencoba segala cara untuk bisa menanamkan kecintaan terhadap
materi yang dipelajari, khususnya materi IPS. Namun hasilnya belum bisa
memuaskan, bahkan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa terhadap
pelajaran tersebut. Pada awalnya guru itu menggunakan beberapa metode,
salah satunya metode yang diterapkan oleh guru itu metode Ceramah dan
Tanya jawab. Proses pembelajaran didalam kelas masih kurang efektif
dikarenakan siswa-siswi banyak yang izin keluar masuk kelas sehingga metode
pembelajaran tidak maksimal, melihat kondisi tersebut guru harus lebih kreatif
lagi dalam memilih media yang akan diterapkan nanti dikelas. Maka dari itu
guru memilih Metode NHT yang bertujuan agar pembelajaran berjalan secara
efektif dan menyenangkan. Setelah diterapkan dengan menggunakan metode
Metode NHT, peserta didik mulai meningkat hasil pembelajarannya. Suasana
di dalam kelas itu menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan, meskipun
pembelajarannya di buat bermain tetapi peserta didik semangat dalam
mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial.
Maka dari itu dalam proses belajar mengajar guru harus bisa memiliki
strategi yang tepat, guna untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk
lebih menghargai dan menyukai materi pembelajaran IPS. Karena materi IPS
merupakan materi yang penting bagi siswa dalam menjalani kehidupan sehari-
hari, oleh karena itu pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting dalam
peningkatan motivasi belajar siswa.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka
dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Penerapan Model Numbered
Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas 4 Sd Negeri 3
Kabat”
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka yang menjadi pokok
masalah adalah:
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di
SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023?
2. Apakah dengan menerapkan metode Numbered Head Together dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di SD
Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Numbered Head
Together dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS
Kelas IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023.
2. Untuk mengetahui efektifitas dari penerapkan metode pembelajaran
Numbered Head Together dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pelajaran IPS Kelas IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun
2022/2023.
E. Manfaat Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi semua
pihak antara lain:
1. Bagi siswa kelas IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun
2022/2023.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di SD
Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menambah kecintaan siswa Kelas IV
di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023. terhadap semua
mata pelajaran, khususnya mata pelajaran IPS.
c. Hasil penelitian diharapkan menumbuhkan sikap yang baik di Kelas
IV di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi tahun 2022/2023 dan mampu
mengamalkan pelajaran IPS dalam menjalani dinamika kehidupan.
2. Bagi SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang model
pembelajaran yang sesuai dengan proses belajar-mengajar di SD
Negeri 3 Kabat Banyuwangi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses belajar mengajar di SD Negeri 3 Kabat
Banyuwangi.
c. Hasil penelitian ini diupayakan dapat menjadi lebih lengkapnya
literatur masalah pendidikan di SD Negeri 3 Kabat Banyuwangi.
3. Bagi Peneliti
a. Penelitian ini untuk menegembangkan profesionalisme guru sebagai
pendidik.
b. Penelitian ini merupakan media untuk menambah wawasan dan
khazanah keilmuan bagi peneliti tentang ilmu pendidikan.
F. Kajian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered
Heads Together), telah dilakukan peneliti lain. Penelitian tersebut
berbentuk skripsi, yang dilakukan oleh I Noor Azizah 2007 (dalam
Intan Putri Utami) yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-Heads Together)
dengan Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Pokok Bahasan
Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII
Semester 2 SMP N 6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Penelitian tersebut disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
pada
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pemanfaatan LKS lebih
baik daripada nilai rata- rata hasil belajar pada pembelajaran dengan
metode konvensional dan rata- rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen ≥ 65.
Pembelajaran kooperatif NHT fungsi guru hanya sebagai
fasilitator.
Keaktifan siswa lebih diutamakan pada model pembelajaran ini.
Dengan adanya keaktifan ini akan meningkatkan motivasi belajar
yang tinggi sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Penelitian lain dilakukan oleh Emi Sulistiyorini 2007 (dalam Intan
Putri
Utami) yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil Belajar dan
Pencapaian Tingkat Berpikir Siswa SD dalam Geometri Menurut Van
Hiele”. Dalam penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika materi
pokok segi empat antara siswa yang dikenai model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan siswa yang
dikenai pembelajaran konvensional, serta Model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian terdahulu tersebut relevan dengan penelitian yang
akan
Saya lakukan karena sama- sama meneliti tentang keefektifan model
pembelajaran NHT (Numbered Heads Together).
G. Definisi Konsep
a. Metode Numbered Head Together : merupakan salah satu dari
strategi pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993) dalam Nurhadi dan
Agus (2003: 66). Model NHT mengacu pada belajar kelompok
siswa, masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan)
dengan nomor yang berbeda-beda. Misalkan, dalam pembelajaran
reproduksi yang mempelajari proses perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan lebih mengacu pada interaksi social sehingga
pembelajari Numbered Head Together dapat meningkatkan
hubungan social antarsiswa.
H. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang saya gunakan yakni penelitian Tindakan kelas
atau PTK. Menurut Kunandar (2012 )menyatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah salah satu penelitian tindakan yang dilakukan oleh
seorang guru. Demngan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu/
kualitas hasil belajar para peserta didik dalam proses belajar mengajar di
kelas melalui sebuah Tindakan tertentu di dalam suatu siklus.
I. Rencana Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi siswa.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar-mengajar, setiap putaran guru / peneliti
memberikan evaluasi materi yang sudah dipelajari oleh siswa.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan
kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan),
observation (observasi) ,dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
selanjutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan atau
pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Sebelum masuk pada
siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan.
Rencana Tindakan/
Putaran 1 observasi
awal/rancangan
Refleksi
Rencana Tindakan/
Putaran 2 observasi
yang direvisi
Refleksi
1. Siklus I
Pada Siklus I direncanakan dalam satu tatap muka dengan durasi
waktu 3x45 menit. Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 15
November 2022 pada jam ke 1,2 dan 3 pukul 06.45-09.00 WIB. Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana proses pembelajaran, dengan Kompetensi Inti. Prosedur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Pada siklus I ini materi pembahasan yaitu mengenai tema 1 Sub
Tema 1 Pembelajaran 3. Dengan menekankan KI 3.1: Mengidentifikasi
karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan / maritim dan
agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi , sosial, budaya,
komunikasi, serta transportasi. Pada pembelajaran IPS, yang dilakukan di
kelas IV SD Negeri 3 Kabat, peneliti menggunakan metode Numbered
head Together untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
indikator pencapaian 3.1.1 Mengidentifikasi kekayaan yang dimiliki
Negara Indonesia. C4
Selain melakukan kegiatan belajar mengajar peneliti juga
melakukan observasi tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan tes dan observasi. Teknik
observasi adalah untuk mengumpulkan data aktivitas siswa pada proses
pembelajaran yang menekankan pada motivasi belajar siswa. Teknik ini
meliputi: keberanian siswa dalam menjelaskan materi pembelajaran,
keaktifan dalam bertanya, dan keberanian dalam mengungkapkan
pendapatnya didepan. Sedangkan untuk penilaian tes yaitu, penilaian yang
diperoleh guru dari hasil belajar siswa dengan instrumen lembar tes tulis
yang dibagikan pada siswa.
2. Siklus II
Sedangkan pada siklus II terdiri dari satu tatap muka dengan durasi
waktu 3x45 menit. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis,
minggu selanjutnya dari siklus I, yaitu pada tanggal 16 November 2022
pukul 06.45 s/d 09.00 WIB. Materi yang dibahas pada siklus dua ini sama
halnya materi yang terdapat pada siklus I. Prosedur yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahapan:
perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Siklus II ini, menekankan pada KI 4.1.1 Menunjukkan peta
kepadatan penduduk, daerah asal suku-suku bangsa yang ada di Indoensia.
4.1.2 Menentukan daerah persebaran agama pada gambar peta
kepadatan penduduk negara Indonesia.
K. Pedoman Wawancara
1. Narasumber : Guru SDN 3 Kabat
2. Nama : Pipit Isnawati S.Pd
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : dsn. Macan putih, Kabat Banyuwangi
b. Pelaksanaan
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan do’a
dan guru mengelola kelas dengan mengabsen siswa serta kesiapan
tempat duduk siswa. Kemudian guru menjelaskan materi secara
berulang-ulang dengan tujuan agar siswa dapat memahami pelajaran
dan menjelaskan betapa pentingnya materi yang akan dipelajari.
Setelah itu guru membentuk 5 kelompok dengan anggota 5-6
orang siswa dalam satu kelompok. pembentukan kelompok ini
dilakukan dengan cara berhitung 1-6. Untuk lebih jelasnya, berikut
daftar nama-nama kelompok yang telah dibagi:
1) Kelompok satu: Abelia Zahra, Amelia Dwi Astutik, Fadilah
Aditya, Kristina Maharani, Muhammad
Dzunurroin, Sholawatul Firda.
2) Kelompok dua: Adhamm Dhiyaul Haq, Fadilah Rahma,
Nabil Khoiril Ihsan, Tyta Prasasti Diah,
Yasuni Bahrul Huda.
ASPEK PENILAIAN
Kemampuan Kemampuan Kemampuan
NO NAMA
dalam kerjasama Diskusi
Menjawab
1 ABELIA ZAHRA
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ
3 AHMAD HUSNI MUBARROK
4 AMALIA NUR KHOTIMAH
5 AMANDA KURNIA SARI
6 AMELIA DWI ASTUTIK
7 ANNA XEVANYA ALYA M
8 AURELLYTA INDYRA F
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI
10 DOVY ERIC DARISMAN
11 FADILAH ADITYA R
12 FADILLAH RAHMA O
13 FRENLY ALTHAF
14 GALUH CIPTA NINGRUM
15 IIS DAHLIA SAFITRI
16 KRISTINA MAHARANI
17 MICHAEL CANDRA ADI P
18 MOHAMMAD GILANG D
19 MUHAMMAD ALIF S
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN
22 NABIL KHOIRIL IHSAN
23 NAUFAROTUZ ZAHROH
24 PRISKA AMANDA LETHULUR
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L
26 SHOLAWATUL VIRDAH
27 SINDHI AGUSTIN P
28 TYTA PRASASTY DIAH P
29 USTHUWANAH R S
30 VIRA MALINDA
31 WINDA INOVA AULIA
32 YASUNI BAHRUL HUDA
33 YULIA AZMIN
Jumlah 20 15 13
Prosentase 66% 49,5% 42,9%
KET
No L/P Nilai
Nama T TT
1 ABELIA ZAHRA P 70
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ L 55
3 AHMAD HUSNI MUBARROK L 85
4 AMALIA NUR KHOTIMAH P 95
5 AMANDA KURNIA SARI P 95
6 AMELIA DWI ASTUTIK P 95
7 ANNA XEVANYA ALYA M P
8 AURELLYTA INDYRA F P 70
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI P 85
10 DOVY ERIC DARISMAN L
11 FADILAH ADITYA R L 95
12 FADILLAH RAHMA O P 95
13 FRENLY ALTHAF L 95
14 GALUH CIPTA NINGRUM P 90
15 IIS DAHLIA SAFITRI P 85
16 KRISTINA MAHARANI P 85
17 MICHAEL CANDRA ADI P L 95
18 MOHAMMAD GILANG D L 70
19 MUHAMMAD ALIF S L 60
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H L 90
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN L 90
22 NABIL KHOIRIL IHSAN L 100
23 NAUFAROTUZ ZAHROH P 85
24 PRISKA AMANDA LETHULUR P
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L P 90
26 SHOLAWATUL VIRDAH P 95
27 SINDHI AGUSTIN P P
28 TYTA PRASASTY DIAH P P 90
29 USTHUWANAH R S P 85
30 VIRA MALINDA P 70
31 WINDA INOVA AULIA P 75
32 YASUNI BAHRUL HUDA L 65
33 YULIA AZMIN P 90
Jumlah 22 7
Prosentase 72,6% 23,1%
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Siswa yang tuntas : 22
Siswa yang tidak tuntas : 7
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, siswa masih kurang
optimal dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga bisa dikatakan
pembelajaran pada silkus I gagal, hal ini di sebabkan adanya beberapa
faktor yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran.
Dari pelaksanaan kegiatan belajar di siklus I, peneliti merenungu
hal-hal yang perlu perbaikan di siklus berikutnya agar hasil belajar
yang didapat bisa tuntas. Untuk lebih mudahnya, dibawah ini peneliti
memuat beberapa masalah yang terjadi di siklus I dengan membuat
pont-point yang nantinya harus mendapat perbaikan di siklus II:
1) Beberapa siswa kurang focus pada materi
2) Beberapa siswa tidak menguasai materi yang sudah di terangkan
atau kurang mau belajar.
3) Beberapa siswa main Hp
4) Beberapa siswa berdandan
5) Siswa ada yang ramai ketika KBM berlangsung.
6) Siswa kurang baik dalam berinteraksi dan kerjasama, hal ini terjadi
karena posisi duduk mereka yang kurang kondusif.
e. Revisi rancangan
Pelaksanaan kegiatan mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk
dilaksanakan pada siklus I. Dalam hal ini peneliti memperjelas
rancangan yang akan dilakukan di siklus II dengan memuatnya
kedalam beberapa point, antara lain:
1) Peneliti terlebih dahulu memberikan rangsangan/motivasi, agar
semua siswa semangat dalam dan siap memulai pembelajaran.
2) Peneliti meminta siswa untuk mengkaji lebih dalam lagi apa yang
sudah diterangkan di pertemuan-pertemuan sebelumnya.
3) Peneliti menegaskan siswa untuk tidak main hp.
4) Peneliti meminta siswa untuk berdandan diluar KBM.
5) Peneliti harus menertibkan siswa agar tidak ramai ketika KBM
berlangsung.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Guru membuat RPP dan menyiapkan alat peraga atau media yang
diperlukan yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, dan
alat-alat pengajar yang mendukung. Kemudian guru mensetting
tempat duduk kelompok diskusi, dan menyuruh siswa menyimpulkan
materi dengan menampilkan metode Numbered Head Together
membimbing siswa untuk memahami konsep dan memberi motivasi
agar peserta diidk lebih focus lagi..
b. Pelaksanaan
Sedangkan pada siklus II terdiri dari satu tatap muka dengan
durasi waktu 3x45 menit. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada
hari Senin, minggu selanjutnya dari siklus I, yaitu pada tanggal 5
september 2022 pukul 07.00 s/d 09.00 WIB.
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan do’a
dan guru mengelola kelas dengan mengabsen siswa serta kesiapan
tempat duduk siswa, setelah itu guru menanyakan kabar dan
memberikan apersepsi serta motivasi terhadap siswa.
Kemudian untuk meminimalisir waktu, guru langsung
menyuruh siswa untuk membentuk kelompok. Setelah itu guru
membentuk 5 kelompok dengan anggota 5-6 orang siswa dalam satu
kelompok. pembentukan kelompok ini dilakukan dengan cara
berhitung 1-6. Untuk lebih jelasnya, berikut daftar nama-nama
kelompok yang telah dibagi:
1) Kelompok satu: Abelia Zahra, Amelia Dwi Astutik, Fadilah
Aditya, Kristina Maharani, Muhammad
Dzunurroin, Sholawatul Firda.
ASPEK PENILAIAN
Kemampuan Kemampuan Kemampuan
NO NAMA
dalam kerjasama Diskusi
Menjawab
1 ABELIA ZAHRA
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ
3 AHMAD HUSNI MUBARROK
4 AMALIA NUR KHOTIMAH
5 AMANDA KURNIA SARI
6 AMELIA DWI ASTUTIK
7 ANNA XEVANYA ALYA M
8 AURELLYTA INDYRA F
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI
10 DOVY ERIC DARISMAN
11 FADILAH ADITYA R
12 FADILLAH RAHMA O
13 FRENLY ALTHAF
14 GALUH CIPTA NINGRUM
15 IIS DAHLIA SAFITRI
16 KRISTINA MAHARANI
17 MICHAEL CANDRA ADI P
18 MOHAMMAD GILANG D
19 MUHAMMAD ALIF S
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN
22 NABIL KHOIRIL IHSAN
23 NAUFAROTUZ ZAHROH
24 PRISKA AMANDA LETHULUR
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L
26 SHOLAWATUL VIRDAH
27 SINDHI AGUSTIN P
28 TYTA PRASASTY DIAH P
29 USTHUWANAH R S
30 VIRA MALINDA
31 WINDA INOVA AULIA
32 YASUNI BAHRUL HUDA
33 YULIA AZMIN
Jumlah 24 25 24
Prosentase 79,2% 82,5% 79,2%
Berdasarkan hasil observasi tentang motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran pada siklus II dalam pembelajaran tatap muka
pertama unsur kemampuan dalam berperam 79,2%, siswa yang
mampu dalam bekerjasama 82,5% sedangkan kemampuan siswa
dalam berdiskusisi 79,2%. Sehingga terlihat bahwa pembelajaran pada
siklus II meningkat
Hasil presentase dari masing-masing aspek diatas diperoleh
dengan cara 33 jumlah siswa dibagi dengan siswa yang tuntas. Siswa
dikatakan tuntas jika nilainnya mencapai 75.
ASPEK PENILAIAN
NO NAMA
Menjawab KERJASAMA DISKUSi
1 ABELIA ZAHRA
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ
3 AHMAD HUSNI MUBARROK
4 AMALIA NUR KHOTIMAH
5 AMANDA KURNIA SARI
6 AMELIA DWI ASTUTIK
7 ANNA XEVANYA ALYA M
8 AURELLYTA INDYRA F
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI
10 DOVY ERIC DARISMAN
11 FADILAH ADITYA R
12 FADILLAH RAHMA O
13 FRENLY ALTHAF
14 GALUH CIPTA NINGRUM
15 IIS DAHLIA SAFITRI
16 KRISTINA MAHARANI
17 MICHAEL CANDRA ADI P
18 MOHAMMAD GILANG D
19 MUHAMMAD ALIF S
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN
22 NABIL KHOIRIL IHSAN
23 NAUFAROTUZ ZAHROH
24 PRISKA AMANDA LETHULUR
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L
26 SHOLAWATUL VIRDAH
27 SINDHI AGUSTIN P
28 TYTA PRASASTY DIAH P
29 USTHUWANAH R S
30 VIRA MALINDA
31 WINDA INOVA AULIA
32 YASUNI BAHRUL HUDA
33 YULIA AZMIN
Jumlah 26 28 24
Prosentase 85,8% 92,4% 79,2%
KET
No Nama L/P Nilai
T TT
1 ABELIA ZAHRA P 75
2 ADHAM DHIYA'ULHAQ L 55
3 AHMAD HUSNI MUBARROK L 85
4 AMALIA NUR KHOTIMAH P 95
5 AMANDA KURNIA SARI P 95
6 AMELIA DWI ASTUTIK P 95
7 ANNA XEVANYA ALYA M P
8 AURELLYTA INDYRA F P 95
9 DEWI NOVIA FITRIA PUTRI P 85
10 DOVY ERIC DARISMAN L
11 FADILAH ADITYA R L 95
12 FADILLAH RAHMA O P 95
13 FRENLY ALTHAF L 95
14 GALUH CIPTA NINGRUM P 90
15 IIS DAHLIA SAFITRI P 85
16 KRISTINA MAHARANI P 85
17 MICHAEL CANDRA ADI P L 70
18 MOHAMMAD GILANG D L 95
19 MUHAMMAD ALIF S L 60
20 MUHAMMAD ARIF WAHYU H L 90
21 MUHAMMAD DZUNNURROIN L 90
22 NABIL KHOIRIL IHSAN L 100
23 NAUFAROTUZ ZAHROH P 85
24 PRISKA AMANDA LETHULUR P
25 SALMANDA AVILINA PUTRI L P 90
26 SHOLAWATUL VIRDAH P 95
27 SINDHI AGUSTIN P P
28 TYTA PRASASTY DIAH P P 90
29 USTHUWANAH R S P 85
30 VIRA MALINDA P 70
31 WINDA INOVA AULIA P 75
Jumlah 21 4
Prosentase 80,9% 19,0%
Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Siswa yang tuntas : 31
Siswa yang tidak tuntas :4
Analisa Hasil Penelitian
Analisa hasil penelitian ini dilihat dari hasil observasi partisipasi yang
dilakukan dengan II siklus. Untuk memperjelas perbandingan peningkatan
keaktifan siswa antara siklus I dan siklus II. Berikut tabel perbandingan
antara siklus I dan siklus II:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Perolehan Hasil Observasi
No Aspek Penilaian Siklus I Siklus II
1 Kemampuan 66,6% 99,4%
Menjawab
2 Kerjasama 61,9% 85,7%
3 Diskusi 52,3% 80,9%
N. Kesimpulan
Dari kesimpulan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama siklus
penerapan metode pembelajaran IPS Penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi siswa. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau
presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar-mengajar, setiap putaran
guru / peneliti memberikan evaluasi materi yang sudah dipelajari oleh siswa.
Siklus II berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode cooperative Numbered Head Together memiliki dampak positif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkata-
peningkatan hasil belajar yang terjadi pada siswa dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil nilai Ulangan Harian (UH)
yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus Ipresentase hasil belajar
siswa mencapai 72,41%? sementara pada siklus II meningkat menjadi
91,10%.?
O. Biodata Peneliti
1. Nama Lengkap : Feby Noviana
2. NIM : 201101040007
3. Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
4. Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
5. Instansi : UIN KHAS JEMBER
6. Alamat Rumah : Dsn. Mantren RT 02 / RW 02 Kec. Kabat
7. Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 09 Februari 2002
8. Jenis Kelamin : Perempuan
9. No HP : 087856498937
10. Alamat Email : novianafeby04@gmail.com
11. Riwayat Pendidikan : MAN 1 Banyuwangi
12. Riwayat Organisasi : -
P. Daftar Pustaka
Sardiman, Pers 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja
Wali)
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006)
Suyono, dan Haryanto. 2017. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep
Dasar (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya)
Shaleh. Abdul Rachman, Pendidikan Agam dan Keagamaan. (Bumi Aksara:
Jakarta,)
Djamarah. Syaiful Bahri, 2002 Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineksa
Cipta)
Slameto. 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Edisi
Revisi) (Jakarta: Rineka Cipta)
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Budiningsih, C.
Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta Fatkhullah,
Mukhammad. 2011. Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia: Betulkah
Begini Caranya?, (Online), (http://fattah-fisip11.web.unair.ac.id/artikel-
detail62930-Jejak Opini- Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia:
Betulkah Begini Caranya.html), diakses tanggal 14 Desember 2012.
Ibrahim, Muslimin., dkk 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University
Press Unesa Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran
Kelompok. Bandung: Alfabeta