Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi dan Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 79 LEBONG yang berlokasi

di desa semelako 1 Kecamatan Lebong Tengah Kabupaten Lebong.

Sekolah ini terletak di lokasi yang strategis yaitu terletak di depan jalan

raya. Setting tempat dalam penelitian iniadalah di dalam kelas yaitu di

kelas III. Pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan siswa di dalam

kelas, menjelaskan cara keterampilan bercerita.

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi

Terciptanya siswa berprestasi berbekal ilmu pengetahuan dan

teknologi dan iman takwa.

b. Misi :

1) Membekali siswa dengan keimanan dan ketakwaan kepada

Allah SWT melalui pembinaan terencana dan berkelanjutan.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

3) Melaksanakan bimbingan bakat dan minat dalam bidang

akademik dan nonakademik.

4) Mewujudkan situasi sekolah yang kondusif.


3. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas

IIIdi SDN 79 LEBONG yang berlokasi di desa semelako 1 Kecamatan

Lebong Tengah Kabupaten Lebong. yang berjumlah 19 siswa, terdiri

dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini

adalah keterampilan bercerita melalui pendekatan keterampilan proses.

4. Deskripsi Kegiatan Pra Tindakan

Sebelum peneliti melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan pra tindakan. Kegiatan pra tindakan dilakukan sebagai

persiapan sebelum memulai penelitian. Kegiatan ini dilaksanakan mulai

tanggal 29 November 2022 sampai dengan 1 Desember. Rincian kegiatan

penelitian tindakan kelas yaitu meminta izin kepada pihak sekolah untuk

melakukan penelitian pada 29 November 2022. Kemudian melaksanakan

pra tindakan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas III untuk

mengetahui informasi dan mengetahui masalah-masalah yang dihadapi

siswa kelas 29 November 2022. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak

sekolah dan guru kelas, penelitian dilaksanakan mulai hari Selasa 29

November 2022 sampai selesai.

5. Deskripsi Data Kemampuan Awal Keterampilan Bercerita

Data kemampuan keterampilan bercerita pada siswa kelas III

diperoleh dari hasil tes pra tindakan. tes pra tindakan dilakukan dengan

memberikan tes kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas III yang berupa

soal. Melihat dari soal tes pra tindakan yang diberikan dapat dilihat
seberapa jauh kemampuan yang dimiliki siswa dalam keterampilan

bercerita melalui pendekatan keterampilan proses.

Berdasarkan nilai tes pra tindakan keterampilan bercerita melalui

pendekatan keterampilan proses siswa kelas III menunjukkan bahwa rata-

rata penilaian pra siklus yang mampu dicapai oleh 19 siswa adalah 62,84.

Apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata yang telah ditentukan,

keterampilan bercerita melalui pendekatan keterampilan proses masih

banyak siswa yang nilainya berada di bawah nilai rata-rata yang telah

ditentukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan nilai 75.

Nilai yang dicapai siswa masih banyak yang belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal yakni sebanyak 16 siswa (84,2%). Sementara siswa

yang mencapai nilai rata-rata hanya sebanyak 3 siswa (15,8%).

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

pembelajaran di atas perlu diadakan perbaikan untuk peningkatan

keterampilan bercerita. Proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia khususnya keterampilan bercerita belum terlaksana secara

optimal. Dalam pembelajaran masih bersifat satu arah sehingga siswa

menjadi pasif.

Dalam proses pembelajaran diperlukan pembelajaran yang menarik,

mudah dipahami, membuat aktif peserta didik dan tidak membosankan.

Penyampaian materi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang dianggap sesuai, agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan pendekatan


keterampilan proses. Dengan pendekatan keterampilan proses dapat

meningkatkan keterampilan bercerita.

6. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

a. Perencanaaan Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dalam penelitian ini terdiri dari 2 kali

pertemuan. Satu kali pertemuan dilaksanakan selama 35 menit

pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum melaksanakan tindakan

penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan antara lain :

1) Menyusun RPP, menyusun lembar observasi siswa, membuat

cerita bacaan yang akan digunakan untuk melatih keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses

mengerjakan perkalian, membuat instrumen evaluasi prestasi

belajar keterampilan bercerita.

2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk latihan

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian berupa

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi keterampilan bercerita

siswa melalui pendekatan keterampilan proses. Uraian masing-masing

pertemuan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut.


1) Pertemuan I

Pada pertemuan pertama materi yang disampaikan yaitu

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses. Adapun langkah-langkah pembelajaran keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses sebagai

berikut :

a) Kegiatan awal

(1) Menyiapkan materi yang akan dipelajari

(2) Mengkondisikan siswa

(3) Membuka pelajaran

(4) Memberi motivasi

(5) Memberitahukan tujuan pembelajaran

(6) Mengadakan apersepsi

b) Kegiatan inti

(1) Menjelaskan materi tentang bercerita

(2) Langkah mengobservasi: siswa membaca cerita yang telah

diberikan oleh guru.

(3) Langkah menggolongkan: Siswa memahami unsur-unsur

dalam cerita dan siswa mempu membuat klasifikasi unsur-

unsur dalam cerita seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, dll.


(4) Langkah memprediksi: Siswa dapat memprediksi apakah

unsur-unsur dalam bercerita yang dibuat benar atau salah

dan disertai alasannya.

(5) Langkah mengukur: Siswa membandingkan hasil pekerjaan

dengan teman/kelompok lainnya.

(6) Langkah menyimpulkan: Siswa menyimpulkan apa yang

telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita

(7) Langkah mengkomunikasikan: Siswa menyimpulkan apa

yang telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita.

b) Kegiatan penutup

(1) Melaksanakan refleksi

(2) Memberi tindak lanjut

(3) Menutup pelajaran

2) Pertemuan II

Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan yaitu

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses. Adapun langkah-langkah pembelajaran keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses sebagai

berikut :

a) Kegiatan awal

(1) Menyiapkan materi yang akan dipelajari


(2) Mengkondisikan siswa

(3) Membuka pelajaran

(4) Memberi motivasi

(5) Memberitahukan tujuan pembelajaran

(6) Mengadakan apersepsi

b) Kegiatan inti

(1) Menjelaskan materi tentang bercerita

(2) Langkah mengobservasi: siswa membaca cerita yang telah

diberikan oleh guru.

(3) Langkah menggolongkan: Siswa memahami unsur-unsur

dalam cerita dan siswa mempu membuat klasifikasi unsur-

unsur dalam cerita seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, dll.

(4) Langkah memprediksi: Siswa dapat memprediksi apakah

unsur-unsur dalam bercerita yang dibuat benar atau salah

dan disertai alasannya.

(5) Langkah mengukur: Siswa membandingkan hasil

pekerjaan dengan teman/kelompok lainnya.

(6) Langkah menyimpulkan: Siswa menyimpulkan apa yang

telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita
(7) Langkah mengkomunikasikan: Siswa menyimpulkan apa

yang telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita.

c) Kegiatan penutup

(1) Melaksanakan refleksi

(2) Memberi tindak lanjut

(3) Menutup pelajaran

c. Pengamatan (Observation) Tindakan Siklus I

Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolaborator

selama proses kegiatan pembelajaran keterampilan bercerita siswa

melalui pendekatan keterampilan proses. Data yang diperoleh yaitu

dari hasil observasi antara peneliti dan guru kolaborator selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan setelah diberikan

perlakuan kepada subjek untuk mengukur keterampilan bercerita siswa

melalui pendekatan keterampilan proses.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa guru dan siswa

dalam penerapan pendekatan keterampilan proses pada keterampilan

bercerita siswa kelas V pada siklus I termasuk kategori sedang. Total

skor perolehan siswa setelah diberikan tindakan yaitu sebesar 11,26

(56,32%) dari skor ideal sebesar 20. Berikut skor penelitian

pendekatan keterampilan proses.


Tabel 6. Skor Rata-rata Pendekatan Keterampilan Proses Siklus I

SKOR
PERTEMUA PERTEMUAN
RES RATA-
N KE-1 KE-2
RATA
1 9 11 10
2 11 12 11,5
3 10 11 11,5
4 12 13 12,5
5 11 12 11,5
6 11 12 11,5
7 10 12 11
8 12 13 12,5
9 11 12 11,5
10 11 12 11,5
11 9 11 10
12 9 10 10
13 11 12 11,5
14 7 8 7,5
15 10 12 11
16 10 11 10,5
17 12 13 12,5
18 11 12 11,5
19 14 15 14,5
Skor rata-rata kelas 11,26
Skor ideal 20
Persentase 56,32%
Keterangan Terampil

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi tindakan siklus I dilakukan dengan menganalisis data

dilakukan terhadap data hasil observasi dan data hasil tes yang

dilakukan pada subjek. Data hasil observasi terdiri dari keterampilan

berbicara siswa melalui pendekatan keterampilan proses yang

dilakukan siswa selama mengikuti pelajaran berlangsung. Data hasil

tes merupakan dari hasil tes pasca tindakan siklus I keterampilan


bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses pada siswa

kelas V.

Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa

keterampilan berbicara siswa melalui pendekatan proses mencapai

kriteria sedang dengan skor perolehan 68. Sedangkan hasil tes

keterampilan berbicara siswa melalui pendekatan keterampilan proses

siswa kelas V pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata

keterampilan bercerita siswa kelas V sebesar 71,26. Nilai tes

keterampilan bercerita siswa pada siklus terdiri atas 9 siswa yang

belum tuntas (47,4%), sedangkan 10 siswa sudah tuntas (52,6%).

Peneliti bersama dengan guru merefleksi dari semua tindakan

yang diberikan pada siklus I. Hasil refleksi tersebut yaitu belum semua

siswa dalam siklus I memiliki keterampilan bercerita yang baikdan.

nilai rata-rata tes keterampilan bercerita siswa pasca tindakan siklus I

juga belum mencapai tabel nilai rata-rata yang telah ditentukan yaitu

sebesar 75. Berikut hasil kategori keterampilan bercerita.

Tabel 7. Kategori Keterampilan Bercerita

Keterangan F %
Tuntas 10 52,63
Belum Tuntas 9 47,37
N 19 100

Nilai rata-rata keterampilan bercerita siswa pada pra tindakan

sebesar 62,84 sedangkan nilai keterampilan berbicara siswa pasca


tindakan siklus I sebesar 71,26 sehingga mengalami peningkatan

sebesar 14,52%. Nilai rata-rata keterampilan siswa kelas V secara

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Nilai Rata-rata Keterampilan Bercerita Siklus 1

Responden Nilai Rata- Keterangan


rata
1 59,5 BT
2 67,5 BT
3 62,5 BT
4 74,5 BT
5 68 BT
6 71,5 BT
7 75 T
8 72,5 BT
9 74,5 BT
10 75 T
11 76 T
12 61 BT
13 75 T
14 58 BT
15 76 T
16 75 T
17 78,5 T
18 64 BT
19 81 T

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa penelitian ini

belum berhasil karena belum mencapai kriteria yang diinginkan atau

diharapkan yakni jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau

sama dengan 75 belum mencapai 85%. Dengan demikian, penelitian

ini dilanjutkan pada siklus II.


7. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

a. Perencanaaan Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dalam penelitian ini terdiri dari 2 kali

pertemuan. Satu kali pertemuan dilaksanakan selama 2x35 menit

pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum melaksanakan tindakan

penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan antara lain :

1) Menyusun RPP, menyusun lembar observasi siswa, membuat

cerita bacaan yang akan digunakan untuk melatih keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses

mengerjakan perkalian, membuat instrumen evaluasi prestasi

belajar keterampilan bercerita.

2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk latihan

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian berupa

pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi keterampilan bercerita

siswa melalui pendekatan keterampilan proses. Uraian masing-masing

pertemuan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan I

Pada pertemuan pertama materi yang disampaikan yaitu

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses. Adapun langkah-langkah pembelajaran keterampilan


bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses sebagai

berikut :

a) Kegiatan awal

(1) Menyiapkan materi yang akan dipelajari

(2) Mengkondisikan siswa

(3) Membuka pelajaran

(4) Memberi motivasi

(5) Memberitahukan tujuan pembelajaran

(6) Mengadakan apersepsi

b) Kegiatan inti

(1) Menjelaskan materi tentang bercerita

(2) Langkah mengobservasi: siswa membaca cerita yang

telah diberikan oleh guru.

(3) Langkah menggolongkan: Siswa memahami unsur-unsur

dalam cerita dan siswa mempu membuat klasifikasi unsur-

unsur dalam cerita seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, dll.

(4) Langkah memprediksi: Siswa dapat memprediksi apakah

unsur-unsur dalam bercerita yang dibuat benar atau salah

dan disertai alasannya.

(5) Langkah mengukur: Siswa membandingkan hasil

pekerjaan dengan teman/kelompok lainnya.


(6) Langkah menyimpulkan: Siswa menyimpulkan apa yang

telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita

(7) Langkah mengkomunikasikan: Siswa menyimpulkan apa

yang telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita.

c) Kegiatan penutup

(1) Melaksanakan refleksi

(2) Memberi tindak lanjut

(3) Menutup pelajaran

2) Pertemuan II

Pada pertemuan kedua materi yang disampaikan yaitu

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses. Adapun langkah-langkah pembelajaran keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses sebagai

berikut :

a) Kegiatan awal

(1) Menyiapkan materi yang akan dipelajari

(2) Mengkondisikan siswa

(3) Membuka pelajaran

(4) Memberi motivasi

(5) Memberitahukan tujuan pembelajaran

(6) Mengadakan apersepsi


b) Kegiatan inti

(1) Menjelaskan materi tentang bercerita

(2) Langkah mengobservasi: siswa membaca cerita yang telah

diberikan oleh guru.

(3) Langkah menggolongkan: Siswa memahami unsur-unsur

dalam cerita dan siswa mempu membuat klasifikasi unsur-

unsur dalam cerita seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, dll.

(4) Langkah memprediksi: Siswa dapat memprediksi apakah

unsur-unsur dalam bercerita yang dibuat benar atau salah

dan disertai alasannya.

(5) Langkah mengukur: Siswa membandingkan hasil

pekerjaan dengan teman/kelompok lainnya.

(6) Langkah menyimpulkan: Siswa menyimpulkan apa yang

telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita

(7) Langkah mengkomunikasikan: Siswa menyimpulkan apa

yang telah didapatkan dalam mata pelajaran keterampilan

bercerita.

c) Kegiatan penutup

(1) Melaksanakan refleksi

(2) Memberi tindak lanjut

(3) Menutup pelajaran


c. Pengamatan (Observation) Tindakan Siklus II

Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolaborator

selama proses kegiatan pembelajaran keterampilan bercerita siswa

melalui pendekatan keterampilan proses. Data yang diperoleh yaitu

dari hasil observasi antara peneliti dan guru kolaborator selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan setelah diberikan

perlakuan kepada subjek untuk mengukurketerampilan bercerita siswa

melalui pendekatan keterampilan proses.

Berdasarkan hasil observasi berupa latihan keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses siswa kelas V

pada siklus II termasuk kategori tinggi. Total skor perolehan siswa

setelah diberikan tindakan yaitu sebesar 16,29 (81,44%) dari skor ideal

sebesar 20. Pada kegiatan awal guru sudah mampu mengkondisikan

siswa, memotivasi serta mengadakan apersepsi dengan baik. Selain itu,

siswa juga memiliki antusias yang sangat baik dalam mengikuti

pembelajaran. Pada kegiatan ini guru dan siswa sudah mulai

menguasai pendekatan proses, sehingga penerapannya menjadi lebih

baik dalam keterampilan bercerita. Kemudian pada kegiatan inti, guru

mampu merefleksikan hasil pembelajaran dengan baik yang ditindak

lanjuti serta diakhiri dengan menutup pelajaran. Berikut skor penelitian

pendekatan keterampilan proses pada tindakan siklus II


Tabel 9. Skor Rata-rata Pendekatan Keterampilan Proses Siklus II

PERTEMUAN PERTEMUAN SKOR RATA-


RESPONDEN
KE-1 KE-2 RATA
1 15 16 15,5
2 15 17 16
3 15 16 15,5
4 16 16 16
5 15 16 15,5
6 15 16 15,5
7 14 15 14,5
8 16 16 14,5
9 15 16 15,5
10 14 16 15
11 15 16 15,5
12 15 16 15,5
13 14 16 15
14 13 14 13,5
15 16 17 16,5
16 15 16 15,5
17 15 16 15,5
18 15 16 15,5
19 17 19 18
Skor rata-rata kelas 16,29
Skor ideal 20
Persentase 81,44%
Keterangan Terampil

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Refleksi tindakan siklus II dilakukan dengan menganalisis data

dilakukan terhadap data hasil observasi dan data hasil tes yang

dilakukan pada subjek. Data hasil observasi terdiri dari keterampilan

bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses yang dilakukan

siswa selama mengikuti pelajaran berlangsung. Data hasil tes

merupakan dari hasil tes pasca tindakan siklus II keterampilan bercerita

siswa melalui pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas V.


Berdasarkan data hasil observasi dapat diketahui bahwa

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan proses telah mencapai

kriteria tinggi dengan skor perolehan 87. Sedangkan hasil tes

keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan proses

siswa kelas V pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata

keterampilan bercerita siswa kelas V sebesar 76,89. Nilai tes

keterampilan bercerita siswa pada siklus II terdiri atas 2 siswa yang

belum tuntas (10,5%), sedangkan siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak17 siswa (89,5%). Berikut hasil kategori

kecenderungan keterampilan bercerita siklus II.

Tabel 10. Kategori Kecenderungan Keterampilan Bercerita

Keterangan f %
Tuntas 17 89,5
Belum Tuntas 2 10,5
N 19 100

Keterampilan bercerita siswa melalui pendekatan keterampilan

proses mengalami peningkatan. Nilai rata-rata keterampilan bercerita

siswa pada siklus I sebesar 71,26 sedangkan nilai keterampilan

bercerita siswa siklus II sebesar 76,89 sehingga mengalami

peningkatan sebesar 8,49%. Nilai rata-rata keterampilan siswa kelas V

secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Tabel 11. Nilai Rata-rata Keterampilan Bercerita Siklus 2

Responden Nilai Rata- Keterangan


rata
1 68,5 BT
2 78 T
3 75,5 T
4 78 T
5 68 BT
6 77,5 T
7 75 T
8 81 T
9 76,5 T
10 78 T
11 75,5 T
12 74,5 BT
13 74 BT
14 67 BT
15 78 T
16 78,5 T
17 80 T
18 75 T
19 85 T

Perbandingan nilai mean keterampilan bercerita siswa melalui

pendekatan keterampilan proses mulai dari pre tindakan, pasca tidakan

siklus I dan Pasca tindakan siklus II dapat disajikan dalam bentuk

grafik dibawah ini:


Perbandingan Nilai Rata-Rata (Mean) Tiap
Siklus
71,26 76,89
80,00 62,84
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 3.
Grafik Nilai Mean Keterampilan Bercerita Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Dari Pra Tindakan, Pasca Tidakan
Siklus I dan Pasca Tindakan Siklus II

Perbandingan nilai keterampilan bercerita siswa berdasarkan

nilai rata-rata pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam

bentuk grafik dibawah ini.


84,2% 89,5%
90,0% Perbandingan Nilai
80,0% Keterampilan Bercerita
70,0%
52,6%
60,0%
47,4%
50,0% Tuntas
40,0% Belum Tuntas

30,0%
15,8% 10,5%
20,0%
10,0%
0,0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.
Grafik Perbandingan Nilai Keterampilan Bercerita Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Berdasarkan Nilai Rata-rata dari
Pra Tindakan, Pasca Tidakan Siklus I dan Pasca Tindakan Siklus II

Peneliti bersama dengan guru merefleksi dari semua tindakan

yang diberikan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi menunjukkan

bahwa siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan belajar telah

mencapai 89,5%. Hal ini berarti jumlah siswa yang mendapat nilai

sesuai standar nilai rata-rata telah mencapai lebih dari 85%. Dengan

demikian, penelitian ini siklus III tidak perlu dilakukan karena siklus II

telah berhasil sesuai kriteria keberhasilan.


B. Pembahasan

1. Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran

bercerita pada siswa kelas III SD Negeri 79 LEBONG

Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran

bercerita terbagi menjadi tiga tahap yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup. Pada kegiatan awal yang dilakukan guru antara lain:

menyiapkan materi yang akan dipelajari, mengkondisikan siswa,

membuka pelajaran, memberi motivasi, memberitahukan tujuan

pembelajaran dan mengadakan apersepsi.

Kegiatan inti dalam penerapan pendekatan keterampilan proses

dimulai dari menjelaskan materi tentang bercerita. Saat guru menjelaskan

materi tentang bercerita, siswa mendengarkan dan memperhatikan guru

yang membacakan cerita (langkah mengobservasi). Setelah selesai,

kemudian siswa dibuat kelompok berdasarkan tempat duduk terdekat

(langkah menggolongkan). Beberapa siswa membaca teks secara

bergantian, sementara siswa yang lain memperhatikan cerita tersebut.

Kemudian langkah berikutnya siswa berdiskusi secara kelompok untuk

mengungkapkan kembali cerita yang telah dibacakan sebelumnya dengan

bantuan bimbingan guru (langkah memprediksi). Hasil diskusi kelompok

kemudian dibahas di depankelas (langkah mengukur). Setelah dibahas

bersama kemudian siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (langkah

menyimpulkan). Kemudian kegiatan penutup dilakukan dengan guru


merefleksi hasil pembelajaran, guru memberi tindak lanjut dan menutup

pelajaran.

Dalam pembelajaran bercerita, siswa dituntut memiliki

keterampilan berbicara yang baik. Oleh karena itu, proses pembelajaran

bercerita diharapkan dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan

menyenangkan, sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti

proses pembelajaran. Dengan cara demikian siswa tidak terpasung dalam

suasana pembelajaran yang kaku, monoton dan membosankan. Hal ini

sebagaimana pendapat Jean Piaget (Hendro Darmodjo, 1993: 19) bahwa

siswa Sekolah Dasar (anak-anak yang berusia 7-11 tahun) berada pada

tahap perkembangan berpikir operasional konkret, yaitu pekerjaan-

pekerjaan dapat dilakukan dengan bantuan benda-benda konkret.

Pendekatan keterampilan proses merupakan sebuah pendekatan

untuk mengelola kegiatan belajar mengajar yang berfokus kepada

pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses perolehan hasil

belajar. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pendekatan keterampilan

proses sangat cocok digunakan. Pada saat penelitian juga menunjukkan

bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dalam keterampilan

bercerita membuat siswa menjadi lebih tertarik dan antusias. Siswa juga

menjadi lebih aktif karena di dalam pendekatan tersebut siswa harus

berdiskusi dengan teman dan membahas dalam diskusi kelas. Suasana

pembelajaran juga menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton.


Dengan demikian, pendekatan keterampilan proses perlu diterapkan dalam

pembelajaran keterampilan bercerita.

2. Penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan

keterampilan bercerita pada siswa kelas III SDN 79 LEBONG

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan

menerapkan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan

keterampilan bercerita pada siswa kelas III SD Negeri 79 LEBONG. Hal

ini dibuktikan dari nilai mean (nilai rata-rata) siswa pada prasiklus

sebesar 62,84, pada siklus I menjadi 71,26 dan setelah dilakukan siklus II

menjadi 76,89. Selain itu, siswa yang dalam kategori tuntas dalam

pembelajaran mencapai 89,5%, sedangkan yang belum tuntas hanya

sebesar 10,5%. Aktivitas saat penerapan pendekatan proses juga masuk

dalam kategori tinggi sebesar 87,00 (91,58%) dari skor ideal sebesar 95

(100%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Puji Santoso, dkk

(2008:21) bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu

pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus kepada pelibatan

siswa secara aktif dan kreatif dalam proses perolehan hasil belajar,

sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar. Demikian pula

dengan hasil penelitian ini yakni dengan penerapan pendekatan

keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Hal


ini dikarenakan dalam pendekatan ini siswa diberikan keleluasan untuk

terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran bercerita.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pendekatan keterampilan

proses perlu diterapkan. Selain para siswa mempelajari konsep-konsep

tentang ilmu bahasa, siswa juga harus bisa mengkomunikasikan

kemampuannya sesuai dengan empat kompetensi keterampilan berbahasa

(menyimak dan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).Hal ini

sebagaimana pendapat Dimyati (2000: 138) bahwa dengan pendekatan

keterampilan proses memberikan motivasi belajar kepada siswa karena

dalam keterampilan proses ini siswa dipicu untuk senantiasa berpartisipasi

secara aktif dalam belajar serta mengembangkan sikap percaya diri dan

tanggungjawab dalam pembelajaran. Hal ini juga diperkuat dengan

pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2004: 88), bahwa keterampilan proses

dapat mengembangkan kreativitas anak didik dalam belajar, sehingga anak

didik secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-

kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan bercerita pada

siswa kelas III SD Negeri 79 LEBONG. Oleh karena itu, guru perlu

menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bercerita

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.


C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu membutuhkan waktu yang

lama dalam pemahaman pendekatan keterampilan proses oleh guru maupun siswa.

Hal ini dikarenan pendekatan keterampilan proses belum pernah diterapkan di

sekolah tersebut. Sehingga membutuhkan waktu dalam memahami

pendekatan keterampilan proses agar proses pembelajaran dapatberjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai