Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


1. Tempat Pelaksanaan Tindakan
Tempat pelaksanaan tindakan di kelas V (lima) SD Negeri 1 Rantau
Jaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
Alasan peneliti mngambil tempat penelitian di SD Negeri 1 Rantau Jaya
Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut:
a. Peneliti mengajar kelas V (lima) di SD Negeri 1 Rantau Jaya Udik
Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, sehingga dalam
kegiatan ini peneliti tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar
di kelas atau sekolah lain.
b. Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan
kegiatan penelitian .
2. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Ajar : Mendengarkan cerita anak
Kelas / Semester : V (lima) semester 2
3. Jadwal Pembelajaran dalam Siklus
a. Pembelajaran Awal : Hari Jum’at, 10 Mei 2013
b. Perbaikan Pembelajaran I : Hari Selasa, 14 Mei 2013
c. Perbaikan Pembelajaran II : Hari Rabu, 15 Mei 2013
4. Karakteristik Siswa
Guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang
perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang diajarkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Menurut Rachman Natawijaya
(dalam Djam’an Satori, 2009:) pemahaman dalam Profesi Guru yang
dimaksud mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, perbedaan
individual dikalangan peserta didik dan kesehatan mental peserta didik.
a. Kelas

23
Dalam penelitian ini yang digunakan penulis adalah siswa kelas V.
Adapun jumlah siswa kelas V (lima) adalah 20 anak, yang terdiri dari 11
siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Alasannya menggunakan kelas V
(lima) karena memerlukan penanganan yang serius untuk mempersiapkan
nantinya di kelas VI. Dengan penelitian di kelas V (lima) ini dapat
digunakan sebagai umpan balik guru dalam mengajar.
b. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa merupakan hal penting yang harus diketahui
oleh guru maupun penulis. Penulis harus tahu sifat dan ciri khas yang
dimiliki oleh siswa yang akan diteliti. Dalam hal ini tampaknya
penulis tidak kesulitan dalam mengenal karakteristik siswa karena
yang diteliti adalah murid dari penulis sendiri.
Adapun karakteristik siswa kelas V (lima) SD Negeri 1 Rantau
Jaya Udik sebagai berikut.
1) Usia anak kelas V rata-rata 11 tahun
2) Bahasa yang digunakan siswa sebagai komunikasi dalam
pembelajaran di kelas sehari-hari yaitu Bahasa Jawa, Bahasa
Sunda, dan Bahasa Indonesia.
3) Latar belakang orang tua rata-rata adalah petani.
4) Antusias dalam mengikuti pelajaran agak pasif tetapi rajin.
5) Tingkat inteligensia rata-rata normal.
5. Kesediaan Supervisor 2
Peneliti meminta kesediaan supervisor 2 untuk bersedia menjadi
pengamat atau observer dalam pelaksanaan penelitian adalah :
a. Nama : ROSNI, S. Pd
b. NIP : 19620925 198403 2 009
c. Tempat Mengajar : SD Negeri Bumi Nabung,
Kec. Sukadana, Kab. Lampung Timur
d. Jabatan : Kepala Sekolah
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Guna mendapatkan hasil penelitian yang

24
diharapkan dan kegiatan penelitian ini terarah dengan baik, maka pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan menurut suatu
rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) yaitu langkah penelitian yang
dikemukakan oleh Kurt Lewin (Me Riff, 1992: 21-22) sebagai berikut.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Kegiatan perbaikan ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama
dilaksanakan tanggal 14 Mei 2013 sedangkan siklus kedua dilaksanakan
tanggal 15 Mei 2013. Pelaksanaan dalam setiap siklus meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan pengumpulsan data / instrument, dan refleksi.
Perhatikan gambar bagan 1 berikut.
Bagan 1 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

25
Berikut adalah deskripsi pelaksanan pembelajaran per siklus pembelajaran.
1. Pembelajaran Awal Pra Siklus
a. Tahap Perencanaan
Adapun yang dipersiapkan peneliti dalam perencanaan pembelajaran
awal ini adalah:
1) menentukan mata pelajaran,
2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,
3) menyusun materi ajar,
4) menyiapkan rencana evaluasi,
5) menyiapkan media pembelajaran, dan
6) meminta kesediaan supervisor 2 untuk bersedia menjadi pengamat atau
observer selama pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran awal, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Membuka pelajaran dengan memberi apersepsi.
2) Menyampaikan motivasi kepada siswa mengenai pentingnya siswa
mempelajari materi membaca, memahami teks dengan membaca
sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak.
3) Menjelaskan materi membaca, memahami teks dengan membaca
sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak.
4) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
5) Menjawab pertanyaan siswa yang bertanya.
6) Membagi Lembar Kerja Siswa.
7) Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan dan pengawasan guru.
8) Siswa dibimbing guru menyampaikan hasil lembar kerja.
9) Menyimpulkan materi pelajaran.

c. Tahap Pengamatan
Tahap ini dilaksanakan pada : hari Jum’at, 10 mei 2013 Pada
tahap pengamatan ini peneliti memonitor siswa selama proses
pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa dalam pembelajaran

26
Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai
rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase ketuntasan.
Rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata


Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai


berikut:

d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru
memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan
tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil
refleksi pada pembelajaran awal menemukan hal-hal berikut ini :
1) Nilai hasil belajar siswa masih di bawah KKM. Dimana rata-rata
klasikal pada tahap pembelajaran ini hanya 60 dengan persentase
ketuntasan hanya 25%. Dari 20 siswa hanya 5 siswa yang mampu
meraih nilai di atas KKM (>70).
2) Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih didominasi siswa
yang pandai
3) Penelitian dilanjutkan pada perbaikan pembelajaran I melalui proses
perbaikan pembelajaran.
2. Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran 1 dilaksanakan pada :
hari Selasa, 14 Mei 2013 berdasarakan hasil refleksi terhadap
pembelajaran awal mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V (lima)
dengan materi pokok mendengarkan cerita anak yang menyebabkan guru
masih

27
belum puas pada hasil evaluasi. Dengan hal tersebut, maka perencanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1 difokuskan pada hal-hal berikut.
1) Keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaraan
kooperatif tipe jigsaw pada penyampaian materi.
2) Perubahan nilai hasil belajar siswa.
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran tersebut perlu dipersiapkan:
1) membuat Rencana Perbaiakan Pembelajaran (RPP)
2) membuat lembar analisis hasil tes formatif , dan
3) membuat lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan
Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1
dilaksanakan selama 70 menit dalam proses pembelajaran di kelas V
(lima) SD Negeri 1 Ranatu Jaya Udik, dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab.
2) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
3) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi / permasalahan yang
disampaikan guru.
4) Siswa dibimbing untuk membentuk kelompok diskusi inti.
5) Siswa membentuk kelompok diskusi ahli untuk memecahkan masalah
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
6) Siswa kembali kepada kelompok asal untuk kembali berdiskusi
menjelaskan penyelesaian soal kepada temannya
7) Guru memberi evaluasi.
8) Guru memberikan review, rangkuman, serta tindak lanjut berupa
pengayaan untuk siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 dan perbaikan
untuk siswa yang mendapat nilai < KKM 70.
9) Guru memberikan penilaian selama proses dan sesudah proses
pembelajaran terhadap setiap aktivitas - usaha siswa, penilaian
portofolio, penilaian subjektif - objektif dari berbagai aspek dengan
berbagai cara.

28
c. Tahap Pengamatan
Tahap ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 14 Mei 2013 bersamaan
pada proses pembelajaran. Pada tahap pengamatan ini peneliti memonitor
siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes
formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase
ketuntasan.
Rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata


Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai


berikut:

d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru
memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan
tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil
refleksi pada perbaikan pembelajaran I menemukan hal-hal berikut ini :
1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik bila
dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya, yaitu dari 20 siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 10 siswa, dengan
persentase ketuntasan 50%, dan capaian rata-rata klasikal 67,8.
2) Keaktifan siswa sudah terlihat lebih meningkat karena siswa merasa
mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada teman
kelompoknya dan merasa senang dengan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.

29
3) Penelitian dilanjutkan pada perbaikan pembelajaran 2. Hal ini terpaksa
dilakukan peneliti mengingat persentase hasil belajar siswa masih
dibawah kriteria ketuntasan yang diharapkan.
3. Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan
pada : Hari Rabu, 15 Mei 2013 berdasarakan hasil refleksi terhadap
perbaikan pembelajaran siklus 1 mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
V (lima) dengan materi pokok mendengarkan cerita anak. Dari hasil
analisis nilai ditemukan bahwa dari 20 siswa yang mengikuti tes formatif,
hanya 16 siswa (50%) yang berhasil mencapai KKM. Dengan hal tersebut,
maka perencanaan perbaikan pembelajaran difokuskan pada hal-hal
berikut.
1) Keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaraan
kooperatif tipe jigsaw pada materi mendengarkan cerita anak
2) Perubahan nilai hasil belajar siswa pada materi mendengarkan cerita
anak.
Untuk melaksanakan perbaiakan pembelajaran tersebut perlu dipersiapkan:
1) membuat Rencana Perbaiakn Pembelajaran (RPP),
2) membuat lembar analisis hasil tes formatif , dan
3) membuat lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan
Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2
dilaksanakan selama 70 menit dalam proses pembelajaran di kelas V
(lima) SD Negeri 1 Rantau Jaya Udik pada : hari Rabu 15 Mei 2013
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab.
2) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
3) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi / permasalahan yang
disampaikan guru dan diberi kesempatan untuk bertanya.
4) Siswa dibimbing untuk membentuk kelompok diskusi inti.

30
5) Siswa membentuk kelompok diskusi ahli untuk memecahkan masalah
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
6) Siswa kembali kepada kelompok asal untuk kembali berdiskusi
menjelaskan penyelesaian soal kepada temannya.
7) Guru memberi evaluasi.
8) Guru memberikan review, rangkuman, serta tindak lanjut berupa
pengayaan untuk siswa yang mendapat nilai ≥ KKM (70) dan
perbaikan untuk siswa yang mendapat nilai < KKM (70).
9) Guru memberikan penilaian selama proses dan sesudah proses
pembelajaran terhadap setiap aktivitas-usaha siswa, penilaian
portofolio, penilaian subjektif-objektif dari berbagai aspek dengan
berbagai cara.
c. Tahap Pengamatan
Tahap ini dilaksanakan pada : Hari Rabu, 15 Mei 2013 Pada tahap
pengamatan ini peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran dan
menilai hasil dari prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat
ketuntasan dan persentase ketuntasan.
Rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata


Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai


berikut:

d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru
memerlukan refleksi untuk kinerjanya, sehingga dapat menentukan

31
tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil
refleksi pada perbaikan pembelajaran 2 menemukan hal-hal berikut ini :
1. Prestasi hasil belajar siswa telah mengalami perubahan jauh lebih baik
bila dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Dimana rata-rata
klasikal pada tahap perbaikan pembelajaran 2 mencapai 77. Sedangkan
banyaknya siswa yang mampu meraih nilai sesuai dengan kriteria
ketuntasan berjumlah 18 dari 20 siswa, dengan persentase ketuntasan
94%. Sehingga kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan sudah
mencapai ketuntasan yang diharapkan.
2. Keaktifan siswa terlihat lebih meningkat karena siswa merasa
mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada teman
kelompoknya dan merasa senang dengan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
3. Meskipun mesih terdapat hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan
karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, tetapi siklus
perbaikan pembelajaran tidak dilanjutkan lagi. Peneliti menganggap
bahwa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mempunyai
tingkat kecerdasan akademis rendah. Hal ini dapat dilihat dari Buku
Laporan Hasil Belajar (Rapor) pada kelas-kelas sebelumnya.
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus 1 adalah sebagai
berikut.
1. Kurangnya bimbingan guru pada siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kurangnya pemanfaatan waktu bagi guru seefisien mungkin terhadap


pembelajaran.

3. Sebagian siswa belum terbiasa dengan menggunakan model


pembelajaran Cooperative Jigsaw.
Untuk memperbaiki kekurangan dan mempertahankan prestasi yang
telah dicapai pada siklus 1, maka pada siklus kedua dibuat perencanaan
sebagai berikut.

32
1. guru perlu menekankan materi tentang inentifikasi unsur cerita rakyat.
Guru harus memotifasi siswa untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
2. guru perlu mendiskripsikan waktu secara efisien sesuai dengan alokasi
waktu yang tersedia.
3. guru harus terampil memotifasi siswa agar siswa lebih antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.

B. Teknik Analisis Data


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk Menilai Tes Formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata


Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

33
2. Untuk Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum KTSP yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor KKM, KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V
(lima) SD Negeri 1 Rantau Jaya Udik adalah ≥ KKM (70), dan kelas
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah
mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung
persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

34

Anda mungkin juga menyukai