Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Pra Penelitian Tindakan Kelas


Kegiatan pra penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan data awal mengenai keadaan sekolah, kelas dan siswa yang akan
menjadi objek penelitian. Kegiatan pra penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan
wawancara dengan guru dan siswa serta kegiatan observasi di dalam kelas.
1. Kegiatan Wawancara Pra Penelitian
Kegiatan wawancara pra penelitian tindakan kelas dilakukan dengan
guru dan siswa. Guru yang diwawancarai merupakan guru bidang studi fiqih,
sedangkan siswa yang diwawancarai adalah beberapa orang siswa kelas VII/D
yang merupakan kelas objek penelitian. Kegiatan wawancara dengan guru
dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui gambaran tentang hasil
belajar fiqih kelas VII serta aktifitas belajar siswa pada saat proses
berlangsung. Sedangkan kegiatan wawancara dengan siswa dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai mata pelajaran fiqih dan
cara belajar fiqih siswa. Berdasarkan hasil kegiatan wawancara yang telah
dilakukan dengan guru dan siswa, diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Hasil belajar fiqih siswa kelas VII untuk angkatan 2023/2024 sudah cukup
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik umum siswadalam
hal belajar, daya serap siswa terhadap materi pelajaran dan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Namun hal tersebut tetap membutuhkan upaya
yang optimal untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa.
b. Hasil belajar siswa kelas VII/D berada di bawah rata-rata tingkat hasil
belajar kelas VII/D Oleh karena itu, guru bidang studi mengusulkan untuk
melakukan kegiatan penelitian di kelas VII/D.
c. Guru memberikan gambaran tentang suasana kelas pada saat kegiatan
pembelajaran dan gambaran tentang perbandingan tingkat pemahaman dan
keaktifan serta hasil belajar siswa. Berdasarkan gambaran-gambaran
tersebut, guru merekomendasikan kelas VII/D sebagai kelas yang akan
dilakukan penelitian.
d. Beberapa siswa menyukai mata pelajaran fiqih, tetapi sebagian siswa
lainnya kurang senang dengan mata pelajaran fiqih. Sebaian besar siswa
yang kurang senang dengan mata pelajaran fiqih berpendapat bahwa
materi pada pelajaran fiqih membosankan.

2. Kegiatan Observasi Pra Penelitian


Kegiatan observasi pra penelitian tindakan kelas dilakukan dengan
tujuan untuk mengamati proses pembelajaran fiqih di kelas. Kegiatan observasi
ini dilakukan dalam waktu 1 hari.
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa guru
masih menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher
centred). Hal tersebut terlihat dari keseluruhan proses yangdilakukan, dimana
pembelajaan fiqih cenderung didominasi oleh guru. Metode pembelajaran
yang diterapkan pun masih berupa metodepembelajaran konvensional, yaitu
metode ceramah dan tanya jawab. Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran akan terlihat hanya ketika guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tertentu.
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kejenuhan
dalam belajar. Padahal, karakteristik sebagian besar siswa di kelas bersifat
aktif. Meskipun karakteristik sebagian besar siswa sama-sama aktif, namun
terlihat bahwa karakteristik siswa kelas VII/D jauh lebih aktif jika
dibandingkan dengan kelas lain. Siswa kelas VII/D cenderung sulit diatur dan
dikendalikan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, disertai
dengan pertimbangana atas saran dan masukan yang diberikan oleh guru bidang
studi fiqih, maka peneliti memutuskan untuk melakukan kegiatan penelitian di
kelas VII/D.

B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I


1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus ini dimulai dengan mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat disekolah. Kemudian menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru
kolaborator serta sehubungan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test
akhir (postest), membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi
siswa, membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan.
Penelitian dilaksanakan di kelas VII/D yang berjumlah 20 siswa , siswa
di bentuk menjadi 5 kelompok dengan jumlah masing-masing anggota
kelompok berjumlah 4 orang. Penentuan kelompok dilakukan secara bersama-
sama oleh guru agar tercipta kerjasama dan tidak saling iri. Pengelompokan ini
dipergunakan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok pada saat diskusi
berlangsung di dalam kelas.
Pada tahap ini, peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan model problem based learning dalam proses pelaksanaannya
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan
Siklus pertama ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama yaitu mengerjakan soal test awal (pretest) yang
diikuti 20 siswa guna untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar. Setelah
mengadakan pretest, dilanjutkan dengan membahas materi tentang ketentuan-
ketentuan shalat berjamah. Sedangkan pelaksanaan posttest dilakukan
pada akhir pertemuan yang kedua. Langkah-langkah tindakan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sintaks Problem Based Learning Siklus I
Fase Aktivitas
Fase 1 Fase ini terlaksana dalam kegiatan inti berupa
Mengorientasikan eksplorasi yang ada di dalam RPP, yakni guru
siswa pada masalah menjelaskan tentang model Problem Based Learning
terhadap siswa. Guru memotivasi siswa agar ikut aktif
dalam diskusi pemecahan masalah. Selain itu guru
juga sudah menyiapkan logistik yang diperlukan
berupa LKS contoh kasus yang harus dikerjakan setiap
kelompok diskusi, serta lembar observasi aktifitas
siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan
model Problem Based Learning.
Fase 2 Di kegiatan inti berupa elaborasi, guru membagi siswa
Mengorganisasi menjadi beberapa kelompok untuk mengorganisir
siswa untuk belajar siswa dalam proses diskusi.
Fase 3 Setelah LKS contoh kasus telah dibagikan pada setiap
Membimbing kelompok siswa, guru berkeliling mengamati setiap
penyelidikan kelompok serta mempersilahkan siswa bertanya
individu maupun tentang soal diskusi yang kurang dimengerti.
kelompok
Fase 4 Siswa dituntut untuk membuat laporan berupa
Mengembangkan jawaban-jawaban dari contoh kasus yang telah
dan menyajikan diberikan. Dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi,
laporan masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Fase 5 Setelah semua kelompok mempresentasikan jawaban
Menganalisis dan dari contoh kasus yang telah diberikan, guru beserta
mengevaluasi proses seluruh siswa bersama-sama menganalisis apakah
pemecahan masalah jawaban yang telah dipresentasikan sudah benar.
Ketika ditemukan jawaban yang kurang pas atau salah
guru meluruskan dan memberikan penjelasan materi
agar siswa mengerti pemecahan masalah dari contoh
kasus tersebut. Dengan begitu secara tidak langsung,
siswa telah menerima materi pelajaran tanpa merasa
bosan dengan guru yang hanya menerangkan materi
saja.

3. Tahap Pengamatan
a. Hasil Observasi Aktifitas Guru
Observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran fiqih dengan menggunakan problem based learning pada materi
zakat fitrah. Pengamatan dilakukan oleh observer (guru bidang studi fiqih)
dengan mencatat seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas
yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktifitas
guru dimuat dalam lampiran . Pada pertemuan I didapatkan hasil presentase
84% sedangkan pada pertemuan II didapatkan hasil presentase 94%
sehingga pada siklus I didapatkan rata-rata presentase 89%. Hal tersebut
menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan model
problem based learning pada proses pembelajaran dengan kategori sangat
baik.
b. Hasil Observasi Aktifitas Siswa
Observasi dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran fiqih dengan menggunakan problem based learning pada materi
zakat fitrah. Pengamatan dilakukan oleh observer (guru bidang studi fiqih)
dengan mencatat seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktifitas
siswa dimuat dalam lampiran . Pada pertemuan I didapatkan hasil presentase
67,5% sedangkan pada pertemuan II didapatkan hasil presentase 92,5%
sehingga pada siklus I didapatkan rata-rata presentase
80%. Hal tersebut menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam
menerapkan model problem based learning pada proses pembelajaran
dengan kategori baik.

Gambar 4.1 Gambar 4.2


Aktivitas Diskusi Siswa Siklus I Aktivitas Presentasi Hasil
Diskusi Siklus I
c. Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam
catatan lapangan yang ada pada lampiran. Berdasarkan hasil catatan
lapangan, aktifitas siswa masih didapatkan hasil yang kurang maksimal. Hal
ini dikarenankan beberapa sebab, diantaranya siswa masih belum mengenal
guru, belum mengerti serta belum terbiasa dengan model problem based
learning.
d. Wawancara
Setelah selesai menerapkan model problem based learning pada
siklus I, wawancara pun dilakukan dengan guru bidang studi fiqih. Dari hasil
wawancara didapatkan kesimpulan bahwa masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaan model problem based learning pada siklus I diantaranya siswa
masih ada yang bercanda saat diskusi kelompok, siswa juga masih belum
berani dalam memaparkan hasil diskusi kelompok. Selain itu dari pihak guru
juga belum bisa mengendalikan siswa.
e. Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif siswa
pada siklus I dilakukan tes hasil belajar siswa. Adapun hasil dari tes hasil
belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Pretest Posttest N-Gain
Jumlah 1112 2800 23,61716
Rata-rata 29,26316 73,68421 0,621504
Pada siklus I, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata- rata
29,26. Namun skor rata-rata meningkat menjadi 73,68 setelah dilakukan
tindakan. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan tindakan dalam
penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka data skor siswa di analisis
dengan N-Gain. Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest
didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,62 dengan kategori sedang (g sedang :
0,70 > (g) > 0,3). Tabel skor N-Gain siswa siklus I dipaparkan secara
lengkap pada lampiran. Namun hasil posttest siklus I hanya mencapai
60,52% siswa yang mencapai KKM dan belum memenuhi indikator
keberhasilan dimana 75% siswa harus mencapai nilai KKM. Tabel
ketuntasan siswa dalam mencapai KKM untuk siklus I terdapat pada
lampiran 13.

4. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis hasil observasi, catatan lapangan serta wawancara
ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I dan diperlukan
tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hal tersebut dijelaskan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I
Kekurangan Perbaikan
Perhatian siswa belum fokus di kelas Guru memberikan ice breaking untuk
memfokuskan perhatian siswa
Siswa gaduh dalam pembagian Guru memberikan batas waktu
kelompok pembagian kelompok serta ikut
mengatur pembagian kelompok agar
cepat, tenang dan rapi
Siswa tidak mengerti dengan soal- Mengelilingi setiap kelompok serta
soal LKS berbasis masalah memberikan pengarahan
Masih banyak siswa yang tampak Mendatangi kelompok yang bercanda
bercanda dan mengobrol saat diskusi dan mengobrol
dengan teman sekelompok
Siswa masih malu-malu dan tidak Guru memberikan motivasi agar
mau menyampaikan hasil diskusi di siswa bersemangat untuk berlomba-
depan kelas lomba menyampaikan hasil diskusi

Anda mungkin juga menyukai