KHUTBAH PERTAMA:
Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, jiga dinamakan “Idul Qurban”, karena
merupakan hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Arti Qurban ialah
memberikan sesuatu untuk menunjukkan kecintaan kepada orang lain, meskipun harus
menderita . Orang lain itu bias anak, orang tua, keluarga, saudara berbangsa dan
setanah air. Ada pula pengorbanan yang ditujukan kepada agama yang berarti untuk
Allah SWT dan inilah pengorbanan yang tinggi nilainya.
Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada beberapa peristiwa
yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti Hajar. Ketika
orang ini telah membuat sejarah besar, yang tidak ada bandingannya: Yaitu ketika
Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama
Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka diwempatkan disuatu
lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian
sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa
maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya
yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang
lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupin istrinya
Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal.
Karena pentingnya peristiwa tersebut. Allah mengabadikannya dalam Al-Qur’an:
Artinya: Dan ingatlah ketika Ibrahim berdo’a: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini,
sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kiamat.” (QS Al-
Baqarah: 126)
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Dari ayat tersebut, kita memperoleh bukti yang jelas bahwa kota Makkah hingga saat
ini memiliki kemakmuran yang melimpah. Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia,
memperoleh fasilitas yang cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.
Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata pemerintahan dan
ekonomi, serta kaemanan hukum, sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang
mengagumkan. Yang semua itu menjadi dalil, bahwa do’a Nabi Ibrahim dikabulkan
Allah SWT. Semua kemakmuran tidak hanya dinikmati oleh orang islam saja. Orang-
orang yang tidak beragama Islam pun ikut menikmati.
Allah SWT berfirman:
س ْالمَصِ ي ُر
َ ار َو ِبْئ ِ َقا َل َو َمن َك َف َر َفُأ َم ِّت ُع ُه َقلِيالً ُث َّم َأضْ َطرُّ هُ ِإلَى َع َذا
ِ ب ال َّن
Artinya: Allah berfirman: “Dan kepada orang kafirpun, aku beri kesenangan sementara,
kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka. Dan itulah seburuk buruk tempat
kembali.” (QS. Al-Baqarah: 126)
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Idul Adha yang kita peringatisaat ini, dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari rara
memotong kurban binatang ternak. Sejarahnya adalah bermula dari ujian paling
beratyang menimpa Nabiyullah Ibrahim. Akibat dari kesabaran dan ketabahan Ibrahim
dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah,
sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).
Setelah titel Al-khalil disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku,
mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh
urusan kekayaannya dan keluarganya?” Allah berfirman: “Jangan menilai hambaku
Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hatinya dan amal bhaktinya!”
Sebagai realisasi dari firmannya ini, Allah SWT mengizinkan pada para malaikat
menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya
dan tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah.
Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa konon, Nabi Ibrahim memiliki
kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta. Riwayat lain mengatakan,
kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu jumlah yang menurut
orang di zamannya adalah tergolong milliuner. Ketika pada suatu hari, Ibrahim ditanya
oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?” maka dijawabnya: “Kepunyaan
Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan
semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail,
niscaya akan aku serahkan juga.”
Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim mengemukakan bahwa, pernyataan Nabi
Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang
kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu Allah menguji iman dan taqwa Nabi Ibrahim
melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih
berusia 7 tahun. Anak yang elok rupawan, sehat lagi cekatan ini, supaya dikorbankan
dan disembelih dengan menggunakan tangannya sendiri. Sungguh sangat mengerikan!
Peristiwa spektakuler itu dinyatakan dalam Al-Qur’an:
KHUTBAH KEDUA:
هللاُ اَ ْكبَرْ ( )×3هللاُ اَ ْكبَرْ ( )×4هللاُ اَ ْكبَرْ كبيرا َو ْال َح ْم ُد هللِ َكثِ ْيرًا َو ُس ْب َحانَ هللا بُ ْك َرةً َو َأصْ ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو هللاُ اَ ْكبَرْ هللاُ اَ ْكبَرْ
َوهللِ ْال َح ْم ُد
اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى اِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُ8ر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِهَ .واَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا
ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَاُ 8م َح َّم ٍد َِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما َِكث ْيرًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى اِل َى ِرضْ َوانِ ِه .اللهُ َّم َ
اَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما اَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى
َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ُصلُّوْ نَ ع َ َوا ْعلَ ُموْ ا اَ َّن هللاّ اَ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى اِ َّن هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ ي َ
ك
ك َو ُر ُسلِ َ8 آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا 8تَ ْسلِ ْي ًما .اللهُ َّم َ آ َمنُوْ ا َ
َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي8 ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ اَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة الص َ َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ
ك يَا اَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ8 التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ
كت اللهُ َّم اَ ِع َّز ْا ِال ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ8
اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ اَ ْعدَا َءال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِكَ اِلَى ص َر ال ِّد ْينَ َو َْو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنص ُْ8ر َم ْن نَ َ
يَوْ َم ال ِّدي ِْن .اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َ8ء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا
ارَ .ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اب النَّ ِ آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ َ .ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ خآ َّ
ْ ُ ْ ْ ْ ْ ْأ َّ ْ َّ ُ َ َ ْ َ ْ اَ ْنفُ َسن َ
بى َويَنهَى 8ع َِن ان َوِإيْتآ ِء ِذى القرْ َ َاواِن ل ْم تَغفِرْ لنَا َوتَرْ َح ْمنَا 8لنَكوْ نَن ِمنَ الخَا ِس ِر ْينَ ِ .عبَا َدهللاِ ! اِن هللاَ يَ ُم ُرنَا 8بِال َعد ِل َوا ِالحْ َس ِ
ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِ8ر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُواهللاَْ 8ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ
َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَرْ
)(Ust. NANANG MUSTA’IN,S.Ag.MM./ِAULA/BULUSAN UTARA