Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA

MANIPULATIF KELAS III SD NEGERI 21 PONTIANAK BARAT

Nadhirah AR, K.Y Margiati, Kaswari.


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak
Email: nadhirah_arasyid@yahoo.com

Abstract
This study aimed to describe improving student learning outcomes in mathematics using
manipulative media in the Class III SD Negeri 21 Pontianak West.The method used in this
research is descriptive. Forms of research is classroom action research. The nature of
research is collaborative. The subject of this study were teachers as researchers and 36 third
grade students of SD Negeri 21 Pontianak West consisted of 14 female students and 22 male
students research procedure includes four stages: Planning, Implementing, Observations
and Reflections. This research was conducted as much as two cycles. Results of the study
are: 1) the ability of teachers in planning lessons in cycle 1 average of 3.34 increased to
3.92 in the second cycle. 2) the ability of teachers in implementing the learning in the first
cycle, an average of 3.26 increased to 3.98 in the second cycle 3) An increase in the average
learning outcomes of the third class in the first cycle average of 65.83 increased to 93.61 in
the second cycle. The conclusion of this study is there an increase of students mathematics
learning’s outcomes using manipulative media class III SD Negeri 21 West Pontianak.

Keywords: Media Manipulatives, learning Outcomes, Math.

Matematika merupakan salah satu materi pembelajaran matematika agar dapat


kajian yang berhubungan erat dengan menemukan konsep yang relevan.
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Menciptakan pembelajaran yang
matematika sangat berkaitan dengan media efektif dan menyenangkan merupakan tugas
konkrit. Dalam melakukan pembelajaran dan tanggung jawab seorang guru untuk
matematika pada materi pecahan sederhana membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
guru harus menggunakan benda-benda memahami dan menguasai konsep-konsep
konkrit yang sering dilihat dan dekat dengan matematika. Oleh karena itu, guru harus
kehidupan siswa sehari-hari. mampu menguasai dan mengembangkan
Menurut Jean Piaget (dalam Pitajeng, pembelajaran yang menarik dengan
2006: 27) “anak-anak usia 7-12 tahun berada menggunakan strategi, metode, dan media
pada tahap operasi konkrit. Selama tahap ini yang tepat guna menunjang pembelajaran
anak mengembangkan konsep dengan yang optimal. Untuk membuat pembelajaran
menggunakan benda-benda konkrit”. menjadi menarik dan menyenangkan, guru
Berdasarkan Badan Standar Nasional menggunakan media konkrit dan
Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan diperagakan.
Pendidikan (2006: 432) terdapat salah satu Namun pada kenyataannya peneliti
tujuan dari pembelajaran matematika yang sebagai guru pada saat mengajarkan materi
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, pecahan sederhana melaksanakan
tabel, diagram, atau media lain untuk pembelajaran atau menjelaskan cenderung di
memperjelas keadaan atau masalah. Oleh dominasi menggunakan metode ceramah.
sebab itu, dalam proses pembelajaran Peneliti belum menggunakan media konkrit
matematika diperlukan suatu media yang dalam menyampaikan pembelajaran,
dapat menunjang siswa dalam memahami sehingga pembelajaran kurang menarik dan

1
menyenangkan. Kekurangan yang dimiliki melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
peneliti sebagai guru kelas III berdampak dengan menggunakan media manipulatif.
pada siswa. Berdasarkan pengalaman pada Melalui penggunaan media ini diharapkan
proses pembelajaran siswa terlihat pasif, peneliti dapat memecahkan masalah kesulitan
bosan, bingung, dan kurang bersungguh- belajar siswa sehingga dapat meningkatkan
sungguh dalam mengerjakan tugas yang hasil belajar siswa pada pembelajaran
diberikan guru. matematika tentang materi pecahan
Berdasarkan hasil diagnosis masalah sederhana.
kesulitan belajar siswa terkait dengan materi Matematika adalah mata pelajaran
pecahan sederhana yaitu sebagai berikut: 1) yang diajarkan kepada siswa agar siswa dapat
Siswa kurang bisa membaca bilangan berpengalaman dalam menjalani kehidupan
pecahan sederhana dari gambar yang dalam masyarakat, matematika dapat
disajikan. 2) Siswa belum dapat menuliskan membantu siswa dalam menyelesaikan
lambang bilangan pecahan dari satu bagian permasalahan yang dihadapi ditengah-tengah
yang utuh berdasarkan gambar yang kehidupan sosial.
disajikan. Sejalan dengan hal tersebut, menurut
Akibat dari kesalahan siswa menjawab Kline (dalam Dadan Handana 2006: 3)
soal pada materi pecahan sederhana, maka menyatakan bahwa, “Matematikan itu bukan
nilai siswa masih rendah yaitu dengan rincian pengetahuan menyendiri yang dapat
siswa yang memperoleh nilai 30 sebanyak 3 sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
orang (10,00%) siswa yang memperoleh nilai beradanya itu terutama untuk membantu
40 sebanyak 4 orang (13,33%), siswa yang manusia dalam memahami dan menguasai
memperoleh nilai 50 sebanyak 2 orang permasalahan sosial, ekonomi, alam”.
(6,67%), siswa yang memperoleh nilai 60 Menurut Karso (2007: 1.40)
sebanyak 5 orang (16,67%), siswa yang menyatakan bahwa, “Matermatika
memperoleh nilai 70 sebanyak 5 orang merupakan suatu ilmu yang berhubungan
(16,67%), siswa yang memperoleh nilai 80 dengan penelaah bentuk-bentuk atau struktur-
sebnayak 7 orang (23,33%), siswa yang struktur yang abstrak dan hubungan diantara
mendapat nilai 90 sebanyak 4 orang hal-hal itu”. Sedangkan menurut Syarif
(13,33%). Dengan masih adanya siswa yang Sumantri (2015: 111) menyatakan bahwa,
belum bisa membaca dan kurang teliti dalam Matematika merupakan pelajaran yang harus
menuliskan lambang pecahan sederhana, dikaitkan dengan realita dan matematika
maka perolehan rata-rata hasil belajar siswa merupakan aktivitas manusia”.
sebesar 64, dan masih belum tuntas di bawah Berdasarkan pendapat para ahli di atas
nilai standar KKM 75. dapat dijelaskan bahwa matematika adalah
Berdasarkan kenyataan yang telah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
diuraikan, diketahui bahwa penggunaan penelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur
media pembelajaran sangat penting dalam yang abstrak dan beradanya ilmu ini untuk
proses pembelajaran agar materi yang membantu manusia dalam memahami dan
disampaikan guru mudah untuk dipahami menguasai permasalahan ekonomi, sosial,
oleh siswa dan tidak mudah dilupakan begitu dan alam.
saja. Selain itu, dengan adanya penggunaan Media manipulatif dalam pembelajaran
media dalam pembelajaran akan membuat matematika SD adalah alat bantu
suasana pembelajaran menjadi lebih menarik, pembelajaran yang digunakan terutama untuk
menyenangkan, dan dapat memotivasi siswa menjelaskan konsep dan prosedur
dalam mengikuti pembelajaran. matematika. Media ini merupakan bagian
Untuk memperbaiki kesalahan- langsung dari mata pelajaran matematika dan
kesalahan peneliti sebagai guru kelas III dimanipulasikan oleh siswa (dibalik,
maka pada tahun ajaran 2016/2017 ini dipotong, digeser, dipindahkan, digambar,
peneliti melakukan tindakan perbaikan

2
dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan potongan yang sama besar, setengah bagian
(Gatot Muhsetyo dkk, 2009). dari kertas yang utuh. Jadi setengah adalah
Menurut Anggraeni (dalam Tri satu bagian kertas origami yang dibagi
Kurnianingsih: 2012) Media manipulatif menjadi dua bagian sama besar. 2) Tahap
dapat diartikan sebagai alat untuk Ikonik, siswa diminta membuat gambar segi
menerangkan atau mewujudkan konsep empat pada kertas kotak-kotak kecil.
matematika. Alat yang digunakan dapat Kemudian gambar dibagi menjadi dua bagian
berupa benda nyata misalnya lidi, kelerang yang sama besar. Satu dari dua bagian diarsir
digunakan untuk menanam konsep bilangan, atau diberi warna. 3) Tahap Simbolik, siswa
kubus digunakan untuk menjelaskan konsep dapat menyebutkan gambar yang dibuat
titik, ruas garis, daerah bujur sangkar. 1
merupakan pecahan dibaca satu per dua
2
Berdasarkan pendapat di atas peneliti 1
menyimpulkan bahwa media manipulatif atau seperdua atau setengah, lambangnya 2.
adalah semua benda atau model konkrit yang b) Pecahan satu per empat, tahapan dalam
dapat di sentuh, di lihat, dan dirasakan oleh pembelajaran adalah: 1) Tahap Enaktif,
siswa serta berfungsi membantu siswa setiap siswa menyiapkan satu lembar kertas
memahami berbagai konsep matematika. origami. Lalu siswa diminta melipat kertas
Penggunaan media manipulatif ini menjadi empat bagian yang sama besar.
dimaksudkan untuk mempermudah siswa Lipatan tersebut digunting sehingga kertas
dalam memahami konsep dan prosedur menjadi empat potongan yang sama besar,
matematika, menyederhanakan konsep yang seperempat bagian dari kertas yang utuh. Jadi
sulit/sukar, menyajikan bahan yang relatif seperempat adalah satu bagian kertas origami
abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan yang dibagi menjadi empat bagian sama
pengertian atau konsep secara lebih konkret, besar. 2) Tahap Ikonik, Siswa diminta
menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait membuat gambar persegi panjang pada kertas
dengan pengerjaan (operasi) hitungan kotak-kotak kecil. Kemudian gambar dibagi
pecahan sederhana. menjad empat bagian yang sama besar. Satu
Berbagai macam media manipulatif dari empat bagian diarsir atau diberi warna.
dalam pembelajaran matematika menurut 3) Tahap Simbolik, Siswa dapat
Gatot Muhsetyo,dkk (2009) yaitu : a) Kertas, menyebutkan gambar yang dibuat merupakan
1
b) Model stik (lidi), c) Model persegi dan pecahan 4 dibaca satu per empat atau
strip dari kayu / tripleks, dan d) Model kertas 1
bertitik atau berpetak. Adapun media seperempat, lambangnya 4.
manipulatif yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kertas origami yang di potong METODE PENELITIAN
sebagai bahan materi pecahan sederhana. Dalam penelitian ini, peneliti
Tahapan pembelajaran dalam menggunakan metode deskriftif yang
penggunaan media manipulatif dalam ditunjang oleh data-data yang diperoleh
penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu :1) melalui penelitian dilapangan. Penelitian
Tahap enaktif, 2) Tahap ikonok dan 3) Tahap deskriftif adalah prosedur pemecahan
simbolik. masalah yang diselidiki dengan
Contoh penerapan langkah menggambarkan atau melukiskan keadaan
pembelajaran dengan menggunakan media subjek atau objek penelitian pada saat
manipulatif kertas origami dalam penelitian sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
ini adalah: a) Pecahan satu per dua, tahapan tampak, atau sebagaimana adanya (Hadari
nya yaitu: 1) Tahap Enaktif, setiap siswa Nawawi, 2012:67). Metode deskriftif adalah
diberikan satu lembar kertas origami. Lalu suatu metode dalam meneliti status
siswa diminta melipat kertas menjadi dua sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
bagian yang sama besar. Lipatan tersebut kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
digunting sehingga kertas menjadi dua

3
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang pecahan sederhana dengan menggunakan
(Nazir, 2013:54). media manipulatif. 2) Siswa kelas III A SD
Berdasarkan pendapat para ahli diatas Negeri 21 Pontianak Barat yang berjumlah
dapat dijelaskan bahwa penelitian deskriftif 36 siswa yang terdiri dari 14 siswa
adalah penelitian yang memaparkan suatu perempuan dan 22 siswa laki-laki.
fakta berdasarkan hasil penelitian yang sesuai Sesuai dengan jenis penelitian yang
dengan kenyataan yang ada. Penelitian ini dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka
berbentuk penelitian tindakan kelas penelitian ini menggunakan model penelitian
(Classroom Action Research). Bentuk tindakan kelas dari Suharsimi Arikunto
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (2011: 17) secara garis besar terdapat 4
Kelas yang dilakukan di SD Negeri 21 tahapan yang dilalaui dalama melaksanakan
Kecamatan Pontianak Barat. Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yaitu perencanaan,
Tindakan Kelas merupakan suatu pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
pencermatan terhadap kegiatan belajar Data dalam penelitian ini bersumber
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dari guru dan siswa. Berdasarkan masalah
dimunculkan dan terjadi didalam suatu kelas penelitian, data yang dikumpulkan dalam
secara bersama (Arikunto, dkk, 2015:3). penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Data
Pengertian lainnya yaitu Penelitian Tindakan berupa skor kemampuan guru dalam
Kelas adalah penelitian yang dilakukan merencakan pembelajaran pecahan sederhana
sendiri dengan cara merencanakan, dengan menggunakan media manipulatif. b)
melaksanakan, mengamati dan merefleksikan Data berupa skor kemampuan guru
tindakan secara kolaboratif dan patisipatif melaksanakan pembelajaran pecahan
dengan tujuan memperbaiki kinerjannya sederhana dengan menggunakan media
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa manipulatif. c) Data berupa hasil belajar
dapat meningkat (Wijaya Kusumah dan Dedi siswa secara individu tentang pecahan
Dwitagama, 2012:9). sederhana dengan menggunakan media
Berdarsakan pengertian diatas dapat manipulatif. Adapun sumber data pada
dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas penelitian ini adalah: a) Sumber data sub
adalah kegiatan penelitian yang dilakukan masalah 1 diperoleh dari pengamatan
guru dikelasnya masing-masing dengan kemampuan guru merencakan pembelajaran
dibantu oleh kolaborator yang dimulai dari dengan menggunakan media manipulatif di
tahap perencanaan sampai refleksi yang kelas III SD Negeri 21 Pontianak Barat. b)
bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru Sumber data sub masalah 2 diperoleh dari
sehingga hasil belajar siswa meningkat. pengamatan kemampuan guru melaksanakan
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim pembelajaran matematika menggunakan
(2007:68) Sifat penelitian dalam penelitiana media manipulatif di kelas III SD Negeri 21
tindakan kelas adalah kolaboratif karena Pontianak Barat. c) Sumber data sub masalah
penelitiana tindakan kelas memerlukan 3 diperoleh dari pengukuran hasil belajar
kolaborator untuk mengamati peneliti dalam siswa pada pembelajaran matematika tentang
melaksanakan penelitiannya. Dalam pecahan sederhana menggunakan media
pelaksanaan penelitian tindakan kelas perlu manipulatif di kelas III SD Negeri 21
ada partisipasi dari pihak lain yang berperan Pontianak Barat.
sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk Teknik pengumpulan data yang
mendukung objektivitas dari hasil penelitian. digunakan dalam penelitian tindakan kelas
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III ini menggunakan: 1) Teknik Observasi
SD Negeri 21 Pontianak Barat yang terletak Langsung, teknik observasi langsung adalah
di JL. Tabrani Ahmad, Sei Jawi Dalam Kota cara mengumpulkan data yang dilakukan
Pontianak, Kalimantan Barat. Subyek melalui pengamatan dan pencatatan gejala-
penelitian ini adalah : 1) Guru selaku peneliti gejala yang tampak pada objek penelitian
yang melaksanakan pembelajaran tentang yang pelaksanaannya langsung pada tempat

4
dimana suatu peristiwa keadaan atau siatuasi Data yang telah terkumpul melalui
sedang terjadi (Hadari Nawawi, 2012: 100). teknik dan alat pengumpul data akan
Dalam penelitian ini, teknik observasi disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya
langsung menggunakan lembar observasi data yang telah disajikan dalam bentuk tabel
Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG).2) akan di analisis untuk mejawab pertanyaan
Teknik Pengukuran,teknik pengukuran dalam sub masalah yaitu: 1) Untuk
adalah cara mengumpulkan data yang bersifat menganalisis sub masalah pertama, data yang
kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau diperoleh berupa skor kemampuan guru
derajat aspek tertentu dibanding dengan merencanakan pembelajaran materi pecahan
norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang sederhana dengan menggunakan media
relevan (Hadari Nawawi, 2012: 101). manipulatif akan dianalisis dengan
Pengukuran data dalam penelitian ini adalah perhitungan rata-rata berikut:
pemberian skor terhadap hasil belajar siswa
pada setiap siklus dengan mengerjakan soal ...... (rumus rata-
latihan (tes) yang dikerjakan siswa. rata)
Adapun alat pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Keterangan:
sebagai berikut: 1) Lembar Observasi, alat 𝑋̅ = rata-rata (mean)
pengumpul data pada teknik observasi ∑X = jumlah seluruh skor
langsung adalah lembar observasi. Lembar N = banyaknya subjek
observasi yang digunakan untuk menilai (Burhan Nurgiantoro, Gunawan
keterampilan guru merencanakan dan & Marzuki, 2012: 64)
melaksanakan pembelajaran dengan materi 2) Untuk menganalisis sub masalah kedua
pecahan sederhana dengan menggunakan berupa skor kemampuan guru
media manipulatif. Penilaian kemampuan melaksanakan pembelajaran matematika
guru melaksanakan pembelajaran materi pecahan sederhana menggunakan
menggunakan lembar penilaian Instrumen
media manipulatif akan dianalisis
Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dengan
memberi skor 1, 2, 3, 4. 2) Alat pengumpul
dengan perhitungan rata-rata berikut:
data pada teknik pengukuran hasil belajar = ∑fx ....... (rumus rata-rata)
siswa berbentuk tes. Tes digunakan untuk ∑f
mengukur hasil belajar siswa pada materi Keterangan:
pecahan sederhana. Pengukuran yang 𝑋̅ = Rata-rata (mean)
digunakan dalam penelitian ini yaitu aspek ∑fx = Jumlah frekuensi dikalikan dengan
kognitif, jenis tes tertulis, dan bentuk tesnya nilai siswa
essay. N = Jumlah frekuensi
Peneliti melakukan diskusi dengan 3) Untuk menganalisis sub masalah ketiga
kolaborator meliputi tentang kemampuan berupa data hasil belajar siswa pada
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran matematika materi pecahan
pembelajaran dilakukan dengan sederhana dengan menggunakan media
menggunakan lembar observasi dan hasil manipulatif akan dianalisis dengan
belajar siswa yang digunakan untuk perhitungan rata-rata dan persentase dihitung
mengetahui seberapa besar daya serap dengan rumus:
𝑛
terhadap materi pembelajaran. Dari hasil X% = 𝑁x 100%
diskusi analisis data yang di dapat, maka Keterangan :
peneliti dan kolaborator bisa memutuskan X% = Persentase setiap siswa
untuk membuat suatu perencanaan ulang N = Banyak siswa yang mendapat nilai
terhadap tindakan yang dilakukan atau tertinggi
menghentikan tindakan tersebut. N = Jumlah semua siswa
(Ngalim Purwanto 2008: 102)

5
HASIL DAN PEMBAHASAN kemampuan guru dalam melaksanakan
Hasil Penelitian pembelajaran tentang pecahan sederhana
Paparan Hasil Penelitian Siklus 1 menggunakan media manipulatif. Proses
Ada pun pelaksanaan dan hasil pembelajaran berlangsung selama 3x35
penelitian tindakan kelas siklus 1 dapat menit, dengan rincian kegiatan pendahuluan
diuraikan sebagai berikut. 1) Perencanaan, 10 menit, kegiatan inti 70 menit, dan kegiatan
hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan akhir 25 menit. Pada tahap pendahuluan,
adalah sebagai berikut: a) Peneliti bersama guru melakukan apresepsi dengan
kolaborator menyepakati bahwa materi yang menanyakan tentang pengalaman siswa
akan disampaikan yaitu materi pecahan sehari-hari menggunakan pecahan sederhana.
sederhana menggunakan media manipulatif Pada tahap kegiatan inti, siswa dan guru
berupa benda konkrit (buah apel, jeruk, melakukan tanya jawab tentang contoh
jambu, pir) dan kertas origami. Waktu yang pecahan sederhana yang digunakan dalam
telah direncanakan yaitu tanggal 09 Januari kehidupan sehari-hari dengan menggunakan
2017 selama 3 jam pelajaran (3x35 menit). benda konkrit dan kertas origami.
Media yang digunakan yaitu media Selanjutnya beberapa siswa
manipulatif. b) Menetapkan dan menyusun mendemonstrasikan hasil lipatannya. Pada
rancangan tindakan, yaitu sebagai berikut: (1) tahap kegiatan akhir, siswa dan guru
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran merangkum materi pelajaran yang telah
(RPP) yang mengacu pada standar dipelajari dan siswa mengerjakan soal-soal
kompetensi dasar. (2) Menyiapkan langkah- latihan. 3) observasi atau penilaian dilakukan
langkah tindakan dengan menggunakan oleh kolaborator terhadap peneliti yang
media manipulatif pada pembelajaran merencanakan dan melaksanakan
matematika materi pecahan sederhana. 3) pembelajaran pemecahan masalah yang
Menyiapkan instrumen-instrumen yang akan berkaitan dengan pecahan sederhana dengan
digunakan berupa lembar observasi guru dan menggunakan media manipulatif kertas
lembar soal tes untuk siswa. 2) Pada origami. Observasi atau penilaian difokuskan
pelaksanaan siklus 1 peneliti terhadap langkah-langkah pembelajaran
mengimplementasikan kegiatan pembelajaran pemecahan masalah yang berkaitan dengan
sesuai dengan RPP. Materi pecahan pecahan sederhana dengan menggunakan
sederhana media manipulatif yang digunakan media manipulatif kertas origami.
benda konkrit (buah apel, jeruk, jambu, pir) Hasil pengamatan kemampuan guru
dan kertas origami. Pada saat peneliti merancang pembelajaran pecahan sederhana
melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru menggunakan media manipulatif pada siklus
kolaborasi mengobservasi kemampuan guru 1 dapat dilihat pada tabel 1.
dalam merancang pembelajaran dan

Tabel 1. Kemampuan Guru Merancang Pembelajaran Menggunakan Media Manipulatif


Pada Siklus 1

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DI AMATI SKOR

A Perumusan Tujuan Pembelajaran 3,67


B Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar 3,00
C Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 3,67
D Langkah-langkah Pembelajaran 3,38
E Penilaian Basil Belajar 3,00
Skor Total A+B+C+D+E = 16,72
Rata-rata = 3,34

6
Berdasarkan hasil kemampuan guru pembelajaran rata-rata 3,67, langkah-langkah
merancang pembelajaran menggunakan pembelajaran rata-rata 3,38, dan penilaian
media manipulatif yang terdiri dari lima hasil belajar rata-ratanya 3,00. Total skor
aspek yaitu perumusan tujuan pembelajaran, IPKG yaitu 16,72 dan rata-rata skor IPKG
pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, yaitu 3,34.
pemilihan media pembelajaran, langkah- Hasil pengamatan kemampuan guru
langkah pembelajaran, dan penilaian hasil melaksanakan pembelajaran pecahan
belajar. Siklus 1 aspek perumusan tujuan sederhana menggunakan media manipulatif
pembelajaran rata-rata 3,67. Pada aspek pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 2.
pemilihan dan pengorganisasian materi ajar berikut ini.
rata-rata 3,00. Pada aspek pemilihan media

Tabel 2. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Media Manipulatif


Pada Siklus 1
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DI AMATI SKOR
I Pra Pembelajaran 3,00
II Membuka Pelajaran 3,50
III Langkah-langkah Pembelajaran 3,52
IV Penutup 3,26
Jumlah Skor (I+II+III+IV) 13,02
Rata-rata Skor IPKG 2 3,26

Berdasarkan tabel hasil kemampuan pembelajaran rata-rata 3,25, pembelajaran


guru melaksanakan pembelajaran dengan yang memicu dan memelihara keterlibatan
menggunakan media manipulatif yang terdiri siswa rata-rata 3,00, penilaian dan hasil
dari empat aspek yaitu pra pembelajaran, proses belajar 4,00, penggunaan bahasa 4,00,
membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan dan pada aspek penutup rata-ratanya 3,00.
penutup. Siklus 1 pada aspek pra Total skor IPKG yaitu 13,02 dan rata-rata
pembelajaran rata-ratanya 3,00. Pada aspek skor IPKG 3,26.
membuka pembelajaran rata-rata 3,50. Pada Hasil belajar siswa pada materi
kegiatan inti pembelajaran yaitu penguasaan pecahan sederhana menggunakan media
materi pembelajaran rata-rata 3,14, manipulatif pada siklus 1 dapat dilihat pada
pendekatan atau strategi pembelajaran 3,75, tabel 3.
pemanfaatan sumber belajar atau media

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1


Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%)
40 8 320 22,22
50 7 350 19,44
60 5 300 13,89
70 1 70 2,78
80 2 160 5,56
90 13 1170 36,11
100 0 0 0
Jumlah 36 3370 100
Rata-rata 65,83

7
Pada pengamatan terhadap hasil siswa dalam pecahan sederhana dan guru
belajar siklus 1 siswa yang belum mencapai belum memberikan tindak lanjut dari materi
nilai ketuntasan yaitu terdiri dari siswa yang pembelajaran.
mendapat nilai 40 sebanyak 8 orang Untuk hasil belajar siswa pada siklus 1
(22,22%), siswa yang mendapat nilai 50 yang belum mencapai ketuntasan 21 orang.
berjumlah 7 orang (19,44%). Siswa yang Untuk menentukan nilai ketuntasan hasil
mendapat nilai 60 sebanyak 5 orang belajar siswa pada siklus 1 berdasarkan KKM
(13,89%), siswa yang mendapat nilai 70 yang ditetapkan di sekolah tempat penelitian
berjumlah 1 orang (2,78%). Untuk siswa pada mata pelajaran matematika adalah 75.
yang sudah mendapat nilai ketuntasan Untuk memperbaiki langkah-langkah
sebanyak 15 orang (41,67) yang terdiri dari pembelajaran pada siklus 1 serta untuk hasil
siswa mendapat nilai 80 berjumlah 2 orang belajar siswa pada pembelajaran matematika
(5,56%) dan yang mendapat nilai 90 tentang pecahan sederhana , maka peneliti
berjumlah 13 orang (36,11%). bersama guru kolaborator membuat
4) Dari hasil pengamatan siklus 1 kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
terhadap kemampuan guru dalam menyusun tindakan siklus II yang akan dilaksanakan
RPP dan melaksanakan pembelajaran dan pada tanggal 19 Januari 2017.
hasil belajar siswa pada materi pecahan
sederhana, kemudian dilakukan refleksi oleh Paparan Hasil Penelitian Siklus II
peneliti dan guru kolaborator. Dari hasil Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan
refleksi diperoleh kesepakatan bahwa adalah sebagai berikut: a) Peneliti bersama
pelaksanaan pembelajaran siklus 1 belum kolaborator menyepakati bahwa materi yang
optimal seperti apa yang direncanakan. akan disampaikan yaitu materi pecahan
Hasil pengamatan terhadap sederhana menggunakan media manipulatif
kemampuan guru merancang pembelajaran kertas origami. Waktu yang telah
masih belum optimal, hal ini dapat dilihat direncanakan yaitu tanggal 19 Januari 2017
pada pemilihan dan pengorganisasian materi selama 3 jam pelajaran (3x35 menit). Media
ajar yaitu kesesuaian materi dengan peserta yang digunakan yaitu media manipulatif. b)
didik belum optimal, keruntutan dan Menetapkan dan menyusun rancangan
sistematika materi masih kurang, rancangan tindakan, yaitu sebagai berikut. 1) Membuat
pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
ditentukan yaitu lebih dari 10 menit, dan yang mengacu pada standar kompetensi dan
pada perumusan skenario pada kegiatan kompetensi dasar. 2) Menyiapkan langkah-
pembelajaran yaitu kelengkapan langkah- langkah tindakan dengan menggunakan
langkah dalam setiap pembelajaran dan media manipulatif pada materi pecahan
kesesuaian dengan alokasi waktu masih sederhana. Pada siklus kedua ini, langkah-
rendah. langkah berbeda dengan siklus ke satu yaitu
Hasil pengamatan terhadap siswa menggunakan media manipulatif kertas
kemampuan guru melaksanakan origami menggambar daerah berbayang
pembelajaran masih belum optimal, hal ini untuk menunjukkan bilangan pecahan
dapat dilihat pada aspek membuka pelajaran tertentu. 3) Menyiapkan instrumen-instrumen
yaitu kemampuan guru dalam melakukan yang akan digunakan berupa lembar
apersepsi masih belum optimal, guru masih observasi guru dan lembar soal tes untuk
belum mengaitkan dengan realitas kehidupan, siswa.
guru juga belum melaksanakan pembelajaran Pada pelaksanaan tindakan siklus ke-II
yang bersifat kontekstual, guru masih belum peneliti mengimplementasikan pembelajaran
melibatkan siswa dalam pemanfaatan media, sesuai dengan RPP. Materi pada siklus ke-II
guru masih kurang dalam membimbing siswa yaitu pecahan sederhana menggunakan kertas
dalam pemanfaatan media, guru masih origami. Pada saat peneliti melaksanakan
kurang dalam menumbuhkan partisipasi aktif kegiatan pembelajaran, guru kolaborasi

8
mengobservasi kemampuan guru dalam materi yang telah dipelajari dan siswa
merancang pembelajaran dan kemampuan mengerjakan soal-soal latihan.
guru dalam melaksanakan pembelajaran Pada penelitian siklus ke-II,
tentang pecahan sederhana menggunakan pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator
media manipulatif. Proses pembelajaran terhadap peneliti yang melaksanakan
berlangsung selama 2x35 menit, dengan pembelajaran pecahan sederhana dengan
rincian kegiatan pendahuluan 10 menit, menggunakan media manipulatif berdasarkan
kegiatan inti 70 menit, dan kegiatan akhir 25 RPP yang telah dirancang. Pada pelaksanaan
menit. siklus ke-II, guru kolaborator mengamati
Pada tahap pendahuluan, guru rancangan pembelajaran dan kemampuan
melakukan apersepsi dengan menanyakan guru mengimplementasikan pembelajaran
tentang pecahan sederhana dari buah apel sesuai dengan RPP yang telah dirancang
yang dibelah oleh guru. Pada tahap kegiatan berdasarkan refleksi siklus ke-II. Hasil
inti, siswa melipat kertas origami dengan pengamatan kemampuan guru merancang
berbagai bentuk pecahan. Selanjutnya, pembelajaran pecahan sederhana
perwakilan siswa mendemonstrasikan hasil menggunakan media manipulatif pada siklus
lipatan mereka masing-masing. Pada tahap ke-II dapat dilihat pada tabel 4.
kegiatan akhir, siswa dan guru merangkum

Tabel 4. Kemampuan Guru Merancang Pembelajaran Menggunakan Media Manipulatif


Pada Siklus II
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DI AMATI SKOR
A Perumusan Tujuan Pembelajaran 4,00
B Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar 3,75
C Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 4,00
D Langkah-langkah Pembelajaran 3,86
E Penilaian Basil Belajar 4,00
Rata-rata skor E 4,00
Skor Total A+B+C+D+E = 19,61
Rata-rata = 3,92

Berdasarkan tabel 4. hasil kemampuan Pada aspek pemilihan media


guru merancang pembelajaran dengan pembelajaran rata-rata 4,00., skenario atau
menggunakan media manupulatif yang terdiri langkah-langkah pembelajaran rata-rata 3,86,
dari lima aspek, yaitu perumusan tujuan dan penilaian hasil belajar rata-rata 4,00.
pembelajaran, pemilihan dan Total skor IPKG yaitu 19,61 dan rata-rata
pengorganisasian materi ajar, pemilihan skor IPKG 1 yaitu 3,92. Hasil pengamatan
media pembelajaran, skenario atau langkah- kemampuan guru melaksanakan
langkah pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran pecehan sederhana
belajar. Siklus ke-II pada aspek rumusan menggunakan media manipulatif pada siklus
tujuan pembelajaran rata-rata 4,00. Pada ke-II dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.
aspek pemilihan dan pengorganisasian materi
ajar rata-rata 3,75.

9
Tabel 5. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan
Media Manipulatif Pada Siklus II
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DI AMATI SKOR
I Pra Pembelajaran 4,00
II Membuka Pelajaran 4,00
III Langkah-langkah Pembelajaran 3,93
IV Penutup 4,00
Rata-Rata Skor IV 4,00
Jumlah Skor (I+II+III+IV) 15,93
Rata-rata Skor IPKG 2 3,98

Berdasarkan tabel hasil kemampuan belajar rata-rata 4,00, pembelajaran yang


guru melaksanakan pembelajaran pecahan memicu dan memelihara keterlibatan siswa
sederhana dengan menggunakan media rata-rata 4,00, penilaian proses hasil belajar
manipulatif yang terdiri dari empat aspek rata-rata 4,00, penggunaan bahasa rata-rata
yaitu pra pembelajaran, membuka pelajaran, 4,00, rata-rata skor langkah-langkah
langkah-langkah pembelajaran, dan penutup. pembelajaran 3,93. Dan pada aspek penutup
Siklus ke-II pada aspek pra pembelajaran rata-rata 4,00. Total skor IPKG 2 yaitu 15,93
rata-rata 4,00, aspek membuka pembelajaran dan rata-rata skor IPKG 2 mencapai 3,98.
rata-rata 4,00. Pada langkah-langkah Hasil belajar siswa pada materi
pembelajaran terdiri dari penguasaan materi pecahan sederhana menggunakan media
pembelajaran rata-rata 3,86, pendekatan manipulatif pada siklus ke-II dapat dilihat
strategi pembelajaran rata-rata 3,75, pada tabel 6. berikut ini.
pemanfaatan media pembelajaran/sumber

Tabel 6. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II


Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Persentase (%)
80 8 640 22,22
90 7 630 19,45
100 21 2100 58,33
Jumlah 36 3370 100
Rata-rata 93,61

Pada pengamatan terhadap hasil diskusi antara peneliti dan guru kolaborator.
belajar siklus II, siswa sudah mencapai nilai Dari hasil refleksi dan diskusi, siperoleh
ketuntasan ada 36 orang (100%) yang terdiri kesepakatan bahwa media dalam
dari siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 8 pembelajaran pecahan sederhana dapat
orang (22,22%), siswa yang mendapat nilai membantu guru meningkatkan kinerjanya
90 berjumlah 7 orang (19,45%). Siswa yang dalam pembelajaran, kendala yang dihadapi
mendapat nilai 100 sebanyak 21 orang selama proses belajaran berlagsung dapat
(58,33%). diatas oleh guru, proses dan hasil belajar
Dari hasil pengamatan pelaksanaan siswa pada pembelajaran pecahan sederhana
siklus II terdapat kemampuan guru dalam juga semakin meningkat. Berdasarkan dari
mengajar, proses dan hasil belajar siswa, refleksi tersebut peneliti bersama guru
dilakukan refleksi kemudian dilaksanakan kolaborator sepakat untuk menghentikan

10
penelitian pada siklus ke-II, hal ini Data yang dikumpul dalam penelitian
dikarenakan data yang diperoleh sudah tindakan kelas ini terdiri dari kemampuan
mencapai tingkat ketuntasan bahkan melebihi guru dalam merancang pembelajaran,
batas ketuntasan dan terdapat peningkatan kemampuan guru melaksanakan
baik dari kemampuan guru dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran maupun guru mengajar dan manipulatif, dan data hasil belajar siswa.
hasil belajar siswa. Rekapitulasi kemampuan guru
merancang pembelajaran dengan
menggunakan media manipulatif yaitu seperti
7 berikut ini.
Pembahasan

Tabel 7. Rekapitulasi Kemampuan Guru Merancang Pembelajaran Menggunakan Media


Manipulatif
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DI AMATI Siklus I Siklus II
A Perumusan Tujuan Pembelajaran 3,67 4,00
B Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar 3,00 3,75
C Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 3,67 4,00
D Langkah-langkah Pembelajaran 3,38 3,86
E Penilaian Basil Belajar 3,00 4,00
Skor Total A+B+C+D+E = 16,72 19,61
Rata-rata = 3,34 3,92

Berdasarkan tabel rekapitulasi Pada aspek skenario atau langkah-


kemampuan guru merancang pembelajaran langkah pembelajaran pada siklus I rata-rata
dengan menggunakan media manipulatif 3,38 dan pada siklus II rata-ratanya
pada setiap siklus terlihat bahwa ada meningkat menjadi 3,86. 5) Pada aspek
peningkatan dari semua aspek kemampuan penilaian hasil belajar pada siklus I rata-
guru dalam merancang pembelajaran sebagai ratanya 3,00 dan pada siklus II rata-ratanya
berikut: 1) Pada aspek perumusan tujuan meningkat menjadi 4,00.
pembelajaran pada siklus I rata-rata 3,67, dan Total skor IPKG 1 rata-ratanya 3,34
pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi (83,5%) dan pada siklus II meningkat
4,00. 2) Pada aspek pemilihan dan menjadi 3,92 (98%). Dengan demikian
pengorganisasian materi ajar pada siklus I peningkatan kemampuan guru dalam
rata-rata 3,00 dan pada siklus II rata-ratanya merancang pembelajaran pada siklus I ke
meningkat menjadi 3,75. 3) Pada aspek siklus II sebesar 0,58.
pemilihan media pembelajaran/sumber Rekapitulasi kemampuan guru
belajar pada siklus I rata-rata 3,67 dan pada melaksanakan pembelajaran dapat dilihat
siklus II rata-ratanya meningkat menjadi pada tabel 8. berikut ini.
4,00. 4).

11
Tabel 8. Rekapitulasi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan
Media Manipulatif
Siklus Siklus
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DI AMATI
I II
I Pra Pembelajaran 3,00 4,00
II Membuka Pelajaran 3,50 4,00
III Langkah-langkah Pembelajaran 3,52 3,93
IV Penutup 3,00 4,00
Jumlah Skor (I+II+III+IV) 13,02 15,93
Rata-rata Skor IPKG 2 3,26 3,98

Berdasarkan tabel rekapitulasi yang memicu dan memelihara keterlibatan


kemampuan guru dalam melaksanakan siswa, pada siklus I rata-rata 3,00 dan pada
pembelajaran pada setiap siklus terlihat siklus II rata-ratanya meningkat menjadi
bahwa ada peningkatan dari semua aspek 4,00. e) Penilaian proses dan hasil belajar,
kemampuan guru dalam mengajar yaitu pada siklus I rata-rata 4,00 dan pada siklus II
sebagai berikut: 1) Aspek pra pembelajaran, rata-ratanya sama yaitu 4,00. f) Penggunaan
pada siklus I rata-rata 3,00 dan pada siklus II bahasa, pada siklus I rata-rata 4,00 dan pada
rata-ratanya meningkat menjadi 4,00. 2) siklus II rata-ratanya sama yaitu 4,00. 4)
Aspek membuka pelajaran, pada siklus I rata- Aspek penutup, pada siklus I rata-rata 3,00
rata 3,50 dan pada siklus II rata-ratanya dan pada siklus II rata-ratanya meningkat
meningkat menjadi 4,00. 3) Aspek menjadi 4,00.
skenario/langkah-langkah pembelajaran yang Total skor IPKG 2 pada siklus I rata-
terdiri dari: a) Penguasaan materi, pada siklus rata 3,26 (81,5%). Pada siklus ke-II skor
I rata-rata 3,14 dan pada siklus II rata-ratanya IPKG 2 mengalami peningkatan menjadi
meningkat menjadi 3,86. b) 3,98 (99,5%). Peningkatan kemampuan guru
Pendekatan/strategi pembelajaran, pada dalam melaksanakan pembelajaran dari
siklus I rata-rata 3,75 dan pada siklus II rata- siklus I ke siklus II sebesar 0,72.
ratanya sama 3,75. c) Pemanfaatan media Rekapitulasi hasil belajar siswa pada
pembelajaran/sumber belajar, pada siklus I pembelajaran pecahan sederhana dapat
rata-rata 3,25 dan pada siklus II rata-ratanya dilihat pada tabel 9. berikut ini.
meningkat menjadi 3,75. d) Pembelajaran

Tabel 9. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa


Siklus I Siklus II
Nilai (x) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Fx Fx
(f) (%) (f) (%)
40 8 320 22,22 0 0 0
50 7 350 19,44 0 0 0
60 5 300 13,89 0 0 0
70 1 70 2,78 0 0 0
80 2 160 5,56 8 640 22,22
90 13 1170 36,11 7 630 19,45
100 0 0 0 21 2100 58,33
Jumlah 36 3370 100 36 3370 100
Rata-rata 65,83 93,61

12
Berdasarkan rekapitulasi penelitian dengan rata-rata 3,92 (kategori Baik Sekali)
tentang hasil belajar siswa, terlihat bahwa pada siklus II. Ini berarti kemampuan guru
hasil belajar siswa dengan menggunakan dalam menyusun RPP mengalami
media manipulatif setelah dilakukan tindakan peningkatan 0,58. 2) Kemampuan guru dalam
pada siklus I siswa belum mencapai nilai melaksanakan pembelajaran mampu
ketuntasan sebanyak 21 orang (58,33%), meningkatkan hasil belajar pada siswa
sedangkan siswa yang mencapai nilai dengan menggunakan media manipulatif
ketuntasan ada 15 orang (41,67%). Pada dengan rata-rata 3,26 (kategori Baik) pada
siklus ke-II dilakukan perbaikan siklus I dan dengan rata-rata 3,98 (kategori
pembelajaran dengan ketuntasan 100% Baik Sekali) pada siklus II. Ini artinya
dengan nilai rata-rata 93,61. Peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan
hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II pembelajaran dengan menggunakan media
sebesar 27,78. manipulatif mengalami peningkatan 0,72.3)
Berdasarkan kesepakatan antara Hasil belajar siswa meningkat setelah
peneliti dan guru kolaborator diputuskan mendapat pembelajaran pecahan sederhana
bahwa siklus di hentikan sampai pada siklus dengan menggunakan media manipulatif dari
II karena 100% sudah mencapai nilai siklus I rata-rata 65,83 meningkat pada siklus
ketuntasan. Berdasarkan dari hasil dan II dengan rata-rata 93,61. Ini berarti hasil
pembahasan penelitian yang dilakukan, maka belajar siswa dengan menggunakan media
permasalahan dan sub masalah yang telah manipulatif mengalami peningkatan skor
dirumuskan tercapai sesuai dengan tujuan sebesar 27,78.
yang dirumuskan. Dengan demikian,
pembelajaran dengan menggunakan media Saran
manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa pada pembelajaran matematika materi kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
pecahan sederhana di kelas III A SD Negeri peneliti memberikan saran-saran sebagai
21 Pontianak Barat. berikut: 1) Pada saat pembelajaran guru harus
Untuk menguasai dan memperhatikan dan menyesuaikan metode,
mengembangkan pembelajaran yang menarik strategi, maupun pendekatan apa yang
dengan menggunakan strategi, metode, dan sebaiknya digunakan saat pembelajaran,
media yang tepat guna menunjang tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa
pembelajaran yang optimal. Untuk membuat supaya proses pembelajaran tidak terasa
pembelajarn jadi menarik guru mrnggunakn membosankan dan membingungkan bagi
media kongkrit dan diperagakan. siswa. 2) Dalam proses pembelajaran guru
harus dapat menggunakan media di dalam
KESIMPULAN DAN SARAN kelas agar proses pembelajaran dapat
Kesimpulan berlangsung secara efektif dan guru juga
Berdasarkan hasil penelitian yang telah harus bisa menjadi motivator dan fasilitator
diperoleh melalui penelitian Penggunaan bagi setiap siswa. 3) Siswa harus lebih
media manipulatif Untuk Meningkatkan banyak diberikan latihan-latihan supaya
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pecahan siswa menjadi kreatif dan aktif dalam
Sederhana Mata Pelajaran Matematika Kelas menyelesaikan soal-soal. Selain itu media
III A SD Negeri 21 Pontianak Barat manipulatif merupakan salah satu alternatif
diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Kemampuan guru dalam menyusun RPP dalam pembelajaran matematika.
dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media manipulatif dapat
diketahui terjadi peningkatan dengan rata-
rata 3,34 (kategori Baik) pada siklus I dan

13
DAFTAR RUJUKAN Nana Sudjana & Ibrahim. 2007. Penelitian
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki. dan Penilaian Pendidikan.
(2013). Statistik Terapan untuk Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Ngalim Purwanto. (2008). Psikologi
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Press. Rosdakarya.
Dandan Handana. 2006. Pendidikan Pitajeng. 2006. Pembelajaran
Matematika di SD. Bandung : Matematika Yang Menyenangkan.
Depdiknas Jakarta Depdiknas.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2009. Pembelajaran Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi.
Matematika SD. Jakarta: 2015. Penelitian Tindakan Kelas.
Universitas Terbuka Jakarta: Bumi Aksara.
Hadari Nawawi. 2012. Metode Penelitian Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Tindakan Kelas: untuk Guru,
Mada University Press. Kepala Sekolah & Pengawas.
Karso. 2007, Pendidikan Matematika I Yogyakarta: Aditya Media.
dan II. Jakarta Pusat. Penerbitan Tri Kurnianingsih. 2012. Peningkatan
Universitas Terbuka. Keterampilan Berhitung Melalui
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Metode Demonstrasi dengan
SD/MI. 2006. Jakarta. Depdiknas. Media Manipulatif. (Online).
M. Syarief Soemantri. 2015. Strategi http://repository.upi.edu/operator/upl
Pembelajaran Teori dan Praktik di oad/s_paud_0604467_chapter2.pdf.
Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: Diakses pada 26 Desember 2016.
PT. Raja Grfindo Persada. Wijaya Kusumah. 2012. Mengenal
Moh. Nazir. 2013. Metode Penelitian. Penelitian Rindakan Kelas. Edisi
Jakarta: Gfhalia Indonesia. Kedua. Jakarta: Ineks.

14

Anda mungkin juga menyukai