Anda di halaman 1dari 13

Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Matematika U/t SD

1. Efektifitas Penerapan Metode Permainan terhadap Peningkatan Hasil Belajar


Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 38 Bonto Perak Kec. Pangkajene Kab.
Pangkep (Rosdiana)
2. Pengaruh Math Magic Way terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD Negeri IKIP 1 Makassar (Husnul Khatimah)
3. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika melalui Pendekatan Mastery Learning
pada Siswa Kelas V SD Negeri Parang Tambung 1 Makassar (Ismail Lassa)
4. Perbandingan Penerapan Metode Hangis dengan Metode Perkalian Biasa Pada
Tingkat Pengusaan Pengajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 60
Bontoparang Kec. Manggarabombang (Erni Pakkalesy)
5. Komparasi Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Menggunakan
Metode Demonstrasi Benda Konkret dan Gambar dalam Materi Bangun Ruang
pada Siswa Kelas V SD Negeri 7 Kabupaten Sinjai (Amriani Muin)
6. Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Bidang Studi Matematika Melalui Model
Pencapaian Konsep Di Sekolah Dasar : Penelitian Tindakan Di Kelas IV SDN
Sukamulya II Kecamatan/Kabupaten Purwakarta)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM MATEMATIKA MODERN


DITINGKAT SD
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling

sulit, meskipun ddemikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan

sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa,

membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau

tidak akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi

memerlukan matematika yang sesuai.

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan aritmatematika

atau berhitung, padahal matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada

aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari matematika, bidang studi

matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu : aritmatia, aljabar dan

geometri. Matematika adalah bidang studi yang harus dipelajari dari SD sampai

dengan perguruan tinggi, untuk itu agar siswa dapat memahami matematika dengan

baik di perlukan konsep dasar matematika yang diajarkan di SD, untuk memudahkan

hal tersebut maka dipergunakanlah alat peraga matematika pada siswa SD yang cara

berfikirnya masih bersifat kongkrit.

1.2 Batasan Masalah


Dalam setiap penulisan salah satunya adalah makalah, agar tidak terjadi keracuan

dan penyimpangan dalam pembahasannya perlu dilakukan perumusan dan batasan

masalah.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah yaitu seberapa

penting penggunaan alat peraga ditingkat SD pada matematika modern.

Dari rumusan masalah tersebut penulis melakukan pembatasan masalah dalam

penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Pengertian media

2. Ciri-ciri media pendidikan

3. Syarat dan kriteria media alat peraga

4. Hakekat matematika

5. Pentingnya alat peraga ditingkat SD dalam matematika modern

6. Contoh alat peranga ditingkat SD

1.3 Metode Penulisan

Di dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan tehnik studi kepustakaan

(study literatur) yaitu dengan cara mempelajari dari berbagai sumber buku yang

berkaitan dengan judul makalah yang ada diperpustakaan.

1.4 Tujuan Penulisan

Sudah menjadi kepastian bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia

mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut bisa berupa tujuan jangka

pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.


Begitu juga dalam penulisan makalah ini, dapat penulis kemukakan tujuan

penulis adalah:

Sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa penting penggunaan alat peraga di tingkat SD

2. Untuk mengetahui macam-macam alat peraga matematika khusunya di tingkat

SD

1.5 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan makalah ini agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan baik rekan-rekan mahasiswa, dunia pendidikan,

maupun penulis pribadi. Dengan selesainya penulisan serta pembahasan makalah ini

diharapkan mempuntai manfaat antara lain :

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya serta pembaca pada umumnya

mengenai alat peraga dalam matematika.

2. Sebagai penambah bahan acuan bagi guru matematika dalam memberikan materi

pelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti

perantara. Gerlac & Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis
besar adalah manusia materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap. Pengertian media dalam proses

belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal.

Batasan media yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah AECT

(asosiatipn of Education and Communication Technologi, 1997) memberi batasan

tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan, selain itu menurut Fleming (1987 :234) media adalah

penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikan

media dapat mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses

pembelajaran siswa dan isi pelajaran. Selain itu media dapat pula mencerminkan

pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai

dari guru, sampai pada peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media.

Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan

pengajaran.

Heinichdan, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Televisi, film,

foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan

sejenisnya adalah media komunikasi, apabila media itu membawa pesan-pesan yang

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media

itu disebut media pengajaran.

2.2 Ciri-ciri media Pendidikan


Gerlach dan Erly 91971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan

petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh

media yang guru mungkin tidak mampu atau kurang efisien untuk melakukannya.

Adapun ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :

• Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan

dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. suatu peristiwa atau obyek dapat

diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket

komputer dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam)

dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan saja diperlukan.

• Ciri Manipulatif

Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari

dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan tehnik

pengambilan gambar time lapse recording.

• Ciri Distributif

Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu objek

ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif

lama mengenai kejadian ini.

2.3 Syarat dan Kriteria Media Alat Peraga


Menurut E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga antara lain :

1. Tahan Lama

2. Bentuk dan warnanya menarik

3. Sederhana dan mudah dikelola

4. Ukurannya sesuai

5. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau

diagram

6. Sesuai dengan konsep matematika

7. Dapat memperjelas konsep matematika kadan bukan sebaliknya

8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi

siswa

9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga

10. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak)

Kriteria menggunakan alat peraga sangat bergantung pada :

• Tujuan (obyektif)

Pemilihan kriteria alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi tujuan pengajaran

yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut mampu meningkatkan domain,

cognitif, psikomotor yang merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.

• Materi Pelajaran

Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam memahami sebuah

konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga memudahkan

siswa dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih
tinggi. Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah konsep

selanjutnya.

• Strategi Belajar Mengajar

Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru di dalam

menerapkan strategi di dalam mengajar. Pengunaan alat peraga merupakan

strategi pengajaran dalam metode penemuan ataupun permainan.

• Kondisi

Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi tertentu misalnya saja

pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa sehingga diperlukan pengeras suara

untuk mempermudah guru agar dapat didengar oleh siswanya saat menjelaskan

materi.

• Siswa

Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai oleh anak misalnya

saja alat peraga yang berupa permainan namun hal tersebut tentunya tidak lepas

dari tujuan pembelajaran.

2.4 Hakekat Matematika

AsetVirtual tanpa Saya Hasilkan Rp35


buat Web bisa Profit Juta Dlm Seminggu,
dalam 45 me Mau Ikut?
MAU OBAT ANTI
PENGHASILAN EJAKULASI DINI
TAMBAHAN??? REKOMENDASI
Dr.BOYKE
ANDA
DICARIKAN
DOWNLINE DAN
PASTI SUKSES
BISNIS COCOK MODAL 100 RIBU
UNTUK PEMULA DAPAT 38 JUTA
DARI INTERNET,
MAU ??
OBAT TAHAN
LAMA ANTI
EJAKULASI DINI
DR. BOYKE
MODAL 100 RIBU
DAPAT 38 JUTA
DARI INTERNET,
MAU ??
KumpulBlogger.com

Berbicara hakekat matematika artinya menguraikan tentang apa matematika itu

sebenarnya, apakah matematika itu ilmu deduktif, ilmu induktif, simbol-simbol, ilmu

abstrak, dan sebagainya.

Dalam bagian ini akan diuraikan matematika itu :

• Apakah matematika itu?

Matematika adalah suatu ilmu yang timbul karena adanya fikiran-fikiran manusia

yang berhubungan dengan idea, proses dan penalaran, matemtika terdiri dari 4

wawasan luas yaitu : aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.

• Matematika adalah ilmu struktur yang terorganisasikan


Hubungan antara

unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma,

dan dalil. Yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Dalil yang dirumuskan banyak sekali, sehingga matematika terorganisasikan dari

unsur-unsur yang tak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma-

aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil itu setelah dibuktikan kebenarannya

berlaku secara umum, karena itu matematika sering disebut sebagai ilmu

deduktif.

• Abstraksi dan Generalisasi

Dalam matematika sangat penting adanya abstraksi dan generalisasi. Abstraksi

adalah pemahaman melalui pengamatan tentang sifat-sifat bersama yang dimiliki

dan sifat-sifat yang tidak dimiliki dalam matematika.

Generalisasi adalah membuat perkiraan berdasarkan pengetahuan yang

dikembangkan melalui contoh-contoh khusus.

• Hirarki Matematika
Di dalam pembelajaran matematika, materi yang akan diajarkan harus

diperkenalkan terlebih dahulu konsep dasarnya sebagai prasyarat untuk dapat

mengikuti materi selanjutnya yang masih berkaitan dengan materi tersebut.

• Pembuktian dalil dalam Matematika

Di dalam membuktikan dalil dalam matematika kita dapat menggunakan modus

ponens, modus tolens, teori deduksi, kontra positif, kontra contoh, induksi

matematika, dan bukti tidak langsung.

2.5 Pentingnya Alat Peraga di Tingkat SD dalam Matematika Modern

Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan dalam ilmu

matematika. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi

konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi berbeda sebagai contoh

pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selembar papan, beberapa konsep dan

keterampilan ikut terlibat, beberapa konsep yang telibat adalah bujur sangkar, garis

sejajar dan sisi. Sedangkan beberapa keterampilan yang terlibat yaitu keterampilan

mengukur, menjumlahkan , dan mengalikan.

Dalam dunia pendidikan matematika di indonesia dikenal adanya matematika

modern pada sekitar tahun 974 matematika modern mulai diajarkan di SD sebagai

pengganti perhitungan, matematika modern lebih menekankan pada pemahaman

struktur dasar sistem bilangan daripada mempelajari keterampilan fakta-fakta hafalan

pelajaran matematika modern lebih menekankan pada mengapa dan bagaimana

matematika melalui penemuan dan eksplorasi.


Matematika adalah ilmu pengetahuan yang paling padat dan tidak medua arti,

karena itu istilah simbol, notasi dan semacamnya yang pada matematika lama

membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalam matematika modern hal

tersebut diperjelas, misalnya saja, beda antara bilangan dan lambangnya, beda antara

garis dan ruas garis, beda antara sisi yang sama dengan sisi ekivalen, beda antara

bentuk geometri dengan bendanya, beda antara notasi garis dengan notasi ruas garis,

beda antara konsep dan peragaannya dan lain-lain demikian itu dalam matematika

lama tidak dianggap penting, sehingga membingungkan dan dapat berarti ganda.

Pengajaran matematika modern bertujan untuk meluruskan dan mempermudah

siswa belajar berhitung dan cabang-cabang matematika lainnya, bukan sebaliknya.

Jika orang tua kita mendapat kesukaran dalam mempelajarnya, apakah hal tersebut

berlaku juga pada siswa sekarang? Atau mungkinkah kesulitan yang orang tua hadapi

tersebut terjadi karena cara mempelajarinya yang sekarang ini lain dari pada yang

telah dimiliki sejak berpuluh tahun? Misalnya saja kita cepat sekali menyebutkan

abjad dari a sampai z, sekarang coba jika dibalik dari z sampai a, pastilah kita akan

mengalami kesukaran itu karena kita tidak biasa, bukan karena lebih sukar, dahulu di

SD di beri tahu bahwa luas bola adalah 4 x 3,14 x r2, sekarang dalam matematika

modern siswa diminta menemukan sendiri rumus tersebut melalui bimbingan guru,

cara baru itu bukan untuk menyulitkan tetapi justru untuk menumbuhkan keaktifan

siswa dan menimbulkan pengertian.

Baik dalam matematika lama ataupun matematika modern, konsep-konsep

matematika sifatnya abstrak, yang kongkrit adalah pengajarannya. Bila dalam

pengajarannya itu kurang atau tanpa alat-alat pengajarannya menjadi abstrak. Karena

dalam pengajaran matematika lama terlalu abstrak (banyak hafalan, kurang


pengertian dan deduktif) aka dalam pengajaran matematika modern menerapkan teori

mengajar baru yaitu pieget dan dienes, dimana teori tersebut menekankan pada

pentingnya belajar matematika yang menarik dan dapat dipahami oleh siswa,

sehingga dalam pembelajaran matematika modern diperlukan alat peraga.

Anda mungkin juga menyukai