Anda di halaman 1dari 12

KARYA ILMIAH

Bahan Bekas Solusi Pahami Bangun Ruang


untuk Pembelajaran Anak SD

oleh :
DYAH AYU PRATIWI
Matematika
4101412011

ROMBEL : 03

MATA KULIAH UMUM BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

1
Bahan Bekas Solusi Pahami Bangun Ruang untuk Pembelajaran Anak SD

oleh : Dyah Ayu Pratiwi

Matematika

ABSTRAK
ABSTRAK karya ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
matematika terutama materi pelajaran bangun ruang dengan pengguanaan alat peraga
yang dimaksudkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap matematika serta untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan itu berdasakan dari berbagai latar belakang
seperti; Materi bangun ruang merupakan materi yang cukup sulit untuk dipahami oleh
siswa, utamanya mengenai kerangka kubus, balok, prisma dan limas. Kurangnya alat
media pembelajaran agar mempermudah siswa dalam mempelajari bangun ruang dalam
pelajaran matematika. Serta, barang-barang tidak berguna dan adanya pemikiran untuk
membuat barang tidak berguna itu menjadi sesuatu yang lebh bermanfaat. Hasil dan
dampak penulisan karya ilmiah ini; 1). guru mempunyai pegangan berupa alat peraga
yang bisa digunakan untuk mengajar di kelas, diharapkan dengan adanya alat peraga ini
dapat mempermudah dan memperlancar guru dalam menyampaikan materi bangun
ruang sisi datar; 2). siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan alat peraga,
diharapkan dengan adanya alat peraga tersebut mampu meningkatkan pemahaman
konsep siswa mengenai materi bangun ruang sisi datar; 3). sekolah mempunyai koleksi
alat pembelajaran matematika.

Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu pelajaran penting dalam dunia pendidikan


karena matematika merupakan ilmu dasar. Matematika juga berperan penting pada
perkembangan IPTEk karena hampir semua IPTEk dasarnya menggunakan matematika.
Oleh sebab itu matematika juga berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dengan demikian mempelajari matematika sebagai ilmu dasar dan memahami
serta mengertinya peserta didik nantinya akan mampu bersaing dalam menghadapi
tantangan pembangunan dalam era globalisasi ini. Matematika merupakan salah satu
sarana ilmiah yang diperlukan dalam mengembangkan kemampuan berfikir logis,
sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik. Matematika juga diperlukan oleh semua
kalangan karena dalam kehidupan sehari-hari walaupun itu dalam skala kecil pasti
2
setiap orang akan menggunakan ilmu matematika. Oleh sebab itu peserta didik perlu
memiliki pengetahuan tentang matematika yang cukup untuk menghadapi masa depan.
Tujuan pendidikan matematika pada sekolah dasar adalah berfokus pada
pengenalan kepada peserta didik, penataan nalar dalam hal berfikir logis, sistematis dan
kritis, serta pembentukan karakter peserta didik agar dapat menerapkan atau
menggunakannya dalam khidupan sehari-hari. Pemenuhan tujuan tersebut akan
memberikan manfaat yang banyak terhadapa peserta didik dalam menghadapi tantangan
serta persaingan pembangunan di era global yang sangat pesat ini.
Salah satu bahasan yang dibahas dalam pendidikan matematika adalah geometri.
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang juga diajarkan di Sekolah
Dasar. Dengan mempelajari Geometri dapat menumbuhkan kemampuan berfikir logis,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan pemberian alasan serta dapat
mendukung banyak topik lain dalam matematika (Kennedy,1994:385). Sebagian peserta
didik mengatakan bahwa geometri adalah pelajaran yang sagat ditakuti, karena
disamping membingungkan geometri juga membutuhkan konsep materi yang matang
mestinya dimengerti oleh para peserta didik tetapi sayangnya kebanyakan peserta didik
belum menguasai betul konsep geometri tersebut. Hal tersebut menjadikan peserta
didik mengira bahwa geometri adalah pelajaran yang menakutkan dan menguras kerja
otak berlebih.
Bangun-bangun geometri baik dalam kelompok bangun ruang maupun bangun
datar merupakan sebuah konsep abstrak. Artinya bangun-bangun tersebut bukan
merupakan sebuah benda konkrit yang dapat dilihat maupun dipegang. bangun-bangun
tersebut merupakan suatu sifat, sedangkan yang konkret, yang biasa dilihat dan
dipegang, adalah benda-benda yang memiliki sifat bangun ruang. Misalnya, bangun
ruang yang berbentuk balok. Konsep balok merupakan sebuah konsep abstrak yang di
identifikasikan melalui sebuah karakteristik: memiliki 6 pasang sisi yang tidak sejajar,
delapan sudutnya merupakan sudut siku-siku dan memiliki 12 rusuk yang tidak sama
panjang. Di sekolah dasar siswa kelas awal sudah harus dikenalkan konsep bangun-
bangun ruang. Hal ini diperlukan untuk melatih daya titik ruang para siswa. Bangun-
bangun yang dikenalkan di kelas-kelas awal ini merupakan bangun-bangun sederhana
seperti kubus, balok, tabung, kerucut, limas, prisma tegak segi tiga, limas segi tiga,
limas segi empat dan bola. Untuk memvisualisasikan konsep-konsep tersebut pada kelas
awal tidak cukup bila hanya digambarkan bentuk-bentuk tersebut di papan tulis. Guru

3
memerlukan peraga riil berupa benda-benda yang ada di sekitar siswa yang sudah
dikenalnya. Bangun ruang merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam geometri.
Selain materi yang susah untuk dipelajari hal lain yang biasanya menyebabkan
siswa susah mengerti materi yang dipelajari adalah penyampaian materi yang monoton,
kurang kreatif dan membosankan. Penyampaian materi yang hanya berupa penjelasan
semata yang diberikan oleh guru akan membuat siswa cepat merasa bosan. Terlebih lagi
matematika bukan seperti matapelajaran yang lain yang berupa hafalan, tetapi
matematika merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman dan langsung
pengaplikasian tidak bisa dihafalkan. Rumus itu bukan untuk dihafalkan tetapi untuk
dipahami dan mengerti. Sekarang ini banyak cara untuk membuat suasana pembelajaran
dalam kelas menjadi menyenangkan salah satunya dengan penggunaan media
pembelajaran. Salah satu aspek dalam pembelajaran adalah media pembelajaran, proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam satu sistem, maka
media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran dapat berupa bermacam-macam bentuk; menggunakan
media power point, menggunakan media cerita komik, menggunakan media
pembelajaran diluar ruangan dan menggunakan media alat peraga.
Barang bekas merupakan barang-barang yang sekiranya sudah tidak bermanfaat
lagi, tetapi itu kurang tepat karena jika diberi pengolahan yang tepat barang bekaspun
dapat dirubah menjadi sesuatu yang lebih berguna. Bukan hanya itu, barang bekas pun
dapat digunakan sebagai media pembelajaran terutama dalam hal ini mata pelajaran
matematika. Alat peraga yang terbuat dari bahan bekas lebih bisa menciptakan
ketertarikan kepada para siswa karena disamping bentuknya yang pasti unik,
memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai dan pasti harga terjangkau, hal
itu pun dapat menarik siswa untuk membuatnya sendinya. Akhirnya, membuat siswa
menjadi lebih kreatif dan aktif.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, adapun masalah-masalah yang
dapat diambil yakni; 1). Apa saja penyebab siswa kesulitan mempelajari materi bangun
ruang; 2). bagaimana memilih media pembalajaran yang kreatif, efektif, dan efisien
untuk siswa agar mudah mempelajari materi bangun ruang; 3). bagaimana penerapan
pemanfaatan barang bekas dalam upaya peningkatan pemahaman siswa SD pada materi
bangun ruang? Dan tujuan peulisan karya ilmiah ini adalah memberikan solusi mudah

4
memahami dan mengerti bangun ruang untuk siswa SD dan pemanfaatan barang bekas
sebagai alat peraga untuk memudahkan belajar materi bangun ruang.

PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Kesulitan Memahami Materi Geometri (Bangun
Ruang)
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang juga diajarkan di
Sekolah Dasar. Dengan mempelajari Geometri dapat menumbuhkan kemampuan
berfikir logis, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan pemberian
alasan serta dapat mendukung banyak topik lain dalam matematika
(Kennedy,1994:385). Sebagian peserta didik mengatakan bahwa geometri adalah
pelajaran yang sagat ditakuti, karena disamping membingungkan geometri juga
membutuhkan konsep materi yang matang mestinya dimengerti oleh para peserta didik
tetapi sayangnya kebanyakan peserta didik belum menguasai betul konsep geometri
tersebut. Hal tersebut menjadikan peserta didik mengira bahwa geometri adalah
pelajaran yang menakutkan dan menguras kerja otak berlebih. Tiga alasan mengapa
geometri (khusunya bangun ruang) perlu diajarkan. Pertama, geometri merupakan satu-
satunya ilmu yang dpat mengaitkan matematikan dengan bentuk fisik dunia nyata.
Kedua, geometri satu-satunya yang memungkinkan ide-ide dari bidang matematika
yang lain untuk di gambar. Ketiga, geometri dapat memberi contok yang tidak tunggal
tentang system matematika. Dari uraian diatas, peran geometri sangat penting di study
matematika. Hasil penelitian melaporkan masih banyak siswa SD yang belum
memahami konsep dasar geometri. Temuan soejadi, antara lain sebagai berikut; 1) siswa
sukar mengenali dan memahami bangun ruang serta unsure-unsurnya; 2) siswa sulit
menyebut unsur-unsur bangun ruang; 3) siswa masih sulit membedakan bangun ruang.
Beberapa contoh mis-konsepsi tersebut adalah:
 Sebuah sudut harus memiliki satu sinar horizontal
 Sebuah sudut siku adalah sudut yang titik-titiknya siku-siku
 Sebuah persegi adalh bukan persegi jika sisi alasnya tidak horizontal
 Tiap bentuk yang memilki empat sisi adalah persegi, dll.
Selain penyebab diatas, adapula penyebab yang istilahnya merupakan penyebab
jika dilihat dari keseluruhan yakni faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor yang berasal dari dalam
diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).

5
a. Faktor internal, meliputi hal-hal berikut;
1. kondisi fisiologis, baik fisiologis permanen maupun temporer meliputi
kemampuan, keutuhan anggota badan, keadaan guru dan kondisi panca
indera;
2. kondisi psikologis, baik psikologis permanen maupun temporer, meliputi
kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
b. Faktor eksternal, meliputi hal-hal berikut;
1. faktor lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial;
2. faktor instrumen mencakup kurikulum yang berlaku atau materi, metode
pengajaran, sarana dan prasarana, dan guru.
Selain penyeba-penyebab diatas, kesulitan mempelajari suatu materi juga dapat
disebabkan oleh penyampaian materi yang monoton, kurang kreatif dan membosankan.
Sekarang ini banyak cara untuk membuat suasana pembelajaran dalam kelas menjadi
menyenangkan salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran.
B. Manfaat Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Terciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif media perlu memberikan
anifas-anifasi dan kreasi yang berkembang didunia sekarang. Rossi dan Breidle (1966:
3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,
dan sebagainya. Menurut, Gerlach dan Ely (1980: 244) menyatakan: Á medium,
conceived is any person, material or eent that establishs condition which enable the
learner to acguire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media
itu meliputi orang, bahan, perlatan, atau ketgiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkansiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, media
media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetak, tetapi meliputi
orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi,
seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah
ketampilan.
Adapun fungsi dan peran media pembelajaran, antara lain; 1). media dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa; 2) media dapat mengatasi
batas ruang kelas; 3) media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan; 4) media
dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung peserta didik dengan lingkungan; 5)
media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat; 6) media dapat

6
membangkitakn motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar dengan baik; 7)
media dapat membangkitakn keinginan dan minta; 8) media dapat mengontrol
kecepatan belajar siswa; 9) media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari
hal yang kongkret sampai yang abstrak.
Secara spesifik media pembelajaran yang cocok digunakan untuk mempermudah
mempelajari bangun ruang adalah dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga ini
bersifat nyata, dapat dipegang, dilihat, dan alat peraga tidak seperti media lainnya yang
mungkin hanya dapat dilihat secara visual saja. Menurut Estiningsih (1994) alat peraga
merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep
yang dipelajari.
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat
peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan
perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar,
sesuai dengan tipe siswa belajar. Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang
berbentuk persegipanjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru
menerangkan bangun geometri dalam persegipanjang. Fungsi utama alat peraga adalah
untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar anak mampu menangkap arti
sebenarnya dari konsep yang dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat
peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep.
Sedangkan sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat
bantu untuk melakukan pembelajaran. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan
dapat memperlancar pembelajaran. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti
mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas
siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya
secara logis dan realistis.
C. Penggunaan barang bekas sebagai alat peraga mata pelajaran matematika
(Bangun Ruang)
Coba berikan kardus susu, kaleng roti, potongan kayu, tusuk gigi, stick ice
cream, mungkin barang-barang ini adalah sesuatu yang tak lagi berharga bahkan
mungkin tidak lagi didalam rumah tetapi ditempat sampah. Jika kian hari banyak orang
yang membuang sampah tersebut tetapi tidak berfikir bagaimana menguranginya hal ini
akan menyebabkan yang sekarang ini sedang gencar-gencar dikatakan adalah global
warming. Di dunia matematika, barang-barang tidak berharga itu dapat dibuat lagi
berharga dan bermanfaat bagi dunia pendidikan.

7
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal
yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum media modern hadir, para guru telah
menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan
materi pelajarannya. Para guru terdahulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas
karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras
agar siswanya belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan
datangnya media berteknologi menyebabkan para guru terlena dan menjadi kurang peka
dengan lingkungan sekitar, sehingga guru tidak mempunyai ide tentang media apa yang
harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar, guru juga tidak mengerti bahan apa yang
harus digunakan untuk membuat media yang diinginkan menyebabkan guru sekarang
kurang kreatif.
Mengajarkan Matematika dengan memanfaatkan barang bekas sebagai alat
peraga bukan lah suatu hal yang sepele, karena penggunaan alat peraga dapat membantu
proses pembelajaran. Sebenarnya penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika
bukan suatu hal yang baru. Ada beberapa alat peraga yang sudah digunakan oleh guru-
guru di sekolah, misalnya beberapa bangun ruang, kerangka bangun ruang, papan
berpetak, dan papan berpaku. Namun, yang menarik di sini adalah penggunakan barang
bekas untuk menciptakan alat-alat peraga tersebut. Barang bekas yang digunakan untuk
membuat alat-alat peraga adalah kardus-kardus bekas kemasan, kawat jemuran yang
sudah tidak terpakai, sedotan, magnet, dan lain-lain
Guru yang cerdas adalah guru yang kreatif memanfaatkan barang yang ada
disekelilingnya menjadi sesuatu yang bermakna. Sebelum guru tersebut dapat
menggunakan kreatifitasnya untuk membuat alat peraga, sebaiknya diketahui bahwa
beberapa cara yang digunakan untuk mengembangkan kretaivitas guru tersebut;
a. sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang
bekas maka rencanakanlah terlebih dahulu program pengembangan yang
akan dilakukan berdasarkan gari-garis besar progam pengajaran;
b. analisalah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti
pelajaran;
c. amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta didik untuk menemukan
barang bekas yang bisa digunakan;
d. membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan
terakhir guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi.

8
Selain itu juga perlu beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika akan
mengembangkan media dari barang bekas;
1. gunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah,
tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bisa diperoleh
ditoko atau dipasar;
2. penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan
perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya;
3. kembangkan bahan-bahan yang bisa menciptakan siswa berfikir kritis,
mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari
kebenaran;
4. buatlah media yang mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan
kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran;
5. tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang di dengar, amati
selalu guru memnafaatkan media sederhana ciptaannya.
Setiap kita akan melakukan suatu hal pasti akan ada kendala-kendalanya. Kendala-
kendala tersebut misalnya;
a. keterbatasan waktu yang tersedia, dikaitkan dengan luasnya materi pelajaran dan
sasaran atau tujuan pembelajaran;
b. keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan
pengganti;
c. Ketersediaan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat dan
mengembangkan media;
d. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisa;
e. Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak
penjelasan gurun secara lisan maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi;
f. Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa sehingga mereka kurang
mampu mencerna penjelasan dari gurunya;
g. Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen sehingga
menambah beban guru selama menjelaskan materi pelajaran;
h. Banyaknya siswa harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu
pelajaran sehingga beban guru terlalu berat;
i. Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam
segi teknis maupun pengembangan materinya.

9
Telah kita ketahui bebrapa cara yang digunakan untuk mengembangkan kreatifitas
guru, pedoman untuk mengembangkan barang bekas, serta kendala-kendala yang
dapat menghambat. Kotak-kotak bekas sabun, Pepsodent, korek api dan kardus-
kardus mie instan lainnya dapat kita gunakan untuk menjelaskan kepada siswa kita
tentang bentuk kubus, balok. Dan kaleng-kaleng susu sebagai tabung. Pembuatan
alat peraga tersebut disamping kita hanya membuat, kita juga memberi nama alat-
alat tesebut dengan nama-nama yang unik. Berikut ini barang-barang bekas yang
dapat dijadikan alat peraga untuk materi bangun ruang:
a. balimas (balok limas) merupakan balok yang bisa dibongkar menjadi tiga buah
limas. Balimas ini menunjukkan bahwa volume limas sama dengan sepertiga
volume balok, bentuk bangun ruang yang unik, sudut dua bidang, dan lain-lain.
Balimas ini dapat dibuat hanya dengan menggunakan kardus bekas dan selotip;
b. Tripot Kerangka Bangun Ruang merupakan alat peraga yang terbuat dari kawat
yang dibentuk menjadi sudut dengan tiga buah lengan di mana setiap lengannya
dililit dengan menggunakan selotip sehingga sedotan dapat ditancapkan pada
tripot kerangka bangun ruang tersebut. Tripot kerangka bangun ruang ini akan
menjadi sudut dari sebuah balok, sehingga untuk membentuk sebuah kerangka
balok diperlukan delapan buah tripot kerangka bangun ruang dan sedotan yang
akan menghubungkan antartripot kerangka bangun ruang tersebut;
c. molimama (Motor listrik matematika) merupakan motor listrik yang
kumparannya berbentuk segitiga, persegi, persegi panjang, lingkaran, elips,
bahkan bentuk yang tidak beraturan. Molimama akan menunjukkan berbagai
bentuk benda putar dan irisan dari benda putar tersebut. Di sini akan terlihat
bahwa bentuk bidang datar yang berbeda akan menghasilkan bentuk bidang
putar yang berbeda juga.
Selaian contoh dan nama alat yang dapat dibuat dari barang bekas, disini juga
menampilkan bagaiana proses pembuatan serta langkah langkahnya.
1. Pertama, siswa diperkenalkan terlebih dahulu mengenai jenis dan bentuk
berbagai bangun ruang seperti prisma, kubus, balok, kerucut, limas, dsb.
Selanjutnya siswa yang dianggap sudah mengerti apa bangun datar diminta
untuk berimajinasi mengenai bangun datar apa saja yang terdapat pada suatu
bangun ruang. Misalnya, sebuah prisma segitiga terdiri dari dua segitiga dan
tiga persegi panjang. Mintalah siswa anda untuk menggambarkan bangun datar

10
tersebut di buku latihan mereka. Melalui kegiatan ini, tanpa disadari anda sedang
mengarahkan siswa pada jaring-jaring bangun ruang secara umum.
Langkah selanjutnya, instruksikan siswa anda untuk membuat kerangka bangun
ruang, dengan menggunakan tusuk gigi dan permen kenyal yang ada. Gunakan
permen kenyal untuk menyatukan tusuk gigi, seperti pada gambar. Setelah
selesai dengan kegiatan ekplorasi yang dilakukan, selanjutnya anda dapat
menjelaskan pada siswa, bahwa bangun datar yang terdapat pada sebuah bangun
ruang merupakan sisi dari sebuah bangun ruang. Sedangkan tusuk gigi adalah
rusuknya dan permen kenyal (tempat bertemunya tusuk gigi) tersebut
merupakan titik sudut.
Dengan mengeksplorasi tiap bangun ruang yang ada, dan membandingkan
jumlah sisi, titik sudut, dan rusuknya. Diharapkan dapat mengantarkan siswa
pada suatu kesimpulan berupa Rumus Euler, yakni
S + T – R =2
Melalui kegiatan ini, juga dapat dikembangkan kemampuan visualisasi siswa
terhadap sebuah bangun ruang.
2. Pemanfaatan Kardus untuk membuat jaring-jaring Kubus dan balok
a. Alat dan Bahan
Kardus Bekas seperti : kardus indomie, dan sebagainya; gunting; kawat
pengikat
b. Langkah-langkah
• Kardus dipotong sesuai dengan sisi-sisi bangun ruang yang akan dibuat jaring-
jaringnya .
• Kemudian dilobangkan pinggir-pinggrir setiap potongan kardus .
• Sediakan potongan kawat-kawat pengikat yang kecil .
• Bentuk jaring-jaring bangun ruang dengan cara mengikat pinggir-pinggir sisi
yang telah dilobangkan dengan menggunakan kawat pengikat .
• Bentuk jaring-jaring sesuai dengan bangum ruang yang di inginkan.
Apabila kita ingin membentuk jaring-jaring yang baru dari bangun ruang yang
sama kita bisa membuka kaawat pengikat pada jaring-jaaring yang telah kita
buat untuk membuat jaring-jaring baru dari bangun ruang yang sama.

11
SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemikiran siswa tentang matematika
terutama geometri adalah materi yang menakutkan dapat sedikit diatasi dengan belajar
matematika itu menyenangkan sesuai belajar dengan alat peraga seperti mereka
bermain. Alat peraga merupakan media pembelajaran yang semestinya banyak
digunakan oleh para guru karena itu lebih menyenangkan dan mengajak para siswa ikut
aktif dalam pembelajaran. Serta pemanfaatan barang bekas yang menjadi barang sangat
berguna. Hasil dari pembahasan tentang penggunaan barang bekas sebagai alat peraga:
1. guru mempunyai pegangan berupa alat peraga yang bisa digunakan untuk mengajar
dikelas, diharapkan dengan adanya alat peraga ini dapat mempermudah dan
memperlancar guru dalam menyampaikan materi bangun ruang sisi datar.
2. Siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan alat peraga, diharapkan dengan
adanya alat peraga tersebut mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa
mengenai materi bangun ruang sisi datar.
3. Sekolah mempunyai koleksi alat pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA
http://serambi-ilmu-shaliha.blogspot.com/2012/02/pemanfaatan-barang-bekas-menjadi-
media.html
file:///G:/bhs%20indo/Cara%20Praktis%20Mengajar%20Bangun%20Ruang%20Untuk%20Siswa
%20SD%20_%20Dwi%20Afrini%20Risma.htm
file:///G:/bhs%20indo/SAFNA%20SILVIYANTI%20%20contoh%20karya%20tulis%20ilmiah.htm
http://eprints.uny.ac.id/1721/1/SKRIPSI_ERLINA_SARI_CANDRANINGRUM.pdf
http://www.masbied.com/2013/01/30/pengaruh-minat-belajar-siswa-terhadap-
hasil-belajar-dan-prestasi-belajar/
http://portalgaruda.theiaes.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=69481
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/pengertian-bangun-ruang.html
http://p4tkmatematika.org/file/PRODUK/PAKET%20FASILITASI/SD/Pengena
lan%20bangun%20ruang%20dan%20sifat2nya%20di%20SD.pdf
http://eprints.uny.ac.id/6917/1/P-11%20Pendidikan%20(Epon%20Nuraeni).pdf

12

Anda mungkin juga menyukai