Dosen Pembimbing :
Reflina, M.Pd
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola
pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu
hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika,
para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman
tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi). Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk
memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-
persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan
penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soalsoal uraian matematika lainnya
NCTM (National Coucil of Teachers of Mathematics) merekomendasikan 4
(empat) prinsip pembelajaran matematika, yaitu :
a. Matematika sebagai pemecahan masalah.
b. Matematika sebagai penalaran.
c. Matematika sebagai komunikasi, dan
d. Matematika sebagai hubungan (Erman Suherman, 2003:298).
Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan
bekerjasama. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Depdiknas, 2006:346)
menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan
mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan/masalah.
e. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu:
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan umum pertama,
pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
memberikan penekanan pada penataan latar dan pembentukan sikap siswa. Tujuan
umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan
matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu
mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengetahuan (Erman Suherman, 2003:56). Pembelajaran matematika di sekolah
menjadikan guru sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa
dalam pembelajaran matematika di sekolah.
2.Pemahaman Matematis
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang dapat
diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Siswa dapat
dikatakan paham jika siswa tersebut mampu menyerap materi yang dipelajarinya.
Lebih lanjut Michener (Herdian, 2010) menyatakan bahwa pemahaman
merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Untuk memahami suatu
objek secara mendalam seseorang harus mengetahui 1) objek itu sendiri, 2)
relasinya dengan objek lain yang sejenis, 3) relasinya dengan objek lain yang
tidak sejenis, 4) relasi dual dengan objek lainnya yang sejenis, 5) relasi dengan
objek dalam teori lainnya.
Ada tiga macam pemahaman matematik menurut Herdian (2010) yaitu
pengubahan (translation), pemberian arti (interpretation), dan pembuatan
ekstrapolasi (ekstrapolation). Pengubahan (translation) memiliki indikator dimana
siswa memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan bahasanya
sendiri, mampu mengubah kedalam bentuk yang lain yang menyangkut pemberian
makna dari suatu informasi yang bervariasi. Jenis pemahaman matematik yang
kedua adalah pemberian arti (interpretasi), indikatornya yaitu siswa memiliki
kemampuan yang menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata
dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. Jenis
pemahaman matematik yang terakhir adalah pembuatan ekstrapolasi
(ekstrapolation), indikatornya yaitu siswa memiliki kemampuan untuk
memberikan perkiraan dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran,
gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan
dengan kosekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu
penerapan (application).
Indikator dari penerapan itu yaitu siswa memiliki kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi
baru, yaitu berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Sejalan dengan apa yang
dikemukakan Herdian sebelumnya, lebih rinci jenjang kognitif tahap pemahaman
itu, Bloom (dalam Suherman & Sukjaya, 1990:38-45) membaginya menjadi
enam, yaitu meliputi hal-hal berikut ini : Pemahaman konsep.
Pemahaman prinsip, aturan dan generalisasi.
Pemahaman terhadap struktur matematika.
Kemampuan untuk membuat transformasi.
Kemampuan untuk mengikuti pola pikir.
Kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan masalah sosial atau data
matematika.
2. Lingkaran
1. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah suatu bidang sederhana yang dibatasi oleh suatu garis
melingkar, setiap titik yang terletak pada garis tersebut memiliki jarak yang sama
terhadap satu titik di tengah lingkaran yang disebut pusat lingkaran.
2. Sifat- sifat Lingkaran
(i) . Jarak dari pusat lingkaran ke garis lingkaran disebut jari-jari, r, lingkaran (
lihat OP pada gambar 2.1 )
Q
A
O
P B
R OO
C
Gambar 2.1
(ii) . Batas suatu lingkaran disebut Keliling lingkaran, c .
(iii) . Setiap garis lurus yang melewati pusat lingkaran dan kedua ujungnya
terletak pada keliling lingkaran dan kedua ujungnya terletak pada keliling
lingkaran disebut diameter , d ( lihat QR pada gambar 2.1 ). Jadi d = 2r .
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
(iv) . Rasio = konstanta untuk setiap lingkaran. Konstanta ini ditulis
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
dengan huruf yunani 𝜋 (phi) dimana 𝜋 = 3,14159, benar hingga 5 angka decimal.
Sehingga c/d = 𝜋 atau c = 𝝅d atau c = 2r .
(v) . Setengah lingkaran adalah setengah dari satu lingkaran penuh.
(vi) . Kuadran adalah seperempat dari satu lingkaran.
(vii) . Garis singgung suatu lingkaran adalah sebuah garis lurus yang menyentuh
lingkaran hanya di satu titik tertentu dan tidak memotong lingkaran. Garis AC
pada gambar 21.1 adalah sebuah garis singgung lingkaran, karena AC menyentuh
lingkaran hanya pada titik B . Jika jari-jari OB digambar, maka sudut ABO
adalah sudut siku-siku.
(viii) . Sektor suatu lingkaran adalah bagian dari lingkaran yang berada di antara
dua jari-jari ( sebagai contoh, bagian OXY pada gambar 2.2 adalah sebuah sektor
). Jika sebuah sektor itu disebut Sektor minor, jika lebih besar daripada setengah
lingkaran disebut sektor mayor.
X
Y
O
S T
R
Gambar 2.2
(ix) . Tali busur suatu lingkaran adalah sebarang garis lurus yang membagi
lingkaran menjadi dua bagian dan kedua ujungnya pada keliling lingkaran.
(x) . Tembereng adalah nama yang diberikan untuk bagian-bagian yang diperoleh
apabila sebuah lingkaran dibagi dua oleh tali busur. Jika tembereng tersebut lebih
kecil daripada setengah lingkaran disebut tembereng minor ( lihat bagian yang
diasir pada gambar 2.2 ) . jika suatu tembereng lebih besar dari setengah lingkaran
disebut tembereng mayor ( lihat pada bagian yang tidak diasir pada gambar 2.2 )
(xi) . Busur adalah sebagian dari keliling sebuah lingkaran. SRT pada gambar 2.2
disebut busur minor dan SXYT disebut busur mayor.
(xii) . Sudut pada pusat lingkaran, yang berhadapan dengan suatu busur, adalah
dua kali dari sudut pada keliling lingkaran yang berhadapan dengan busur yang
sama. Perhatikanlah Gambar 2.3, sudut AOC = 2 x Sudut ABC .
Q B
A
P O
Gambar 2.3
(xiii) . Sudut pada setengah lingkaran adalah sudut siku-siku (lihat sudut BQP
pada gambar 2.3 ).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian jenis ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan
metodologi pendekatan penelitian deskritif. Hal yang dideskripsikan dalam
penelitian ini adalah analisis kesulitan siswa berdasarkan kemampuan pemahaman
matematis dalam menyelesaikan soal cerita pada materi lingkaran.
2. Subjek Penelitian
Seluruh siswa kelas IX MTs Al- Jumuhuriyyah merupakan sasaran dalam
penelitian ini. Subjek penelitian diambil 33 orang dari siswa IX MTs Al-
Jumuhuriyyah tersebut .
3. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini yaitu kemampuan pemahaman matematika rendah
secara tertulis siswa kelas IX MTs Al- Jumuhuriyyah yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal cerita.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah Tes kemampuan pemahaman untuk
mendapatkan subjek penelitian yang berbentuk soal essay, seperti di bawah ini :
1. Dihalaman rumah Pak Andi terdapat kolam hias. Kolam tersebut berbentuk
lingkaran yang berdiameter 4,8 meter. Berapa luas tanah yang digunakan untuk
membuat kolam tersebut ?
2. Sebuah meja yang berbentuk lingkaran memiliki diameter 1,4 meter. Diatas
meja tersebut akan dipasang kaca sesuai dengan luas meja tersebut. Tentukan luas
kaca yang diperlukan!
3. Keliling sebuah roda adalah 314 cm. tentukan luas roda tersebut ! (𝜋 = 3,14)
4. Panjang jari-jari sepeda adalah 50 cm. Tentukanlah diameter ban sepeda
tersebut dan keliling ban sepeda tersebut!
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah persegi terletak tepat di dalam sebuah lingkaran. Jika persegi
tersebut memiliki panjang sisi 14 cm, tentukanlah jari-jari lingkaran dan keliling
lingkaran !
Tes kemampuan pemahaman matematika ini berdasarkan pemahaman
siswa atau kemampuan sebelumnya yang dimiliki oleh siswa tersebut. Penilaian
yang digunakan untuk menentukan presentase menurut Purwanto, (2009: 102)
adalah sebagai berikut :
𝑅
NP = 𝑆𝑀 𝑥100 %
Keterangan :
NP = Nilai persentase yang dicari,
R = Skor yang diperoleh siswa,
SM = Skor maksimal atau ideal.
Adapun skor kemampuan siswa menurut Purwanto (2009:103) dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Skor Kemampuan Pemahaman Siswa
Skor ( Dalam % ) Kategori
86-100 Sangat Baik
76-85 Baik
60-75 Cukup
55-59 Kurang
Kurang dari 54 Kurang baik
5. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar tes
penyelesaian soal matematika. Adapun prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Peneliti memberikan soal tes kemampuan pemahaman matematika.
2. Peneliti memberi kesempatan kepada subjek untuk meninjau kembali hasil yang
sudah diperoleh.
3. Peneliti mencatat kegiatan subjek ketika meninjau kembali hasil yang sudah
diperoleh, dan melakukan wawancara untuk mengungkap kesulitan apa saja yang
dialami siswa dan kesulitan yang paling dominan dialami siswa berdasarkan
kemampuan pemahaman dalam menyelesaikan soal cerita yang dilakukan subjek
dalam meninjau kembali hasil yang sudah diperoleh.
3. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analsisis data
deskriptif kualitatif dan akan dikelompokkan dengan kategori pada gambar 4.1 .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari grafik di atas terlihat bahwa Siswa yang kategori “Sangat Baik” ada 4
orang , kategori “Baik” tidak ada, kategori “Cukup” ada 13 orang, kategori
“Kurang” tidak ada dan kateogori “Kurang Baik” mencapai 16 orang. Dari hasil
kategori tersebut dapat diketahui bahwa lebih banyak siswa-siswi yang Kurang
Baik pemahaman matematisnya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan mengenai analisis
pemahaman matematis dapat disimpulkan bahwa Dalam matematika para siswa
dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman menggunakan
matematik sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya
melalui persamaan-persamaan atau tabel-tabel dan model model dari matematika.
Misalnya dalam menyelesaikan soal pada lingkaran pola pikir siswa dalam
menyelesaikan masalah mengenai lingkaran menggunakan soal soal yang telah
diberikan kepada siswa menunjukkan 51,4% pemahaman matematis mereka
kurang baik, 48,8% siswa cenderung tidak bisa menetukan konsep untuk
menyelesaikan soal-soal tersebut. 36,6% siswa cenderung tidak bisa menerapkan
konsep-konsep dalam perhitungan.
Ada tiga macam pemahaman matematik menurut herdian :
Pengubah (translation)
Pemberian arti ( interpretation)
Pembuatan eksploitasi ( ekstrapolation )
Siswa kelas IX MTs Al- Jumuhuriyyah lah yg telah kami teliti dalam
menyelesaikan soal-soal mengenai lingkaran.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarakan bagi guru matematika MTs
Al- Jumuhuriyyah agar lebih memeperhatikan siswanya dalam mengerjakan soal-
soal yang berbentuk matematika supaya siswa tersebut dapat lebih paham dan
mengerti tentang materi matematika yg akan dipelajari khususnya kelas XI
apalagi mereka akan memasuki ketahap yg lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, John. 2002. Matematika Dasar : Teori dan Aplikasi Praktis. Jakarta :
Erlangga
Devi Emilya, Darmawijoyo, dan Ratu Irma Indra Putri. Pengembangan Soal-soal
Open-Ended Materi Lingkaran Untuk Meningkatkan Penalaran
Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1O
Palembang. Jurnal PENDIDIKAN MATEMATIKA, Vol 4. No.2,
Desember 2010