Anda di halaman 1dari 20

Penerapan Media Pembelajaran Puzzle Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Di SD Pensil-Qu


Singkawang Tahun Ajaran 2023/2024
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam tindakan ini yaitu siswa kelas IV SD Pensil-Qu Singkawang
tahun pelajaran 2023/2024. Jumlah siswa yang teliti sebanyak 13 siswa yang terdiri
dari 7 laki-laki dan 6 perempuan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SD Pensil-Qu Singkawang dengan alamat Jalan Jendral
Sudirman Gg. Morris Condong. Penelitian ini dilaksanaklan pada bulan Oktober
2023. Jadwal Penelitian sebagai berikut :
- Hari Senin, 9 Oktober 2023 (pra siklus)
- Hari Selasa, 14-21 Oktober 2023 (siklus I)
- Hari Selasa, 1-6 November 2023 (siklus II)

3. Pihak yang Membantu Penelitian


Kehadiran peneliti dilapangan sangat diutamakan selama kegiatan penelitian
berlangsung karena peneliti bertindak sebagai instrument utama dan perancang
tindakan. Peneliti sebagai perancang tindakan maksudnya peneliti yang membuat
rancanagan pembelajaran selama berlangsungnya penelitian. Adapun pihak lain yang
turut membantu antara lain Suvervisor 1 (Jalaluddin,M.Pd), Kepala Sekolah SD
Pensil- Qu Singkawang(Ricky Rachmadani, S.Pd,. Gr), teman sejawat dan rekan-
rekan guru tempat peneiti mengajar.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK). Dalam
istilah Bahasa inggris, PTK dinamakan Classroom Action Research (CAR) dimana ada
tiga poin penting yang membentuk pengertian tersebut yang dapat diterapkan yaitu:
1. Peneltian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencermati objek dan
dilaksanakan dengan menggunakan cara maupun aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan dapat
menarik minat siswa serta penting bagi peneliti
2. Tindakan adalah suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Adapun dalam penelitian ini dibuat menjadi rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas adalah sekelompok orang/siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Sedangkan menurut Kuandar (2008:45) penelitian tindak kelas dapat diartikan
sebagai suatu penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai
peneliti di kelasnya atau boleh jadi bersamaan dengan orang lain (kolaborasi) dengan
sistematika merancang, melaksasnakan dan merefleskikan tindakan secara kolaboratif
dan partsipatif yang bertujuan memperbaiki maupun meningkatkan kualitas pembelajaran
di kelas melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu kelas.
Berdasarkan jenis penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka rancangan atau
desain PTK yang digunakan ialah menggunakan model PTK Kemmis & Mc Taggart
yang tampak masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Ada
empat komponen pokok yang diperkenalkan oleh Kurt Lewwin yaitu:
a. Perencanaan (plan)
b. Melaksanakan tindakan (act)
c. Melaksanakan pengamatan (observerb)
d. Mengadakan refleksi/analisis (reflection)

a. Perencanaan
Perencanaan yang akan dilaksanakan merujuk pada persiapan tindakan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar pelajaran Matematika materi perkalian
pada siswa kelas IV SD Pensil-Qu Singkawang. Berdasarkan permasalahan yang
terdapat di dalam kelas, maka salah satu upaya yang dapat diusahakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa materi perkalian kelas IV di SD Pensil-Qu
Singkawang yaitu menggunakan media pembelajaran puzzle dengan tahapan sebagai
berikut:
a) Peneliti terlebih dahulu menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b) Peneliti berkoordinasi dengan wali kelas IV terlebih dahulu terkait pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
c) Peneliti menyiapkan RPP dengan kegiatan pembelajaran menggunakan media
pembelajaan puzzle.
d) Peneliti menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap pertemuan.
e) Menyusun dan mempersiapkan soal evaluasi untuk siswa.
f) Menyiapkan bahan ajar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran.
g) Menyiapkan kamera untuk mendokumetasikan kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yaitu pemanfaatan
media pembelajaran puzzle untu meningkatkan hasil belajar siswa dengan rincian
kegiatan sebagai berikut:
Siklus 1
1. Kegiatan Pendahuluan
 Siswa menyapa guru dengan salam,
 Guru mengajak Peserta didik untuk berdoa (Religius ). Doa dipimpin oleh
salah seorang ketua kelas.
 Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik.
 Siswa menyiapkan diri agar siap untuk belajar serta merapikan kerapian diri
danbersikap disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran. (Disiplin)
 Guru mengingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat.

 Guru mengajak Peserta Didik untuk membaca surah Al- Fatihah bersama
dan mengajak murojaah hafalan. (Religius)
 Peserta didik meyimak apersepsi dari guru tentang pembelajaran sebelumnya
danmengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
2. Kegiatan Inti
 Siswa menyimak penjelasan guru bahwa perkalian adalah
penjumlahan berulang.
 Guru memberikan contoh di papan tulis dengan menggunakan benda
konkretyang ada di kelas.
 Siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama. (Eksplorasi)

 Guru kemudian memberikan contoh mengerjakan perkalian bersusun .

 Siswa diminta mengerjakan soal-soal yang di papan tulis secara acak.

 Kemudian guru mengecek keberhasilan siswa seta memberi umpan balik.

 Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar secara


heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. (Elaborasi)
 Guru kemudian memberikan Lebar Kerja Peserta Didik kepada masing-
masing kelompok. LKPD yang diberikan berupa soal-soal perkalian
dalam bentuk puzzle.
 Tugas setiap kelompok adalah menyusun puzzle yang diberikan dengan
cara menghitung jumlah perkalian terlebih dahulu.
 Waktu untuk menyelesaikan tugas adalah 20 menit. Kelompok yang paing
cepat dan tepat dalam menyesikan permaian akan mendapat skor
tambahan.
 Guru memastikan setiap anggota kelompok telah memaham tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing serta memberikan kepada setiap kelompok
untuk menyelesaikannya.(Konfirmasi)
 Guru mengecek sejauh mana kemampua siswa dalam memahami matei
yang disampaikan.
3. Kegiatan Penutup
 Guru merefleksi hasil pembelajaran tentang materi perkalian.
 Guru bersama-sama peserta dididk membuat kesimpulan tentang materi yang
dipelajari hari ini. Guru memberi penguatan terhadap materi yang
disampaikan hari ini.
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari hari ini.

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pada


hari ini.
 Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan doa kafaratul majelis.
Siklus 2
1. Kegiatan Pendahuluan
 Siswa menyapa guru dengan salam,
 Guru mengajak Peserta didik untuk berdoa (Religius ). Doa dipimpin oleh
salah seorang ketua kelas.
 Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik.
 Siswa menyiapkan diri agar siap untuk belajar serta merapikan kerapian diri
dan bersikap disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran. (Disiplin)
 Peserta didik meyimak apersepsi dari guru tentang pembelajaran sebelumnya
dan mengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
 Guru menjelaskan materi pembelajaran.
 Siswa menyimak penjelasan guru bahwa pekalian adalah penjumlahan yang
bersusun (fase 2)
 Siswa menyimak penjelasan guru melalui contoh soal tentang mengalikan
bilangan dengan cara bersusun pendek
 Siswa mengerjakan soal-soal tentang mengalikan bilangan dengan cara
bersusun pendek kemudian guru mengecek keberhasilan siswa serta memberi
umpan balik.
 Siswa menyimak penjelasan guru melalui contoh soal tentang mengalikan
bilangan dengan cara bersusun panjang
 Siswa mengerjakan soal-soal tentang mengalikan bilangan dengan cara
bersusun panjang kemudian guru mengecek keberhasilan siswa serta
memberi umpan balik.
 Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar secara heterogen,
setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. (fase 3)
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) menjelaskan tugas masing-
masing kelompok.
 Tugas setiap kelompok adalah mengalikan bilangan-bilangan dengan
menggunakan cara bersusun pendek dan bersusun panjang dengan cara
mendiskusikannya bersama anggota kelompok.
 Waktu untuk menyelesikan tugas adalah 20 menit. Kelompok yang paling
cepat menyeleseikan permainan akan mendapatkan skor tambahan.
3. Kegiatan Penutup
 Guru merefleksi hasil pembelajaran tentang materi perkalian.
 Guru bersama-sama peserta dididk membuat kesimpulan tentang materi yang
dipelajari hari ini. Guru memberi penguatan terhadap materi yang
disampaikan hari ini.
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari hari ini.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pada
hari ini.
 Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan doa kafaratul
majelis.
 Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas.

c. Pengamatan
Dalam penelitian ini penelitian dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal- hal yang akan diamati adalah penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dan
perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada dasarnya penelitian
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah Penerapan media pembelajaran puzzle
berhasil
dilakukan atau tidak. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
instrumen berupa tes
Hasil tes yang telah diperoleh dari siswa di analisis secara deskriptif kuantitatif
untuk mengolah data dari hasil uji tes yang digunakan untuk mengetahui seberapa
besar peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas IV SD
Pensil- Qu Singkawang dibuktikan dengan peningkatan hasil evaluasi yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus yang dilakukan. Analisis data untuk hasil tes
tertulis dihitung dengan menentukan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal KKM yaitu 65 menghitung persentase siswa yang memperoleh nilai > 65.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan Pada siklus 1 apakah
mencapai tujuan atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar matematika melalui
media pembelajaran puzzle materi perkalian, apa kekurangan dan kelebihannya
sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan pada tahap
berikutnya (siklus II). Apabila telah diketahui keberhasilan dan hambatan pada siklus
I, maka dapat ditentukan rencana yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

C. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini data-data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data secara kuantitatif adalah data yang
diperoleh berkaitan dengan data hasil dari nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal
evaluasi yang akan diberikan disetiap akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui hasill
belajar siswa.
Penskoran hasil tes siswa dilakukan dengan menganalisis jawaban tes subyektif
siswa dengan pedoman kunci jawaban yang sudah dipersiapkan. Siswa mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai ketuntasan individu minimal 65, maka data hasil tes
dirumuskan sebagai berikut:
Nilai tes = Skor yang diperoleh
Rumusan masalah diatas untuk mengukur hasil nilai kemampuan belajar siswa,
hasil belajar dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan adanya peningkatan hasil
pembelajaran dari siklus tindakan pertama sampai siklus selanjutnya. Siswa memperoleh
nilai lebih dari sama dengan 65 maka ketuntasan individu telah tercapai. Sedangkan siswa
yang dapat nilai kurang dari sama dengan 65 ketuntasan individu dikatakan belum tuntas.

Berikut adalah rumus untuk mengetahui presentase ketuntasan secara

klasikal: Ketuntasan Klasikal = × 100 %


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


a) Pelaksanaan Siklus
Pada pembelajaran Matematika materi perkalian dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SD Pensil-Qu Singkawang dilakukan dalam 2 siklus yaitu:
1. Siklus 1
Pada kegiatan awal peneliti meminta siswa menyiapkan kelas dilanjutkan
dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah seorang ketua kelas. Selanjutnya
peneliti menanyakan kabar siswa serta melakukan presensi kehadiran siswa.
Dilanjutkan dengan peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan motivasi
akan pentingnya materi yang akan dipelajari karena berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi yang akan disampaikan
yaitu meteri perkalian bilangan cacah. Siswa memerhatikan penjelasan guru
dengan seksama kemudian beberapa siswa disuruh maju untuk mengerjakan soal
yang ada di papan tulis sesuai dengan contoh yang diberikan guru. Hal ini
dilakukan guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan. Kemudian peneliti meminta siswa membentuk suatu kelompok yang
terdiri dari 3- 4 orang dalam satu kelompok. Jadi keseluruhan ada 4 kelompok.
Setelah itu peneliti membagikan LKS (Lembar Keja Siswa) kepada setiap
kelompok. Lalu peneliti menjelaskan tata cara pengerjaan sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran. Waktu pengerjaan sekitar 20 menit. Selanjutnya peneliti
melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
Kegiatan penutup peneliti bersama sama siswa meyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti memberikan
kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya. Setelah dirasa selesai maka peneliti
lalu menginformasikan materi selanjutnya yang akan dibahas untuk pertemuan
berikutnya dan mengahiri pembelajaran dengan membaca hamdallah dan doa
kafaratul majelis disusul dengan salam.
Pada pelaksanaan siklus 1, dilakukan pengamatan terhadap kegiatan
aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dibuat. Pengamat memberikan tanda (√) terhadap aspek
yang diamati. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus 1
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus 1


Ketuntasan
No. Nama Nilai Belum
Tuntas
tuntas
1. Abbad Nailun Nabhan Zikri 75 √
2. Dzakiya Putri Datia 55 √
3. Dzakkiya Khaira Lubna Albaryr 60 √
4. Fadya Saufa Haziqa 55 √
5. Hazbi Khalifi 90 √
6. Jihan Talita Ulfa 60 √
7. Keinan Akbar Hermawan 40 √
8. M. Arsya Ukail salam 40 √
9. M. Rumi Abidzar 70 √
10. Nadhira Hasya Aristha 85 √
11. Qaisha Queena Aiqri 85 √
12. Sakha Hafizh AlFirdy 60 √
13. Tampan Syafi Asyauqie 55 √
Jumlah Nilai 830
Nilai Rata-rata 63,84
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 90
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nilai Jumlah Siswa Persentase
1. 90 1 7,70%
2. 85 2 15,38%
3. 80 0 0%
4. 75 1 7,70%
5. 70 1 7,70%
6. 65 0 0%
7. 60 3 23,07%
8. 55 3 23,07%
Jumlah 13 100%

Tabel 4.3
Indikator Hasil Belajar Siklus 1
No. Indikator Keterangan
1. Nilai terendah 40
2. Nilai tertinggi 90
3. Jumlah nilai 830
4. Nilai rata-rata 63,84
5. Banyaknya siswa dengan nilai >65 5
6. Banyaknya siswa dengan nilai < 65 8
7. Persentase siswa dengan nilai >65 38,46%
8. Persentase siswa dengan nilai < 65 61,53%

Dari hasil analisis tes formatif siklus 1 dan gambar tabel di atas dalam
pembelajaran matematika tentang perkalian, nilai rata-rata kelas adalah 63,84.
Yang mendapat nilai 90 ada 1 siswa (7,70%), nilai 85 ada 2 orang (15,38%), nilai
75 da 1 orang (7,70%), nlai 70 ada 1 orang (7,70%), nilai 60 ada 3 orang
(23,07%), nilai 55 ada 3 orang (23,07%). Siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran sebanyak 8 siswa (61,53%) dan yang tuntas ada 5 siswa (38,46%).
Maka dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut:

Jumlah Siswa
5

3 3
3
Banyaknyan

2
2
1 1 1
1

0
90 85 75 70 60 55

Nilai yang diperoleh

Adapun kelebihan dan kekuangan pada siklus 1 sebagai berikut


a. Kelebihan siklus 1
1. Terjadi peningkatan persentase dari hasil tes yang diberikan terhadap siklus
I.
2. Siswa menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk belajar dan tertarik
dengan penerapan media pembelajaran puzzle.

b. Kekurangan siklus 1
1. Masih ada beberapa orang siswa yang tidak berdiskusi dan tidak fokus
terhadap pelajaran yang diberikan.
2. Masih ada beberapa siswa yang kurang percaya diri dalam
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Dari hasil tindakan siklus I yang telah dijelaskan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi perkalian terdapat
peningkatan namun belum memenuhi kriteria ketentuan yang ditetapkan oleh
peneliti dan beberapa kendala lainnya dalam proses pembelajaran yang terjadi.
Maka untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I, peneliti akan
melaksanakan tindakan kedua pada siklus II.
2. Siklus II
Siklus yang kedua pada pembelajaran matematika materi perkalian
melalui media pembelajaran puzzle kelas IV SD Pensil-Qu Singkawang
dilaksanakan pada hari Rabu, 1 November 2023 pukul 09.00-10.10 WIB. Semua
siswa yang hadir berjumlah 13 orang dengan laki-laki berjumlah 7 orang dan
perempuan berjumlah 6 orang.
Pada kegiatan awal peneliti meminta siswa menyiapkan kelas dilanjutkan
dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah seorang ketua kelas. Selanjutnya
peneliti menanyakan kabar siswa serta melakukan presensi kehadiran siswa.
Dilanjutkan dengan peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan motivasi
akan pentingnya materi yang akan dipelajari karena berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Pada kegiatan inti, peneliti mengulang sedikit penjelasan materi yang telah
disampaikan minggu lalu. Materi yang akan disampaikan pada pertemuan kai ini
yaitu meteri perkalian bilangan cacah berupa operasi hitung perkalian menurun.
Materi yang diberikan pada pertemuan ini sedikit lebih sulit dari materi pertemuan
sebelumnya. Siswa memerhatikan penjelasan guru dengan seksama kemudian
beberapa siswa disuruh maju untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis
sesuai dengan contoh yang diberikan guru. Hal ini dilakukan guna mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Kemudian
peneliti meminta siswa membentuk suatu kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
dalam satu kelompok. Jadi keseluruhan ada 4 kelompok. Setelah itu peneliti
membagikan LKS (Lembar Keja Siswa) kepada setiap kelompok. Lalu peneliti
menjelaskan tata cara pengerjaan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Waktu pengerjaan sekitar 20 menit. Selanjutnya peneliti melakukan evaluasi hasil
pembelajaran.
Kegiatan penutup peneliti bersama sama siswa meyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti memberikan
kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya. Setelah dirasa selesai maka peneliti
lalu menginformasikan materi selanjutnya yang akan dibahas untuk pertemuan
berikutnya dan mengahiri pembelajaran dengan membaca hamdallah dan doa
kafaratul majelis disusul dengan salam.
Pengamatan terhadap peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran
matematika materi perkalian bilangan cacah melaui media pembelajaran puzzle
dilakukan peneliiti dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Adapun hasil belajar matematika melalui media pembelaaran puzzle pada siklus I
dan II dari 13 orang siswa kelas IV SD Pensil-QU Singkawang adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II


Ketuntasan
No. Nama Nilai Belum
Tuntas
tuntas
1. Abbad Nailun Nabhan Zikri 85 √
2. Dzakiya Putri Datia 70 √
3. Dzakkiya Khaira Lubna Albaryr 75 √
4. Fadya Saufa Haziqa 65 √
5. Hazbi Khalifi 85 √
6. Jihan Talita Ulfa 70 √
7. Keinan Akbar Hermawan 60 √
8. M. Arsya Ukail salam 55 √
9. M. Rumi Abidzar 75 √
10. Nadhira Hasya Aristha 85 √
11. Qaisha Queena Aiqri 90 √
12. Sakha Hafizh AlFirdy 65 √
13. Tampan Syafi Asyauqie 60 √
Jumlah Nilai 935
Nilai Rata-rata 71,92
Nilai Terendah 55
Nilai Tertinggi 90
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nilai Jumlah Siswa Persentase
9. 90 1 7,70%
10. 85 3 23,07%
11. 80 0 0
12. 75 2 15,38%
13. 70 2 15,38%
14. 65 2 15,38%
15. 60 2 15,38%
16. 55 1 7,70%
Jumlah 14 100%

Berdasarkan tabel penilaian hasil belajar siswa pada siklus II, dapat
diketahui bahwa peningkatan hasil belajar matematika melalui media
pembelajaran puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai 90 ada 1
siswa (7,70%), nilai 85 ada 3 siswa (15,38%), nilai 75 ada 2 siswa (15,38), nilai
70 ada 2 siswa
(15,38), nilai 60 ada 3 orang (23,07) dan nilai 55 ada 2 orang (15,38%), maka
dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut:

5
4
3 3
3
2 2 2
2 1
1
0 0 0

9085807570656055

Jumlah Siswa

Gambar … Grafik Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus II


Refleksi dilakukan setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus II. Dari
data yang diperoleh selama observasi siklus II pada hari Selasa 1 November 2023
saat pembelajaran telah berakhir, terdapat kelebihan dan kekurangan dari tindakan
yang telah dilakukan pada siklus II.
Adapun kelebihan dan kekurangan pada siklus II sebagai berikut:
a. Kelebihan siklus II
1. Terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I terhadap hasil dari siklus II.
2. Peserta didik termotivasi untuk belajar dan mulai tertarik dengan
penerapan media pembelajaran puzzle.
b. Kekurangan siklus II
1. Masih ada beberapa orang peserta didik yang tidak serius dalam berdiskusi
sehingga hasil belajar yang tercapai tidak maksimal.

Dengan berhasilnya pencapaian KKM siswa pada siklus II yaitu 76,92%


maka penelitian ini tidak dilanjutkan. Penelitian berakhir dengan meningkatnya
hasil belajar matematika materi perkalian pada kelas IV SD Pensil-Qu Singkawang
Semester I tahun pelajaran 2023/2024.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Setelah melakukan peneitian pada siklus I dan siklus II pembelajaran matematika
materi perkalian bilangan cacah kelas IV melalui media pembelajaran puzzle yang
dilakukan peneliti, maka dapat dikelompokkan dari siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Pada hasil rekapitulasi belajar siklus I dan siklus II terdapat beberapa nilai yang
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I, hanya 2 orang yang
mendapat nilai 85 dan siklus II ada 3 orang yang mendapat nilai 85. (belum selesai)
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Berdasarkan lembar penilaian hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa peningkatan
hasil belajar matematika melalui media pembelajaran puzzle dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dengan rincian sebelum dilakukan tindakan kelas siklus I yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Ada (...)
Dengan keadaan nilai seperti di atas jelas bahwa proses pembelajaran matematika
melalui media pembelajaran puzzle dapat memberikan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan media
pembelajaran. Maka untuk lebih jelasnya disajikan grafik berikut ini:
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil deskripsi perbaikan siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan
dapat di simpulkan bahwa :
1. Penggunaan media pembelajaran puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika materi perkalian di SD Pensil-Qu Singkawang.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas maka penulis
menyarankan:
1. Dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, guru harus selalu melakukan refleksi
diri untuk dapat memperbaiki proses pembelajaran berikutnya
2. Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru dapat menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai agar hasil belajar
peserta didik semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai