NIM/ No. Absen : 1610125120025/ 23 Kelas : 6B PGSD Dosen Pengampu : Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd, Ph. D Ahmad Riandy Agusta, M. Pd A. Model Pembelajaran Kasturi Filosofi dari nama model pembelajaran Kasturi, yaitu berasal dari nama buah yang menjadi maskot di daerah Kalimantan Selatan. Buah ini rasanya sangat manis apabila sudah matang dan yang paling menonjol dari buah ini yaitu mempunyai harum khasnya yang sangat menyengat. Dalam proses pembelajaran buah ini melambangkan kegembiraan, keceriaan, keantusiasan dalam belajar dan kegiatan yang menyenangkan. Hal ini dilihat dari muka orang yang memakan buah kasturi selalu senang, gembira dan antusias dalam memakannya.
MODEL PEMBELAJARAN “KASTURI”
K = Kegiatan diawali dengan pemunculan masalah (Problem Based Learning)
A = Analisis dan sintesis (Inkuiri) S = Solusi permasalahan yg efektif (Inkuiri) T = Tim (STAD) U = Unjuk kerja (Inkuiri) R = Refreshing dengan permainan (Talking Stick/ dengan nyanyian khas Kalimantan Selatan) Kearifan lokal I = Isi kegiatan selanjutnya dengan pemberian reward kepada peserta didik (STAD) B. Keunggulan dari Model Pembelajaran Kasturi Kombinasi beberapa buah model pembelajaran seperti Problem Based Learning, Inkiuiri, STAD, dan Talking Stick merupakan suatu terobosan baru dalam usaha membuat pembelajaran di kelas lebih aktif dan tidak membosankan. Anak akan lebih memahami pelajaran karena kegiatan menyenangkan membuat anak tidak mudah melupakan kesan yang mereka dapat pada hari itu. Kombinasi beberapa buah model pembelajaran tersebut diberi nama model pembelajaran Kasturi. Secara eksplisit model pembelajaran Kasturi ini berguna untuk mewujudkan keterampilan-keterampilan berpikir abad 21. Dengan model pembelajaran Kasturi ini dapat mengelola pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan namun tetap edukatif. Melalui model pembelajaran Kasturi ini, peserta didik langsung dapat melatih 3 buah keterampilan yaitu, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir analitis dan juga keterampilan pemecahan masalah. Model pembelajaran Kasturi memuat sistem pembelajaran aktif dimana siswa akan bergerak dan berpikir dalam memecahkan masalah yang akan melatih keterampilan pemecahan masalahnya kemudian menuntut peserta didik untuk menganalisis, menyintesis lalu uji hipotesis, yang mana hal ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis serta juga dapat melatih keberaniannya dalam melontarkan pendapat. Selain itu, dapat melatih kerja sama yang baik, serta kegiatan bermain yang mengandung edukasi (kearifan lokal). Selanjutnya, dengan diterapkannya model pembelajaran Kasturi ini oleh guru, maka akan terpenuhilah prinsip-prinsip pokok pembelajaran abad 21 yang dikemukakan oleh Jennifer Nichols dalam Rohim, Bima A., dan Julian (2016). Di sana diterangkan bahwa pembelajaran abad 21 ini harus berpusat pada siswa, siswa mampu berkolaborasi dengan siswa yang lain, pembelajarannya harus bermakna, dan dapat terlibat langsung dengan lingkungan sosialnya. Dari ke empat prinsip tersebut dapat dipenuhi dengan model pembelajaran Kasturi. Pada model pembelajaran Kasturi ini termuat kegiatan pembelajaran yang berbau kearifan lokal dengan menyanyikan lagu-lagu khas daerah Kalimantan Selatan. Selain itu, pada model pembelajaran Kasturi ini juga termuat kegiatan pembelajaran menyelesaikan masalah yang berhubungan pada kehidupan sehari-hari siswa, semua proses pembelajaran akan berada di siswa seperti ketika menemukan penyelesaian masalah dan menyerukan pendapatnya kepada siswa yang lain, siswa juga akan dibentuk kelompok yang mengajarkan mereka bagaimana bekerja sama dengan baik. Secara garis besar model pembelajaran Kasturi ini memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan kecakapan peserta didik dalam penyelesaian masalah 2. Peserta didik dapat kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitisnya melaui kegiatan analisis, sintesis, uji hipotesis dan sebagainya. 3. Mengajarkan anak untuk percaya pada diri sendiri 4. Memacu partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 5. Melatih siswa untuk mahir menganalisis masalah 6. Kegiatan tidak membosankan 7. Pembelajaran menjadi bermakna dan siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya. 8. Kerjasama siswa akan terwujud secara dimanis 9. Tumbuh suasana kegembiraan dalam proses pembelajaran 10. Kerja sama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis. 11. Munculnya dinamika gotong-royong yang merata diseluruh siswa. 12. Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan juga efektif. 13. Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. 14. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa bermain dengan menyanyikan lagu khas daerah Kalimantan Selatan Dari keunggulan yang telah dipaparkan mengenai model Kasturi tersebut, keinginan terbesar ketika model ini diberlakukan oleh guru dalam pembelajarannya, diharapkan siswa dapat menguasai semua keterampilan pada pembelajaran abad 21 ini. Dan seyogyanya model pembelajaran ini bisa membantu guru dalam mengelola pembelajaran agar semakin tertata, menyenangkan, dan bermakna.
C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kasturi
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. (STAD) 2. Guru menempelkan gambar di papan tulis (gambar yang ditempelkan berupa permasalahan) (Problem Based Learning) 3. Orientasi, membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dengan meminta siswa untuk melontarkan pertanyaan (Inkuiri) 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen (STAD) 5. Guru menjelaskan tugas kelompok (STAD) 6. Merumuskan masalah, membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. (Inkuiri) 7. Merumuskan hipotesis, mengajak siswa merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan (Inkuiri dan Problem Based Learning) 8. Mengumpulkan data, melakukan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan berdasarkan lembar kerja kelompok yang tersedia (Inkuiri dan Problem Based Learning) 9. Menguji hipotesis, menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data dan dituangkan ke dalam LKK (Inkuiri dan Problem Based Learning) 10. Merumuskan atau menarik kesimpulan dan perwakilan dari setiap kelompok menyampaikan hasil pembahasanya di depan kelas. (STAD) 11. Mengadakan permainan tongkat pintar. (Talking Stick) 12. Apabila siswa bisa menjawab dengan benar maka mendapat skor 100 di papan skor. Nilai dari jawaban tersebut akan dijadikan skor tim dari masing-masing siswa. (STAD) 13. Penghargaan untuk tim yang memiliki skor tertinggi. (STAD)
D. Pengimplementasian Model Pembelajaran Kasturi
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Pada langkah ini dilakukan dengan cara guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan diajarkan dan menyajikan informasi tentang materi pembelajaran yang akan dilakukan selama proses pembelajaran dalam hal ini guru memberikan stimulus berupa pemberian informasi kepada siswa, bisa melalui ceramah, tanya jawab dan sebagainya.
2. Guru menempelkan gambar di papan tulis (gambar yang di tempelkan
berupa permasalahan). Langkah pembelajaran ini dilakukan dengan guru memberikan gambar tentang permasalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran. Gambar yang diberikan dapat ditempelkan di papan tulis, ditayangkan melalui LCD/ proyektor ataupun melalui alat peraga/media pembelajaran yan telah dibuat oleh guru. Lalu, setelah itu guru meminta siswa mengamati gambar tersebut dan memberikan gambaran mengenai keadaan yang ada di dalam gambar.
3. Orientasi, membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif
dengan meminta siswa untuk melontarkan pertanyaan. Pada langkah ini guru memberikan orientasi, yaitu membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dengan meminta siswa untuk melontarkan pertanyaan dari gambar yang ditempelkan/tayangkan di depan kelas. Dalam langkah ini, guru memberikan arahan dan memancing siswa untuk melontarkan pertanyaan seputar gambar yang ada di papan tulis, lalu memotivasi siswa dalam mengidentifikasi gambar dan mengajukan pertanyaan melalui kata-kata kunci yang berhubungan dengan gambar.
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen.
Pada langkah ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, satu kelompok berisi 4-5 orang siswa. Kelompok yang dibagi, jumlahnya harus pas. Dalam proses pembagian kelompok ini juga, guru harus dapat menciptakan kelompok yang heterogen, dimana kelompok yang dibentuk merupakan kumpulan siswa yang berbeda-beda dari ras, agama,kepintaran, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi dapat dikumpulkan dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman rendah. Karena dengan melakukan belajar dalam kelompok ini dapat memicu siswa untuk saling membantu baik itu dalam hal pemecahan masalah atau pun sekedar dalam hal memberikan informasi kepada temannya yang memiliki tingkat pemahaman rendah. Pada tahap belajar dalam kelompok ini juga memunculkan nilai-nilai afektif pada diri siswa, yakni nilai kerja sama, saling membantu, kerja keras, serta melibatkan anak aktif dalam berinteraksi dalam kelompoknya.
5. Guru menjelaskan tugas kelompok.
Pada langkah pembelajaran ini guru memanggil ketua kelompok atau perwakilan kelompok untuk menjelaskan materi berkaitan dengan pemecahan masalah dan menjelaskan pembagian tugas kelompok. Selanjutnya, guru memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta masing-masing kelompok tersebut mendiskusikan permasalahan yang telah diberikan. 6. Merumuskan masalah, membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Pada tahap ini, guru akan memberikan suatu kasus pada setiap LKK yang berkaitan dengan gambar yang sudah ditayangkan, lalu guru akan memberikan pertanyaan untuk memancing siswa kepada suatu permasalahan. Selain itu, guru harus memberikan arahan agar siswa memberikan jawaban yang tepat.
7. Merumuskan hipotesis, mengajak siswa merumuskan jawaban sementara
dari suatu permasalahan. Pada langkah ini, guru akan memberikan pancingan melalui gambaran apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang diberikan. Pada tahap ini, guru juga diminta untuk memotivasi siswa agar dapat mengungkapkan pendapat dalam bentuk hipotesis sementara tentang permasalahan yang sedang dibahas. Untuk menuju kepada hipotesis yang benar, maka guru harus memberikan penjelasan mengenai bagaimana hipotesis yang seharusnya diberikan agar siswa memahami apa yang seharusnya dilakukan.
8. Mengumpulkan data, melakukan aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis berdasarkan LKK. Pada langkah ini, guru akan memberikan pancingan melalui penjelasan materi yang sedang dipelajari sekaligus memotivasi siswa untuk mencari berbagai informasi tambahan dari berbagai bahan ajar/literatur berdasarkan permasalahan yang sedang dibahas. Pada tahap ini juga, guru diharapkan dapat membimbing siswa dan memberi penjelasan kepada setiap kelompok apabila ada yang mengalami kesulitan sekaligus mengecek pekerjaan siswa. 9. Menguji hipotesis, menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data dan dituangkan ke dalam LKK. Pada langkah ini, guru akan memberikan gambaran kepada kelompok melalui pencarian informasi yang telah dilakukan oleh masing-masing kelompok. Untuk memaksimalkan hasil kerja kelompok, guru akan memberikan bimbingan dengan berkeliling ke setiap kelompok serta memberikan respon positif terhadap jawaban siswa dan memberikan saran apabila masih terdapat kekurangan dalam jawaban siswa secara berkelompok.
10. Merumuskan atau menarik kesimpulan dan perwakilan dari setiap
kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada langkah ini, guru akan berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan seluruh kelompok mampu menyimpulkan hasil kegiatan diskusi dan memperbaiki jika ada terdapat kekeliruan. Setelah semua kelompok selesai menggali informasi, maka guru akan mempersilakan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok satu per satu dan guru akan memberikan respon positif terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan dan menyempurnakan jawaban jika terdapat kekurangan. Pada tahap ini juga, guru meminta kelompok lain untuk memberkan tanggapan terhadap hasil diskusi yang disampaikan kelompok yang membacakan hasil diskusinya.
11. Mengadakan permainan tongkat pintar
Pada langkah ini, guru akan mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa dengan menyampaikan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang memegang tongkat, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan guru. Guru dan siswa memainakan permaian tongkat pintar sambil menyanyikan lagu daerah Kalimantan Selatan, misalnya lagu Ampar-Ampar Pisang dan sebagainya. 12. Apabila siswa bisa menjawab dengan benar maka mendapat skor 100 di papan skor. Nilai dari jawaban tersebut akan dijadikan skor tim dari masing-masing siswa. Pada langkah ini, guru akan memberikan skor 100 jika siswa menjawab pertanyaan dengan benar, dan menuliskannya pada tabel STAD. Jika siswa menjawab pertanyaan salah, maka pertanyaan tersebut dilempar ke siswa lain yang dapat menjawabnya.
13. Penghargaan untuk tim yang memiliki skor tertinggi.
Pada langkah ini, guru menjumlahkan semua skor dan dilihat tim manakah yang memiliki skor tertinggi.Tim yang memiliki skor paling banyak akan menjadi pemenangnya. Dan sebaliknya, tim yang memiliki skor paling sedikit akan mendapat hadiah berupa tugas tambahan. Tim yang menjadi pemenang berhak mendapatkan penghargaan dari guru. Pemberian reward disini guru dapat memberikan bintang nilai ataupun hadiah sebagai penghargaan, dengan pemberian penghargaan ini dapat membangkitkan semangat siswa serta membuat siswa menjadi termotivasi dalam meningkatkan pengetahuannya. Meningkatkan pengetahuannya di sini maksudnya adalah siswa termotivasi untuk terus menerus menambah pengetahuannya sehingga ketika guru mengadakan pertandingan lagi, siswa tersebut sudah lebih siap dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tersebut. BIODATA PENULIS I. Data Pribadi 1. Nama : Karmila Uswatunisa 2. NIM : 1610125120025 3. Tempat/Tanggal Lahir : Kayu Abang, 22 Maret 1998 4. Anak ke : 2 dari 4 bersaudara 5. Agama : Islam 6. Jenis Kelamin : Perempuan 7. Status : Belum Menikah 8. Alamat Kost : Jl. Pangeran Gang Rahman Kelurahan Banjarmasin Utara 9. Alamat Asal : Jl. Rantau Bujur RT. 01 RW 01 Kayu Abang Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut 10. Hobi : Wisata Kuliner 11. Motto Hidup : Merendahlah sampai orang lain tak mampu merendahkanmu 12. No. Telepon : 082154422071 13. E-mail : Carmilazy@gmail.com II. Data Orangtua 1. Nama Ayah : Uspiahadi Tempat/Tanggal Lahir : Jaranih (HST), 02 Februari 1963 Agama : Islam Pekerjaan : PNS 2. Nama Ibu : Siti Sarah (Alm) Tempat/Tanggal Lahir : Tambak Sarinah, 07 Februari 1959 Agama : Islam Pekerjaan :- III. Riwayat Pendidikan 1. SDN Tambak Sarinah 2 lulus pada tahun (2010). 2. SMP Negeri 1 Kurau dan lulus pada tahun (2013) 3. SMA Negeri 1 Kurau lulus pada tahun (2016)