Anda di halaman 1dari 23

ARTIKEL

“Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD“


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu :
Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd. Ph.D
OLEH

Nama : Karmila Uswatunisa


NIM : 1610125120025
No Absen : 23
Kelas : 5B PGSD

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, mari
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
yang berjudul “Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD“ ini
dengan baik.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita, nabi
Muhammad SAW, beserta sahabat, kerabat, dan pengikut beliau illa yaumil kiyamah.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-
pihak, yang telah memberi bantuan dan bimbingan, hingga karya tulis ilmiah ini
terselesaikan dengan baik. Penyusun juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada
Bapak Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd. Ph.D selaku dosen mata kuliah Penulisan
Karya Ilmiah yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Tentunya karena keterbatasan informasi yang didapat, karya tulis ilmiah yang
saya buat masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
sangat berharap adanya kritik serta saran yang membangun bagi para pembaca,
sehingga nantinya saya bisa memperbaiki, melengkapi, serta menyempurnakan karya
tulis ilmiah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Banjarmasin, Oktober 2018
Penulis,

Karmila Uswatunisa
1610125120025

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
D. Tujuan Penulisan................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Tanggung Jawab Orangtua ................................................................................ 6
B. Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD ..................... 9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Orangtua dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa SD ........................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama
dan utama. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan
anak selanjutnya. Lingkungan keluarga juga merupakan taman kanak-kanak
yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses belajar anak.
Kegagalan mendidik dalam lingkungan keluarga merupakan malapetaka bagi
kehidupannya kelak. Oleh karena itu, dapat dikatakan orangtua sangat berperan
dalam proses belajar anak, dimana penanggung jawab terhadap anak sebagai
anggota keluarga adalah orangtua yang akan memberikan corak hidup dan
kehidupan di dunia ini. Orangtua sebagai peletak dasar pendidikan juga yang
akan menentukan arah dan tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh anak.
Dimanapun anak tersebut menjalani pendidikan, baik dilembaga formal,
informal maupun non formal orangtua tetap berperan dalam menentukan masa
depan pendidikan anak-anaknya. Sejalan dengan uraian tersebut menurut Olgar
dalam Nurhayati (2012), yang menyatakan bahwa “masa depan anak sangat
bergantung pada pendidikan, pengajaran, dan lingkungan yang diciptakan
orangtuanya. Lingkungan rumah dan pendidikan orangtua yang diberikan
kepada anaknya dapat membentuk atau merusak masa depan anak”. Jadi,
prestasi anak bergantung kepada seberapa besar peran orangtua dalam
membantu, mendukung, serta mengontrol anak dalam belajar. Hal ini serupa
dengan pendapat Baker dan Stevenson dalam Bangun (2008), yang
menunjukkan bahwa “peran atau partisipasi orangtua memberikan pengaruh baik
terhadap prestasi siswa di sekolah”.
Selanjutnya dari hasil penelitian Halasan Simanullang dikutip dari
Usman (2009) tentang Peran Lingkungan Keluarga dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa menunjukkan bahwa “peran lingkungan keluarga sangat
berpengaruh terhadap perilaku, karena keluarga merupakan lingkungan pertama

1
dalam kehidupan seseorang dan memberikan pengaruh terhadap perkembangan
dan kehidupannya”.
Selain itu, juga dinyatakan bahwa jaringan komunikasi yang dibangun
oleh orangtua sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa di
masyarakat. (Darwin, 2008)
Paparan lebih lanjut diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak Bab IV tentang Kewajiban dan Tanggung
Jawab, khususnya bagian keempat tentang Kewajiban dan Tanggung Jawab
Keluarga dan Orangtua pada Pasal 26 disebutkan bahwa “orangtua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk: mengasuh, memelihara, mendidik dan
melindungi anak; menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan bakat
dan minatnya.” Dari sini nampak bahwa negara secara tegas memberi peran
kepada orangtua agar sungguh-sungguh menunjukan perhatian kepada anak,
termasuk dalam masalah pendidikan.
Namun pada faktanya, masih banyak orangtua yang tidak memahami
pentingya perannya terhadap pendidikan anaknya. Hal ini terlihat dari kurangnya
perhatian dari orangtua tehadap pendidikan anaknya. Orangtua kadang tidak
menanyakan bagaimana kegiatan di sekolah, apa saja yang di ajarkan gurunya
hari ini, bisa mengikuti pelajaran atau tidak, dan semacamnya. Seakan-akan
orangtua hanya menitipkan anak kepada sekolah, lalu orangtua tidak punya
tanggung jawab lagi. Hingga apabila ada undangan dari pihak sekolah atau
pembagian raport yang seharusnya dihadiri oleh orangtua, tetapi sebagian dari
mereka tidak datang atau hanya diwakilkan pada anggota keluarganya yang lain.
(dalam banjarmasin.tribunnews.com/2018/07/28/ Menyoal Kontribusi untuk
Pendidikan Anak Kita)
Kurangnya perhatian orangtua ini kebanyakan dikarenakan kesibukan
mereka dalam mencari nafkah, mereka berdalih bahwa mereka tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk sekedar menanyakan tentang kegiatan anak di sekolah
dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah (PR) bagi anaknya. Orangtua
merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi
untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, waktu semuanya dihabiskan untuk

2
bekerja dan bekerja. Selain permasalahan di atas, kendala sumber daya manusia
(SDM) orangtua juga menjadi penyebab kurangnya mereka dalam ikut serta
meningkatkan prestasi anaknya. Banyak orangtua yang tidak mengenyam
pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama
sekali. Sehinggga dari keterbatasan pendidikan tersebut orangtua menjadi acuh
terhadap pendidikan anaknya.
Padahal menurut Yusinta Dwi Ariyani, salah seorang dosen di
Universitas Alma Ata Yogyakarta mengatakan bawa peran orangtua dalam
pendidikan memegang pengaruh penting, sama pentingnya dengan guru dan
lingkungan dalam memengaruhi prestasi dan potensi siswa di sekolah. Ikutnya
orangtua dalam berperan aktif dalam pendidikan memberikan dampak yang
besar dalam proses belajar siswa. (Kompasiana.com/14 Agustus 2018)
Hal lainnya yang perlu disoroti yaitu cara orangtua mendidik anaknya
yang besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anaknya. Orang tua yang tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap
proses belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan
kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan atau melengkapi alat belajar, tidak mau tahu bagaimana kemajuan
belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan
lain-lain dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam
belajarnya. Hasil yang didapatkan, nilai atau prestasi belajarnya tidak akan
memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini jelas terlihat dari
hasil kriteria ketuntasan siswa yang berada di bawah rata-rata. (Bangun 2008)
Dalam mendidik anak hendaknya orangtua harus memberikan kebebasan
pada anak untuk belajar sesuai dengan keinginan dan kemampuannya, tetapi
juga harus memberikan arahan dan bimbingan. Orangtua dapat menolong anak
ketika mengalami kesulitan dalam belajar dengan bimbingan tersebut serta
menciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram sehingga anak akan
merasa betah di rumah dan dapat belajar dengan baik. Hal lainnya yang dapat
dilakukan orangtua ialah dengan memberikan perhatian kepada anak sebab,
dapat memberikan pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar

3
anak. Dengan adanya perhatian dari orangtua, anak akan lebih giat dan lebih
bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang
berkeinginan untuk maju, akan tetapi orangtuanya pun demikian. Perhatian
disini dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap
belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.
Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan anak memiliki idealisme,
pemberian pengawasan terhadap belajarnya adalah untuk melatih anak memiliki
kedisiplinan, pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar
anak semakin teguh pendiriannya pada suatu idealisme yang ingin dicapai
dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, sedangkan pemberian motivasi dan
penghargaan ialah agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Dengan
begitu, akan tumbuh semangat dalam diri anak untuk terus belajar dan
berprestasi.

B. Permasalahan
Banyak orangtua yang belum menyadari akan perannya dalam
mendukung pendidikan anaknya, yang mana sangat mempengaruhi keberhasilan
anak dalam belajar. Tak ayal, banyak orangtua yang menyerahkan pendidikan
anak sepenuhnya kepada sekolah. Mereka beranggapan bahwa pendidikan itu
adalah tugas guru di sekolah, jika anak mereka sudah di sekolahkan maka
tanggung jawab mereka terhadap pendidikan anaknya sudah terpenuhi. Selain
itu, pengetahuan orangtua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak masih
rendah, mereka juga kurang menyadari pentingnya perhatian orangtua dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar anak. Untuk itu, hal ini harus segera
ditindaklanjuti dan dicari upaya yang terbaik yang dapat menyadarkan orangtua
akan pentingnya peran orangtua terhadap prestasi belajar anak. Bagaimanapun
kesibukan orangtua, harus bisa meluangkan waktu untuk memberikan perhatian
lebih kepada anak-anaknya dalam belajar. Sebab, untuk mewujudkan
keberhasilan belajar anak, dibutuhkan sinergi yang harmonis antara pihak
sekolah dan orangtua. Orangtua seharusnya mengetahui bahwa merekalah
penanggung jawab utama dalam pendidikan anaknya.

4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana seharusnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya?
2. Bagaimana peran orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SD?
3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi peranan orangtua dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SD?

D. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari
karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya tanggung jawab orangtua terhadap
anaknya.
2. Untuk mengetahui peran orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa SD.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peranan orangtua
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SD.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Orangtua


Perkembangan kehidupan seorang anak salah satunya ditentukan oleh
orangtua, maka tanggung jawab orangtua terhadap anak sangatlah penting bagi
masa depan anak, karena seorang anak pertama tumbuh dan berkembang
bersama orangtua dan sesuai tugas orangtua dalam melaksanakan perannya
sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab mengutamakan
pembentukan pribadi anak. Tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya
tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya material saja melainkan juga
hal-hal yang sifatnya spiritual seperti halnya pendidikan dan agama, untuk itu
orangtua harus memberi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Beberapa
tanggung jawab orangtua terhadap anaknya, yaitu:
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Di dalam keluarga, anak didik mulai mengenal hidupnya, hal ini harus
disadari dan dimengerti oleh setiap orangtua bahwa anak dilahirkan di
dalam lingkungan keluarga yang berkembang sampai anak melepaskan diri
dari ikatan keluarga. Pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama
yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak,
sehingga menuntut orangtua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang
aman, kondusif dan terkendali.

2. Menjamin kehidupan emosial anak


Lingkungan di dalam keluarga harus dipenuhi dengan rasa dan simpati
yang sewajarnya, karena melalui keluarga kehidupan emosional atau
kebutuhan kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik,
hal ini dikarenakan ada hubungan darah antara orangtua dengan anak dan
hubungan tersebut didasarkan atas rasa cinta kasih sayang yang murni,

6
kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting di
dalam membentuk pribadi seseorang.

3. Menanamkan pendidikan moral


Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar
moral bagi anak, yang biasanya tercermin di dalam sikap dan prilaku
orangtua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Karena memang
biasanya tingkah laku orangtua yang akan ditiru oleh anak, dengan teladan
ini melahirkan gejala identifikasi positif yakni penyamaan diri dengan orang
yang ditiru.

4. Memberikan dasar pendidikan sosial


Keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-
dasar pendidikan sosial anak, sebab pada dasarnya keluarga merupakan
lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini
mungkin terutama lewat kehidupan yang penuh rasa tolong-menolong,
gotong-royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau tetangga sakit,
bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan keserasian.

5. Peletakan dasar-dasar keagamaan


Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, disamping
sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral yang tidak kalah
pentingnya adalah berperan dalam peletakan dasar dalam proses internalisasi
dan transformasi nilai-nilai keagamaan kedalam pribadi anak. Masa kanak-
kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup
yang beragama, misalnya dengan mengajak anak ikut serta kemasjid untuk
menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah keagamaan,
kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak,
jadi kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada
anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan.

7
Berkaitan dengan masalah pendidikan, maka orangtua merupakan
tempat untuk meletakkan pondasi dasar pendidikan bagi anaknya, maksudnya
pendidikan di lingkungan keluarga merupakan peletakan dasar bagi
perkembangan anak untuk selanjutnya, dengan demikian lingkungan yang
diciptakan oleh orangtuanyalah yang menentukan masa depannya, oleh karena
itu orangtua berkewajiban untuk menciptakan lingkungan keluarga yang
harmonis dan berkewajiban memberikan didikan dan bimbingan kepada anak,
sebab merekalah yang mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan
anaknya.
Dasar-dasar tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak, yaitu:
a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan
orangtua dan anak, kasih sayang orangtua yang ikhlas dan murni akan
mendorong sikap dan tindakan rela dan menerima tanggung jawab untuk
mengorbankan hidupnya dalam memberi pertolongan kepada anaknya.
Pendapat ini sejalan dengan Agustina dalam Mawarsih (2013), yang
menyatakan bahwa “siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar
memungkinkanakan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Siswa
yang memiliki motivasi pada dirinya akan lebih giat, tekun dan disiplin
dalam belajar. Apabila motivasi belajar semakin ditingkatkan maka prestasi
belajar yang dicapai siswa akan semakin baik”.
b. Pemberian pendidikan moral, adanya tanggung jawab moral ini meliputi
nilai-nilai spiritual. Karena seorang anak memiliki pengalaman agama yang
asli dan mendalam, serta mudah berakar dalam diri dan kepribadiannya.
Peranan orangtua pada periode ini, sering mengajak anak-anaknya ketempat-
tempat ibadah sebagai penanaman dasar yang akan mengarahkan anak pada
pengabdian yang selanjutnya, dan mampu menghargai kehadiran agama
dalam bentuk pengalaman dengan penuh ketaatan.
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya
akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara. Tanggung
jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab
kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan, dan kesatuan keyakinan.

8
d. Memelihara dan membesarkan anaknya, tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak memerlukan makan, minum
dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
e. Memberikan pendidikan kepada anak dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia
dewasa akan mampu mandiri.

B. Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD


Orangtua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak.
Meskipun anak telah dititipkan ke sekolah, tetapi orangtua tetap berperan
terhadap prestasi belajar anak. Arifin dalam Umar (2015) menyebutkan ada
tiga peran orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar anak, yaitu:
1. Menyediakan kesempatan sebaik-baiknya kepada anak untuk menemukan
minat, bakat, serta kecakapan-kecakapan lainnya serta mendorong anak
agar meminta bimbingan dan nasehat kepada guru.
2. Menyediaka informasi-informasi penting dan relevan yang sesuai dengan
bakat dan minat anak.
3. Menyediakan fasilitas atau sarana belajar serta membantu kesulitan
belajarnya.
Berdasarkan pendapat Arifin di atas, maka dapat dijelaskan secara lebih
rinci tentang peran orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu:
a. Pengasuh dan pendidik
Orangtua berperan sebagai pendidik sebab dalam pekerjaannya tidak
hannya mengajar, tetapi juga melatih keterampilan anak, terutama melatih
sikap mental anak. Maka dalam hal ini, orangtua harusnya mampu untuk
menemukan bakat dan minat anak, sehingga anak diasuh dan dididik,
baik langsung oleh orangtua atau melalui bantuan orang lain, seperti guru,
sesuai dengan bakat dan minat anak sendiri, sehingga anak dapat
memperoleh prestasi belajar secara lebih optimal. Bukan karena keegoisan
orangtua, yang justru “memenjarakan” anak dengan kondisi yang diinginkan
orangtua.

9
b. Pembimbing
Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan,
agar mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran. Sehingga,
orangtua harus senantiasa memberikan bimbingan secara berkelanjutan.
Maka prestasi belajar anak sangat didukung oleh bimbingan belajar yang
diberikan orangtua secara berkelanjutan, langsung maupun tidak langsung.

c. Fasilitator
Bentuk dukungan lain yang tidak kalah pentingnya berkenaan dengan
peranan orangtua dalam belajar anak adalah dengan menyiapkan berbagai
fasilitas pembelajaran. Fasilitas ini dimulai dengan biaya pendidikan karena
tidak ada pendidikan gratis seratus persen. Fasilitas pendidikan selanjutnya
adalah berkenaan dengan penyediaan buku-buku ajar yang dibutuhkan
peserta didik, demikian juga dengan fasilitas lainnya, seperti alat-alat tulis,
tempat belajar, dan lain-lain. Sejalan dengan pendapat tersebut Hasbullah
(1994: 48), dalam Bangun (2008) menyatakan bahwa: “fasilitas belajar di
rumah atau sarana yang harus dipenuhi oleh siswa agar belajar menjadi
lebih baik lagi adalah: (1) ruang belajar, persyaratan yang harus dipenuhi
untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara
yang baik, dan penerangan yang baik, (2) perlengkapan yang cukup baik.
Untuk dapat belajar dengan baik paling sedikit kita membutuhkan sebuah
meja tulis (atau yang berfungsi sebagai meja tulis), kursi,rak buku dan alat-
alat tulis”.

d. Motivator
Orangtua memberikan dorongan tentang pentingnya belajar dengan
tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar anak, sehingga anak benar-benar
merasa penting dan membutuhkan apa yang dianjurkan oleh orangtuanya.
Orangtua harus mampu menjadi motivator belajar anak. Hal ini dilakukan
antara lain dengan membimbing belajar anak dengan kasih sayang secara

10
berkelanjutan, serta dengan menciptakan suasana belajar di rumah yang
nyaman dan kondusif. Suasana belajar tersebut dapat diwujudkan dengan
meminimalisir kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti menonton TV
secara terus-menerus, maka bagaimana suasana belajar mampu dikondisikan
oleh orangtua, maka sejauh itu pula anak termotivasi untuk belajar. Semakin
tinggi motivasi belajar anak, semakin tinggi pula kemungkinan anak untuk
memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

Sementara itu, menurut Finn (1998) dalam Nurhidayah (2008)


mengidentifikasi bentuk peran orangtua di rumah yang berhubungan dengan
prestasi belajar anak, yaitu “orangtua secara aktif mengatur dan memonitor
waktu anak, membimbing mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah serta
mendiskusikan masalah-masalah sekolah dengan anak. Kebiasaan-kebiasaan
orangtua diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap prestasi akademik anak
terutama dalam perkembangan kemampuan kognitifnya yang merupakan modal
dasar dalam meraih prestasi belajar di sekolah. Misalnya, orangtua dapat
membantu anaknya dalam mengembangkan kemampuan yang spesifik, seperti
strategi menghafal dan kemampuan memperkaya kosakata agar anak siap
menghadapi kehidupan di sekolah”.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Orangtua dalam Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa SD
Selain mendapatkan pelajaran dan bimbingan di sekolah, orangtua juga
harus membimbing anak belajar di rumah. Akan tetapi, tidak semua orangtua
dapat melakukannya dengan baik. Hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor yang
mempengaruhi orangtua dalam melakukan bimbingan belajar pada anak di
rumah, diantaranya yaitu:
1. Latar belakang pendidikan orangtua
Ada beberapa cara untuk membimbing dan meningkatkan prestasi
belajar anak. Akan tetapi, suatu keberuntungan besar jika sekiranya orangtua
dapat dan sempat mengontrol dan menanyakan hal-hal yang manyangkut

11
pelajaran dan prestasi belajarnya. Misalnya mengawasi dan memperhatikan
kegiatan belajar anak, mengontrol pekerjaan ruamah (PR) dalam berbagai
mata pelajaran, menanyakan kapan anak menempuh ulangan semester/
menempuh ujian, dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak
dalam belajar, dan sebagainya. Agar dapat melaksanakan peran seperti itu,
perlu ditunjang oleh pengetahuan yang cukup. Dengan pengetahuan yang
cukup, orangtua akan dapat menyadari betapa pentingnya peran mereka
dalam pendidikan anaknya dan dapat menjalankan tugas-tugas tersebut
dengan baik. Pada umumnya, orangtua yang berpendidikan tinggi berbeda
dengan orangtua yang berpendidikan rendah atau dengan orangtua yang
tidak berpendidikan sama sekali, dalam melaksanakan kewajibannya
terhadap anaknya, sebab orangtua yang tinggi pendidikannya tentu luas
pengetahuan, pengalaman, dan panadangannya. Sehingga dalam menyikapi
segala persoalan, dapat lebih bijaksana. Orangtua yang demikian
beranggapan bahwa pendidikan itu sangat penting dan pengaruhnya baik
bagi anak-anaknya. Sebaliknya, bagi orangtua yang berpendidikan rendah,
kebanyakan mereka beranggapan bahwa pendidikan kurang penting artinya
bagi anak-anaknya, sehingga mengakibatkan kurang perhatian mereka
terhadap pendidikan anak-anak mereka. Meskipun, tidak menutup
kemungkinan bag orangtua yang berpendidikan rendah sangat
memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Hal ini tergantung pada sampai
dimana kesadaran masing-masing orangtua terhadap pentingnya arti
pendidikan bagi kelangsungan hidup seseorang.
Menurut Hasan Baseri dalam Valeza (2017) mengemukakan bahwa
“taraf pendidikan dan kemauan yang baik dari orangtua sangat memegang
peran dalam usaha mengembangkan aspirasi anak-anaknya. Semakin baik
taraf pendidikannya orangtua biasanya semakin baik pula kemauannya
untuk meningkatkan aspirasi anak-anaknya jika perlu melebihi aspirasi yang
pernah mereka peroleh”.

12
Dengan demikian, latar belakang pendidikan orangtua, mempengaruhi
segala kegiatan yang dilakukan di rumah dalam rangka membimbing belajar
anak, dan usaha meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Tingkat ekonomi orangtua


Persoalan ekonomi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
orang, lebih-lebih bagi kepala keluarga atau orangtua. Karena orangtua yang
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Keadaan
ekonomi orangtua sangat mempengaruhi keberadaan bimbingan terhadap
anak-anaknya. Sekalipun hal tersebut tidak dapat diberlakukan kepada
semua orangtua. Tetapi, pada umumnya orangtua yang mempunyai
ekonomi mapan akan lebih banyak memperhatikan dan membimbing
anaknya dalam belajar. Hal tersebut memungkinkan orangtua yang
bersangkutan memenuhi fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh anaknya
dalam belajar. Disamping itu, ekonomi yang mapan memungkinkan
orangtua untuk berkonsentrasi dalam memberikan bimbingan terhadap
anak-anaknya dalam belajar, karena tidak perlu merasa terganggu oleh
adanya desakan untuk mencari nafkah/bekerja demi memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
Meskipun demikian, tidak sedikit orangtua yang walaupun termasuk
pada kategori ekonomi pas-pasan, namun pada kenyataannya lebih banyak
punya kesempatan dalam membimbing belajar anaknya di rumah. Orangtua
yang demikian, tidak perlu menunggu kondisi atau keadaan ekonomi harus
mapan, namun bagi mereka yang terpenting adalah bagaimana memenuhi
kebutuhan anak akan bimbingan dalam belajarnya di rumah, walaupun
dari segi pemenuhan fasilitas belajar anak, mereka menemui kesulitan yang
cukup berat, sebab kadang-kadang anak memerlukan sarana belajar yang
cukup mahal dan tidak terjangkau oleh mereka.

13
Belajar tidak dapat berjalan dengan baik, tanpa adanya alat-alat
belajar yang lengkap atau secukupnya. Proses belajar akan terganggu kalau
alatnya tidak ada. Semakin lengkap alat-alatnya, semakin dapat orang
belajar dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap,
maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga
hasilnya akan mengalami gangguan. Dengan alat yang kurang cukup akan
dapat menimbulkan frustasi bagi individu atau anak-anak dan keadaan ini
akan merupakan gangguan dari anak-anak.
Dengan demikian, bagi keluarga yang dapat memenuhi segala
keperluan belajar anak, tentunya anak dapat belajar dengan tenang.
Sebaliknya, bagi keluarga yang tidak dapat memenuhinya merupakan satu
faktor penghambat kegiatan belajar anak. Namun, ada pula orangtua yang
keadaan ekonominya berlimpah ruah membuat anak terlena dan lupa akan
pelajarannya. Untuk itu, sebagai orangtua hendaknya mengawasi anak
sebaik mungkin, karena ada kemungkinan harta atau fasilitas yang diberikan
orangtua dengan maksud untuk meningkatkan prestasi belajar anak-anak,
tetapi justru digunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif dan membuat
anak malas belajar, bahkan malas bersekolah.

3. Jenis pekerjaan orangtua


Waktu dan kesempatan orangtua untuk mendidik anak-anaknya,
biasanya mempunyai keterkaitan dengan pekerjaan orangtua. Orangtua
mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga ada orangtua yang dapat
membagi waktu dengan baik dan ada pula yang selalu merasa dikejar-kejar
waktu. Orangtua yang bekerja sebagai petani, kesehariannya disibukkan
dengan kebun sawah-sawahnya, pada waktu malam hari mereka terlelap
dalam tidur karena kelelahan setelah bekerja keras pada waktu siang.
Begitu pula bagi para orangtua yang bekerja sebagai pedagang, pada waktu
siang hari mereka sibuk di toko/kios dagangannya yang biasanya berada di
pasar, jauh dari rumah. Kalau melihat dari dua jenis pekerjaan tersebut, maka
orangtua yang jam kerjanya panjang, otomatis waktu dan kesempatannya

14
berkumpul dengan keluarga sedikit. Apakah orangtua tersebut punya cukup
banyak waktu dan kesempatan yang baik untuk memberikan bimbingan
belajar kepada anak-anak mereka. Tentulah dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa para orangtua yang mempunyai pekerjaan sebagai petani dan
pedagang tidak dapat memberikan bimbingan dengan baik dan teratur, sebab
terbentur oleh jenis pekerjaan mereka yang menuntut untuk berada di luar
rumah dan cukup melelahkan. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan bagi para petani dan pedagang itu dapat meluangkan waktu
mereka membimbing anak-anaknya dalam belajar di rumah, meskipun
untuk itu mereka harus bersusah payah menahan lelah dan kantuk mereka.
Sementara bagi orangtua yang jam kerjanya relatif singkat, misalnya
pegawai negeri, semestinya memang mempunyai banyak waktu dan
kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga atau anak-anaknya,
mempunyai kesempatan untuk memperhatikan dan memberikan bimbingan
belajar kepada anak di rumah.

4. Waktu yang tersedia


Orangtua yang mempunyai banyak waktu dan selalu berkumpul dengan
keluarga, serta selalu memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, maka
anak-anaknya akan merasa bangga dan bahagia berada disisi orangtua yang
mengasihi dan memperhatikannya. Sebaliknya, mereka yang memiliki
waktu dan kesempatan yang sempit, cenderung lebih banyak menyerahkan
dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengatur kegiatan
belajarnya, karena kesempatan untuk memberikan bimbingan belajar akan
sedikit juga.
Jadi, terlepas dari sedikit banyaknya waktu yang tersedia untuk anak,
yang penting ialah apakah waktu itu digunakan atau tidak oleh orangtua
untuk membimbing anak dalam belajar. Alangkah lebih baik jika setiap
orangtua dapat meluangkan waktu, meskipun relatif singkat di sela-sela
kesibukan mereka untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak di
rumah, agar anak mempunyai semangat belajar tinggi.

15
5. Jumlah anggota keluarga
Jumlah angota keluarga juga mempengaruhi orangtua dalam memberikan
bimbingan kepada anak dalam belajar di rumah. Sebuah keluarga
merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, umumnya terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Namun demikian, kerap kali sebuah keluarga tidak
hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak saja, malinkan masih ada anggota
keluarga yang lain, seperti kakek dan nenek, paman dan bibi, dan saudara
yang lainnya. Jumlah anggota keluarga yang terlalu banyak dalam sebuah
rumah akan membuat suasana rumah menjadi gaduh, sehingga sulit bagi
anak untuk belajar dan berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang
dipelajarinya.
Dengan demikian, prestasi belajar yang rendah tidak mutlak dikarenakan
oleh intelegisi yang rendah. Prestasi belajar rendah dapat pula di sebabkan
oleh faktor lain, misalnya keadaan rumah yang hiruk pikuk, sehingga
mengganggu anak dalam belajar. Selain itu, orangtua juga tidak dapat
lebih lama dalam memberikan bimbingan kepada anaknya, karena
anaknya yang lain pula. Sebaliknya jumlah anggota keluarga yang sedikit
dalam sebuah rumah, orangtuanya tentu akan dapat memberikan bimbingan
lebih lama pada setiap anaknya.

Jadi, daripaparan di atas sudah jelas bahwa orangtua mempunyai kewajiban


untuk menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis penuh dengan
kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan dalam keluarga. Karena suasana yang
demikian, akan membuat anggota keluarga, terutama anak akan betah di rumah
dan memotivasi anak untuk lebih giat belajar di rumah, sehingga anak
mempunyai kemungkinan besar meraih prestasi belajar yang tinggi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa peranan orangtua dalam rangka membimbing belajar anak
di rumah memeng sangat penting, sebab anak yang selalu mendapat
bimbingan belajar dari orangtua, berbeda dengan anak yang tidak mendapat
bimbingan dari orangtuanya. Anak yang memiliki prestasi tinggi pun tetap
memerlukan bimbingan dari orangtuanya secara berkesinambungan, untuk

16
mempertahankan prestasi yang telah dicapainya, bahkan lebih ditingkatkan lagi.
Orangtua yang tidak peduli terhadap belajar anaknya dan tidak bersedia
memenuhi fasilitas belajar anak-anaknya, tentu saja membuat anak kehilangan
semangat dan gairah untuk belajar, yang demikian ini tidak menutup
kemungkinan bagi anak mengalami kesulitan dalam belajar dan bahkan
dapat mengalami kegagalan studinya.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan di atas, kesimpulannya
adalah peran orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah
dasar sangatlah besar. Orangtua yang tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap proses belajar anaknya,
tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya
dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau
melengkapi alat belajar, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya,
kesulitan-kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan lain-lain dapat
menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam belajarnya. Hasil
yang didapatkan, nilai atau prestasi belajarnya tidak akan memuaskan bahkan
mungkin gagal. Orangtua yang selalu memberikan perhatian pada anaknya,
terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah, membuat anak
akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa
bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi
orangtuanya juga memiliki keinginan yang sama. Sehingga hasil belajar atau
prestasi belajar yang di raih oleh siswa menjadi lebih baik.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka untuk meningkatan prestasi
belajar anak dalam menempuh pendidikan, maka saran yang penulis berikan
kepada para orangtua antara lain:
1. Bagi orangtua hendaknya lebih memperhatikan pendidikan anaknya
dengan cara memberikan dorongan kepada siswa untuk terus belajar dan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi serta menjalin hubungan kerja
sama yang baik antara orangtua dengan sekolah dalam mendidik siswa
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga pendidikan dapat
berjalan dengan baik.

18
2. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pendidikan dengan
memberikan nuansa belajar yang nyaman, menarik dan menyenangkan.
3. Meningkatkan peran serta orangtua semaksimal mungkin untuk dapat
membimbing dan mengarahkan akan untuk lebih berprestasi dalam
pendidikan mereka.
4. Selain itu, orangtua hendaknya selalu aktif memberikan motivasi berupa
perhatian dan dorongan belajar pada anak baik dirumah maupun di sekolah,
memberikan bimbingan dan teguran serta pemberian fasilitas belajar dan
terpenuhinya kebutuhan belajar yang memadai.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Darwin. 2008. Hubungan Persepsi Siswa tentang Perhatian Orangtua,


Kelengkapan Fasilitas Belajar, dan Penggunaan Waktu Belajar di Rumah dengan
Prestasi Belajar Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 5, No. 1.
(Online). https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/viewFile/604/461. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2018, pukul 10:33 WITA.

Lee,. dan Natasha. 2006.“Parent Involvement, Cultural Capital, and the Achievement
Gap Among Elementary School”. (Online).
http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00028312043002193. Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2018. Pukul 21.25 WITA.

Mawarsih, Siska Eko. 2013. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo. Jurnal Pendidikan
Ekonomi UNS Vol. 1, No. 3. (Online).
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ekonomi/article/viewFile/2549/1806.
Diakses pada tanggal 18 Oktober 2018, pukul 10:33 WITA.

Nurhidayah, Siti. 2008. Pengaruh Ibu Bekerja dan Peran Ayah dalam Coparenting
terhadap Prestasi Belajar Anak. Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2. (Online).
http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/soul/article/download/613/50. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2018, pukul 10:36 WITA.

Nurhayati, Dani. 2012. Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Ditinjau dari Kelekatan Anak-Orangtua. Jurnal Prosiding. Vol 6, No
3. (Online). http://core.ac.uk/download/pdf/11064927.pdf. Diakses pada tanggal
18 Oktober 2018, pukul 10:37 WITA.

Umar, Munirwan. 2015. Peranan Orangtua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak.
Jurnal Ilmiah Edukasi. Vol.1, No.1.
(Online).http://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/viewFile/315/291.
Diakses pada tanggal 18 Oktober 2018, Pukul 10:26 WITA.

Usman, Tambat. 2009. Hubungan Motivasi Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas III SMU Yayasan Pendidikan Budaya Bandar Lampung. Jurnal
Kependidikan Triadik. Vol 12, No. 1. (Online).
https://core.ac.uk/download/pdf/35319766.pdf. Diakses pada tanggal 20 Oktober
2018, Pukul 12:36 WITA.

Valeza, Alsi Rizka. 2017. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak di
Perum Tanjung Raya Permai Kelurahan Pematang Wangi Kecamatan Tanjung
Senang Bandar Lampung. (Online).
http://repository.radenintan.ac.id/2331/1/SKRIPSI_FIX.pdf. Diakses pada tanggal
18 Oktober 2018, pukul 10:22 WITA.

20

Anda mungkin juga menyukai