Anda di halaman 1dari 3

PROYEK KEPEMIMPINAN I

TUGAS RUANG KOLABORASI

PPG KELAS A PGSD

Fransiska Novianty No. Presensi : 6


Hadi Saputra No. Presensi : 7
Ihpa Sapiteri No. Presensi : 8
Ismah No. Presensi : 9
Karmila Uswatunisa No. Presensi : 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERESITAS LAMBUNG MANGKURAT
PENDIDIKAN PROFESI GURU
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
1. Dari kedua gambar tersebut kami menyimpulkan bahwa, penerapan kurikulum merdeka
merupakan sebagai bentuk pemulihan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013.
Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk
menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar
pengelolaan pembelajaran, begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari
Kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut. Kurikulum Merdeka
sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan yang di dalam proses pendataan merupakan satuan
pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka. Adapun beberapa program yang
mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) adalah adanya program Sekolah
Penggerak (SP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK-PK) dimana
Kemendikburistek pada program tersebut memberikan dukungan dalam Implementasi
Kurikulum Merdeka (IKM) dari dua kegiatan tersebut didapatkan pengalaman yang baik
dalam mengimplementasikan KM sehingga menjadi praktik baik dan konten pembelajaran
dari IKM pada SP/SMK-PK teridentifikasi dengan baik dan dapat menjadi pembelajaran bagi
satuan pendidikan lainnya. Oleh karena itu, implementasi kurikulum merdeka ini dapat
mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki kapasitas untuk
menghadapi masa depan. Selain itu dengan kurikulum merdeka siswa dapat lebih aktif, kreatif
dan inovatif dalam pembelajaran yang sesuai dengan minat bakat yang siswa inginkan.
2.
Implementasi
Kegiatan 2 – Menentukan strategi pemetaan tantangan
Kurikulum dan kekuatan dalam sekolah
Merdeka
Aset kekuatan yang dimiliki oleh suatu sekolah, yaitu :
1. Guru K-13 Covid-19 Kurikulum Darurat
Guru merupakan kekuatan utama yang memiliki peranan sebagai pelaksana utama,
Kurkulum Merdeka
konektor utama dalam pendidikan yang memiliki kekuatan mandiri, inovatif, reflektif,
kolaboratif, serta berpihak pada murid.
Tahapan Implementasi
2. Murid Kurikulum Merdeka
Murid juga mempunyai peranan sebagai subjek dalam sebuah pendidikan, dimana
Sekolah Penggerak Kurikulum Prototipe Sekolah Menengah Kejuruan
murid sebagai sasaran (SP)
dalam persemaian nilai-nilai
Jalur Mandiri karakter budi pekerti sebagai hasil
Pusat Keunggula (SMK-PK)
dari pendidikan itu sendiri.
3. Kepala sekolah strategi implementasi
Berperan sebagai pemberi kebijakan dalam sekolah, menentukan dan mendukung
segala kegiatan kearah yang positif sehingga visi sekolah bisa terwujud.
4. Komite
Rute Adopsi sekolahMenyediakan
Asesmen &
Pelatihan Mandiri
& Sumber Belajar
Menyediakan
Narasumber Kurikulum
Memfasilitasi
Pengembangan
Kurikulum Prototipe
SecaraKomite
Bertahap adalah sebagai
Perangkat Ajar perwakilan orang tua
Guru (High Tech) disekolah
Prototipe (High Touch) yang Komunitas
berperan Belajardalam
(High
(High Tech) Touch)
memberikan pertimbangan kebijakan sekolah dalam mewujudkan visi.
5. Pengawas
Platform Merdeka Mengajar
Pengawas berperan dalam pengawasan manajerial yaitu sebagai fasilitator, asesor,
dan evaluator salah satunya dalam implementasi visi sekolah
6. Sekolah
Sekolah berperan dalam memfasilitasi pendidikan, fasilitas dan sarana yang memadai
akan mendukung perubahan
7. Dinas pendidikan
Berperan dalam regulator dan pemangku kebijakan yang ada di daerah
8. Lingkungan
Lingkungan (kultur dan budaya) sekitar juga berperan dalam pertimbangan dalam
bahan pertimbangan kebijakan sekolah
9. Orang tua
Peran orang tua dalam mendukung pendidikan sangat diperlukan agar tercipta
pendidikan yang selaras antara sekolah dengan keluarga.

Aset kekuatan yang dimiliki oleh suatu sekolah, yaitu :


Kemungkinan tantangan dalam mewujudkan visi sekolah bisa berupa tidak adanya
keselarasan pada kekuatan yang dimiliki oleh suatu sekolah. Jika salah satu faktor kekuatan tidak
mensupport maka akan ada kesulitan dalam rangka mewujudkan visi sekolah.

Anda mungkin juga menyukai