Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Manajemen Pendidikan

FKIP Universitas Lambung Mangkurat


6 April 2020

MANAJEMEN PELAKSANAAN MODIFIKASI RPP PADA SEKOLAH INKLUSI SDN


SEMANGAT DALAM 2 BANJARMASIN

Annisa Raudatul Jannah


Program Studi Pendidikan Khusus, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat
annisaraudatul08@gmail.com

Rahmah Milinia Sari


Program Studi Pendidikan Khusus, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat
rahmahmiliniasari@gmail.com

Indah Putri Pratiwi


Program Studi Pendidikan Khusus, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat
indahput0506@gmail.com

Yeni Aprilia Ningrum


Program Studi Pendidikan Khusus, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat
yeni.aprilia2704@gmail.com

ABSTRAK

Manajemen pendidikan di sekolah inklusi merupakan proses pengaturan dan


pengelolaan sumber daya dalam menyelenggarakan sekolah inklusi yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, berkaitan dengan tujuan, efektifitas, serta efisensi
penyelenggaraan sistem pendidikan bagi seluruh siswa tanpa terkecuali. Dalam
perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru di sekolah sebelum melaksanakan
proses pembelajaran, yang lebih dikenal dengan istilah RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas yang
membantunya agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Kemudian
di sekolah inklusi, modifikasi RPP sangat diharuskan karena menyesuaikan dengan
kondisi siswa berkebutuhan khusus (ABK) yang di susun dan dikembangkan oleh
1
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

pendidik yang menjadi pedoman pendidik dalam melaksanakan tahapan pembelajaran baik
secara teori maupun praktek. Sehingga sasaran yang di tujukan pada pembelajaran ini yaitu
modifikasi RPP untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yang membutukan strategi
pembelajaran tersendiri sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan potensi anak. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyusunan RPP untuk anak
berkebutuhan khusus (ABK) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk membantu
dalam proses pembelajaran anak. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan secara jelas dan
rinci manajemen modifikasi RPP dan pembelajaran pendidikan inklusi pada anak
berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah SDN Semangat Dalam 2 Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan: 1) Salah satu langkah dalam modifikasi RPP,
sekolah menggunakan cara tersendiri dengan membuat tim khusus dalam memodifikasi
RPP yang terdiri dari para GPK dan guru mata pelajaran tertentu. 2) Faktor pendukungnya
meliputi pengalaman profesional guru, kemampuan guru dalam mengembangkan program
tahunan dan semesteran, dan tersedianya media pendukung. 3) Faktor penghambatnya
meliputi alokasi waktu, sarana dan prasarana, terkendala oleh guru karena dalam
implementasi RPP guru dituntut untuk lebih dapat memahami dan menyesuaikan diri
terhadap anak, dan kesalahan pola asuh orangtua.

Kata Kunci :Manajemen, Modifikasi, RPP,PendidikanInklusif

2
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

PENDAHULUAN sekolah tersebut tidak memiliki


kualifikasi yang memadai untuk
Pendidikan Inklusif membimbing anak berkebutuhan
Sekolah memiliki peran yang khusus. Terkadang sekolah khusus
sangat penting. Sekolah tidak hanya letaknya jauh dari rumah mereka,
sebagai wahana untuk mencari ilmu sehingga banyak anak berkebutuhan
pengetahuan saja, tetapi juga sebagai khusus yang tidak mengenyam
tempat yang dapat memberi bekal pendidikan (Pratiwi, 2015: 237).
keterampilan untuk hidup yang nanti Dalam mengatasi permasalahan
diharapkan dapat bermanfaat di dalam tersebut, perlu disediakan berbagai
masyarakat. Di sekolah anak juga layanan pendidikan atau sekolah bagi
dibimbing untuk bersosialisasi dengan anak berkebutuhan khusus, baik
orang lain. Keberadaan sekolah tidak menyangkut system pembelajaran,
saja penting bagi anak normal, fasilitas yang mendukung, maupun
melainkan bermanfaat pula untuk anak peran guru yang sangat penting untuk
berkebutuhan khusus yang memiliki memberikan motivasi dan arahan yang
keterbatasan dan kekurangan ketika bersifat membangun. Sekolah yang
harus berinteraksi dengan orang lain. dianggap tepat untuk anak
Anak berkebutuhan khusus berkebutuhan khusus adalah sekolah
dianggap sebagai sosok yang tidak inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah
berdaya dan perlu dikasihani. Hal regular yang disesuaikan dengan
inilah yang menjadikan anak kebutuhan anak yang memiliki
berkebutuhan khusus sering dikucilkan kelainan dan memiliki potensi
atau termaginalkan dari lingkungan kecerdasan dan bakat istimewa pada
sekitar. Anak-anak berkebutuhan satu kesatuan yang sistemik (Ilahi,
khusus sering menerima perlakuan 2013: 25, dalam Pratiwi, 2015: 237).
yang diskriminatif dari orang lain. Konsep pendidikan inklusif
Bahkan untuk menerima pendidikan bertujuan untuk memasukkan anak-
saja mereka sulit. Beberapa sekolah anak penyandang cacat ke dalam kelas
regular tidak mau menerima mereka reguler dimana guru harus
sebagai siswa. Alasannya guru di menggunakan berbagai pendekatan
3
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

pengajaran, bekerja secara kolaboratif, Sharma, Forlin, Deppeler & Yang,


dan menggunakan berbagai metode 2013).
penilaian. Keberhasilan penerapan Pelaksanaan pendidikan
pendidikan inklusif bergantung pada inklusif seringkali menghadapi kendala
keberadaan sistem pendukung, yang karena sifatnya yang kompleks.
meliputi pelatihan guru, sumber daya Terlebih lagi, sebagai hasil dari
untuk sekolah, dukungan sosial, dan Konferensi Dunia 1990 tentang
partisipasi masyarakat, di antaranya pendidikan untuk semua, pendidikan
dengan mengembangkan hubungan inklusif telah mendapatkan definisi
kolaboratif di antara staf dan yang jauh lebih luas dalam dua dekade
terakhir. Pendidikan inklusif mencakup
dengan orang tua, serta hubungan juga penempatan siswa penyandang
kolaboratif dengan organisasi yang cacat, siswa dengan kesulitan belajar,
terlibat dalam masyarakat (Rouse, dan kelompok marginal lainnya ke
2007 ; Kantavong, 2017). sekolah biasa Pendidikan inklusif juga
Guru dan staf sekolah memiliki mengatur hak semua peserta didik
peran penting bagi keberhasilan dengan beragam kebutuhan untuk
implementasi dan keberlanjutan mengakses pendidikan di sekolah
pendidikan inklusif. Orang tua dan pilihan mereka. Pelatihan untuk
masyarakat juga berperan penting mempersiapkan guru bagi pendidikan
untuk memfasilitasi pendidikan inklusif merupakan faktor penting
inklusif yang sukses. Pendidikan dalam memperbaiki sikap dan
inklusif tidak dapat bekerja sendiri, dan mendorong komitmen yang lebih besar
pendidikan umum yang mengambil bagi pendidikan inklusif. Menurut
peran utama dalam pendidikan inklusif Forlin, ketika guru tidak dibekali
perlu didukung para pemangku dengan baik untuk menghadapi siswa
kepentingan: kepala sekolah, guru, SEN, mereka malah memiliki sikap
orang tua, masyarakat, pemerintah dan negatif terhadap pendidikan inklusif.
sebagainya. Pelatihan yang sesuai (Ainscow & Haile Giorgis, 1999 ;
untuk kepala sekolah, guru, dan asisten Forlin, 2010).
guru sangat diperlukan (Forlin 2012; Pendidikan inklusif di

4
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

Indonesia diatur dalam Undang- pendidikan inklusif. Pada tahun yang


Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang sama, pemerintah juga mengeluarkan
Penyandang Disabilitas menggantikan keputusan tentang pendidikan inklusif
UndangUndang Nomor 4 Tahun 1997 untuk anak-anak dengan cacat kognitif
tentang Penyandang Cacat yang dan fisik. Peraturan ini menetapkan
dipandang bersifat belas kasihan bahwa pendidikan inklusif adalah
(charity based) dan belum pendidikan yang menjamin akses yang
berperspektif hak asasi manusia. sama bagi siswa dengan segala jenis
Dalam peraturan yang lama, kecacatan untuk memperoleh
pemenuhan hak penyandang disabilitas pendidikan di sekolah umum bersama
masih dinilai sebagai masalah sosial. dengan siswa yang tidak cacat (
Penyandang disabilitas belum Sunardi, 2010).
mendapatkan kesempatan untuk Dalam Undang-Undang Nomor
mengembangkan dirinya melalui 8 Tahun 2016 Pasal 42 disebutkan
kemandirian sebagai manusia yang bahwa pemerintah daerah wajib
bermartabat. memfasilitasi pembentukan Unit
Di Indonesia, istilah Layanan Disabilitas untuk mendukung
‘pendidikan inklusif’ mulai penyelenggaraan pendidikan inklusif
mendapatkan perhatian pada tahun tingkat dasar dan menengah. Unit
2001 ketika pemerintah memulai Layanan Disabilitas memiliki fungsi
proyek percontohan tentang antara lain meningkatkan kompetensi
pendidikan inklusif (Nasichin, pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah reguler dalam menangani
2001). Indonesia secara resmi peserta didik penyandang disabilitas;
mengakui pendidikan inklusif ketika menyediakan pendampingan kepada
parlemen pada tahun 2003 peserta didik penyandang disabilitas
mengeluarkan Undang-Undang Sistem untuk mendukung kelancaran proses
Pendidikan Nasional, yang pembelajaran; menyediakan media
menetapkan bahwa semua warga pembelajaran dan alat bantu yang
negara dengan segala jenis disabilitas diperlukan; menyediakan layanan
wajib untuk berpartisipasi dalam konsultasi dan; mengembangkan kerja

5
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

sama dengan pihak atau lembaga lain


dalam upaya meningkatkan kualitas Tujuan dan Fungsi RPP
pendidikan untuk peserta didik Tujuan rencana pelaksanaan
penyandang disabilitas (Amka, 2019). pembelajaran adalah untuk: (1)
mempermudah, memperlancar dan
Pengertian RPP meningkatkan hasil proses belajar-
Rencana pelaksanaan mengajar; (2) dengan menyusun
pembelajaran (RPP) adalah rencana rencana pembelajaran secara
yang menggambarkan prosedur dan profesional, sistematis dan berdaya
pengorganisasian pembelajaran untuk guna, maka guru akan mampu melihat,
mencapai satu kompetensi dasar yang mengamati, menganalisis, dan
ditetapkan dalam Standar Isi dan memprediksi program pembelajaran
dijabarkan dalam silabus (Kunandar, sebagai kerangka kerja yang logis dan
2011: 263). terencana (Kunandar, 2011: 264).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Fungsi rencana pembelajaran adalah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun sebagai acuan bagi guru untuk
2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa melaksanakan kegiatan belajar-
“Perencanaan proses pembelajaran mengajar (kegiatan pembelajaran) agar
meliputi silabus dan rencana lebih terarah dan berjalan secara efektif
pembelajaran yang memuat sekurang- dan efisien (Kunandar, 2011: 264).
kurangnya tujuan pembelajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil Unsur-Unsur yang Perlu
belajar ”. Menurut Permendiknas Diperhatikan dalam Penyusunan RPP
Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP Menurut (Kunandar, 2011: 265)
adalah: Identitas mata pelajaran, menyebutkan bahwa ada beberapa
standar kompetensi, kompetensi dasar, unsur yang perlu diperhatikan dalam
indikator pencapaian kompetensi, penyusunan RPP yaitu: 1) Mengacu
tujuan pembelajaran, materi ajar, pada kompetensi dan kemampuan
alokasi waktu, metode pembelajaran, dasar yang harus dikuasai siswa, serta
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil materi dan submateri pembelajaran,
belajar, dan sumber belajar. pengalaman belajar yang telah

6
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

dikembangkan di dalam silabus. 2) mewujudkannya dalam kenyataan.


Menggunakan berbagai pendekatan Perencanaan amat penting untuk

yang sesuai dengan materi yang implementasi strategi dan evaluasi


strategi yang berhasil, terutama karena
memberikan kecakapan hidup (life
aktivitas pengorganisasian,
skills) sesuai dengan permasalahan dan
pemotivasian, penunjukkan staff, dan
lingkungan sehari-hari. 3)
pengendalian tergantung pada
Menggunakan metode dan media yang
perencanaan yang baik (Fred R. David,
sesuai, yang mendekatkan siswa 2004).
dengan pengalaman langsung. 4)
Penilaian dengan sistem pengujian Dalam konteks lembaga
menyeluruh dan berkelanjutan pendidikan, untuk menyusun kegiatan
didasarkan pada sistem pengujian yang lembaga pendidikan, diperlukan data
dikembangkan selaras dengan yang banyak dan valid, pertimbangan

pengembangan silabus. dan pemikiran oleh sejumlah orang


yang berkaitan dengan hal yang
direncanakan. Oleh karena itu kegiatan
Manajemen Modifikasi RPP
perencanaan sebaiknya melibatkan
Adapun manajemen modifikasi RPP
setiap unsur lembaga pendidikan
terbagi menjadi beberapa langkah, dalam
tersebut dalam rangka peningkatan
(Amka, 2020) memaparkan sebagai
mutu pendidikan.
berikut:
2. Pengorganisasian Modif RPP
1. Perencanaan Modif RPP
Tujuan pengorganisasian adalah
Satu-satunya hal yang pasti di
mencapai usaha terkoordinasi dengan
masa depan dari organisasi apapun
menerapkan tugas dan hubungan
termasuk lembaga pendidikan adalah
wewenang. Malayu S.P. Hasbuan
perubahan, dan perencanaan penting
(1995) mendifinisikan
untuk menjembatani masa kini dan
pengorganisasian sebagai suatu proses
masa depan yang meningkatkan
penentuan, pengelompokkan dan
kemungkinan untuk mencapai hasil
pengaturan bermacam-macam
yang diinginkan. Mondy dan
aktivitas yang diperlukan untuk
Premeaux (1995) menjelaskan bahwa
mencapai tujuan, menempatkan orang-
perencanaan merupakan proses
orang pada setiap aktivitas ini,
menentukan apa yang seharusnya
menyediakan alat-alat yang
dicapai dan bagaimana
7
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

diperlukan, menetapkan wewenang Dalam organisasi yang baik semua


yang secara relative didelegasikan bagiannya bekerja dalam keselarasan
kepada setiap individu yang akan seakan-akan menjadi sebagian dari
melakukan aktivitasaktivitas tersebut. keseluruhan yang tak terpisahkan.
Pengorganisasian fungsi manajemen Semua itu baru dapat dicapai oleh
dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas organisasi pendidikan, manakala
berurutan: membagi-bagi tugas dilakukan upaya: 1) Menyusun
menjadi pekerjaan yang lebih sempit struktur kelembagaan, 2)
(spesialisasi pekerjaan), Mengembangkan prosedur yang
menggabungkan pekerjaan untuk berlaku, 3) Menentukan persyaratan
membentuk departemen bagi instruktur dan karyawan yang
(departementalisasi), dan diterima, 4) Membagi sumber daya
mendelegasikan wewenang (Fred R. instruktur dan karyawan yang ada
David, 2004). dalam pekerjaan.
Dalam konteks pendidikan, 3. Pelaksanaan Modif RPP
pengorganisasian merupakan salah Dalam konteks lembaga
satu aktivitas manajerial yang juga pendidikan, kepemimpinan pada
menentukan berlangsungnya kegiatan gilirannya bermuara pada pencapaian
kependidikan sebagaimana yang visi dan misi organisasi atau lembaga
diharapkan. Lembaga pendidikan pendidikan yang dilihat dari mutu
sebagai suatu organisasi memiliki pembelajaran yang dicapai dengan
berbagai unsur yang terpadu dalam sungguh-sungguh oleh semua personil
suatu sistem yang harus terorganisir lembaga pendidikan.
secara rapih dan tepat, baik tujuan,
personil, manajemen, teknologi, Soetopo dan Soemanto (1982)
siswa/member, kurikulum, uang, menjelaskan bahwa kepemimpinan
metode, fasilitas, dan faktor luar pendidikan ialah kemampuan untuk
seperti masyarakat dan lingkungan mempengaruhi dan menggerakkan
sosial budaya. orang lain untuk mencapai tujuan
Sutisna (1985) mengemukakan pendidikan secara bebas dan sukarela.
bahwa organisasi yang baik senantiasa Di dalam kepemimpinan pendidikan
mempunyai dan menggunakan tujuan, sebagaimana dijalankan pimpinan
kewenangan, dan pengetahuan dalam harus dilandasi konsep demokratisasi,
melakukan pekerjaan-pekerjaan. spesialisasi tugas, pendelegasian
8
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

wewenang, profesionalitas dan dihadapi para instruktur atau


integrasi tugas untuk mencapai tujuan staf dan tidak semata-mata
bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan mencari kesalahan.
individu dan tujuan pemimpinnya.
b Bantuan dan bimbingan
4. Pengawasan Modif RPP
diberikan secara tidak
Sebagaimana yang dikutif
langsung. Para staf diberikan
Muhammad Ismail Yusanto (2003),
dorongan untuk memperbaiki
Mockler (1994) mendifinisikan
pengawasan sebagai suatu upaya
dirinya sendiri, sedangkan

sistematis untuk menetapkan standar pimpinan hanya membantu.


prestasi kerja dengan tujuan c Pengawasan dalam bentuk
perencanaan untuk mendesain sistem saran yang efektif.
umpan balik informasi; untuk d Pengawasan yang dilakukan
membandingkan prestasi secara periodik.
sesungguhnya dengan standar yang
telah ditetapkan itu; menentukan
apakah ada penyimpangan dan METODE PENELITIAN
mengukur signifikansi penyimpangan Dalam penelitian ini menggunakan
tersebut; dan mengambil tindakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan
perbaikan yang diperlukan untuk untuk dapat mengetahui dan memaparkan
menjamin bahwa semua sumberdaya secara jelas dan rinci menejemen
perusahaan telah digunakan dengan modifikasi RRP dan pembelajaran
cara yang paling efekif dan efisien
pendidikan inklusi pada anak berkebutuhan
guna tercapainya tujuan perusahaan.
khusus (ABK) di sekolah SDN Semangat
Dalam konteks pendidikan,
Dalam 2 Banjarmasin. Oleh pendekatan
Depdiknas (1999) mengistilahkan
tersebut memberikan kemungkinan untuk
pengawasan sebagai pengawasan
program pengajaran dan pembelajaran mendeskripsikan melalui pengamatan

atau supervisi yang harus diterapkan secara cermat, wawancara dengan informan
sebagai berikut: kunci secara mendalam, sehingga
a Pengawasan yang dilakukan keterkaitan aspek-aspek yang diteliti dapat
pimpinan dengan digambarkan secara jelas. Dengan
memfokuskan pada usaha pendektan ini dimaksudkan agar terungkap
mengatasi hambatan yang data deskriptif dari informan baik lisan
9
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

maupun tulisan tentang apa yang mereka observasi, wawancara, dan dokumentasi
lakukan, rasakan, dan mereka alami yang dijelaskan sebagai berikut:
terhadap sewajarnya, cara kerja yang
a. Observasi
sistematis dan terarah serta dapat
Observasi adalah suatu cara
dipertanggung jawabkan sehingga tidak pengumpulan data dengan pengamatan
hilang sifat ilmiahnya. langsung dan pencatatan secara
1. Subyek Penelitian sistematis terhadap obyek yang akan
diteliti. Observasi dilakukan oleh
Subjek dalam penelitian ini adalah guru
peneliti dengan cara pengamatan dan
SDN Semangat Dalam 2 yang berkaitan pencatatan mengenai pelaksanaan
dengan modifikasi RRP. pembelajaran dikelas.

2. Lokasi dan waktu penelitian b. Wawancara


Lokasi dari penelitian ini peneliti Wawancara adalah teknik
mengambil tempat di SDN Semangat pengumpulan data yang menggunakan
tanya jawab melalui pertemuan dua
Dalam 2 Banjarmasin yang berlokasi di
orang atau lebih untuk bertukar
Jln. Melati Raya, Komp. Griya Pertama, informasi dan ide, sehingga dapat
Kec. Banjarmasin Timur. dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Dalam penelitian ini
3. Pelaksanaan Penelitian
menggunakan wawancara tidak
Pelaksanaan penelitian dilakukan di struktur agar diperoleh data yang lebih
SDN Semangat Dalam 2 yang mendalam. Selain itu, peneliti juga
membuat pedoman wawancara secara
dilaksanakan 1 hari pada tanggal 7
garis besarnya disesuaikan dengan apa
Maret 2020. Dalam pelaksanaan yang ingin ditanyakan. Selain mencatat
penelitian mencakup tentang subjek proses dari wawancara yang
dari penelitian, lokasi, dan waktu berlangsung, peneliti juga
menggunakan alat bantu rekam agar
penelitian. Peneliti juga mencatat peneliti lebih mudah dalam mencerna
berbagai temuan yang penting pada saat hasil penelitian tersebut.
observasi yang digunakan untuk bahan c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik
dalam mengumpulkan data selama
pengumpulan data yang menggunakan
dilapangan. catatan peristiwa yang sudah berlalu
4. Teknik Pengumpulan Data dalam bentuk tulisa, gambar, catatan,
Teknik pengumpulan data dalam foto, video. Teknik pengumpulan data
tersebut bertujuan sebagai data
penelitian ini menggunakan metode
sekunder untuk mendapatkan data yang
10
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

sesuai dengan kebutuhan penelitian.


Data tersebut seperti gambar, foto,
dokumen yang bisa dijadikan bukti
bahwa peniliti benar-benar telah
melakukan penelitian tentang
Majemen Modifikasi RPP di sekolah
yang menyelenggarakan pendidikan
inklusi di SDN Semangat Dalam 2
Banjarmasin.

11
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. DataPokok

Tabel 1. Jumlah Guru di Sekolah

Guru Umum dan GPK Jumlah Guru


Umum 27 orang
GPK 6 orang
Total 33 orang

Tabel 2. Jumlah Seluruh Siswa di Sekolah

Siswa Reguler dan ABK Jumlah siswa


Reguler 654 orang
ABK 27 orang
Total 681 orang

Tabel 3. Krakteristik Siswa ABK

Jenis Ketunaan Jumlah Siswa


Autis Ringan 2 orang
Autis Sedang 5 orang
ADHD 2 orang

12
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

Tunagrahita Ringan 5 orang


Tunagrahita Sedang 2 orang
Tunagrahita Berat 1 orang
Tunarungu 3 orang
Lamban Belajar 3 orang
Tunaganda (ADHD, ATG) 1 orang
Slow Learner 1 orang
Disleksia 1 orang
Tunanetra (Low Vision) 1 orang
Total 27 orang

2. Perencanaan ModifikasiRPP anak berkebutuhan khusus dapat

a. TujuanPembelajaran mengikuti kegiatan pembelajaran

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan materi yang telah

yang telah dilakukan, dari dimodifikasi sedemikian rupa untuk

penjelasan yang telah disampaikan ketercapaiannyakompetensi.

bahwa tujuan pembelajaran c. Penggunaan MetodePembelajaran

dirumuskan berdasarkan KD Berdasarkan dari hasil wawancara

(kompetensi dasar) yang dapat yang telah dilakukan, dari

diamati dan diukur. Kemudian penjelasan yang telah disampaikan

tujuan pembelajaran ini memuat bahwa penggunaan metode

kemampuan atau kompetensi yang pembelajaran memiliki beberapa

diharapkan dari peserta didik. macam metode yang dilakukan

b. MateriPembelajaran sesuai dengan karakter dari anak

Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut seperti pemberian metode

yang telah dilakukan, dari bimbingan penuh, praktek, dan

penjelasan yang telah disampaikan ceramah.

bahwa RPP yang disusun oleh guru d. Penilaian/Evaluasi

mengacu kepada kurikulum 2013,


yang mana dalam perencanaan RPP
di modifikasi agar peserta didik
13
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
berjalan di sekolah inklusif ataupun di
Berdasarkan dari hasil wawancara
sekolahkhusus.
yang telah dilakukan, dari
penjelasan yang telah disampaikan a. Identifikasi dan Asesmen Anak
BerkebutuhanKhusus
bahwa dalam penilaian hasil belajar
anak menyesuaikan dengan Identifikasi adalah kegiatan
kemampuan anak, misalnya saja untuk menemukenali kondisi anak
anak yang tidak bisa membaca dan yang sebenarnya. Identifikasi
menulis maka evaluasi yang perlu dilakukan dengan sangat
dilakukan guru yaitu dengan nilai cermat agar tidak terjadi
praktek, perilaku respon terhadap penafsiran yang salah tentan
perintah dan jika anak bisa gkondisi objektif perilaku anak,
membaca dan menulis, evaluasi sehingga dapat menentukan tindak
yang dilakukan yaitu dengan lanjut yang tepat pula. Hal in
menyesuaikan kemampuan anak sesuai dengan pendapat
yang mana yang mudah Budiyanto, et.all. (2013) yang
dipahamianak. mendefinisikan identifikasi
sebagai suatu usaha untuk
3. Pelaksanaan Modifikasi RPP menemukenali anak berkebutuhan
khusus, dalam hal ini anak atau
Proses pelaksanaan modifikasi
peserta didik yang mengalami
RPP bukanlah hal yang mudah, karena
kelainan dengan berbagai gejala-
akan bersentuhan dengan anak atau
gejala yang menyertainya.
peserta didik yang kedudukannya
Sementara asesmen merupakan
sebagai objek yang dilayani. Dalam
rangkaian kegiatan
proses pelaksanaan ini identifikasi dan
mengumpulkan informasi tentang
asesmen merupakan dasar dalam
anak untuk dijadikan
pembuatan RPP modifikasi ataupun
pertimbangan dalam pengambilan
PPI mengingat urgensi kedua hal
keputusan berbagai kegiatan yang
tersebut, maka sekolah melaksanakan
mendukung pelayanan bagi
identifikasi dan asesmen tidak hanya
peserta didiktersebut.
sebagai formalitas biasa yang harus

14
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

b. Pembuatan Profil Siswa Bagi Anak BerkebutuhanKhusus

15
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

16
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

17
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

Pada dasarnya pembuatan profil (kompetensi dasar) yang dapat

ini berdasarkan pada kebutuhan diamati dan diukur. Kemudian

pihak sekolah penyelenggara tujuan pembelajaran ini

pendidikan untuk dapat memuat kemampuan atau

memberikan layanan kepada setiap kompetensi yang diharapkan

ABK sesuai dengan dari peserta didik.

kekhususannya. Salah satu tujuan 2) MateriPembelajaran

yang dilakukan sekolah dengan Berdasarkan dari hasil

membuat dan mendokumentasikan wawancara yang telah

seluruh catatan diri anak dalam dilakukan, dari penjelasan

suatu dokumen yaitu untuk yang telah disampaikan

dijadikan pedoman pada saat bahwa RPP yang disusun oleh

prencanaan modifikasi RPP. guru mengacu kepada

c. Perencanaan modifikasiRPP kurikulum 2013, yang mana

Salah satu langkah dalam dalam perencanaan RPP di

memastikan bahwa RPP yang modifikasi agar peserta didik

dimodifikasi sesuai dengan anak berkebutuhan khusus

kekhususan peserta didik maka dapat mengikuti kegiatan

sekolah menggunakan cara pembelajaran dengan materi

tersendiri. Cara tersebut adalah yang telah dimodifikasi

dengan membuat tim khusus sedemikian rupa untuk

dalam memodifikasi RPP. Tim ketercapaiannya kompetensi.

khusus ini terdiri dari para GPK 3) Penggunaan


MetodePembelajaran
dan guru pelajaran tertentu.
Berdasarkan dari hasil
1) TujuanPembelajaran
wawancara yang telah
Berdasarkan dari hasil
dilakukan, dari penjelasan
wawancara yang telah
yang telah disampaikan
dilakukan, dari penjelasan
bahwa penggunaan metode
yang telah disampaikan
pembelajaran memiliki
bahwa tujuan pembelajaran
beberapa macam metode yang
dirumuskan berdasarkan KD
dilakukan sesuai dengan
18
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
karakter dari anak tersebut
seperti pemberian metode
bimbingan penuh, praktek,
dan ceramah.
4) Penilaian/Evaluasi
Berdasarkan dari hasil
wawancara yang telah
dilakukan, dari penjelasan
yang telah disampaikan
bahwa dalam penilaian hasil
belajar anak menyesuaikan
dengan kemampuan anak,
misalnya saja anak yang tidak
bisa membaca dan menulis
maka evaluasi yang dilakukan
guru yaitu dengan nilai
praktek, perilaku respon
terhadap

19
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
1) Pengalaman profesionalguru
perintah dan jika anak bisa membaca dan
2) Kemampuan guru dalam
menulis, evaluasi yang dilakukan yaitu mengembangkan program
dengan menyesuaikan kemampuan anak yang tahunan dan semester

mana yang mudah dipahami anak. 3) Mengembangkan silabus dan


modifikasi RPP serta

d. Evaluasi dalam Penerapan menciptakan lingkungan yang


Pelaksanaan Modifikasi RPP kondusif dalam
Evaluasi dalam penerapan pelaksanaanpembelajaran
pelaksaan modifikasi RPP di 4) Tersedianya media pendukung
sekolah inklusi dilakukan setiap misalnya melalui internet, guru
akhir semester. Dalam evaluasi ini dapat dengan mudah memahami
pihak sekolah mengadakan RPP bernilai-nilai karakter
evaluasi setiap akhir semester dalam proses pembelajaran,
dengan mengundang guru-guru. sebagian besar guru yang sudah
Melalui evaluasi ini pula , sekolah bisa membuat sendiri RPP
bermaksud mengumpulkan bernilai-nilai karakter tidak
masukan-masukan dan saran dari segan untuk membantu guru
guru, khususnya yang berkaitan yang belum memahami RPP
dengan pelaksanaan modifikasi bernilai-nilai berkarakterbangsa.
RPP menjadi PPI. Dalam evaluasi b. FaktorPenghambat
ini juga bertujuan untuk Menurut wawancara yang
mengungkapkan proses dilakukan penulis dengan bidang
Kurikulum (Basuki, 2016) maka
pelaksanaan yang telah berhasil
dapat disimpulkan faktor-faktor
mencapai tujuan yang telah penghambat implementasi RPP di
ditetapkan. SDN Semangat Dalam 2 sebagai
berikut:
1) Alokasi waktu merupakan hal
4. Faktor Pendukung dan Penghambat yang sangat penting dalam hal
dalam Pelaksanaan ModifikasiRPP
pelaksanaan proses
Adapun faktor pendukung dalam
pelaksanaan Modifikasi Kurikulum, pembelajaran, maka jika waktu
diantaranya: pembelajaran tidak maksimal
a. FaktorPendukung hal tersebut akan berimbas

20
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
terhadap pendekatan yang
digunakan. Dalam hal ini guru
sebagai pelaksana dalam
implementasi RPP pada anak
ABK, ini menjadi kendalanya
karena kurangnya waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan
proses pengamatan pada anak
dalamproses

21
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
dalam implementasi RPP guru
pembelajaran karena ketika
dituntut untuk lebih dapat
memberi tugas atau latihan
memahami dan menyesuaikan
kepada anak ABK seorang guru
diri terhadap setiap anak dengan
tidak boleh memaksakan harus
bermacam-macam sikap dan
selesai berdasarkan waktu yang
kebutuhan anak-anak yang
ditentukan, akan tetapi gurulah
dihadapinya. Hal tersebut
yang harus menyesuaikan waktu
dikarenakan di SDN Semangat
pada anak ABK tersebut.
Dalam sudah menerapkan
2) Sarana dan Prasarana. Sarana
sistem kelas “nitrogen”
dan prasaranan pendidikan
(Menggabungkan antara anak-
inklusif adalah perangkat keras
anak ABK yang memiliki IQ
maupun perangkat lunak yang
dibawah rata-rata, anak lambat
dipergunakan untuk menunjang
dalam penangkap pelajaran
keberhasilan pelaksanaan
[slowlearner], anak tunalaras,
pendidikan inklusif pada satuan
dan anak ABK lainnya, dengan
pendidikan tertentu. Pada
anak normal lainnya dalam
hakikatnya semua sarana dan
kelas regular), maka dalam
prasarana pendidikan pada
proses pembelajaran di kelas
satuan pendidikan tertentu itu
guru mengalami kesulitan
dapat dipergunakan dalam
dalam menyesuaikan dan
penyelenggaraan pendidikan
menghadapi perbedaan sikap
inklusi, tetapi untuk
anakanak tersebut karena dalam
mengoptimalkan proses
kelas nitrogren tentunya guru
pembelajaran perlu dilengkapi
dituntut untuk bisa memahami
asesibilitas bagi kelancaran
dan menyesuaikan segala
mobilisasi anak berkebutuhan
sesuatu berdasarkan
khusus, serta media
kemampuan dan kebutuhan
pembelajaran yang sesuai
setiap anak/siswa. Kemudian,
dengan kebutuhan anak
masih kurangnya pengetahuan
berkebutuhankhusus.
guru dalam masalah penangan
3) Terkendala oleh guru karena
anak ABK di sekolahinklusi.
22
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
4) Kesalahan asuh orang tua yang
terlalu memanjakan anak dan
perlakuan orang tua yang tidak
pas terhadap anak juga bisa
menyebabkan anak
bertingkahaneh.

23
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020

SIMPULAN DAN SARAN yang disusun oleh guru mengacu

Simpulan kepada kurikulum 2013, yang mana


dalam perencanaan RPP di modifikasi
Berdasarkan hasil temuan dan analisis data agar peserta didik anak berkebutuhan
sebagaimana fokus penelitian, maka khusus dapat mengikuti kegiatan
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai pembelajaran dengan materi yang telah
berikut: dimodifikasi sedemikian rupa untuk

Salah satu langkah dalam memastikan ketercapaiannya kompetensi.

bahwa RPP yang dimodifikasi sesuai 3) Penggunaan MetodePembelajaran

dengan kekhususan peserta didik maka Berdasarkan dari hasil wawancara

sekolah menggunakan cara tersendiri. Cara yang telah dilakukan, dari penjelasan

tersebut adalah dengan membuat tim yang telah disampaikan bahwa

khusus dalam memodifikasi RPP. Tim penggunaan metode pembelajaran

khusus ini terdiri dari para GPK dan guru memiliki beberapa macam metode

pelajaran tertentu. yang dilakukan sesuai dengan karakter


dari anak tersebut seperti pemberian
1) TujuanPembelajaran metode bimbingan penuh, praktek, dan
Berdasarkan dari hasil wawancara ceramah.
yang telah dilakukan, dari penjelasan 4) Penilaian/Evaluasi
yang telah disampaikan bahwa tujuan Berdasarkan dari hasil wawancara yang
pembelajaran dirumuskan berdasarkan telah dilakukan, dari penjelasan yang
KD (kompetensi dasar) yang dapat telah disampaikan bahwa dalam
diamati dan diukur. Kemudian tujuan penilaian hasil belajar anak
pembelajaran ini memuat kemampuan menyesuaikan dengan kemampuan
atau kompetensi yang diharapkan dari anak, misalnya saja anak yang tidak bisa
peserta didik. membaca dan menulis maka evaluasi
2) MateriPembelajaran yang dilakukan guru yaitu dengan nilai
Berdasarkan dari hasil wawancara praktek, perilaku respon terhadap
yang telah dilakukan, dari penjelasan
perintah dan jika anak
yang telah disampaikan bahwa RPP

24
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
tersebut akan berimbas terhadap
bisa membaca dan menulis, evaluasi
pendekatan yang digunakan. Dalam hal
yang dilakukan yaitu dengan
ini guru sebagai pelaksana dalam
menyesuaikan kemampuan anak yang
implementasi RPP pada anak ABK, ini
mana yang mudah dipahami anak.
menjadi kendalanya karena kurangnya
Adapun faktor pendukung dan penghambat waktu yang dibutuhkan dalam
dalam pelaksanaannya, diantaranya sebagai melakukan proses pengamatan pada
berikut:
anak dalam proses pembelajaran karena
Faktor pendukung ketika memberi tugas atau latihan
kepada anak ABK seorang guru tidak
1) Pengalaman profesionalguru
boleh memaksakan harus selesai
2) Kemampuan guru dalam
mengembangkan program tahunan berdasarkan waktu yang ditentukan,
dansemester
akan tetapi gurulah yang harus
3) Mengembangkan silabus dan
menyesuaikan waktu pada anak
modifikasi RPP serta menciptakan
ABKtersebut.
lingkungan yang kondusif dalam
2) Sarana dan Prasarana. Sarana dan
pelaksanaanpembelajaran
prasaranan pendidikan inklusif adalah
4) Tersedianya media pendukung
perangkat keras maupun perangkat
misalnya melalui internet, guru dapat
lunak yang dipergunakan untuk
dengan mudah memahami RPP
menunjang keberhasilan pelaksanaan
bernilai-nilai karakter dalam proses
pendidikan inklusif pada satuan
pembelajaran, sebagian besar guru yang
pendidikan tertentu. Pada hakikatnya
sudah bisa membuat sendiri RPP
semua sarana dan prasarana pendidikan
bernilai-nilai karakter tidak segan untuk
pada satuan pendidikan tertentu itu
membantu guru yang belum memahami
dapat dipergunakan dalam
RPP bernilai-nilai berkarakterbangsa.
penyelenggaraan pendidikan inklusi,

Faktor penghambat tetapi untuk mengoptimalkan proses


pembelajaran perlu dilengkapi
1) Alokasi waktu merupakan hal yang
asesibilitas bagi kelancaran mobilisasi
sangat penting dalam hal pelaksanaan
anak berkebutuhan khusus, serta media
proses pembelajaran, maka jika waktu
pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran tidak maksimal hal
kebutuhan anak berkebutuhankhusus.
25
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
bertingkahaneh.
3) Terkendala oleh guru karena dalam
implementasi RPP guru dituntut untuk
lebih dapat memahami dan Saran
menyesuaikan diri terhadap setiap anak
berdasarkan hasil temuan penelitian yang
dengan bermacam-macam sikap dan
diperoleh, maka peneliti mengajukan
kebutuhan anak-anak yang
beberapa saran terkait hasil penelitian yang
dihadapinya. Hal tersebut dikarenakan
telah dilaksanakan.
di SDN Semangat Dalam sudah
menerapkan sistem kelas “nitrogen” Bagi sekolah: menurut peneliti usaha
(Menggabungkan antara anak-anak sekolah dalam mendukung para guru
ABK yang memiliki IQ dibawah rata- khususnya GPK sudah sangat baik dalam
rata, anak lambat dalam penangkap proses pelaksanaan modifikasi RPP. Dan
pelajaran [slowlearner], anak tunalaras, diharapkan kepada sekolah agar lebih
dan anak ABK lainnya, dengan anak memperhatikan lagi segala kebutuhan guru
normal lainnya dalam kelas regular), khususnya GPK untuk segala keperluan
maka dalam proses pembelajaran di dalam proses modifikasiRPP.
kelas guru mengalami kesulitan dalam
Bagi GPK: sebaiknya peneliti sebaiknya
menyesuaikan dan menghadapi
mengadakan pelatihan internal dengan
perbedaan sikap anakanak tersebut
menghadirkan salah satu guru dari pusat
karena dalam kelas nitrogren tentunya
sumber dan sekolah dapat lebih meluas dan
guru dituntut untuk bisa memahami dan
bertahap dari awal persiapan hingga
menyesuaikan segala sesuatu
evaluasi.
berdasarkan kemampuan dan kebutuhan
setiap anak/siswa. Kemudian, masih
kurangnya pengetahuan guru dalam
masalah penangan anak ABK di
sekolahinklusi.
4) Kesalahan asuh orang tua yang terlalu
memanjakan anak dan perlakuan orang
tua yang tidak pas terhadap anak juga
bisa menyebabkan anak

26
Jurnal Manajemen Pendidikan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
6 April 2020
pada Anak Berkebutuhan Khusus di
REFRENSI
SDN Kalirungut-1 Surabaya. Jurnal
Amka. (2020). Manajemen Sarana Sekolah Pendidikan Madrasah Ibtidayah ,
Penyelenggara Inklusi. Sidoarjo: 45.
Nizamia Learning Center
Widyawati, R. (2017). Evaluasi
Amka. (2019). Pendidikan Inklusi Bagi Pelaksanaan Program Inklusi
Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar. Jurnal
Kalimantan Selatan. Jurnal Manajaemen Pendidikan ,116.
Pendidikan Dan Kebudayaan, 86- Jakarta: Depdiknas.
89

Andriani, N. (2016). Implementasi Rencana


pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang Berkarakter pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu. 437.
Fitria, R. (2012, Januari). Proses
Pembelajaran Dalam Setting Inklusi Di
Sekolah Dasar, I.
Kunandar. 2011. Guru Profesional
(Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru). Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Mayasari. (2016). Implementasi Kurikulum


2013 pada Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) : Studi Kasus SD
Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.
Journal of Disability Studies , 13-
14.
Nurhayati. 2012. Petunjuk Pelaksanaan
Pembuatan RPP Terintegrasi TIK.
Jakarta: PUSTEKOM

Pratiwi, J. C. (2015). Sekolah Inklusi Untuk


Anak Berkebutuhan Khusus:
Tanggapan Terhadap Tantangan
Kedepannya. 327.

Setiawan, A. (2016). Pelaksanaan


Kurikulum Modifikasi di Sekolah
Inklusif. -, 23.

Sholawati, S. A. (2019). Manejemen


Pembelajaran Pendidikan Inklusi
27

Anda mungkin juga menyukai