Anda di halaman 1dari 5

Keuntungan, Kelemahan, dan Aplikasi Manajemen Pendidikan

Inklusif

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan inklusif


Dosen Pengampu: Irham Nugroho, M.Pd.I

Disusun oleh :

Yudiyanto (20.0405.0021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2021
A. Pendahuluan
Pendidikan atau pendampingan pada anak yang pada dasarnya adalah
sebuah proses transformasi pengetahuan menuju kearah perbaikan, penguatan
dan penyempurnaan potensi manusia tidak memandang golongan. Oleh karena
itu, pendidikan ataupun pendampingan tidak mengenal batasan usia, ruang dan
waktu, ia tidak dibatasi oleh tebalnya dinding sekolah dan juga sempitnya waktu
belajar di kelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja manusia dan mampu melakukan proses
kependidikan.
Pendidikan inklusif juga mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan
umum. Akan tetapi cara penerapannya agak berbeda dengan pendidikan umum.
Pendidikan inklusi adalah pendidikan terbuka, dimana semua anak didik yang
berkeinginan sekolah bisa melanjutkan ke pendidikan karena tidak semua anak
yang lahir kedunia ini sempurna.
Namun, pendidikan inklusif tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan
tersendiri, karena pendidikan inklusif tidak hanya sekedar menempatkan ABK
dalam kelas/sekolah reguler. Untuk itu penyelengaraan pendidikan inklusif
menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian manajemen yang baik serta
megaplikasikannya sesuai dengan kebutuhan, demi tercapainya tujuan
pendidikan yang dicita-citakan.

B. Pembahasan
1. Kelebihan dan Kelemahan Pendidikan Inklusif
a. Kelebihannya
Pendidikan inklusif dalam penyelenggaraannya memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pendidikan terpadu atau pendidikan khusus
(segregasi) sehingga sangat tepat apabila pemerintah menyelenggarakan
dan mengembangkan program ini. Munculnya sekolah inklusif karena
memiliki beberapa keistimewaan antara lain :
1) Keberadaan anak cacat diakui sejajar dengan anak normal.
2) Lingkungan mengajarkan kebersamaan dan menghilangkan
diskriminasi.
3) Memberi kesan pada orang tua dan masyarakat bahwa anak cacat pun
mampu seperti anak pada umumnya.
4) Anak yang berkelainan akan belajar menerima dirinya sebagaimana
adanya dan juga tidak menjadi asing lagi di lingkungannya.
5) Aktivitas yang mungkin dapat diikuti anak cacat ada kesempatan untk
berpartisipasi sehingga dapat menunjukkan kemampuannya di
lingkungan anak normal.
b. Kelemahannya
1) Kurikulum yang tersusun kaku dan kurang tanggap terhadap kebutuhan
anak yang berbeda.
2) Kurangnya ketersediaan anggaran.
Minimnya anggaran yang disediakan pemerintah adalah sisi lain akibat
tidak adanya dukungan kebijakan pemerintah.
3) Paradigma/ Pandangan Masyarakat Terhadap Pendidikan Inklusif.
Pendidikan inklusi memang tidak popular dalam masyarakat.
Masyarakat hanya disibukan dengan urusan meningkatkan kualitas
pendidikan secara horizontal maupun vertical. Sehingga anak bangsa
yang memiliki kebutuhan yang terbatas ini sering termarginalkan (kaum
yang tersisih). Pelayanan pendidikan ini memang memerlukan sarana
dan prasarana yang cukup besar tapi bukan berarti harus ditinggalkan
karena mereka mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pendidikan.

2. Aplikasi (penerapan) Manajemen Pendidikan Inklusif


a) Kurikulum
Tenaga pendidik kelas harus memodifikasi kurikulum sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik peserta didiknya, kurikulum yang digunakan
sama dengan kurikulum reguler yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013
yang di berlakukan semua sekolah secara umum, namun tenaga pendidik
tidak boleh menyamakan peserta didik yang biasa dengan peserta didik yang
berkebutuhan khusus, dan kebutuhan dari peserta didik berkebutuhan
khusus sangat bervariasi mulai dari sifatnya ringan, sedang sampai berat,
maka dalam implementasinya, kurikulum reguler perlu untuk dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik, jadi
kurikulum memang tetap sama reguler tetapi harus dimodifikasi sedemikian
rupa agar pada kelas inklusif peserta didik yang berkebutuhan khusus
(ABK) bisa terpenuhi kebutuhanya.
b) Peserta didik
Biasanya penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus menggunakan
sistem penyuluhan atau promosi, jadi penerimaan peserta didik
berkebutuhan khusus menggunakan sistem promosi ini agar peserta didik
yang mendaftar tanpa menggunakan tahap seleksi yang bertujuan agar
mereka yang mendaftar bisa di terima di sekolah tanpa ada yang di tolak.
c) Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan antara sekolah dan orang tua harus baik karena peserta didik
berkebutuhan khusus biasanya saat di sekolah memerlukan bantuan seperti
kursi roda dan lain sebagainya. Hal ini bisa dibicarakan dengan komite
sekolah agar bisa menyumbang alat bantu untuk digunakan anak
berkebutuhan khusus (ABK).
d) Pembiayaan pendidikan
Untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif perlu pendanaan yang
khusus juga yang antara lain untuk keperluan : modifikasi kurikulum,
insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, kegiatan assesment input
peserta didik, pengadaan sarana dan prasarana, pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, serta pemberdayaan peran serta masyarakat.
e) Tenaga guru pendamping khusus
Adapun tugas dari guru pendamping khusus adalah: Memberikan
bantuan kepada peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami
hambatan saat pembelajaran di kelas bisa berupa pengayaan maupun
remedial. Membuat catatan khusus untuk anak berkebutuhan khusus bila
terjadi pergantian tenaga pendidik serta membimbing secara
berkesinambungan. Memberikan pelayanan pendidikan khusus kepada
anak-anak berkebutuhan khusus. Melaksanakan assesmen serta mencari
solusi belajar anak berkebutuhan khusus. Membuat silabus, kurikulum, dan
evaluasi yang disesuaikan dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.
Hal ini dilaksakan agar peserta didik berkebutuhan khusus bisa belajar
dengan efektif.
f) Sarana dan prasarana
Mengunakan sarana dan prasarana guna untuk mendukung pendidikan
inklusif yang mempunyai fungsi sebagai alat bantu anak berkebutuhan
khusus saat pembelajaran, dimana kedudukan sarana dan prasarana
pendidikan sepenuhnya melayani kebutuhan belajar peserta didik.
Jika pendidikan Indonesia tidak memerhatikan masa depan anak yang
berkebutuhan khusus, bisa dipastikan mereka akan selalu termarginalkan
dalam lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk mendapatkan perlakuan
khusus melalui pendidikan luar biasa yang memang diperuntukkan bagi
anak-anak yang berkelainan.1
Kesiapan Indonesia dalam menyiapkan sarana dan prasarana bagi ABK
harus disiapkan dengan matang agar pendidikan inklusif di Indonesia bisa
terealisasikan dengan baik.

C. Kesimpulan
Pendidikan inklusi mempunyai tahapan dan kendala yang memang
tidak luput dari kelebihan dan kekurangan. Namun, justru kelebihan dan
kekurangan itu yang bisa menjadi perbaikan terhadap pendidikan inklusi
yang ada.
Dalam menerapkan manajemen pendidikan inklusi ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu kurikulum yang harus
menyesuaikan peserta didik, sosialisasi kepada masyarakat, biaya
tambahan, adanya tenaga pendidik khusus, dan tersedianya sarana dan
prasarana yang mendukung proses belajar anak berebutuhan khusus.

1
Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep & Aplikasi (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media)
hlm. 7
DAFTAR PUSTAKA

Ilahi, Mohammad Takdir. 2016. Pendidikan Inklusif Konsep & Aplikasi.


Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Mudjito. 2014. Memahami Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan
Khusus. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kompasiana. (2021). Implementasi Manajemen Pendidikan Inklusif. diakses
pada 19 september 2021, dari
https://www.kompasiana.com/leninikmah6811/60806109d541df099378
8722/implementasi-manajemen-pendidikan-inklusif
Damayanti. (2016). Optimalisasi Pendidikan Inklusi Pada Pkbm Dharma
Wangsa. 13-14.
Jurnal Pendidikan Inklusi. https://ml.scribd.com/doc/141223454 (Diakses 1
Oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai