Anda di halaman 1dari 10

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Drs. H. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph. D


Ahmad Riandi Agusta, M.Pd

DISUSUN OLEH :
LARAS ISLAMIAH
1610125120028
A. NAMA MODEL

BARITO
 B erkelompok secara heterogen dan
ditandai nomor kepala (nht)
 A NALISIS PERMASALAHAN (PBL)
 BERGE R AK AKTIF DAN TANGGAP (SAVI)
 I NTERAKSI SISWA MEMECAHKAN
MASALAH (GI)
 T EAM RANGKING SATU (TGT)
 PERMAINAN O NAL (TALKING
TRADISI
STICK)
B. TUJUAN DAN KEUNGGULAN MODEL BARITO

Keterampilan abad 21 menerapkan kecakapan 4C (critical,

colaboration, communication and creatif) sehingga dengan adanya

kombinasi model barito diharapkan dapat tercapainya

keterampilan dan kecakapan tersebut. Kombinasi Model barito

terdapat beberapa model yang menjadi pendukung agar terjadi

proses pembelajaran yang inovatif dan efektif. Dengan adanya

model Barito harapannya untuk menyiapkan peserta didik menjadi

manusia yang mandiri dalam memecahkan masalahnya di

kehidupan nyata dengan kemampuan berfikir dan bertindak

kreatif yang telah dilatih sejak dini, juga dalam setiap

pembelajaran siswa mendapatkan kebermaknaan dalam belajar

dengan mentransformasikan pengalamannya menjadi pengetahuan

baru yang lebih relevan, karena dengan adanya pengalaman

brmakna semua yang didapatkan akan sulit untuk dilupakan, juga

menjadikan siswa memiliki rasa solidaritas yang baik, kerjasama

dalam meraih prestasi, dan menciptakan kompetensi yang baik

serta rasa tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan

kepadanya demi kemajuan dirinya sendiri.

Selain itu, dengan adanya model Barito diharapkan dapat

membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna

dan model ini juga membantu guru untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam berpikir kritis dalam menyelesaikan

masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian,

keunggulan dari model Barito adalah melalui langkah kegiatannya

yang berisikan turnamen dimana guru dapat membentuk sikap

sosial siswa dimana mereka akan berkerja sama satu sama lainnya

dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.


Dalam kombinasi model barito terdapat model Number Head

Together (NHT) yang merupakan jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, salah satu

keunggulan model NHT adalah tidak ada murid yang mendominasi

dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi.

Selanjutnya model Problem Based Learning atau

Pembelajaran Berbasis Masalah, Dilihat dari keunggulannya yaitu

model ini menerapkan permasalahan nyata sebagai konteks untuk

peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan

memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan dari

pemecahan masalah pada proses pembelajaran. Dalam hal ini

siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

melalui aktivitas belajar. Kemudian model SAVI yang memiliki

keunggulan yaitu membangkitkan kecerdasan terpadu siswa

secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas

intelektual karena dalam proses pembelajaran membangkitkan

kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa;

Selanjutnya model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation yang dapat dipakai guru untuk mengembangkan


kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok.

Model pembelajaran kooperatif group investigation dirancang

untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika

siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju

pembentukan manusia sosial (Mafune, 2005:4) dalam Rusman

(2014: 222).
Kemudian dalam model pembelajaran Barito terdapat model

TGT yang menerapkan permainan di dalam pelakasaannya juga

membuat siswa berkompetesi secara fisik dan mental setelah

berfikir memecahkan masalah, model TGT sebagai model

pendukung yang sangat menunjang keberhasilan pembelajaran

yang membuat siswa menjadi rilexs terhibur dan bisa mandiri

memecahkan masalahnya dan menjalin kerjasama yang erat antar

teman satu kelompoknya.

Terakhir dalam model pembelajaran Barito dimasukkan

permainan untuk membuat anak rilex yaitu permainan tradisional

ampar-ampar pisang dan memakai talking stick (tongkat

berbicara). Permainan ini dilakukan dengan bantuan tongkat,

siapa yang memegang tonngkat wajib menjawab pertanyaan dari

guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya. Selain

untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan

suasana yang menyenangkan dan membuat peserta didik aktif.

Model ini sangat cocok diterapkan untuk melatih

keterampilan abad 21 dalam kecakapan keterampilan berpikir

kritis, pemecahan masalah dan kreatif yang dapat melatih siswa

untuk mengembangkan banyak ide dan argumen, mengajukan

pertanyaan, mengakui kebenaran argumen, bahkan membuat

siswa mampu bersifat terbuka dan responsif terhadap

prespektif yang berbeda-beda hal ini terdapat dalam kombinasi

model barito yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis,

pemecahan masalah dan kreatif siswa.


C. LANGKAH - LANGKAH
MODEL PEMBELAJARAN
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistic
yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dari aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih. (PBL)
2. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor. (NHT)
3. Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk membagi
materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. (GI)
4. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(PBL)
5. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya. (GI)
6. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang
dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau
menjelaskan hasil kerja sama mereka. (NHT)
7. Melakukan kegiatan yang melibatkan gerak, mengamati dan
pendengaran serta kegiatan yang melibatkan pikiran atau
intelektual seperti memberikan tanggapan dengan teman
yang presentasi, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
(SAVI dan NHT)
8. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan. (GI)
9. Guru mengarahkan siswa dalam permainan, Game atau
permainan ini dimainkan pada meja turnamen (TGT)
10. Guru memberikan Penghargaan Kelompok (Team Recognition)
(TGT)
11. Guru menjelaskan permainan tradisional ampar-ampar pisang
yang digabungkan dengan talking stick (talkingstick)
12. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi (PBL)
D. CARA MENGIMPLEMENTASI LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Guru melakukan langkah pendahuluan, dimana pada langkah


tersebut guru menyampaikan hal-hal yang diperlukan pada proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru akan menyampaikan
tujuan pembelajaran terkait materi yang akan diajarkan.
Selanjutnya guru menyampaikan pokok-pokok materi yang dapat
dilakukan dengan pengajaran langsung baik melalui ceramah dan
tanya jawab. Memotivasi siswa terlibat dari aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.

Guru
2. membagi secara heterogen 4-5 orang dalam satu kelompok
dan masing-masing siswa mendapatkan nomor kepala yang
berbeda dalam kelompoknya.

3.
Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk membagi materi
tugas berupa Lembar Kerja Kelompok secara kooperatif dalam
kelompoknya.

Guru 4.
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut yaitu Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.

5. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara


kooperatif dalam kelompoknya dengan cara berdiskusi.

Guru
6. memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil
keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja
sama mereka.

7.Guru mengarahkan siswa melakukan kegiatan yang melibatkan


gerak, mengamati dan pendengaran serta kegiatan yang
melibatkan pikiran atau intelektual yakni siswa memberikan
tanggapan dan pendapat ke teman yang presentasi , kemudian
guru menunjuk nomor kepala siswa yang lain untuk memberikan
tanggapan.
8. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep agar terjadi pesamaan presepsi antara siswa dan

guru. Guru memberikan kesimpulan atas hasil presentasi dari

semua kelompok.

Guru mengarahkan
9. siswa dalam permainan, Permainan ini dimainkan

pada meja turnamen atau lomba oleh 4 orang peserta didik yang

mewakili tim atau kelompoknya masing–masing. Peserta didik

memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang

sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar akan

mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan untuk

mengetahui kelompok yang memiliki skor tertinggi.

Kepada
10. kelompok yang memiliki skor tertinggi guru memberikan

Penghargaan.

Selanjutnya
11. guru menjelaskan permainan tradisional ampar-ampar

pisang yang digabungkan dengan talking stick yaitu semua siswa

duduk dilantai dan meluruskan kaki sambil bernyanyi lagu ampar-

ampar pisang kemudian tongkat digilir saat guru memberikan aba-

aba stop maka siswa yang memegang tongkat akan diberikan

sebuah pertanyaan tentang materi yang sudah dibahas.

12.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

dengan membagikan lembar kerja peserta didik. Kemudian guru

mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan

pembelajaran hari ini.


Laras Islamiah biasa dipanggil Laras / Ayas.
Status Mahasiswa Angkatan 2016 kelas B
PGSD, NI 1610125120028. Nomor HP yang
dapat M
dihubungi 081217282356 dan Email:
larasislamiah@gmail.com

Lahir di Kota Sampit pada hari Jumat tanggal 8 Mei 1998,


bergolongan darah B. Anak Kedua dari dua bersaudara yang
merupakan anak dari pasangan Bapak M. Arbani S.Pd dan Ibu
Hamsinah. Penulis saat ini tinggal di Jalan Cendana II B No.24
RT 01/ RW 01. Kelurahan Sungai Miai Kecamatan Banjarmasin
Utara Kabupaten Banjarmasin.
Penulis menempuh pendidikan dimulai dari TK Tunas
Beringin lulus tahun (2004), melanjutkan ke SDN 5 Baamang
Hulu lulus tahun (2010), kemudian melanjutkan ke SMP Negeri
1 Sampit lulus tahun (2013) dan kemudian melanjutkan lagi ke
SMA Negeri 4 Sampit lulus tahun (2016), hingga akhirnya bisa
menempuh masa kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Prasekolah dan Sekolah
Dasar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.
“Penghalang Terbesar Untuk Meraih KESUKSESAN adalah
Ketakutan Untuk Menghadapi KEGAGALAN.”

-MERRYRIANA

TERIMA KASIH
Banjarmasin, Mei 2019

LARAS ISLAMIAH

Anda mungkin juga menyukai