Anda di halaman 1dari 5

1.

Berikan penjelasan penerapan teori behaviorisme, sosial kognitif, dan teori konstruktivisme di dalam
kelas!

Teori Behaviorisme: (Ivan Petrovich Pavlov) suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-
syarat yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Dalam proses pembelajaran ketika melakukan
secara terus menerus sehingga akan menjadikan perilaku yang terjadi secara otomatis.

Penerapan teori behaviorisme dalam proses pembelajaran yaitu ketika pembelajaran


matematika berlangsung, ketika guru memberikan hadiah kepada siswa (unconditioning
stimulus), siswa secara otomatis akan senang/bersemangat (unconditioning response). Ketika
guru memberikan tugas matematika kepada siswa, sebagian besar siswa kurang bersemangat.
Akan tetapi, saat itu guru menjanjikan akan memberi hadiah (Unconditioning Stimulus) kepada
siswa yang berhasil mengerjakan matematika dengan baik (Conditioning Stimulus), sehingga
siswa bersemangat mengerjakan tugas

Teori Sosial Kognitif: (Albert Bandura) teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar
pembelaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Tiga hal yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi yaitu perilaku, faktor kognitif, dan faktor lingkungan.
Pada menerapkan teori belajar kognitif, seorang guru perlu fokus pada proses berpikir siswa
dan memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi kognitif mereka. Libatkan siswa dalam
berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi mereka untuk bertanya, kesempatan untuk
membuat kesalahan dan memperbaikinya berdasarkan hasil pengamatan, serta merefleksikan
diri agar dapat membantu mereka dalam memahami proses mental.
Di bawah ini terdapat beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan seorang guru dalam
pembelajaran kognitif, antara lain:
1. Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal atau
laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
2. Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan
pertanyaan.
3. Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk mengembangkan cara
berpikir kritis.
4. Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang mereka miliki.
5. Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide bisa terhubung.
6. Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan visualisasi dan permainan
dalam menyampaikan materi.

Teori Konstruktivisme (Jean Piaget) teori belajar ini memandang bahwa pengetahuan akan
tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. teori ini mengedepankan kegiatan
menciptakan serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Kegiatan ini dapat
memacu peserta didik untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan meningkat.
Tujuan penerapan teori pembelajaran konstruktivisme yaitu memberikan kesempatan
siswa untuk berinteraksi langsung kepada benda-benda konkrit ataupun artfisial,
mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mencari pertanyaan sendiri, mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir
yang mandiri.
Model pembelajaran konstruktivisme yaitu kooperatif learning, inquiry based learning,
model pembelajaran jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme di dalam kelas:
1. Siswa didorong mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan
dibahas
2. Siswa diberi kesempatan untuk menyeidiki dan menemukan konsep
3. Siswa melakukan penjelsan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi peserta
didik
4. Peserta didik dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya.
2. Berikan penjelasan model-model pembelajaran apa saja yang terbentuk berdasarkan
prinsip teori konstruktivisme!
Model-model pembelajaran:
a) Model Kooperatif Learning
Suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2-5 orang dengan
struktur kelompok yang heterogen.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
2) Guru menyajikan informasi (materi pembelajaran secara demonstrasi atau
melalui bacaan)
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5) Melakukan evaluasi
6) Memberikan penghargaan
b) Inquirry Based Learning
Kegiatan belajar yang menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan
dan kebiasaan berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan
pencarian pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran:
1) Siswa merumuskan atau mengajukan sendiri pertanyaan terkait topik atau
materi yang akan dipelajari
2) Siswa menyelidiki suatu materi dalam berbagai situasi yang diberikan
3) Siswa melakukan analisis yang dan memberikan deskripsi dalam menemukan
hal-hal yang sudah diselidiki
4) Mempresentasikan hasil temuannya baik secara lisan atau tulisan berupa
laporan
5) Siswa melakukan proses evaluasi atau refleksi sesuai pengetahuan yang
diperolehnya, sehingga pembelajaran inquirry dapat menolong siswa dalam
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilanberfikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
keingintahuannya.
c) Metode Pembelajaran Jigsaw
Metode atau strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk
belajar berkelompok dengan masing-masing siswa bertanggung jawab pada satu
topik atau bahasan yang kemudian dikolaborasikan dengan anggota kelompok lain
sehingga membentuk pengetahuan yang utuh.
Lanhkah-langkah metode jigsaw
1) Siswa berkelompok dengan anggota 5-6 orang
2) Setiap kelompok diberikan materi
3) Setiap orang di dalam kelompok diberi sub materi yang telah ditugaskan
4) Anggota kelompok dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub
materi yang sama akan bertemu dalam kelompok baru yang disebut kelompok
ahli untuk mendiskusikan sub materi mereka
5) Setelah melakukan diskusi, sebagai tim ahli tiap kelompok kembali ke dalam
kelompok asli dan bergantian mengajar kelompok mereka dengan sub materi
yang telah dipelajari dan tiap anggota mendengarkan dengan seksama.
6) Melakukan presentasi
7) Guru memberikan evaluasi, bagaimana berjalannya proses diskusi dan evaluasi
tentang tingkat pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
didiskusikan
3. Diskusikanlah dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan motivasi para
siswa yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut:
a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk
sukses.
Tania memiliki motivasi instrinsik yang rendah, maka guru harus meningkatkan
motivasi ekstrinsiknya yaitu yang didatangkan dari lingkungan. Lingkungan
yang terdekat dengan Tania yaitu pertama lingkungan kelas, dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, aman
dan nyaman. Guru juga dapat menciptakan pembelajaran yang kolaboratif
seperti meminta siswa untuk berpendapat, bertanya tentang apa yang belum
diketahuinya. Selain itu, guru juga harus membangun hubungan baik dengan
Tania, dengan memberikan empati, dengan bertanya tentang apa yang telah
dilaluinya, apa masalah yang sedang dilalui Tania, dan hal apa yang dapat
membuat Tania termotivasi. Dan sebagai guru juga harus bisa memberikan
penguatan dengan memberikan motivasi kepada Tania. Yang kedua lingkungan
keluarga, guru dapat melakukan pertemuan dengan orang tua tania, mencari
tahu tentang kondisi Tania di rumah seperti apa, apakah terjadi masalah dan
juga melakukan kerja sama antara guru dan orang tua untuk meningkatkan
motivasi Tania untuk terus belajar dan kesuksesannya.
b. Samuel, 10 tahun, bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat
tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat.
Dengan melakukan pendekatan personal, mengajak samuel berbicara dan
bercerita tentang hal-hal yang membuatnya takut akan kegagalan. Memberikan
pengertian bahwa semua orang pernah mengalami kegagalan dan kegagalan itu
bukanlah sesuatu yang memalukan. Memberikan penguatan pada samuel bahwa
saat mengalami kegegalan kita tidak boleh menyerah tetapi kegagalan itu harus
kita jadikan motivasi untuk terus berusaha dan bangkit lagi untuk meraih
kesuksesan. Dalam hal ini kita sebagai seorang guru dapat bekerja sama dengan
orangtua dan teman-teman sekelasnya. Guru juga harus selalu mendampingi
samuel terkait dengan permasalahan ini.
c. Sandra, 13 tahun, tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka.
Sebagai seorang guru kita harus mencari tahu apa penyebabnya sandra menjadi
seperti itu dengan bertanya kepada teman-temannya. Apakah sandra pernah
diremehkan oleh teman-temannya atau pernah dikecewakan oleh teman-
temannya. Cara memotivasinya yaitu guru melakukan pembelajaran secara
berkelompok, dimana pembelajaran berkelompok itu berfungsi untuk membagi
tugas-tugasnya satu sama lain dengan rata antar anggota kelompok. Dan dalam
berkelompok guru selalu mengingatkan dalam berkelompok setiap anggota
harus saling percaya terhadap anggota yang lain. Dengan ini, kita sebagai
seorang guru dapat meminimalisir Sandra meremehkan teman-temannya.
d. Robert, 16 tahun yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)
Mengenali permasalahan yang dihadapi Robert, setelah itu dapat memfasilitasi
Robert bagaimana masalah ini dapat terselesaikan. Yang pertama dengan
melakukan pendekatan terhadap Robert dan mengajak bercerita secara santai
tentang permasalahan dan kemauan apa yang Robert inginkan. Dalam hal
tersebut kita sebagai guru harus dapat memberikan penguatan-penguatan
positif terhadap robert, misalnya walaupun kita tidak tinggal bersama orang tua
kita harus selalu berusaha yang terbaik dan membahagiakan orangtua kita
dengan belajar dengan tekun dan meraih kesuksesan dengan menyelesaikan
sekolah. Selain itu, sebagai seorang guru kita juga harus memperhatikan dalam
segi pembelajaran yaitu dengan menggunakan media ataupun pembelajaran
yang menyenangkan, sehingga Robert memiliki antusias yang tinggi untuk dapat
mengikuti pembelajaran di kelas dengan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai