Anda di halaman 1dari 20

MODEL PEMBELAJARAN

INOVATIF
Kelompok 11
1. Muhammad Kusairi (150521601634)
2. Winaldi Afrian Putra (150521603525)
3. Risma Damayanti (150521603612)
Apa itu pembelajaran inovatif ?

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student


centered. Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri.

Pembelajaran inovatif biasanya berlandaskan paradigma konstruktivistik


membantu siswa untuk menginternalisasi, membentuk kembali, atau
mentransformasi informasi baru.
Transformasi terjadi melalui kreasi pemahaman baru (Gardner, 1991) yang
merupakan hasil dari munculnya struktur kognitif baru. Pemahaman yang
mendalam terjadi ketika hadirnya informasi baru yang mendorong
munculnya atau menaikkan struktur kognitif yang memungkinkan para
siswa memikirkan kembali ide-ide mereka sebelumnya.
Dalam seting kelas konstruktivistik, para siswa bertanggung jawab terhadap
belajarannya, menjadi pemikir yang otonom, mengembangkan konsep
terintegrasi, mengembangkan pertanyaan yang menantang, dan menemukan
jawabannya secara mandiri (Brook & Brook, 1993; Duit, 1996; Savery &
Duffy, 1996).
Setting pengajaran konstruktivistik yang mendorong konstruksi pengetahuan
secara aktif memiliki beberapa ciri: (1) menyediakan peluang kepada siswa
belajar dari tujuan yang ditetapkan dan mengembangkan ide-ide secara lebih
luas; (2) mendukung kemandirian siswa belajar dan berdiskusi, membuat
hubungan, merumuskan kembali ide-ide, dan menarik kesimpulan sendiri;
(3) sharing dengan siswa mengenai pentingnya pesan bahwa dunia adalah
tempat yang kompleks di mana terdapat pandangan yang multi dan
kebenaran sering merupakan hasil interpretasi; (4) menempatkan
pembelajaran berpusat pada siswa dan penilaian yang mampu
mencerminkan berpikir divergen siswa.
Urutan-urutan mengajar konstruktivistik melibatkan suatu periode di mana
pengetahuan awal para siswa didiskusikan secara eksplisit. Dalam diskusi
kelas yang menyerupai negosiasi, guru memperkenalkan konsepsi untuk
dipelajari dan mengembangkannya. Strategi konflik kognitif cenderung
memainkan peranan utama ketika pengetahuan awal para siswa
diperbandingkan dengan konsepsi yang diperlihatkan oleh guru.Untuk
maksud tersebut, pemberdayaan pengetahuan awal para siswa sebelum
pembelajaran adalah salah satu langkah yang efektif dalam pembelajaran
konstruktivistik.
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Dalam Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Inovatif Jigsaw
2. Model Pembelajaran Inovatif Group To Group Exchange
3. Model Pembelajaran Inovatif Decision Making
4. Metode Pembelajaran Inovatif Debate
5. Metode Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning
1. Model Pembelajaran Inovatif Jigsaw

Guru akan membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang setipe kelompoknya

terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Setiap kelompok akan membahas topik

yang sama namun setiap anggota dalam kelompok tersebut memiliki tugas yang

berbda-beda.

Setiap anggota dalam kelompok harus menjelaskan kepada kelompoknya

mengenai hasil diskusi yang dilakukannya dimana anggota yang lain harus

mendengarkan dan tidak hanya memahami atau mengerti terhadap tugas yang

diberikan kepadanya saja namun juga harus memahami dan mengerti tugas dari

anggota lain dalam kelompoknya.


Diakhir pelajaran, secara acak guru akan menunjuk satu orang untuk
menjelaskan hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok. Siswa lain yang
tidak mendapatkan tugas untuk menjelaskan, diharuskan untuk memberikan
pendapat atau pertanyaan berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh siswa
tersebut. Diskusi akan ditutup dengan kesimpulan dari guru.
2. Model Pembelajaran Inovatif Group To Group
Exchange

Guru akan membagi para siswa ke dalam beberpa kelompok kecil yang
terdiri dari 4 sampai dengan lima anggota didalamnya. Kemudian guru akan
memberikan tugas berupa topik yang berbeda-beda untuk setiap
kelompoknya.

Setiap kelompok harus melakukan observasi, menjabarkan, melakukan


analisis dan berpikir secara kritis terhadap topik yang diberikan. Selanjutnya
secara bergantian juru bicara dari setiap kelompok akan menjelaskan hasil
diskusi yang dilakukan dalam kelompoknya.
Setelah penjelasan selesai diberikan, kelompok lain akan memberikan
pertanyaan dan setiap dalam kelompok tersebut wajib memberikan jawaban
untuk setiap pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain terhadap topik
yang dijelaskan oleh kelompoknya. Diakhir pembelajaran, guru akan
kembali menerangkan kembali topik yang disampaikan oleh setiap
kelompok dan menarik kesimpulan dari hal tersebut.
3. Model Pembelajaran Inovatif Decision Making

Model pembelajaran decision making akan melatih para siswa berpikir


secara kreatif, kritis dan logis untuk mencari penyebab dan jalan keluar dari
setiap masalah yang dihadapinya.

Pembelajaran diawali dengan penjelasan secara yang dilakukan oleh guru


mengenai sebuah topik yang nantinya akan menjadi tugas para siswa.
Setelah selesai menjelaskan, guru akan meminta kepada para siswa untuk
menggali lebih untuk menemukan fakta baru yang belum terungkap.
Kesimpulan dibuat untuk membuktikan apakah hipotesa atau
jawaban sementara. Ini dibuat agar dapat menjadi jalan keluar dan
dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Serta, supaya
masalah yang sama tidak akan terjadi lagi.
4. Metode Pembelajaran Inovatif Debate
Guru akan membagi siswa ke dalam dua kelompok besar yang
terdiri dari satu kelompok pro dan satu kelompok kontra. Hal ini
pula ditujukan terhadap satu kasus atau permasalah yang
diangkat. Setiap anggota kelompok baik itu kelompok pro atau
kontra akan memberikan pendapat terhadap kasus yang sedang
dibahas.
Selama debate berlangsung, guru akan menuliskan dipapan tulis
mengenai hal atau point-point penting apa saja yang didapatkan.
Setelah debate selesai, guru akan meminta para siswa untuk
merangkum kesimpulan dari debate yang mereka lakukan
berdasarkan hal atau point-point penting yang ada di papan tulis.
Metode pembelajaran inovatif adalah salah satu cara atau upaya
yang dilakukan oleh para guru untuk meningkatkan suasana
pembelajaran. Tujuannya agar menjadi lebih bervariasi .
5. Metode Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning

Dalam PBL, siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang


mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru.
PBL membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar
pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani. Seorang guru lebih
berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani
proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani
proses belajar PBL, tutor akan berkurang keaktifannya.
Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan
bekal pengetahuan yang mereka miliki. Pertama-tama mereka
mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik
permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya.

Langkah selanjutnya, siswa mulai mencari informasi dari berbagai sumber


seperti buku, jurnal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang
sesuai dengan bidangnya. Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai
dengan kebutuhan dan gaya tiap individu.
Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah
dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari untuk lebih
memahami dan menyelesaikannya.  Di akhir proses, siswa
melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi kritik
mambangun bagi kolega.
TERIMAKSIH. . . . .

Anda mungkin juga menyukai