Anda di halaman 1dari 6

Model Pembelajaran Jigsaw untuk kuliah Kebidanan

Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk kuliah Kebidanan, dapat di


uraikan sebagai berikut (contoh untuk materi persalinan):

1. Siswa di kelompokkan ke dalam 4 anggota tim 


Mahasiswa dalam satu kelas di bagi menjadi 4 kelompok,jumlah siswa 32 orang di bagi 4
kelompok masing- masing  mendapatkan anggota kelompok 8 orang
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
Memberikan materi pada tiap orang dalam tim seperti materi persalinan sebagai berikut:
a. Menjelaskan pengertian persalinan
b. Sebab – sebab terjadi nya persalinan
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan
d. Kebutuhan dasar pada ibu dalam proses persalinan
e. Asuhan kebidanan kepada ibu bersalin kala I
f. Asuhan kebidanan kepada ibu bersalin kala II
g. Asuhan kebidanan kepada ibu bersalin kala III
h. Asuhan kebidanan kepada ibu bersalin kala IV
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang di tugaskan
Dalam satu kelompok tiap anggota mendapatkan bagian materi yaitu:
a. Anggota pertama dapat bagian menjelaskan pengertian persalinan
b. Anggota kedua dapat bagian  menjelaskan sebab – sebab terjadinya persalinan
c. Anggota ke tiga dapat bagian menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi
persalinan
d. Anggota ke empat dapat bagian menjelaskan kebutuhan dasar pada ibu dalam proses
persalinan
e. Anggota ke lima dapat bagian menjelaskan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin kala
I
f. Anggota ke enam dapat bagian menjelaskan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin
kala II
g. Anggota  ke tujuh dapat bagian menjelaskan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin
kala III
h. Anggota ke delapan dapat bagian menjelaskan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin
kala IV
4. Anggota dari tim yang berbeda  yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru(kelompok ahli)untuk mendiskusikan sub bab
mereka
Setiap anggota tim yang mendapatkan masing – masing bagian materi di persilakan untuk
melakukan diskusi  dengan kelompok lain tentang  masing – masing bagian materi  yang
sama yang telah di bagikan anggota kelompok
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh
Setiap anggota yang sudah melakukan diskusi dengan anggota kelompok lain agar di
persilakan untuk kembali kepada kelompok masing – masing untuk menjelaskan  bagian
materi hasil diskusi dengan kelompok lain dengan bagian materi yang sama dan di
harapkan anggota kelompok dapat menyimak dengan sebaik – baiknya
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Selesai diskusi pada tiap tim ahli diharapkan untuk mempresentasikan hasil diskusi sesuai
dengan materi persalinan yang di dapatkan tiap kelompok
7. Guru memberi evaluasi
Guru melakukan penilain dan revisi hasil diskusi tiap kelompok
8. Penutup
Guru merangkum kesimpulan dari hasi diskusi tersebut
RESUME
Dari yang sudah dijelaskan oleh Bu Ririn selaku dosen pengajar mata kuliah Metodik
Khusus, saya dapat meresume Materi Macam-Macam Model Pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik
agar proses belajar-mengajar pada mahasiswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
pembelajaran ini sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak
menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para mahasiswa
tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Terdapat 11 macam model pembelajaran dan pengertiannya, yaitu:
1. Take and give: suatu tipe pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi
mengenai materi yang disampaikan oleh dosen dengan kata lain tipe ini melatih
mahasiswa terlibat secara aktif dalam menyampaikan materi yang mereka terima ke
teman atau mahasiswa yang lain secara berulang-ulang.
2. Picture and picture: salah satu model pembelajaran dengan menggunakan media gambar
dengan cara mengidentifikasi gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
3. Mind mapping: model pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas, keaktifan,
daya hafal, pengetahuan dan kemandirian siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
4. Demonstration: model mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta
didik.
5. Talking stick: model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang
memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus
sampai semua kelompok mendapat giliran
6. Role playing: suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penhayatan mahasiswa.
7. Sq3r (Survey, Question, Read, Recite, Review): suatu prosedur belajar yang sistematik
dan bersifat praktik, Survey yaitu mangidentifikasi seluruh teks, Question yaitu
menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks, Read yaitu membaca, Recite
yaitu menghafal, Review yaitu meninjau ulang.
8. Jigsaw: model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen.
9. Problem solving: suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada
persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
10. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning): konsep belajar yang
membantu dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
11. Pembelajaran berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning) adalah suatu
pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan
bermakna kepada peserta didik berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan
penyelidikan peserta didik.
Model Pembelajaran Jigsaw

A.    Pengertian
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s.
Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut kepada kelompoknya.Pada  model pembelajaran jigsaw  ini keaktifan siswa (student
centered)  sangan dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Dalam Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok
belajar yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang dengan menggunakan pola kelompok
asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang.
Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik
bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri
dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam
kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing
anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar
mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota
kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para
kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn
diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada
kelompok asal.  Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota
tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki
tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan
informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.

B.  Langkah- Langkah  dalam metode jigsaw

Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji.
Menurut Arends (1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:

1.   Awal kegiatan pembelajaran


a. Persiapan
1. Melakukan Pembelajaran Pendahuluan
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan
dipelajarinya topik tersebut.
2. Materi
Materi pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran
tergantung pada banyak anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi
pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.
3. Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok Asal Dan Ahli
Kelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang yang
heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya
4. Menentukan Skor Awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai
akhir siswa secara individual pada semester sebelumnya.

      2. Rencana Kegiatan


1. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan
anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
2. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub
topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
3. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang
didiskusikannya.
4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.
5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau
menghargai prestasi kelompok.

3. Sistem Evaluasi
Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
1. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.
2. Membuat laporan mandiri atau kelompok.
3. Presentasi
Materi Evaluasi
- Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh mahasiswa.
- Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.

C.    Kelebihan
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang
bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan
berpendapat.

D.    Kelemahan
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :
1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya
diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya
diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu
penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk
mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor
kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang
menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai