Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESULITAN BELAJAR METODE COOPERATIF LEARNING

TIPE JIGSAW

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh
Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, melainkan mereka juga harus siap memberikan materi tersebut
kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun
sosial berkembang. Pembelajaran model ini lebih meningkatkan kerjasama
atar ssiwa. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
siswa-siswa yang bekerja sama dalam suatu perencanaan kegiatan. Dalam
pembelajaran ini setiap anggota kelompok diharapkan dapat saling bekerja
sama dan bertanggungjawab baik kepada dirinya sendiri maupun pada
kelompoknya.
Pengertian pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4
samapai 6 orang siswa. Materi akademik disajikan dalam bentuk teks dan
setiap siswa bertanggungjawab atas penugasan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota tim lain. Dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa diberi kesempatan untuk
berkolaborasi dengan teman lain dalam bentuk diskusi kelompok
memecahkan suatu pemasalahan. Setiap kelompok memiliki kemampuan
akademik yang heterogen sehingga akan terdapat siswa yang berkemampuan
tinggi, dua atau tiga siswa berkemampuan sedang dan seorang siswa
berkemampuan kurang.
Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau
enam anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab
untuk mempelajari dan menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan
kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat
rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang
bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik
tersebut.
Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian tim anggota ahli kembali
ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinyadan
didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman
kelompok sendiri.
Prinsip dan Fungsi
1. Prinsip-prinsip
 Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok jika mencapai
kriteria target yang ditentukan.
 Tanggung jawab individual bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.
 Kesempatan yang sama untuk sukses sebab siswa telah membantu
kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.
2. Fungsi
 Siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sama-sama tertantang
untuk melakukan yang terbaik dalam memecahkan permasalahan
 Adanya proses belajar individual dalam sistem kelompok dapat
mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok
sehingga dapat mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa
yang dapat memberikan bantuan.
Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran jigsaw, yaitu :
1. Membentukan kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.
2. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk
membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.
3. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan
saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
4. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke
kelompok masing-masing (kelompok asal), kemudian menjelaskan materi
kepada rekan kelompoknya.
5. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi
yang telah didiskusikan. Kunci pembelajaran ini adalah interpedensi setiap
siswa terhadap anggota kelompok untuk memberikan informasi yang
diperlukan dengan tujuan agar siswa dapat mengerjakan tes dengan baik.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru diharapkan terus
melakukan pemantauan jika terjadi masalah dalam kerjasama antar
anggota kelompok. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi
juga adanya hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling
menghargai).

B. Kekuatan dan kelemahan


1. Kekuatan pembelajaran kooperatif jigsaw
Belajar kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku dan hubungan
yang lebi baik antar siswa dan dapat mengembangkan kemampuan
akademis siswa. Belajar kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru
dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Implikasi positif dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :
 Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar.
Kelompok kecil membentuk suatu forum dimana siswa menanyakan
pertanyaan, mendiskusikan pendapat, belajar dari pendapat orang lain,
memberikan kritik yang membangun dan menyimpulkan penemuan
mereka dalam bentuk tulisan.
 Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua
siswa dalam penyelesaian tugas. Interaksi dalam kelompok dirancang
untuk semua anggota mempelajari konsep dan strategi pemecahan
masalah.
 Seorang siswa dapat mempengaruhi siswa lain dengan argumentasi
yang logis.
 Siswa dalam kelompok dapat membantu siswa lain untuk menguasai
masalah-masalah dasar pada pembahasan masalah-masalah yang
bermanfaat.
2. Kelemahan pembelajaran kooperatif jigsaw
Beberapa hal yang bisa menjadi kendala pada metode ini yang harus kita
cari solusinya, adalah :
 Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah “peer teaching”,
pembelajaran oleh teman sendiri ini akan menjadi kendala karena
perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan
diskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru
menjadi hal mutlak diperlukan, agar terhindari dari “misconception”.
 Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi
menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya
diri, guru harus mampu memainkan perannya dalam menjelaskan
metode ini dengan lebih detail.
 Catatan dengan nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah
dimiliki oleh guru dan nilai biasanya membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.
 Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, butuh waktu
yang cukup lama dan persiapan yang matang sebelum model
pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
 Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa)
sangatlah sulit. Akan tetapi dapat diatasi dengan model “team
teaching”

C. Analisis Penerapan model


Frekuensi : 2x
Subyek : 3 anak per kelompok x 2 kelompok
Metode : wawancara
Deskripsi data frekuensi I
(Guru memberikan penjelasan mengenai bangun segitiga kepada wakil
kelompok untuk dijelaskan pada anggota kelompoknya)
Subyek I Kelompok I
Guru : Coba sebutkan berapa jumlah sisi pada bangun segitiga!
Siswa : tiga
Guru : Coba tunjukkan mana saja sisi itu!
Siswa : (Siswa menunjuk tiga sudut pada bangun segitiga)
Guru : Jika itu adalah sisi dari bangun segitiga sekarang coba tunjukkan
tiga sudut pada bangun segitiga!
(siswa menunjukkan sudut-sudut pada bangun segitiga)
Guru : Itu kan tadi sudah kamu sebut itu sisi dari segitiga, coba pikir lagi
mana yang sisi dan mana yang sudut.
Siswa : Ya pak, yang dipojok ini sudut, sisi segitiga yang panjang ini.
Guru : Mengapa kamu tadi belum bisa membedakan antara sudut dan sisi
segitiga?
Siswa : Karena teman saya menjelaskannya terlalu cepat

Subyek II Kelompok I
Guru : Coba kamu sebutkan berapa jumlah sisi pada bangun segitiga!
Siswa : Dua Pak Guru
Guru : Coba tunjukkan mana dua itu!
Siswa : Ini dan ini Pak guru (menunjukkan kaki dari segitiga)
Guru : Kalau yang bawah ini bagian dari bangun segitiga apa bukan?
Siswa : Ya Pak Guru
Guru : Jadi berapa jumlah sisi bangun segitiga!
Siswa : Tiga Pak Guru
Guru : Betul, sekarang berapa jumlah sudut pada segitiga!
Siswa : Tiga Pak Guru
Guru : Coba tunjukkan!
Siswa : Ini, ini dan ini Pak Guru (siswa menunjukkan sudut pada segitiga
dengan benar)

Subyek III Kelompok I


Guru : Coba tunjukkan mana saja sisi dari bangun segitiga
Siswa : Ini, ini dan ini Pak Guru (Siswa menunjuk sisi pada segitiga
dengan benar)
Guru : Sekarang coba tunjukkan sudut dari bangun segitiga
Siswa : (Bingung tidak bisa menunjukkan sudut bangun segitiga)
Guru : Ini yang dinamakan sudut (guru menunjukkan sudut pada segitiga)

Subyek I Kelompok II
Guru : Coba kamu sebutkan berapa jumlah sisi pada bangun segitiga dan
tunjukkan!
Siswa : Tiga Pak guru, ini, ini dan ini (siswa menunjukkan tiga sisi pada
bangun segitiga dengan benar)
Guru : Benar, sekarang coba tunjukkan mana sudut dari bangun segitiga
ini.
Siswa : Ini, ini dan ini (menunjukkan sudut dengan benar)
Guru : Benar, kamu pandai

Subyek II Kelompok II
Guru : Coba kamu sebutkan jumlah sisi pada bangun segitiga ini dan
tunjukkan !
Siswa : Ini, ini dan ini (siswa menunjukkan sudut pada bangun segitiga)
Guru : Coba kamu kesini (menunjukkan wakil kelompok) jelaskan
kembali pada temanmu mana yang disebut sisi pada bangun
segitiga dan sudut pada bangun segitiga.
Siswa wakil kelompok menjelaskan pada temannya, tentang materi yang
dijelaskan dari guru.
Guru : Sudah bisa menunjukkan sisi pada bangun segitiga.
Siswa : Sudah pak Guru, ini, ini, ini
Guru : Bagus, berarti tadi kamu tidak mengingat penjelasan dari temanmu

Subyek III Kelompok II


Guru : Sekarang kamu berapa jumlah sisi pada bangun segitiga dan
tunjukkan !
Siswa : Tiga Pak Guru, ini, ini dan ini
Guru : Betul pandai kamu, sekarang tunjukkan sudut pada bangun
segitiga!
Siswa : Ini, ini dan ini (siswa menunjukkan sudut pada bangun segitiga
dengan benar)
Guru : Benar! Berarti kamu memperhatikan penjelasan dari temanmu.

Frekuensi II
Guru menjelaskan pada wakil dari dua kelompok mengenai macam-macam
bangun segitiga untuk dijelaskan kembali pada teman-teman satu kelompok.
Subyek I Kelompok I
Guru : Tadi kamu sudah diberi penjelasan oleh temanmu tentang macam-
macam segitiga. Coba kamu sebutkan apa saja itu.
Siswa : Segitiga sama kaki, segitiga sama sisi dan segitiga siku-siku
Guru : Pinter, betul, sekarang coba kamu tunjukkan yang mana yang
segitiga sama kaki dan mana yang segitiga sama sisi.
Siswa : Ini dan ini. (siswa terbalik menunjukkan antara segitiga sama kaki
dan segitiga sama sisi)
Guru : Coba diingat-ingat lagi penjelasan dari temanmu tadi. Kalau
segitiga sama kaki berapa sisi yang panjangnya sama?
Siswa masih bingung
Guru : Kakimu ada berapa?
Siswa : Dua Pak Guru
Guru : Berarti kalau segitiga sama kaki sisi yang panjang ada berapa?
Siswa : Dua Pak Guru
Guru : Betul kalau segitiga sama sisi berapa sisi yang sama panjang?
Siswa : Semuanya Pak Guru
Guru : Berarti kamu sudah paham mana yang segitiga sama kaki dan
segitiga sama sisi. Masih ada satu lagi segitiga ini, apa namanya!
Siswa : Segitiga siku-siku Pak Guru
Guru : Benar, mengapa disebut segitiga siku-siku?
Siswa : Karena ada sudut yang siku.
Siswa II Kelompok I
Guru : Sekarang coba kamu tunjukkan mana segitiga yang sama kaki,
sama sisi dan siku-siku.
Siswa : Ini Pak segitiga sama kaki, yang ini segitiga sama sisi dan ini
segitiga siku-siku (siswa menunjukkan dengan benar)
Guru : Mengapa ini disebut segitiga sama kaki?
Siswa : Dua sisinya ini dan ini sama panjangnya
Guru : Betul, sekarang mengapa ini disebut segitiga sama sisi
Siswa : Karena semua sisi panjangnya sama
Guru : Benar. Kalau ini disebut segitiga siku-siku kenapa?
Siswa : Karena sudutnya siku-siku
Guru : Benar, tetapi ya lebih benar karena salah satu sudutnya siku-siku.
Coba tunjukkan mana sudut siku-siku itu!
Siswa : (menunjukkan) salah satu sudut yang bukan siku-siku
Guru : Coba tanya sama temanmu mana sudut yang siku-siku
(temannya menunjukkan sudut yang siku-siku)

Siswa III Kelompok I


Guru : Sini coba sebutkan macam-macam segitiga
Siswa : Segitiga sama kaki, segitiga sama sisi (lupa segitiga siku-siku)
Guru : Kurang satu coba ingat-ingat lagi
Siswa : Yang satu ini tadi belum beritahu sama dia
Guru : Berarti temanmu lupa memberitahu segitiga yang satunya yaitu
segitiga siku-siku
Siswa : Ya pak saya yang lupa dia juga tidak mau bertanya
Guru : Tidak apa-apa sekarang dipelajari lagi
Siswa : Baik Pak

Siswa I Kelompok II
Guru : Tadi kamu sudah diberi penjelasan oleh temanmu apa saja itu?
Siswa : Tentang macam-macam segitiga
Guru : Coba sebutkan apa saja macam-macam segitiga itu!
Siswa : Segitiga sama sisi, sama kaki dan siku-siku
Guru : Benar, coba tunjukkan mana yang segitiga sama kaki, sama sisi
dan siku-siku!
Siswa : Ini segitiga, sama kaki, ini segitiga sama sisi, dan ini segitiga siku-
siku
Guru : Coba diingat-ingat lagi jawabanmu!
Siswa : Ya Pak Guru tadi dia ngajarinya begitu
Guru bertanya pada wakil kelompok apa betul terbalik memberikan
penjelasan tentang segitiga sama kaki dan segitiga sama sisi.
Wakil kelompok mengakui ia lupa mana yang segitiga sama kaki dan mana
segitiga yang sama sisi.
Dikarenakan wakil kelompok keliru dalam memberikan penjelasan tanya
jawab pada kelompok II dihentikan untuk memberi penjelasan ulang pada
kelompok II.

D. Kesimpulan
Pembelajaran dengan metode kooperatif learning jigsaw menimbulkan
suasana belajar menjadi lebih hidup. Mendorong siswa untuk berani berbicara
pada orang lain dan memberi penjelasan pada orang lain. Pembelajaran
cooperatif learning type jigsaw efektif dan dapat melahirkan siswa aktif jika
melalui prosedur yang benar.
Karena metode ini baru dicoba masih banyak kekurangan, terutama siswa
wakil kelompok harus didampingi untuk diingatkan jika ada yang lupa atau
salah.

Anda mungkin juga menyukai