Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH JIGSAW

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Model-Model
Pembelajaran Penjas yang dibimbing oleh ibu :

Dr. Silvy Yudita, M.Pd

Disusun oleh :

Afrizal Wirayudha (21520251)

Arya Satya Putra (21520036)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Model Pembelajaran Jigsaw”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan
ialah “homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa manusia
adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok di
terapkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai
gotong royong.

Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff dimana


siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran.
Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan kerja tim, ketrampilan
belajar kooperatif, serta menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh
bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.

Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa metode
pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada
unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning teknik jigsaw.

B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis merumuskan beberapa rumusan masalah
sabagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?


2. Bagaimana langkah-langkah metode jigsaw?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode jigsaw?
4. Apa materi yang cocok untuk diterapkan dengan metode jigsaw?
C. Tujuan
Dalam makalah ini penulis menemukan beberapa tujuan sebagai berikut:

 Untuk mengetahui yang dimaksud/pengertian dengan pembelajaran kooperatif tipe


jigsaw.
 Untuk mengetahui bagaimana langkah – langkah metode pembelajaran tipe jigsaw.
 Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan metode jigsaw.
 Untuk mengetahui materi yang cocok menggunakan metode jigsaw.
BAB II
PEMBAHASAN

1. A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw


Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode
pembelajaran kooperatif tipe jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok
dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-
teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di Universitas
John Hopkins (Arends, 2001).

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al.sebagai model Cooperative


Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun
mendengarkan. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong
dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Arends, 1997 dalam http://matamatika-ipa.com ). Model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw merupaka tipe model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut
pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan
yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”
(Lie,A., 1994).

Para anggota dari tim – tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi
(tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada
mereka. Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada
anggota kelompok yang lain tentang apa kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends,
2001) :yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok
ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan
kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan
gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu
dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal.Hubungan antara kelompok asal dan

X X

X X

= =
= =

+ +
+ +
+ =

X *

+ =

X *

+ =

X *

+ =

X *

KELOMPOK ASAL

* *
* *

KELOMPOK AHLI
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam
kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing
anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan
mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan
di kelompok ahli.

1. Langkah – Langkah Metode Jigsaw :


I. Tahap Pendahuluan

1. Review, apersepsi, motivasi


2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan
menjelaskan manfaatnya.
3. Pembentukan kelompok.
4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan siswa yang heterogen.
5. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok.

II. Tahap Penguasaan

1. Siswa dengan materi/soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan
berusaha menguassai materi sesuai dengan soal yang diterima.
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya.

III. Tahap Penularan

1. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.


2. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan denga sungguh-sungguh.
3. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.
4. Dari diskusi tersebut siswa memperoleh jawaban soal.

IV. Penutup

1. C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Metode Jigsaw


# Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok


2. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
3. Menerapkan bimbingan sesama teman
4. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
5. Memperbaiki kehadiran
6. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
7. Sikap apatis berkurang
8. Pemahaman materi lebih mendalam
9. Meningkatkan motivasi belajar
10. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
11. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
12. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain
13. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

 Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.


1. Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan
pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru;
2. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-
ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn kelompok akan
macet
3. Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
4. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada
anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
5. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan
gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.

1. D. Evaluasi Materi yang cocok untuk SMP / SMA dengan Metode Jigsaw
Beberapa contoh materi matematika yang cocok di jigsawkan adalah:
menyelesaikan sistim persamaan linier dua peubah ( kelompok ahli 1 mempelajari
menyelesaikan dengan eliminasi, kelompok ahli 2 dengan substitusi, kelompok ahli 3 dengan
garis bilangan, kelompok ahli 4 dengan matrik, dll), limit kiri-limit kanan ( kelompok ahli 1
mempelajari limit kiri, yang lain limit kanan), Luas bangun segi 4 (kel 1 mempelajari belah
ketupat, kelompok 2 layang-layang, kelompok ahli 3 tentang trapezium sama kaki, kelompok
ahli 4 trapesium sebarang, dst).
Pemilihan materi tidak hanya didasarkan pada banyaknya sub bab atau sub-sub
bab saja yang mengindikasikan mudah “dibagi-bagi” untuk didiskusikan dalam kelompok-
kelompok ahli. Namun hal penting lain yang tidak boleh dilaupakan bahwa seyogyanya kita
tidak memaksakan 1 rangkaian pembelajaran kooperatif, apa saja, dalam satu pertemuan. Masih
banyak materi yang sesuai di-jigsaw-kan. Namun kita harus memeriksanya terlebih dahulu,
sehingga tujuan kita tercapai, bukan sebaliknya menambah bingung siswa.
BAB III
PENUTUP

1. A. SIMPULAN
1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu strategi belajar mengajar
yang menekan pada sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau membantu
diantara sesame dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih.
2. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ini pada kelas
siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar
heterogen.setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari,menguasai
bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota
kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus
berkerjasama secara cooperative untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
3. Kerangka model pembelajaran jigsaw adalah para anggota dari kelompok asal
yang berbeda,bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk
berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota
kelompok serta membatu satu sama lain untuk mempelajari topic mereka
tersebut.setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan
dikelompok ahli. Kunci tipe JIGSAW ini adalah interdepensi yang diperlukan
dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.
4. Keuntungan mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan
menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh
apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.
Sementara untuk kerugiannya ada beberapa yaitu keadaan kondisi kelas yang
ramai, siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang
pandai serta membutuhkan waktu yang lebih lama apabila bila ada pernataan
ruang belum terkondisi dengan baik.
5. Alasan mengapa kami menggunakan model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw dalam bab Fungsi, Persamaan dan pertidaksamaan Kuadrat karena
tekhik pembelajaran jigsaw dapat diterapkan pada materi pembelajaran yang
tidak berstuktur ( tidak saling berhubungan antara sub-sub materi ). Karena
fungsi dan persamaan kuadratadalah materi yang tidak berstruktur maka kami
memilih materi untuk diterapkan dalam model
pembelajaran cooperativelearningtipe jigsaw.

1. SARAN
A. Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada
siswa sebelum menerapkannya, agar siswa tidak binggung.
B. Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan dalam model ini.
C. Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bias melihat
guru/papan tulis dengna jelas, bias melihat rekan-rekan kelompoknya dengan
baik,dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata.
D. Model pembelajaran kooperatif tipejigsaw perlu digunakan atau diterepkan karena
suasana positif yang timbul akan membarikan kesempatan kepada siswa untuk
mencintai pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan merasa lebih
terdorong untuk belajar dan berpikir serta meningkatkan keaktifan.
DAFTAR PUSTAKA

Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.
http://matematika-ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-
jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/24/pembelajaran-dengan-metode-
jigsaw.html?m=1

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0651_0805985_chapter2.pdf

www.scribd.com/mobile/documents/24529374
PENERAPAN METODE BELAJAR KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN-2 SMK NEGERI 5
SEMARANG DALAM MENYELESAIKAN TURUNAN FUNGSI.
PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN OPERASI PECAHAN DI SDN PASEH I KABUPATEN
SUMEDANG. http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Vol._V_No._7_A
pril_2007/Pendekatan_Cooperative_Learning_Teknik_Jigsaw_untuk_Meningkatkan_Penguasaa
n_Operasi_Pecahan_di_SDN_Paseh_I_Kabupaten_Sumedang.pdf (diakses 17 September)
IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SISTEM
PERSAMAAN PADA SISWA KELAS X TEHNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 ADIWERNA
TEGAL SEMESTER 1 TAHUN
2008/2009. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/62095564_1693-8631.pdf (diakses tanggal 17
September)
JIGSAW TYPE OF COOPERATIVE LEARNING AS A MEANS OF IMPROVING HIGH
SCHOOL STUDENT’S MATHEMATICAL COMMUNICATION
ABILITY.http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1209207218.pdf (diakses tanggal 17
September)

Anda mungkin juga menyukai