Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Wahndi (2007) belajar didefinisikan sebagai

“suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu

pengalaman.” Slameto (2003:5) menyatakan belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku

dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. (Dimyati dan

Mudjiono, 2006:6). Berbeda dengan Sanjaya (2010:112), beliau berpendapat

bahwa “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,

sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku.”

Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain (2006:11), “belajar adalah proses

perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.”

Belajar memiliki empat tahapan belajar, yaitu sebagai berikut :

a. Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tidak tahu.

b. Inkompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tidak tahu.

c. Kompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tahu

d. Kompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tahu

Asri Dena Veviani, S.Pd. 7


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Jadi dengan belajar akan memperoleh pengalaman baru yang dapat

menambah wawasan dan kualitas diri apabila dilaksanakan dengan baik

proses tersebut.

2. Pembelajaran Kooperatif

Istilah pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning merupakan

istilah yang digunakan untuk menunjukkan kumpulan dari metoe

pembelajaran yang dirancang agar dapat mendidik siswa agar dapat belajar

secara berkelompok dan berinteraksi dengan baik antarsiswa. Tujuan dari

pembelajaran kooperatif ini setidaknya memiliki tiga tujuan pembelajaran,

yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan

pengembangan keterampilan sosial.

Strategi pembelajaran ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky

(1978, 1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah

mekanisme untuk mendukung perkembangan kognitif (Wikipedia). Dalam

pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses

informasi yang diperoleh karena proses encoding akan didukung dengan

interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif.

Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-

manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Beberapa

keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru,

kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar

dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal

dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar

Asri Dena Veviani, S.Pd. 8


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima

perbedaan ini.

Akan tetapi sangat ironis, karena model pembelajaran kooperatif ini

masih belum banyak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

padahal orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam

kehidupan bermasyarakat.

Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:

a. Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara bekerja sama

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah

c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya,

dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat

keheterogenan tersebut.

d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

perorangan.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif :

a. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm

tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam

membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-

temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.

c. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan

keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,

Asri Dena Veviani, S.Pd. 9


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau

mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :

Fase Indikator Aktivitas Guru

1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

memotivasi siswa ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa ke Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

dalam kelompok-kelompok caranya membentuk kelompok belajar dan

belajar membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi efisien

4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

bekerja dan belajar pada saat mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau

hasil belajar siswa baik individu maupun

kelompok.

Asri Dena Veviani, S.Pd. 10


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas

Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran


kooperatif di kelas, diantaranya:

a. Pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw,


Investigasi Kelompok, dll.
b. Pilih materi yang sesuai untuk model ini
c. Mempersiapkan kelompok yang heterogen
d. Menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
e. Merencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan.

Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif dan perbandingannya:


Pendekatan STAD Jigsaw Kelompok Pendekatan
Unsur Penyelidikan Struktur
Tujuan Informasi Informasi Informasi Informasi
Kognitif akademik akademik akademik tingkat akademik
sederhana sederhana tinggi dan sederhana
keterampilan
inkuiri
Tujuan Kerjasama dalam Kerjasama dalam Kerjasama dalam Keterampilan
Sosial kelompok kelompok kelompok kelompok dan
kompleks sosial
Struktur Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kelompok heterogen dengan heterogen dengan homogen dengan heterogen
4-5 orang 5-6 orang dan 5-6 orang dengan 4-6
menggunakan orang
kelompok asal dan
kelompok ahli
Pemilihan Oleh guru Oleh guru Oleh siswa Oleh guru
topik
Tugas utama Menggunakan Mempelajari menyelesaikan Mengerjakan
LKS dan saling materi dalam inkuiri kompleks tugas yang
membantu untuk kelompok ahli dan diberikan baik
menuntaskan membantu social maupun
materi kelompok asal kognitif
mempelajari
materi

Asri Dena Veviani, S.Pd. 11


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penilaian Tes mingguan, Bervariasi, misal Menyelesaikan


jenis tes biasanya tes mingguan, proyek dan
berupa kuis jenis tes biasanya menulis laporan.
berupa kuis

3. Metode Jigsaw

Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk di

Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slaven dkk di Universitas

Jhon Hopkins.

Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok

dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi

pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota

bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan.

Anggota dari kelompok yang lain mendapat tugas topik yang sama

berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut

dengan kelompok ahli (Ibrahim, dkk. 2000 : 52).

Langkah-langkah model jigsaw dibagi menjadi enam tahapan, yaitu :

a. Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi

b. Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai

penjelasan verbal, buku teks, atau bentuk lain

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

d. Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok dan kerja di

tempat duduk masing-masin

e. Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar

Asri Dena Veviani, S.Pd. 12


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

f. Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa

(Nurhadi dan Agus Gerrard, 2003 : 40)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa :

a. Menyiapkan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi,

Beberapa aspek dari tujuan dan motivasi siswa tidak berbeda untuk

pembelajaran model jigsaw. Guru yang berhasil memulai pelajaran

dengan menelaah ulang, menjelaskan tujuan mereka dengan bahasa yang

mudah dipahami, dengan menunjukkan bagaimana pelajaran itu terkait

dengan pelajaran sebelumnya.

b. Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai

penjelasan verbal, buku teks atau bentuk-bentuk lain.

Menyajikan informasi verbal secara jelas kepada siswa dan memberikan

petunjuk bagaimana melakukannya. Petunjuk itu tidak akan diulang di

sini. Bagaimanapun juga, penting untuk menggarisbawahi suatu

perhatian singkat tentang penggunaan buku teks.

c. Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa

Dalam pembelajaran kooperatif, guru harus hati-hati dengan cara

menilai yang diterapkan di luar sistem penilaian mingguan yang baru

diuraikan di atas. Konsisten dengan konsep struktur penghargaan

kooperatif adalah penting bagi guru untuk menghargai hasil kelompok

Asri Dena Veviani, S.Pd. 13


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dua-duanya hasil akhir dan perilaku kooperatif yang menghasilkan suatu

solusi dilema ini dengan memberikan dua evaluasi bagi siswa, satu untuk

upaya kelompok dan satu untuk setiap sumbangan seseorang individu.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

memiliki kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu:

a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan

siswa lain

b. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

c. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya 

d. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif 

e. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000 :

70).

Sedangkan kekurangannya, yaitu :

a. Membutuhkan waktu yang lama

b. Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang

kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun

merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai

walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya

(Ibrahim, 2000 : 71).

Asri Dena Veviani, S.Pd. 14


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

4. Hasil Belajar

Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Berikut di kemukakan

defenisi hasil belajar menurut para ahli

a. Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai

dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar

pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi

acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.

b. Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh

siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.

c. Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan

sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

d. Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara

keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan

prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu

dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar

siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.

e. Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

f. Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Asri Dena Veviani, S.Pd. 15


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

g. Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

5. Materi Pelajaran Sejarah di SMK

Sejak diberlakukan Kurikulum 2013, semua siswa, termasuk siswa

SMK, mendapatkan pelajaran sejarah. Sebab, pelajaran sejarah umum sudah

masuk Kurikulum 2013.

Siswa SMK harus mempelajari sejarah supaya mereka mengetahui

sejarah bangsa Indonesia. Ini harus dilakukan agar mereka mengenal

bangsanya dan meningkatkan rasa nasionalisme. Agar para siswa tertarik

belajar sejarah, perlu dilakukan pembelajaran sejarah dengan cara menarik,

interaktif, dan terbuka. Data-data sejarah yang diberikan juga harus lengkap

dan akurat.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan di kelas dan pelaksanaan proses pembelajaran

mata pelajaran sejarah, kegiatan masih terlaksana satu arah, dimana siswa masih

belum berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode

pembelajaran yang masih belum variatif memicu kurangnya perhatian siswa

terhadap kegiatan pembelajaran, sejingga menyebabkan hasil belajar yang belum

mencapai KKM yg diharapkan. Dalam hal, dirumuskan suatu ide menggunakan

Asri Dena Veviani, S.Pd. 16


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

metode yang lebih bervariatif seperti metode Jigsaw yang diharapkan dapat

memecahkan masalah yang ada, yaitu diharapkan setelah menggunakan metode

Jigsaw ini hasil belajar siswa lebih meningkat.

Mata Pelajaran Sejarah

Hasil Belajar Siswa Belum Mencapai Kegiatan Pembelajaran Masih Satu Arah,
KKM yang diharapkan (61% siswa belum Siswa Belum Berperan Aktik Dalam
mencapai KKM) Kegiatan Pembelajaran

Penerapan Metode Jigsaw


dalam kegiatan Pembelajaran

Meningkatknya Hasil Belajar


Siswa

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan pada latar belakang

penelitian, maka dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Metode Jigsaw dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan

pembelajaran mata pelajaran sejarah.

2. Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran mata pelajaran sejarah.

Asri Dena Veviani, S.Pd. 17


198606112011012005
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

D. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikasi bahwa kegiatan pembelajaran mencapai hasil

diantaranya adalah terdapat ketercapaian sebagai berikut :

1. Minimal 75% siswa aktif berinteraksi dalam kegiatan diskudi kelompok

dengan menggunakan metode jigsaw

2. Minimal 75% siswa mencapai nilai KKM ketika diadakan ujian

3. Skor rata-rata ulangan minimal 75%.

Asri Dena Veviani, S.Pd. 18


198606112011012005

Anda mungkin juga menyukai