adalah
tipe
pembelajaran
kooperatif
yang
rasa
tanggung
jawab
siswa
terhadap
bekerja
sama
positif
mengenai
topik
yang
akan
dibahas
pada
topik
tersebut.
Kegiatan
brainstroming
ini
menerima
bagian
yang
kedua.
Demikian
seterusnya.
5 Kemudian, siswa diminta membaca bagian mereka masingmasing.
6 Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian
yang
dibaca
kelompoknya.
masing-masing
Dalam
kegiatan
bersama
ini,
siswa
rekan
bisa
satu
saling
siswa.
Siswa
membaca
bagian-bagian
dan
bertanggung
jawab
untuk
ahli
setelah
kembali
ke
bahwa
jika
dibandingkan
dengan
metode
digabungkan
dengan
strategi
metode
mengajar
lainnya.
4 dapat berhasil meskipun alokasi waktunya hanya satu jam
per hari.
5 bebas dalam penerapannya.
6 Dapat menanamkan rasa kebersamaan dalam kelompok.
7 Melatih kepemimpinan siswa.
kesadaran
akan
adanya
kelebihan
dan
Daftar Pustaka
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif
Dan Berkarakter. (Bogor: Ghalia Indonesia)
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. (Yogyakarta: Pustaka
Belajar)
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group)
Nama kelompok : 1. Wiwit Praptiningtyas (1403096013)
2. Siti Mubarokah (1403096091)
3. Nurul Lutfiyah (140306092)
4. Kinanti Andartiani (1403096113)
Pengertian
Model
Pembelajaran
Numbers
Heads
Together (NHT)
Numbered Heads Together merupakan tipe dari model
pengajaran kooperatif pendekatan struktural, adalah suatu
pendekatan yang dikembangkan oleh Spancer Kagen (1993)
untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang
tercakup
dalam
suatu
pelajaran
dan
mengecek
kooperatif
merupakan
strategi
belajar.
Dalam
hal
ini
sebagian
besar
aktifitas
membuktikan
sendiri
sesuatu
permasalahan
yang
Nur (2005)
model
pembelajaran
terlebih
dahulu
siapa
yang
akan
mewakili
tanggung
jawab
individual
dalam
diskusi
tehnik - tehnik
Langkah-Langkah
Model
Pembelajaran
Numbers
Langkah-1: Penomoran
Dalam langkah ini,
Guru
membagi
siswa
ke
dalam
kepada
siswa.
terhadap
jawaban
dengan
kemampuan
yang
bervariasi:
satu
orang
memahami
permasalahan
dan
jawabannya
karena
C.
Manfaat
Model
Pembelajaran
Numbers
Heads
Together (NHT)
Manfaat Number
kembali
cerita
yang
Head
Together dalam
dipelajari
yaitu
menceritakan
merupakan
model
usia
dan
karakteristik
siswa
yang
bersangkutan.
dengan
pemahaman
tingkah
laku,
pengetahuan
sehingga
tentang Number
pada
model
penguasaan
pembelajaran
ada
kooperatif
Head
beberapa
tipe
NHT
Kelebihan
dan
Kelemahan
Model
Pembelajaran
melalui
diskusi
interaksi
antar
siswa
dalam
3. Siswa
termotivasi
kelompok
agar
dapat
nomornya dipanggil.
4. Dapat memberikan
menggunakan
untuk
berpartisipasidalam
menjawab
kesempatan
ketrampilan
dengan
kepada
bertanya,
diskusi
baik
ketika
siswa
untuk
berdiskusi
dan
waktu
khusus
dan
Daftar Pustaka
Ibrahim,
M.
Dkk.
2000.
Pembelajaran
Kooperatif.
Surabaya:
Nama Kelompok:
Anik Anisa
Siti Munafiah
1403096079
1403096085
Salma Jihadannafia
1403096086
Atho`illah Hamdani
1403096097
Ina Sakina
1503096113
untuk
berdiskusi
dengan
teman,
bertanya
dan
membagi
4).
Sedangkan
menurut
Silberman
(2009:
178)
3. Guru dapat melihat serta mengetahui tingkat interaksi siswa dengan siswa
lainnya.
4.
Menumbuhkan
semangat
kerjasama
dan
paham
demokrasi
dalam
dan
mengadakan
pembagian
kerja,
anggota
Bimbingan
terhadap
kelompok
harus
dilakukan
terus
menerus;
5) Arahkan
kelompok.
Berikan
cukup
waktu
untuk
ditukar.
Setelah
itu,
presentasi
diarahkan
untuk
menerapkan
metode
ini
dalam
proses
Yang telah dibagi guru secara heterogen dan telah ditunjuk oleh
guru ketua dari masing-masing kelompok.
Selanjutnya, guru membagikan bahan materi yang akan
dibahas peserta didik kesetiap kelompok sesuai materi yang
akan dibahas dalam masing-masing kelompok peserta didik.
Kemudian
guru
mempersilahkan
kepada
siswa
untuk
dapat
menanggapi
apa
yang
telah
presentasikan
pertanyaan
agar
dapat
mengetahui
kemampuan
Daftar Pustaka
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Koorperatif, (Jakarta : University
Press)
Martina, Skripsi Peningkatan Aktivitas belajar Biologi dengan
Strategi Group To Group Exchange pada Pokok Bahasan
16 http://miratriani.blogspot.co.id/metode-pembelajaran-group-to-groupexchange-dan-two-stay-two-stray/ diakses pada tanggal 20 April 2016 pukul
12.50 WIB
(Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta, 2009)
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Strategi
Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Lisan Madani)
http://miratriani.blogspot.co.id/metode-pembelajaran-group-togroup-exchange-dan-two-stay-two-stray/
diakses
pada
1403096101
Siti Maemunah
1403096116
Aina Najichah
1503096084
Uswatun Hasanah
1503096119
Masalahnya
adalah
bagaimana
kita
memilih
Proses
pembelajaran
seperti
ini
disebut
proses
tersedia,
menimbang
fakta
dan
bukti
yang
ada,
Langkah-langkah
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Decision Making
1. Informasikan tujuan dan perumusan masalah.
2. Secara klasikal tayangkan gambar, wacana,atau kasus
permasalahan yang sesuai dengan materi pembelajaran atau
komptensi yang diharapkan.
3.
Buatlah
pertanyaan
agar
siswa
dapat
merumuskan
Secara
kelompok
siswa
diminta
mengidentifikasi
5.
Secara
kelompok
atau
individu
siswa
diminta
untuk
mencegah
terjadinya
masalah
tersebut.
langkah-langkah
di
atas,
Bank
(1990)
esensial
sedikitnya
ada
dua
sebagai
syarat
syaratnya.
untuk
Menurut
melaksanakan
Banks,
model
orang
tentang
masalah
terkait
tidak
ada
dengan
proses
pemecahan
masalah
secara
partisipasi
guru
maka
teknik
decision
making
DAFTAR PUSTAKA
Muchith Saekan dkk, cooperative learning (Semarang: Rasail Media
Group,2010).
Sapriya, Pendidikan IPS (Bandung: Laboratorium PKN, 2008).
(1403096080)
(1403096088)
Suaul Basiroh
(1403096094)
(1503096110)
Ainaul Mardiyah
(1503096094)
suatu
merupakan
suatu
metode
untuk
menyelidiki
atau
hidup).
informasi
guna
mendapatkan
bahan-bahan
yang
agak
W.S
Winkel
&
Sri
Hastuti
(2006:
311)
memahami
individualitas
siswa
dengan
baik
dan
merupakan
metode
pengumpulan
data
secara
beranggotakan
orang.
Dalam
2. Topik
Sesuai dengan tujuan Model Studi Kasus, sebaiknya topik
yang
digunakan
masalah
atau
adalah
yang
pengambilan
membutuhkan
keputusan,
pemecahan
misalnya
tentang
Selanjutnya
kelompok
menyimpulkan
masalah,
mencari
Menyiapkan
kasus
yang
akan
dibahas
dengan
mempunyai
kesempatan
yang
sama
untuk
berpartisipasi aktif.
e. Setelah waktu diskusi kelompok habis, pengajar memanggil
kelompok untuk berkumpul kembali dalam bentuk kelas dan
melaporkan hasil diskusi berupa hasil analisis dan pemecahan
masalah yang dipilih.
f. Pengajar selanjutnya merangkum dan menyimpulkan hasil
belajar. Kesempatan ini dapat digunakan untuk menjembatani
teori dan praktik. Pengajar dapat memperjelas apa yang telah
dipelajari kelompok dan bertanya kepada kelompok tentang
kesan mereka terhadap proses dan hasil belajar.
5. Waktu
Waktu yang diperlukan untuk model ini tergantung pada
studi kasus yang digunakan, apakah sederhana atau kompleks.
Studi kasus yang sederhana mungkin hanya memerlukan 15-30
menit untuk membahasnya, sedangkan studi kasus yang cukup
rumit akan membutuhkan waktu 60 menit, bahkan lebih.
Di
samping
itu
cara
penyajian
studi
kasus
juga
lebih
yaitu
akan
membutuhkan
waktu
lebih
pendek
alternatif
pemecahan
masalah
akan
memberi
tersebut
mengambil
keputusan
yang
menurut
b) Kegiatan Inti.
Dalam kegiatan ini peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) mengidentifikasi fakta, konsep dalam kasus.
2) menghubungkan berbagai informasi dalam kasus.
3) menyimpulkan permasalahan.
4) mencari alternatif pemecahan.
5) menetapkan pilihan pemecahan terbaik.
6) mempresentasikan hasil kelompok kepada seluruh peserta.
7) diikuti tanya-jawab dan penjelasan kelompok.
8) Penutup
Pengajar membuat kesimpulan tentang proses dan hasil
studi kasus dan kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
D. Rambu-rambu Penerapan
1.
Model
studi
kasus
ini
menekankan
pada
pentingnya
memperhatikan
agar
semua
peserta
memberikan
lengkap
agar
tidak
membingungkan
peserta
yang
informasi
yang
lengkap
untuk
mengambil
keputusan.
2. Skenario
Setiap kelompok mendiskusikan masalah dan memutuskan
alternatif pemecahan masalah yang dipilih.
Berdasarkan
alternatif
yang
dipilih,
pengajar
memberikan
Sekali
lagi
memberi
kesempatan
kepadanya
untuk
boleh
mempertimbangkan
kembali
pilihan-pilihan
dia
terlambat
sebagaimana
sampai
telah
satu
dipahami
setengah
oleh
jam,
semua
padahal
karyawan
wajahnya
Anda
memerah
merasa
hatinya.
dan
dia
nampaknya
ada
Setelah
beberapa
menundukkan
sesuatu
saat
Pak
yang
Indro
boleh
mempertimbangkan
kembali
pilihan-pilihan
boleh
mempertimbangkan
alternatif
yang
diberikan
Tahap 1
1. Ilustrasi kasus yang akan dipecahkan diinformasikan / ditulis /
ditayangkan.
2. Ungkapkan beberapa pertanyaan yang akan dipecahkan.
Tahap 2
1.
Setiap
peserta
didik
diberikan
kesempatan
untuk
membacakan
kesimpulan
jawaban
terhadap
Tahap 1
1. Pengajar menyiapkan 3 kasus atau lebih yang berbeda untuk
dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
2. Pengajar membagi kelas menjadi 3 kelompok atau lebih.
3. Setiap kelompok mendapat 1 topik ilustrasi kasus beserta
beberapa pertanyaan yang berbeda.
Tahap 2
1. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan kasus tersebut
berdasarkan pertanyaan yang dikemukakan.
2. Setiap kelompok diberi waktu untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
3. Kelompok lain memberikan masukan berupa tanggapan, ide,
saran ataupun kritikan ( silang pendapat )
Tahap 3
1. Guru menyimpulkan hasil dari pemecahan kasus yang telah
dikemukakan oleh setiap kelompok.
3. Model Pemecahan Studi Kasus 3 :
Merencanakan dan melaksanakan metode studi kasus
melalui dialog interaktif dengan model tiruan ataupun pelaku
yang sebenarnya.
Tahap 1
1.
Pengajar
menginformasikan
tentang
kasus
yang
akan
dipecahkan.
2. Pengajar meminta seorang peserta untuk menjadi model
tiruan dari pelaku yang sebenarnya , akan lebih baik lagi
apabila
pengajar
mampu
menghadirkan
pelaku
yang
sebenarnya.
Tahap 2
1. Model atau pelaku diminta untuk menceritakan ilustrasi kasus
yang sedang dialaminya.
2. Setiap peserta didik dipersilakan untuk bertanya langsung
dalam bentuk dialog interaktif kepada model atau pelaku untuk
menggali informasi yang akan digunakan dalam pemecahan
kasus tersebut.
3. Agar dialog interaktif berlangsung dengan lancar, maka
pengajar harus berperan sebagai moderator.
4. Semua jawaban dari model atau pelaku dicatat oleh
moderator atau oleh salah satu peserta yang ditunjuk sebagai
notulen.
5. Apabila dirasakan perlu , peserta diperkenankan untuk
menggali kembali jawaban dari model atau pelaku .
Tahap 3
1. Pengajar menyimpulkan hasil dialog interaktif tersebut.
2.
Hubungkan
dengan
teori
atau
pendapat
pakar
yang
Siwa
dapat
mengetahuai
dengan
pengamatan
yang
Daftar Pustaka
Rahardjo, Susilo dan Gudnanto. Pemahaman Individu Teknik Non Tes,
2011. Kudus: Nora Media Enterprise.
Suparman, Atwi. Model-Model Pembelajaran Interaktif. 1997. Jakarta:
STIA-LAN Press.
Nurani, Yuliani dkk . Strategi Pembelajaran. 2003. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Nama Kelompok :
Yuni Hartiwi
1403096093
Rizkiyah Kamilawati
1403096083
Indah widaningrum
1503096107
Fita Fatmala
150309093
menyelesailan
masalah
yang
di
maksud.
Guru
biasanya
masing-masing
anggota
kelompok
bukunya
Strategi
Pembelajar
model
kelompok
berpartisipasi
dalam
kegiatan
kelompok.
18 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2010). Hal 5455
Kelebihan
dan
Kelemahan
Model
Pembelajaran
gagasan
dengan
kata-kata
secara
verbal
dan
sekaligus
interpersonal
yang
kemampuan
positif
dengan
sosial,
yang
hubungan
lain,
dan
dan
19 Prof. Dr. Warsomo, M.S., Drs. Hariyanto, M.S. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Hal 236
Agus.
Cooperative
Learning.
(Yogyakarta:
PUSTAKA
BELAJAR, 2010).
Warsomo dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013)
Nama Kelompok :
Ema Amalia
(1403096082)
Kolifatun Nazih
(1503096104)
(1503096108)
(1503096115)
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan
sikap profesional. (thomas,2000)
C. Tujuan Project Based Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya
tujuan project based learning adalah
a. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek
memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata mengembangkan dan meningkattkan
keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan atau alat untuk
menyelesaikan tugas atau proyek.
b. Meningkatkan kalaborasi peserta didik khususnya pada PJBL yang bersifat
kelompok.
D. Langkah-langkah Project Based Learning
Langkah-langkah project based
learning
sebagaimana
yang
dikembangkan oleh the George Lugus Educational Foundation (2005) terdiri dari :
a. Penentuan pertanyaan yang mendasar (Star With The Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Topik
penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.
b. Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kalaboratif antara guru dan siswa. Dengan
demikian siswa diharapkan akan merasa memilik atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung
dalam
menjawab
pertanyaan
esensial,
dengan
cara
para
siswa
mempraktekkan
berbagai
dalam
percobaan
dan
Nama Kelompok :
1. Riswiranto
2. Siti Umi Hanik
(1403096081)
(1403096090)
3. Nusrotul Khanifah
(1403096114)
4. Nur latifah
(1503096114)
ide
untuk
memecahkan
permasalahan
Kemudian
tiap-tiap
kelompok
mempresentasikan
atau
merancang proses
pelaksanaannya,
metode
pembelajaran
harus
dari
sumber
secara
terencana
sehingga
tercipta
didik
memilih
topik-topik
tertentu
dengan
itu.
Sesudah
topik
beserta
permasalahannya
berkeliling
diantara
kelompok-kelompok
ini
adalah
guru
dapat
membuat
model
interaksi
dilandasi
oleh
kesepakatan.
Prinsip
reaksi
yang
berasal
dari
jamannya
John
Dewey,tetapi
telah
lebih
aktif
dalam
mengembangkan
sikap
dan
group
investigation,
berpikir
berdasarkan
26Andhika
DAFTAR PUSTAKA
Hamruni.Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. 2009.
(1403096087)
(1403096089)
(1403096098)
(1503096120)
kata
lain
menentukan lebih dari satu nilai yang dapat diabstraksi pada suatu situasi.
4. Identifikasi kelompok nilai dari situasi-situasi yang bertentangan. Dalam hal
ini pebelajar belajar mengidentifikasikan masalah-masalah nyata daripada
melihat persamaan dan perbedaannya, serta mengembangkan kosep daripada
situasi yang kontro-versial.
5. Mengembangkan analogi bagi masalah-masalah. Dalam hal ini pebelajar
melihat konsistensi dan ketidak konsistensiannya. Misalnya bila kita
mengidentifikasi 5 (lima) situasi yang berkaitan dengan nilai yang sama,
maka kita akan menentukan posisi kita atas nilai yang konsisten dengan
membuat analogi-analogi dan membandingkannya dengan nilai tiap situasi
itu.
6. Melangkah kepada posisi umum yang qualified. Dalam hal ini pebelajar
akan mengambil keputusan atas dua nilai yang bertentangan. Keputusan
tersebut menuju kepada hal yang dapat diterima secara umum dalam
masyarakat.
29 Joyce dan Weil, Models Of Teaching, (New Jersey: Practice-hal.inc, 1972),
hlm. 74.
..................................
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
: IV/1
: Rangka dan Panca Indera Manusia
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia
dengan fungsinya, serta pemeliharaannya
B. Kompetensi Dasar
1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh
C. Tujuan Pembelajaran** :
o Siswa dapat Menjelaskan rangka manusia dan fungsinya.
o Siswa dapat Menjelaskan cara pemeliharaan rangka manusia
o Siswa dapat Mencari informasi tentang penyakit dan kelainan
yang umumnya terjadi pada rangka
D. Metode
Ceramah, Praktek, Tanya Jawab dan Diskusi
E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
32 Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 90.
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
Mengulang
materi
pertemuan
sebelumnya,
dan
membacakan indikator
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mendeskripsikan penyakit yang menyerang tulang
Mengetahui bersikap tubuh yang benar.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Melakukan kegiatan
Memberi beberapa masalah gangguan pada tulang
belakang seperti:
- Lordosis
- Kifosis
- Skoliosis
Mengetahui cara menjaga kesehatan tulang yaitu
dengan memakan makanan yang mengandung
viitamin D, kalsium dan fosfor serta berolah raga
secara teratur.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Memberikan kesempatan kepada satu orang siswa
secara bergilir untuk mengungkapkan kembali
tentang memelihara kesehatan rangka.
5. Pekerjaan Rumah
Membuat daftar makanan
vitamin D, kalsium dan fosfor
F. Penilaian:
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
yang
Bentuk
Instrume
n
(5 menit)
(50
menit)
(5 menit)
mengandung
Instrumen/ Soal
o Menjelaskan cara
pemeliharaan
rangka manusia
o Mencari informasi
tentang penyakit
dan kelainan yang
umumnya terjadi
pada rangka
Tugas
Individu
dan
Kelompok
Laporan
dan
Unjuk
kerja
o Jelaskanlah cara
pemeliharaan rangka
manusia
o Carikan informasi
tentang penyakit dan
kelainan yang
umumnya terjadi pada
rangka
PERFORMANSI
No.
Aspek
1.
Pengetahuan
2.
Kriteria
* Pengetahuan
* kadang-kadang
Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
Skor
4
2
1
Praktek
4
2
1
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
3.
Sikap
4
2
1
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
N
o
1.
Skor
4
3
2
1
LEMBAR PENILAIAN
Nama Siswa
Performan
Pengetahu Prakt
an
ek
Sika
p
Produ
k
Jumla
h
Skor
Nil
ai
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM
maka diadakan Remedial.
Daftar pustaka
Joyce dan Weil. 1972. Models Of Teaching. New Jersey: Practice-hal.inc
Soekamto, Winataputra. 1996. Teori Belajar dan Model Pembelajaran.
Jakarta: Universitas
Terbuka
Uno. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Winataputra. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Dirjen DIKT
Nama Kelompok :
Ahmad Nur Hasan
(1403096080)
(1403096103)
Laili syafaati
(1403096110)
Yuli Astutik
(1503096083)
mengoreksi,
mengadakan
vertifikasi,
dan
memperluas pengetahuan.
Penelitian
sosial
juga
dapat
digunakan
sebagai
institusi
(sekolah,
komunitas,
organisasi,
dan
tujuan
adalah
pernyataan
penelitian
rencana
kegiatan
disusun.
Selain
bagaimana
cara
mencapai
tujuan
tersebut.
submasalah:
untuk
mempermudah
menjawab
Sosial
yang
jawaban
sementara
Sosial
awal.Hipotesis mengarahkan
berdasarkan
kita
ke
sumber-
Sosial
data
yang
tidak
artikel jurnal
yang
memuat permasalahan
dan
tujuan
memperoleh
pengetahuan
lebih
banyak,
diterapkan
dalam
kehidupan.
Berdasarkan
uraian
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
sosial
(devolepment).
Tujuan
penelitian
sosial
untuk
devolepment
adalah
kegiatan
penelitian
tidak
dapat
memberikan
digunakan
sebagai
cara
mengumpulkan
data
yang
adalah
kegunaan
suatu
hal.Fungsi
penelitian
bagi
masyarakat
(sasaran
penelitian),
dan
ituberguna
untuk
mengembangkan
dan
antropologi,
ekonomi,
geografi,
dan
mensahihkan
ilmu
sosiologi,
masalah-masalah
sosial
yang
dihadapi
oleh
bagaimana
cara
dan
strategi
agar
masalah
yang
diteliti dan
ilmu
yang
penelitiyang
mendapatkan
materi
(harta)
dari
penelitian.
Definisi manfaat adalah guna atau untung.Kebalikan dari
manfaat adalahmudarat atau rugi. Jadi manfaat penelitian sosial
sama
halnya
dengan
fungsipenelitian
sosial.
Lantas
apa
(1403096084)
Widyawati
(1403096100)
Ulfatun Khasanah
(1403096111)
(1503096102)