Laporan ini dibuat sebagai syarat mengikuti kegiatan pembelajaran kelas XII
oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan,
ii
MOTTO
1. Akan ada banyak sekalijalan sekali jalan dalam menuju sebuah pintu
keberhasilan.Akan tetapi,aka nada sebagian orang yang masih terus menatap pintu
yang tertutup.Padahal,bila ia mencoba untuk mencari pintu yng lain.Akan ada pintu
pengamatan ke wisata Merapi dan Keraton Yogyakarta yang telah kami kunjungi sebagai
bentuk apresiasi atas kegiatan yang telah dilaksanakan. Laporan study wisata ini saya
persembahkan kepada:
1. Kepada Bapak H.A Syarief Hamka.M.M selaku kepala SMA Negeri 1 Kalirejo.
2. Kepada Ibu Nurlaela.S.Ag selaku wali kelas yang telah membantu dalam proses
3. Kepada Ibu Sulastri.S.Kom selaku wali kelas yang telah membantu dalam proses
4. Kepada bapak ibu guru dan staf tata usaha SMA Negeri 1 Kalirejo.
6. Kepada teman-teman yang selalu memberikn motivasi dan dukungan, baik pikiran
maupun perlengkapan.
Saya berharap semoga laporan karya wisata ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat menjadi sumber informasi serta panduan untuk penyusunan laporan di masa depan.
iv
KATA PENGANTAR
ASSALAMMUALAIKUM WR.WB
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan Rahmat-nya dan kasih-nya,atas anugrah hidup dan kesehatan yang telah kami
Di dalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami
sajikan,sebagai syarat atas perjalanan kami dengan judul “KARYA TULIS STUDY TOUR
YOGYAKARTA” dimana di dalam judul tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari
khususnya tempat-tempat wisata yang ada di yoygakarta yang indah dan menawan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang kota
dalam tentang masalah ini,oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
Harapan kami,semoga karya tulis membawa manfaat bagi kita,setidaknya untuk sekedar
Akhir kata,kami samapaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan ini.terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya,dan guru
bahasa indonesia yang telah membimbing dalam penyusunan karya tulis ini.
V
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Halaman Persembahan iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………… …
4.2 Saran…………………………………………………………………….. …
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan study wisata ini adalah:
1. Metode observasi
Keraton Yogyakarta.
2. Metode kepustakaan
5. Mendidik dan melatih siswa membuat karya tulis sebagai laporan observasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 WAKTU
11.00-13.00 : ISHOMA
12.00-14.00 : ISHOMA
Tempat wisata:
1. Candi Borobudur
4. Museum Dirgantara
5. Keraton Yogyakarta
6. Pasar Beringharjo
tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung
datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena
umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase
Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan
Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan
dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan
Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari
Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan
beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk kawah Pasarbubar.
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut
sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar
dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini
berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang
2. Sisa Hataku
Cangkringan, Sleman. Museum ini merupakan satu dari sekian banyak rumah yang
hancur akibat letusan Gunung Merapi tahun 2010. Keadaan rumah yang rusak parah
Benda yang cukup berkesan di dalam museum ini yaitu jam erupsi. Jam ini
merupakan satu-satunya jam yang menunjukkan waktu ketika rumah atau daerah di
wilayah tersebut harcur akibat erupsi merapi. Jarum pendek menunjuk angka 12
sedangkan jarum panjang menunjuk angka 5, atau dengan kata lain wilayah dusun
Petung hancur pada pukul 00.05 WIB malam jum’at Kliwon, 5 November 2010.
Di dalam museum, kita dapat melihat kumpulan benda-benda yang menjadi saksi bisu
kedahsyatan erupsi merapi tahun 2010. Benda tersebut antara lain sepeda motor,
benda pusaka, gamelan, kerangka hewan, dan berbagai perlengkapan rumah tangga
lain yang meleleh akibat keganasan awan panas atau lebih dikenal dengan wedhus
gembel. Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah
Maridjan (nama asli: Mas Penewu Surakso Hargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, 5
adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh
dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga
sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang
sejak tahun 1982. Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah
Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh
masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah
3. Batu Alien
Batu Alien merupakan salah satu batu besar yang keluar dari mulut gunung merapi
ketika erupsi tahun 2010. Batu Alien memiliki diameter kurang lebih 5 meter. Batu
tersebut dijuluki batu Alien karena bentuknya yang menyerupai wajah manusia.
Dari sisi samping kiri batu, terlihat jelas bentuk batu nampak seperti kepala
manusia yang dilengkapi dengan anggota tubuh pada umumnya yaitu mata,
hidung, mulut, telinga, dagu dan kening. Banyak orang berpendapat bahwa wajah
Di sisi utara batu Alien terdapat hamparan pasir yang cukup luas akibat luapan lava
dari sungai gendol saat letusan gunung merapi 2010. Tempat tersebut sangat bagus
digunakan untuk berfoto-foto dengan background sungai gendol dan gunung merapi
ketika cuaca cerah. Sebelum erupsi merapi tahun 2010, daerah tersebut merupakan
tersebut tertimbun pasir dan batu hingga menjadi seperti sekarang ini.
Kali Gendol merupakan sungai yang menjadi jalur utama lahar yang keluar dari
gunung merapi. Mantrial pasir dan batu yang melewati sungai ini mencapai jutaan
meter kubik. Banyaknya matrial membuat sungai ini tidak mampu menampung lahar
penduduk sehingga banyak rumah yang hancur rata dengan tanah. Timbunan pasir
yang tinggi membuat keadaan wilayah setempat sangat berbeda dari sebelumnya.
4. Bunker Kaliadem
Pada tahun 2005, dibangun sebuah bunker di lereng gunung Merapi tepatnya di dusun
kedalaman sekitar 3 meter. Di dalam bunker dilengkapi sebuah ruang tabung oksigen,
Pada tahun 2006 lalu, bunker ini tertimbun material lava akibat letusan gunung
Merapi. Di dalam bunker tersebut ditemukan 2 orang mayat yang meninggal terbakar
karena suhu lava yang superr panas yaitu 600o celcius. Tahun 2010 bunker Kaliadem
kembali tertimbun material lava akibat letusan gunung Merapi. Meski sudah 2 kali
tertimbun lava merapi, namun sampai saat ini bangunan bunker masih kokoh berdiri.
Di atas bunker, kita dapat melihat aliran lava di sungai Gendol. Kita juga dapat
melihat bukit Glagahsari dari sana. Di sekitaran bunker, terdapat hamparan pasir batu
yang terlihat seperti gurun. Di tempat tersebut juga tumbuh banyak sekali bunga
edelweys. Pemandangan di tempat ini bagus untuk melakukan foto bersama dengan
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan
pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas
istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan
mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti
dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki
berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan
bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat
lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-
nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk
itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan
ilmuwan berkebangsaan Belanda – Dr. Pigeund dan Dr. Adam yang menganggapnya
sebagai “arsitek dari saudara Pakubuwono II Surakarta. Bangunan pokok dan desain
dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar landscape kota tua Yogyakarta
para Sultan Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian
besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan
2.1.Tata Ruang
Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di
Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan);
simetris. Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian
yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto
Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana
sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari
bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak,
2.2.Arsitektur umum
Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir
dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon
tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi
dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu . Daun pintu
terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya
terdapat dinding penyekat yang disebutRenteng atau Baturono. Pada regol tertentu
tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti
tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding dinamakan
Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap bambu dan
bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya bangunan ini beratap
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah,
maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh
tiang utama yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta
tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam
dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain.
Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada
dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil)
memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna
kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif.
Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki
lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi
oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan
indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka
ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain
ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau
3.1 Kompleks depan = Gladhag – Pangurakan, Alun – alun Lor, Mesjid Gedhe
Kasultanan.
3.2 Kompleks inti = Kompleks Pagelaran, Siti Hinggir Ler, Kemandhungan Lor, Sri
4. Warisan Budaya
warisan budaya yang tak ternilai. Diantarannya adalah upacara-upacara adat, tari-
tarian sakral, musik, dan pusaka (heirloom). Upacara adat yang terkenal adalah
upacara Tumplak Wajik, Garebeg, upacara Sekaten dan upacara Siraman Pusaka dan
Labuhan. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus
dilaksanakan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu sangat
banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-
budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend. Tapi justru itu salah,kita harus tetap
menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan
3.2 SARAN
Didalam pembuatan laporan ini, sebagai manusia biasa pastilah banyak sekali kesalahan
untuk itu demi menyempurnakan laporan ini kritik dan saran yang bersifat membangun akan
Adapun saran-saran yang bisa saya berikan untuk teman-teman semua yang mengikuti
kegiatan ini :
a). Para siswa/siswi seharusnya bersifat kreatif lagi dalam mencari informasi dan ilmu
b). Dengan diadakannya kegiatan kunjunagn ini harusnya bisa diambil manfaatnya.
c). Kegiatan kunjungan hendaknya dijadikan sebagai pengembangan potensi diri bukan untuk
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat
http://www.merapi.bgl.esdm.go.id
http://ceritasekarum.blogspot.com
http://jatim.antarnews.com
LAMPIRAN