Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRESENTASI KIMIA

TITRASI ASAM BASA

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Lina Kurniatun
2. Maya Aprilia Saputri
3. Maylida Adinda Putri
4. Maulana Yusuf

DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KALIREJO


KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
2019
Titrasi Asam Basa
Titrasi adalah suatu prosedur analisis asam-basa suatu larutan yang belum diketahui
konsentrasinya. Dalam titrasi suatu larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya, sjumlah
volume tertentu asam dimasukkan kedalam suatu labu Erlenmeyer. Kemudian, suatu titran, berupa
basa, yang telah diketahui konsentrasiya ditambahkan hingga dicapai titik ekuivalen. Pencapaian
titik ekuivalen (saat mol ion H⁺ = mol ion OH⁻) pada saat reaksi berlangsung dapat diketahui dengan
indikatot. pH larutan pada saat titik ekuivalen dicapai biasanya berubah dngan cepat oleh adannya
sedikit kelebihan titran yang ditambahkan. pH pada saat titik ekuivalen bervariasi tergantung pada
jenis asam basanya. Oleh karena itu, indikator yang digunakan juga disesuaikan dengan daerah pH
perubahan warnanya.

1. Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi Tertentu

Bagaimana membuat larutan NaOH 0,1 M?

untuk membuat larutan NaOH 0,1 M, diperlukan sejumlah NaOH. Akan tetapi, banyaknya
NaOH yang diperlukan bergantung pada banyaknya volume larutan NaOH 0,1 M yang
diinginkan.

Berapa milliliter H2SO4 pekat berkadar 95% massa (massa jenis 1,80 g mL -1) harus dilarutkan
kedalam air sehingga bervolume 200 mL agar konsentrasinya 0,1 M?

Penyelesaian:

Dalam 200 mL larutan H2SO4 0,1 M terdapat H2SO4 = (0,2 L) (0,1 mol/L)

= 0,02 mol

= 0,02 × 98 g

= 1,69 g

100
1,96 g H2SO4 terdapat dalam H2SO4 pekat sebanyak = × 1,96 g = 2,063 g.
95

Massa H 2 SO 4
Volume H2SO4 pekat yang diperlukan =
massa jenis H 2 SO 4

2,063 g
=
1,8 g /mL

= 1,146 Ml
2. Titrasi Asam Kat dengan Basa Kuat

Reaksi ionisasi asam kuat dan basa kuat dalam air dapat dipikirkan sebagai reaksi satu arah
(). Jika asam kuat bercampur dengan basa kuat maka reaksi sesungguhnya yang terjadi
adalah reaksi ion H⁺ dari asam dan ion OH⁻ dari basa membentuk molekul air (H₂O). Sisa
asam dan kation dari basa masing-masing tetap sebagai ion-ion yanng diselimuti oleh
molekul-molekul air sehingga keduanya tidak dapat bersatu, kecuali jika airnya diuapkan
maka akan terbentuk suatu garam. Sebagai contoh, reaksi antara larutan asam klorida (HCl)
dan larutan natrium hidroksida (NaOH).

pH suatu larutan memberikan informasi tentang konsentrasi ion hidronium dalam larutan,
hanya moleku-molekul yang dapat terionisasi saja yang dapat memengaruhi harga pH.
Kebanyakan prosedur yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam
atau basa adalah titrasi asam-basa.

Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam dengan cara titrasi, langkah pertama
yang perlu dilakukan adalah mengambil sejumlah volume tertentu larutan asam (misalnya
25 mL) danditempatkan pada suatu labu Erlenmeyer . Kemudian, secara perlahan-lahan
ditambahkan suatu larutan basa yag telah diketahui konsentrasinya dengan suatu buret.

Penambahan basa terus dilakukan hingga semua asam bereeaksi dengan basa. Volume basa
yang ditambahkan untuk mencapai titik ekuivalen diperoleh dari pembacaan buret.ketika
volume asam diketahui, konsentrasi basa dan volume basa yang ditambahkan juga diketahui
maka konsentrasi asam dapat dihitung.

Indikator digunakan untuk mengetahui tercapainya titik ekuivalen. Dalam hal ini, digunakan
indikator metil merah. Reaksi antara asam kuat dan basa kuat merupakan reaksi netralisasi
antara ion H+ dan ion OH⁻ membntuk molekul air (H₂O) sehingga pada saat titik ekuivalen
dicapai pH larutan = 7.

3. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat

Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan garam yang bersifat basa
sehingga pada saat titik ekuivalen dicapai pH larutan > 7. misalnya reaksi antara CH₃COOH
dengan NaOH membentuk CH₃COOHNa dan air. Selama reaksi berlangsung (NaOH
ditambahkan sedikit demi sedikit) dan belum mencapai titik ekuivalen, dalam larutan
terdapat asam lemah (CH₃COOH sisa) dan garam (CH₃COOHNa) sehingga brperan sebagai
penyangga. Perubahan pH yang terjadi selama titrasi berlangsung dapat dihitung.
4. Titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat

Reaksi antara basa lemah dengan asam kuat akan menghasilkan garam yang bersifat asam
sehingga pada saat titik ekuivalen dicapai pH < 7.

contoh:

NH₄OH(aq)+HCl(aq)  NH₄Cl(aq)+H₂O(l)

Sebelum titik ekuivalen dicapai, dalam larutan terdapat basa lemah (NH₂OH sisa yang belum
bereaksi) dan garamnya (NH₄Cl yang terbentuk) sehingga berperan sebagai penyangga.
Perubahan pH yang terjadi selama titrasi berlangsung dapat dihitung. Jika hasil hitungan
tersebut dibuat grafik pH versus volume HCl yang ditambahkan (mL), akan dihasilkan kkurva
titrasi basa lemah-asam kuat.

Penambahan volume HCl dari 5 mL sampai 24 mL, berakibat perubahan pH (∆pH) sangat
kecil. Hal ini terjadi karena pada rentang tersebut terjadi larutan penyangga.

Setelah penambahan HCl 25 mL, perubahan pH (∆pH) paling besar terletak dari pH 3,5
sampai 6,5. Hal ini terjadi karena setelah titik ekuivalen (pH = 5,28), kelebihn sedikit larutan
HCl akan menurunkan pH larutan secara drastis.

5. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah

Jika hasil hitungann perubahan pH yang terjadi selama titrasi larutan CH₃COOH dengan
NH₄OH berlangsung dibuat grafik pH versus volume NH₄OH yang ditambahkan (mL), akan
dihasilkan kurva titrasi asam lemah-basa lema
PERTANYAAN

1. Nama : Almaaidah Anggraini


Kelompok :1
Pertanyaan : bagaimana cara perhitungan titraasi asam lemah dengan basa kuat?
Jawaban :

2. Nama : Novelia Permatasari


Kelompok :5
Pertanyaan : berikan contoh titrasi asam lemah dengan basa kuat?
Jawaban :contoh titrasi antara asam lemah dengan basa kuat adalah reaksi antara
CH₃COOH dengan NaOH membentuk CH₃COONa dan air.

3. Nama : Tri Rahayu


Kelompok :9
Pertanyaan : berikan contoh titrasi asam lemah dan basa kuat?
Jawaban :

4. Nama : Novita Lestari


Kelompok :6
Pertanyaan : bagaimana suatu larutan dapat mencapai titik ekuivalen?
Jawaban :

5. Nama : Fati Auzaky Ridwan


Kelompok :3
Pertanyaan : apa yang dimaksud dengan titik ekuivalen?
Jawab : titik ekuivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa jumlah ekuivalen
pereaksi-pereaksinya sama

6. Nama : Tri Lestari


Kelompok :8
Pertanyaan : mengapa reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan
garam yang bersifat basa? Jelaskan?
Jawaban :
7. Nama : Richo Armayoga
Kelompok :7
Pertanyaan : apa perbedaan antara titrasi dan dititrasi?
Jawaban : titrasi adalah

8. Nama : Dionisius Visco Egatama


Kelompok :2
Pertanyaan : apakah titrasi asam lemah dan basa kuat yang menghasilkan garam yang
bersifat basa hidroisis garam dari asam lemah dan basa kuat yang
menghasilkan garam yang bersifat basa kalau beda, apakah perbedaan?
Jawaban :

9. Nama : Khuswatun Hasanah


Kelompok :3
Pertanyaan : mengapa titrasi asam kuat dan basa kuat dinamakan pula dengan reaksi
netralisasi atau penetralan?
Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai