Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Bimbingan


Dosen Pengampu :
Diana Septi Purnama, M.Pd. Ph.D

Disusun Oleh :
Adilah Muthiah Khansa 23011540002
Anzar Agustian 23011540030

PROGRAM STUDI MAGISTER BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model
Pembelajaran Jigsaw”.
Makalah ini disusun sebagai tugas pokok kelompok dalam mata kuliah
Teknik Bimbingan. Selain itu, tujuan dari makalah ini adalah sebagai gambaran dan
keterangan tentang Model Pembelajaran dengan Teknik Jigsaw. Dalam penyusunan
ini banyak pula bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Diana Septi Purnawa, M.Pd., Ph.D., selaku dosen pengampu mata kuliah
Teknik Bimbingan yang telah memberikan ilmu kepada mahasiswa magister
Bimbingan dan Konseling.
2. Teman-teman magister bimbingan dan konseling yang telah meluangkan
waktunya untuk berdiskusikan perihal isi dari makalah ini.

Yogyakarta, 30 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................1

C. Tujuan ........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Sejarah Model Pembelajaran Jigsaw .........................................................3

B. Model Pembelajaran Jigsaw ......................................................................3

C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Jigsaw .......................................................5

D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw ........................................5

E. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw.....................................................6

F. Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw .................................................6

BAB III PENUTUP ...............................................................................................8

A. Kesimpulan ................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pendidikan ialah “homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang
menekankan bahwa manusia adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif
terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok di terapkan di Indonesia karena
sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff
dimana siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan
kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, serta menguasai pengetahuan secara
mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk
mempelajari semua materi secara sendirian. Menurut Anita Lie dalam bukunya
“Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa metode pembelajaran koopertif
teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-
unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning teknik jigsaw.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sejarah model pembelajaran jigsaw?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran jigsaw?
3. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran jigsaw?
4. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran jigsaw?
5. Apa kelebihan model pembelajaran jigsaw?
6. Apa kekurangan model pembelajaran jigsaw?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah model pembelajaran jigsaw.

1
2. Untuk mengetahui model pembelajaran jigsaw.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran jigsaw.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran jigsaw.
5. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran jigsaw.
6. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran jigsaw.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Model Pembelajaran Jigsaw


Jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh Elliiot Aronson tahun 1971 dan dipublikasikan tahun 1978.
Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar
mengurangi rasa kompetensi pembelajaran dan masalah ras yang terdapat
disebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk
mengalami mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itupun
memunculkan intervensi dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah
tersebut. Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh
Slavin dan temen-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Pada tahun 1971 Aronson dan beberapa lulusan pembelajaran lainnya
menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan
usaha keras ini berhasil den-gan sukses. Pembelajaran yang pada awalnya
kurang berkomunikasi mulai berkomunikasi dan mulai bekerjasama.
B. Model Pembelajaran Jigsaw
Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi
kearah yang lebih baik. Model pembelajaran jigsaw adalah pembelajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan
materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota kelompok lain.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
berbicara, ataupun mendengarkan. Selain itu, siswa bekerja sama dengan
sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung

3
jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi
tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran jigsaw merupakan tipe model pembelajaran
kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6
orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif
dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain.
(Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang
lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan. (Lie,A. 1994).
Para anggota dari tim–tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswi itu
kembali pada tim /kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok
yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga
yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Pendidik
diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja
profesionalnya. (Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. 2018).

4
C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Jigsaw
Adapun ciri-ciri pada model pembelajaran jigsaw yaitu:
1. Setiap anggota tim terdiri dari 4-6 orang yang disebut kelompok asal.
2. Kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli.
3. Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai
keahliannya.
4. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan topik. Guru menuliskan topik tersebut di papan tulis dan
menanyakan kepada peserta didik apa yg mereka ketahui mengenai topik
tersebut.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kelompok ini dinamakan
kelompok asal.
3. Ketika peserta didik telah berkumpul pada kelompok asal, guru bisa
menginstruksikan ketua kelompok untuk membagi tugas anggotanya
sesuai dengan subtopik yg telah ditentukan.
4. Selanjutnya masing masing anggota pada kelompok asal memisahkan diri
& berkumpul dengan anggota kelompok asal yg lain yg memiliki subtopik
yg sama (kelompok ahli).
5. Pada kelompok ahli setiap anggota kelompok akan turut serta
mendiskusikan 1 subtopik yg sama.
6. Pada tahap ini guru dapat berkeliling ke masing masing kelompok ahli
untuk memantau jalannya diskusi.
7. Ketika diskusi pada kelompok ahli telah selesai, setiap anggota kelompok
ahli kembali ke kelompok asal.
8. Ketika semua anggota kelompok asal telah kembali maka masing masing
anggota ahli bergiliran menyampaikan ilmu yg didapat saat diskusi pada
kelompok ahli.
9. Pada tahap selanjutnya, guru bisa menginstruksikan kelompok asal untuk

5
merangkum hasil diskusi dan menuliskannya pada kertas.
10. Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas,
masing masing anggota kelompok asal akan bergiliran mempresentasikan
didepan kelas mengenai hasil rangkuman dari keseluruhan subtopik yg
telah mereka diskusikan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan
memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari. (Nurhadi, Agus
Gerrard. 2003).
E. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada
kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan
dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa percaya
diri dan hubungan interpersonal yang positif.
4. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing
kelompok.
5. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih
dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya.
6. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut
kepada teman kelompok belajarnya.
7. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok.
8. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. (Ibrahim, Muhsin dkk.
2000).
F. Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan
sulit dalam menyampaikan materi pada teman.
2. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi.

6
3. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli.
4. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai
antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.
5. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa
berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya.
6. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal
jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan
tugastugas dan pasif dalam diskusi.
7. Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode
sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan
berganti kelompok.
8. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum
terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat
juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang
sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh
Slavin dan temen-teman di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran
jigsaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan
bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya
lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Pada model pembelajaran tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga
yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arends. 1997. dalam http://matamatika-ipa.com


http://matematikaipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-
kooperatif-tipejigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/
Arends, Richard I. 2000. Classroom Instruction and Management. New York:
McGraw Hill
Hakim, N., Yudiyanto, Y., Sa’diah, H., & Setiana, E. P. (2020). Manual Book
Biology Scientific Camp: Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis
Outdoor Approach. BIODIK, 6(1), 12-22.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8458
Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press
Lie, Anita. 1994. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo
Nurhadi, Agus Gerrard. 2003. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. (2018). Penerapan Asesmen Berbasis
Portofolio Dan Jurnal Belajar Untuk Meningkatkan Kemampuan
Metakognitif Dan Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Perencanaan Pengajaran Biologi. Biodik, 2(2), 50 - 61.

Anda mungkin juga menyukai