Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN PAI


“STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW”
DOSEN PENGAMPU:ARDIANSYAH AGUSMANTO S.Pd.I.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 05

1) ANA AGUSTIM ASRA (T.PAI.I.2019.092)

2) SITI AISAH (T.PAI.I.2019.088)

JURUSAN TARBIYAH

SMESTER IV PAI C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

SYEH MAULANA QORI (STAI SMQ) BANGKO

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahamat serta karunianya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya.dan adapun judul makalah yang telah kami susun yaitu “strategi pembelajaran
kooperatif jigsaw”.sebagai tugas kelompok mata kuliah strategi pembelajaran PAI.

Makalah ini berisikan tentang informasi seputar materi yang membahaskan


tentang persoalan pendidikan.saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,oleh karena itu kami mohon kepada pembaca agar memberikan kritik atau
saran terhadap penulisan makalah ini.

Akhir kata,kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membaca.

Bangko, April 2021

Penulis

ii
1. KATA PENGANTAR...........................................................................

2. DAFTAR ISI.........................................................................................

3. BAB I PENDAHULUAN..................................................................

4. BAB II PEMBAHASAN.....................................................................

5. BAB III PENUTUP.............................................................................

6. DAFTAR ISI.......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

 Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan ialah
“homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa manusia
adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok
di terapkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai
gotong royong.

Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff dimana


siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan
pembelajaran. Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, serta  menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak
mungkin diperoleh bila  mereka mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.

            Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa
metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok,
tetapi ada unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap cooperative learning teknik jigsaw.

B. Rumusan Masalah

            Dalam pembuatan makalah ini penulis merumuskan beberapa rumusan masalah
sabagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?


2. Bagaimana langkah-langkah metode jigsaw?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode jigsaw?
4. Apa materi yang cocok untuk diterapkan dengan metode jigsaw?
 

[1]
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Jigsaw

Secara bahasa,jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebut nya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka teki menyusun potongan
gambar.pengajaran dalam model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji
(zigzag),yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan carabekerja sama dengan
siswa lain untuk mencapai tujuanbersama.

Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan
saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam
penerapannya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari tim ahli
sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh guru maksimal lima pertanyaan sesuai dengan
jumlah ahli tim.

2.Sejarah Jigsaw

Teknik jigsaw merupakan salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh Aronson tahun 1971 dan dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya
penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi
pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin, Texas.
Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun
memunculkan intervensi dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut.

Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan afrika, keturunan hispanik
(latin), dan pembelajar kulit putih amerika untuk yang pertama kalinya berada dalam sebuah
kelas bersama-¬sama. Situasi semakin memanas dan mangancam lingkungan belajar
mereka. Dan pada tahun 1971 Aronson dan beberapa lulusan pembelajar lainnya
menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini
berhasil dengan sukses, pembelajar yang pada awalnya kurang berkomunikasi mulai
berkomunikasi dan mulai bekerja sama. 

Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok pembelajaran (kelompok jigsaw)


dimana tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa memandang ras, mereka
digabungkan menjadi sebuah grup dan wajib berkerjasama diantara anggotanya agar
mencapai sukses akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas tradisional dimana
pembelajar--pembelajar bersaing secara individu, pembelajar-¬pembelajar di dalam kelas. 

[2]
Wardani mengatakan bahwa teknik jigsaw adalah salah satu cooperative learning
mendorong pembelajar aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Dimana dalam belajar teknik jigsaw terdapat tahap-¬tahap
dalam penyelenggaraannya yaitu : 
a. Pengelompokkan pembelajar. 
b. Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok. 
c. Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli. 
Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri dari pembelajar
heterogen , ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan,
tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok asal yaitu masing¬ masing
kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau dari kemampuan dan jenis kelamin
yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah yang berbeda. 
a. Pemberian tes/kuis. 
b. Perhitungan penghargaan kelompok. 
Hariyanto menyatakan bahwa metode cooperative learning . Pengertian Metode
Jigsaw merupakan model belajar dimana pembelajar belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama saling bergantung
positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok asal bertemu dalam
kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada masing¬masing anggota
kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada masing¬-masing anggota
kelompok dan bertanggung jawab atas bagian dari materi belajar yang ditugaskan kepadanya.
Setelah pembahasan tugas seleseai kemudian kembali ke kelompok semula (asal) dan
menjelaskan pada teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi.

3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw 

Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw langkah-langkah yang harus dilakukan antara


lain : 

1) Pembelajaran jigsaw diawali dengan pengenalan topik. Guru menuliskan topik tersebut
di papan tulis dan menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai
topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur
kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru. 
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang akan dibahas
yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Kelompok ini dinamakan
kelompok asal. 
3) Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk menentukan topik yang
akan dibahas. 
4) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian pertama maka
akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat undian kedua maka akan
membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini dinamakan kelompok ahli
yang bertanggung jawab untuk mengkaji secara mendalam topik yang mereka dapatkan.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikannya 

[3]
5) Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali kekelompok
asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari kelompok ahli. Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi. 
6) Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas. Selanjutnya,
guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah
dipelajari.Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara
a. Pengelompokkan Homogen 
Instruksi : Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para
peserta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh
karena itu, semua peserta yang membaca bab 1, bab 2, dst, akan ditempatkan di kelompok
yang sama. 
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama,
berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja. 

Kelebihan : Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif yang


ber¬beda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman
yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan
proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana. 

Kelemahan : Fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.


 
b. Pengelompokkan Hiterogen 
Instruksi : Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk
bersama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu
yang telah membaca bab 1, satu yang telah membaca bab 2, dsb. Sediakanlah empat kertas
lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4
dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai bab
yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”. 

Kelebihan : Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan, memberikan


peserta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca. 

Kelemahan : Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat
dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam
berbagi informasi. 

4.Kelemahan dan Kelebihan Metode Jigsaw 

Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan dengan lancar. Ada
beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya
peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa
kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Faktor
penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini membutuhkan waktu yang lebih

[4]
banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan beban
kurikulum. 

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: 


1) Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok 
2) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah 
3) Menerapkan bimbingan sesama teman 
4) Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi 
5) Memperbaiki kehadiran 
6) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar 
7) Sikap apatis berkurang 
8) Pemahaman materi lebih mendalam 
9) Meningkatkan motivasi belajar 
10) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif 
11) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok 
12) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain 
13) Setiap siswa saling mengisi satu sama lain. 

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut. 


1) Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan
pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru; 

2) Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilanketrampilan


kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirksn kelompok akan
macet 
3) Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai 

4) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada
anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugastugas dan pasif dalam
diskusi
 
5) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model
pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. 
 BAB III

PENUTUP 

 A. Kesimpulan 
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari
bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti
melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang
berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam
jenis metode pembelajaran kooperatif. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif
di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar
kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh
apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Metode ini
dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan
kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi
menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang
heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. 

 B. Saran 
1. Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada siswa
sebelum          menerapkannya, agar siswa tidak binggung. 
2. Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam
model ini. 
3. Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa biasa melihat guru/papan tulis
dengna jelas, biasa melihat rekanrekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam
jangkauan kelompoknya dengan merata. 
4. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu digunakan atau diterapkan karena suasana
positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran
dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir
serta meningkatkan keaktifan. 
DAFTAR PUSTAKA 

 Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006
http:///sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-metode-jigsaw:
Diakses pada tanggal 07 Maret 2012 

www.kabarpendidikan.blogspot.com,www.arminaperdana.blogspot.com,www.kmpmalang.c
om : Diakses pada tanggal 07 Maret 2012 

http://carapedia.com/model_pembelajaran_jigsaw_info587.html : Diakses pada tanggal 07


Maret 2012 http://infoini.com/2012/pengertian-metode-jigsaw.html : Diakses pada tanggal
07 Maret 2012 Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT
Indeks. 

http://matematikaipa.com/pembelajarankooperatifmodelpembelajarankooperatiftipejigsaw-
kelebihandankelemahantipejigsaw
/ http://kabarpendidikan.blogspot.com/2011/24/pembelajarandenganmetodejigsaw.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai